Senin, 30 April 2018

Khotbah Minggu 29 April 2018 Nyanyikanlah Pujian Syukur Bagi Tuhan1 Tawarikh 16:7-13


Daud seorang yang mengutamakan Tuhan. Setelah selesai peletakan Tabut Allah di kemah yang disediakan dan ritual mempersembahkan korban dilaksanakan, Asaf dan saudara-saudara sepuaknya disuruh Daud untuk menyanyikan syukur bagi Tuhan.
Nyanyian syukur ini bersumber dari beberapa mazmur. Ayat 8-22 dari Mzm. 105:1-15, memuji-muji Tuhan yang sudah berkarya dalam sejarah Israel mulai dari Abraham sampai menjadi bangsa yang besar. Ayat 23-33 dari Mzm. 96, puji-pujian kepada TUHAN yang mulia, besar, dahsyat. Ayat 34-36 dari Mzm. 106:1, 47-48, puji-pujian sebab Tuhan, Allah baik.Dengan merenungkan mazmur pujian Asaf, kita bisa membayangkan suasana sukacita saat raja Daud dan bangsa Israel telah berhasil memindahkan tabut Allah ke Yerusalem. Sudah begitu lama tabut berada di tempat yang tidak semestinya, kini tabut ada di Sion, kota Daud, ibukota Kerajaan Israel. Asaf mengajak umat untuk bersyukur bagi Tuhan sebab Tuhan sudah mengikatkan perjanjian dengan Abraham, Ishak, Yakub menjadi perjanjian kekal. Berkaitan dengan perjanjian ini, Tuhan memberikan tanah milik pusaka dan kerajaan dan raja-raja, nabi-nabi yang melindungi umat-Nya. Selanjutnya Asaf mendorong segenap bumi bernyanyi bagi Tuhan dan juga menceriterakan kemuliaan dan perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa. Asaf juga mengajak bangsa-bangsa datang dan mengakui bahwa Tuhan itu Raja. Kemudian Asaf menutup dengan ajakan untuk bersyukur Tuhan itu baik, kasih setia-Nya selama-lamanya, Ia adalah Tuhan, Allah, Penyelamat umat.
Semua orang harus mengucap syukur, bahkan langit dan bumi beserta segala ciptaan harus mengucap syukur. Pada ayat 12 dikatakan bahwa orang-orang pilihan-Nya mengucap syukur kepada Tuhan. Artinya hanya orang-orang pilihan saja yang mampu mengucap syukur kepada Allah. Mengucap syukur tidak cukup hanya dengan mengangkat tangan dan bernyanyi bagi Dia, tetapi ada sikap lain yang menunjukkan bahwa kita mengucap syukur.
Lalu bagaimana cara kita mengucap syukur kepada Allah? Cara kita mengucap syukur kepada Allah dimulai dengan:
Memanggil Nama Tuhan (Ayat 7-8)
                Dalam budaya orang Israel yang bertugas untuk mengangkat Tabut Perjanjian adalah suku Lewi. Artinya mereka adalah orang-orang yang dikhususkan untuk melayani Tuhan dan Bani Asaf untuk pertama kalinya dipercayakan oleh Daud untuk mengangkat Tabut Allah dan menyanyikan nyanyian syukur kepada Allah. Dalam ayat 8 berkata bersyukurlah kepada-Nya dan panggil nama Tuhan.
Pada saat kita memanggil nama Tuhan, hal ini menandakan bahwa kita sedang mengucap syukur kepada Allah. Sebab itu Mazmur berkata bersyukurlah kepada Tuhan, dan dimulai dengan memanggil nama-Nya. Memanggil dapat diartikan alamat dan untuk menuju sebuah alamat, harus ada tujuan yang jelas. Dengan demikian, ketika kita memanggil seseorang, kita harus menyebut namanya. Begitu juga pada saat kita memanggil nama Tuhan, kita harus menyebut nama-Nya dan fokusnya harus jelas yaitu kepada Tuhan dan Daud mempraktekkan hal ini. Sehingga mengucap syukur tidak hanya mengangkat tangan melainkan memanggil nama-Nya dan pada saat mengucap syukur kepada Allah jangan kita fokus kepada hal-hal lain. Jangan fokus kepada orang lain tetapi fokuslah kepada Allah.
Memperkenalkan Perbuatan-Nya (Ayat 8)
Memperkenalkan perbuatan-Nya artinya memberitahukan agar semua orang tahu tentang perbuatan Allah. Memperkenalkan juga berarti mempromosikan Tuhan kepada orang lain dan hidup kita adalah untuk mempromosikan perbuatan Tuhan. Untuk dapat mempromosikan sesuatu harus ada sumber atau buktinya. Begitu juga ketika kita mempromosikan Tuhan, kita harus memiliki bukti atau sumber yang dapat dipercaya dan sumber promosi itu diri kita sendiri. Pada saat kita memperkenalkan Tuhan, kehidupan kita juga harus menunjukkan bahwa kita adalah orang percaya dan orang lain pun akan memuliakan Tuhan.
Memperkenalkan Tuhan adalah tanda bahwa kita mengucap syukur kepada Allah. 1 korintus 14:16 mengajarkan kepada kita bahwa untuk memperkenalkan Tuhan harus dengan bersuara tidak dilakukan di dalam hati agar setiap orang yang ada disisi kita dapat mendengar apa yang kita katakan. Jadi mengucap syukur bukan hanya memanggil nama-Nya tetapi memperkenalkan Tuhan.
Mempercakapkan Segala Perbuatan-Nya (Ayat 9)
Mempercakapkan artinya membicarakan, mengupas atau memperbincangkantentang perbuatan Tuhan. Mazmur berkata percakapkanlah perbuatan-Nya yang ajaib dan kelahiran kita pun adalah sebuah keajaiban dari Tuhan. Sebagai orang Kristen kita harus mempercakapkan tentang perbuatan Tuhan saat kita sakit, atau ketika Tuhan menolong kita dalam keadaan sulit. Dengan demikian, orang lain pun akan merasakan tentang kebaikan Tuhan dan kita dapat menyaksikan kebaikan Tuhan kepada orang lain.
Selalu Bermegah Di dalam Tuhan (Ayat 10)
Bermegah dapat diartikan adanya suatu kebanggaan. Pada saat kita bangga pada seseorang, kita pasti akan membicarakannya terus menerus. Begitu juga pada saat kita bangga memiliki Tuhan, kita akan membicarakan Tuhan secara terus menerus tanpa rasa takut. Pada saat kita bangga kepada Tuhan, kita sedang mengucap syukur kepada-Nya. Yesaya 45:25 berkata “Tetapi seluruh keturunan Israel akan nyata benar dan akan bermegah di dalam Tuhan”. Artinya seluruh manusia di muka bumi ini akan bermegah di dalam Tuhan dan kita adalah orang-orang yang ada di dalamnya, yaitu orang-orang pilihan-Nya. Dan kita dapat berkata bahwa bukan karena kuat kita melainkan Allah yang ada dalam hidup kita.
 Mau Dipimpin Oleh Tuhan (Ayat 11)
Mengucap syukur tidak hanya bermegah di dalam Tuhan tetapi juga mencari Dia adalah tanda kita mengucap syukur. Dalam 1 Tawarikh 14:10-14, dikisahkan bahwa Daud sebelum berperang melawan orang Filistin, ia bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan dan Tuhan menjawabnya. Sehingga Daud mengalami kemenangan. Hidup kita juga harus seperti demikian, mencari Tuhan selalu. Orang yang mencari wajah Tuhan adalah ciri orang yang mau dipimpin oleh Tuhan dan Daud melakukannya.
Untuk melakukan segala sesuatu, kita perlu bertanya kepada Tuhan. Sebab hanya Tuhan saja yang akan memberikan jawaban pasti kepada kita. Bahkan dalam kisah ini, Allah memberikan strategi yang baik kepada Daud untuk melawan orang Filistin. Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa ada ide-ide baru dan tidak terbatas yang Tuhan beri ketika kita datang mencari Tuhan. Saat kita datang kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberi jawaban.
 Ingatlah ! Akan Tuhan (Ayat 12)
Pada saat mengucap syukur kepada Tuhan, itu tandanya kita mengingat akan Tuhan. Mengingat artinya tidak lupa dan saat kita  mengingat Tuhan, kita tidak lupa akan perbuatan-Nya kepada kita. Jangan lupa akan kebaikan-Nya dan ingatlah atas pertolongan-Nya kepada kita. Tetapi terkadang manusia sering lupa bahkan sengaja melupakan kebaikan yang sudah diterima daripada Tuhan.  Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah mengecewakan kita.
Mazmur 77:12 berkata “Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala”. Ingat bahwa dari awal kejadian hidup kita pun itu merupakan kebaikan Allah yang perlu kita syukuri (Mazmur 139:13-14). Bahkan sampai sekarang pun Allah masih tetap sama, memimpin dan menyertai bahkan janji-Nya kekal sampai selamanya.
Sebab itu marilah kita mengucap syukur kepada Allah sebagai tanda kita berkarya maksimal bagi Dia dalam kehidupan kita sehari-hari lewat memanggil nama Tuhan, memperkenalkan perbuatan-Nya, mempercakapkan segala perbuatan-Nya, mau dipimpin oleh Tuhan, dan ingat akan Tuhan.
Mencari Tuhan adalah sebuah kebutuhan, keharusan dan juga perintah bagi semua manusia.  Selagi ada waktu dan kesempatan marilah kita mencari Tuhan dengan seluruh keberadaan hidup kita, bukan hanya sebatas formalitas atau lahiriah saja, melainkan harus melibatkan hati dan pikiran, sebab  "TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9).  Jangan sampai kita hanya datang mendekat kepada Tuhan secara lahiriah sementara hati dan pikiran jauh dari Tuhan, seperti yang diperbuat oleh bangsa Israel:  "...bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,"  (Yesaya 29:13).  Ibadah yang demikian adalah kebencian Tuhan.  "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu."  (Amos 5:21).
     Biarlah teguran Tuhan ini menjadi peringatan keras bagi kita supaya kita tidak lagi bermain-main dengan ibadah kita.  Tuhan menegur bukan berarti Dia kejam dan tidak mengasihi kita, justru menunjukkan bahwa Tuhan sangat mempedulikan kita.  "...perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,"  (Amsal 6:23).  Karena itu carilah Tuhan segera selagi Ia berkenan untuk kita temui.
Berbahagialah orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati!  
Mazmur 119:2
 Amen
                                                                         



Tidak ada komentar: