Ditengah penghukuman umatNya, Allah memperlihatkan kasih setiaNya,
bahwa Dia akan memulihkan umatNya, yaitu perjanjian rohani yang di tuliskan
dalam hati mereka dan bukan lagi perjanjian hukum yang tidak mampu mereka pelihara. Tuhan menggenapi
perjanjianNya ini dengan kedatangan Yesus Kristus yang menjadi keselamatan bagi
umat yang mau dituntun oleh Tuhan.Dalam
janji keselamatan itu Tuhan yang akan membimbing umatNya mendapatkan
keselamatan dan kehidupan yang penuh sukacita. Tuhan menyediakan harapan baru.
Sebab Tuhan akan menjadi penjaga bagi umatNya seperti seorang Bapa dan juga
gembala. Tuhan akan menghibur, memuaskan dan menebus umatNya.
Melalui nas ini kita diajak untuk meneliti iman kita kepada
Tuhan.
Sejauhmana kita mempercayai dan menghidupi janji setia Tuhan dalam hidup kita.
Dalam penyataan kasih setia Tuhan ini, umat diajak untuk bersukacita sementara
mereka berada dalam penderitaan di pembuangan. Maka muncul pertanyaan: “bagaimana bersukacita di tengah
penderitaan?”Ketika pergumulan, penderitaan kita hadapi dalam hidup ini,
mampukah kita meyakinkan diri kita bahwa kasih setia Tuhan akan
memberikan pertolongan pada waktunya? Sebagaimana Paulus
menuliskan “bersukacitalah senintiasa di dalam Tuhan” (Flp. 4:4). Ini adalah sikap yang hendak
diperlihatkan nas ini bagi kita untuk menjalani kehidupan ini. Bahwa kita
adalah umat yang bersukacita, apapun yang terjadi tidak akan menyurutkan kita
untuk bersukacita sebab kita percaya akan perbuatan Tuhan yang besar.
Kita memiliki
alasan yang kuat mengapa kita senantiasa bersukacita:
1. Tuhan
telah menghancurkan penghalang sukacita kita. Dosa adalah sumber penderitaan. Inilah yang terjadi pada umat
Israel, bahwa penderitaan yang mereka hadapi hingga sampai di pembuangan karena
dosa mereka. Hidup yang mengabaikan perintah Tuhan itu sama artinya kita
mengubur dalam-dalam hidup yang berbahagia dalam hidup kita.Namun, dalam
keberdosaan manusia, Tuhan datang dengan kasih setiaNya memberikan pengampunan
dosa bagi kita. Karena Tuhan tahu manusia tidak akan bisa selamat dari hukuman
dosa jika bukan Tuhan yang menyelamatkan. Sehingga kita bersyukur oleh sebab
kasih Tuhan yang besar melalui anakNya Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus
kita dari kutuk dosa.Ini adalah alasan
utama mengapa kita bersukacita dalam hidup ini, sebab halangan utama yang
membuat manusia itu menderita yaitu dosa telah diruntuhkanNya. Sehingga kita
dengan penuh semangat dapat memasuki hidup yang penuh sukacita.
2. Tuhan
menyediakan sukacita bagi kita
Tuhan adalah
sumber sukacita. Jika kita telah hidup dalam pengampunan dosa dari Tuhan, maka
Tuhan memberikan kepastian pada kita bahwa Tuhan senantiasa menuntun kehidupan
kita. Bahwa Dia akan menjadi Bapa dan Gembala yang memastikan masa depan yang
baik bagi kita. Ketika dengan yakin dan
tulus mempercayakan hidup kita pada Tuhan, maka Dia akan memberikan
kepuasan dan penghiburan kepada kita. Kuncinya adalah kita mau datang dan
menyerahkan hidup kepadaNya.
Pengharapan, iman kita kepada Tuhan Yesus tidak akan mengecewakan.
Sebab hanya dari Tuhan saja kita dapat menerima segala kebaikan dalam kehidupan. Sehingga walaupun kita sedang
berada pada pergumulan hidup, kita yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang
terbaik bagi kita. Inilah alasan mengapa kita harus bersukacita. Maka orang
yang mempercayakan hidupnya kepada Tuhan tidak akan mau ditindih, dibebani dan
di tekan oleh kesusahan, sungut-sungut. Namun sebaliknya, kita akan pegang
teguh keyakinan akan apa yang Tuhan katakana dalam nas ini: “umat-Ku akan menjadi kenyang dengan
kebajikan-Ku”
Hukuman Allah
menyadarkan mereka setelah mengalami penderitaan yang mereka terima di Babel.
Dibalik penderitaan itu, mereka membangun sebuah pengharapan, munculnya
penyelemat yang membebaskan mereka. Sukacita menjadi bagian kerinduan mereka.Kata membebaskan dan menebus, biasanya
dipergunakan untuk pembebasan dalam bidang sekuler, seperti penebusan harta
milik yang digadaikan, penebusan budak. Penebusan ini biasanya dilakukan oleh
anggota keluarga terdekat. Kata-kata ini sangat akrab bagi umat Israel, maka
teologia juga memakai kata ini untuk menyatakan perbuatan tangan Allah atas
Israel dari perbudakan Mesir. Dalam ay.
7 istilah ini digunakan untuk orang Israel di pembuangan Babel. Allah
menjadi ‘anggota keluarga’ mereka, menebus mereka dari perbudakan.
Pengalaman
dikeluarkan atau dibebaskan banyak mempengaruhi jiwa seseorang. Orang sembuh
dari sakit akan lebih menghargai kesehatan dibanding yang belum mengalaminya.
Seorang ibu yang mempunyai bakat stroke masih ‘bandel’ dengan memakan
pantangannya, tetapi begitu ada serangan stroke, dia jera dan berhenti memakan
semua jenis makanan yang dapat membuat penyakitnya makin parah. Dia diubah oleh
sakit yang luar biasa, dia membangun harapan di tengah kelemahannya. Dalam
istilah hukum, hukuman membuat si terdakwa sampai pada efek jera.
Ketika Yeremia
menggambarkan kepulangan para buangan dari Babel ke Israel, ada ajakan sukacita
bagi keturunan Yakub. Biarlah keluh kesah mereka, sakit penyakit dan
derita mereka diganti dengan sorak sorai, karena Allah yang bertindak membawa
mereka pulang, membayar hutang mereka dan menebus mereka dari perbudakan Babel.
Allah lah satu-satunya keluarga dekat mereka, menebus mereka dari perbudakan
Saat seseorang keluar dari RS dengan kondisi sehat, akan terlihat wajah
sumringah karena gembira meliputi hatinya, orang keluar dari penjara akan ada cahaya optimis di wajahnya,
apalagi jika keluar dari sebuah perbudakan panjang, bukankah kegembiraan
meliputi hati, jiwa dan pikiran untuk
terus tersenyum menjalani masa depan bersama Tuhan yang rela menjadi
anggota keluarga membayar seluruh hutang-hutang? Kegembiraan sangat sempurna
ketika ada penebusan dari ketidakmampuan. Hanya dalam mimpinya Martin Luther
King menyatakan penebusan Allah pada kulit hitam untuk menjadi warga yang sama
dengan kulit putih, di Amerika Serikat, sudah terlihat nuansa kegembiraan bagi
suku tersebut dengan tetap optimis berjuang di negara berkulit putih itu. Janji
keselamatan dari Allah membawa jaminan dan kegembiraan. Maka satu-satunya
pengharapan kita untuk ditebus dari perbudakan dosa hanya pada Allah keluarga
terdekat kita.
Inilah
panggilan bagi orang yang berduka, menderita, tertindas dan mengalami sakit
penyakit karena kesalahan masa lalu kita, Tuhan membawa pengampunan bagi kita,
Tuhan memulihkan jiwa kita yang kering, Tuhan menebus kita dari dosa maut,
membayar hutang kita dengan darah Yesus Kristus. Tidak ada lagi tangisan, hanya sorak-sorai bagi mereka yang memiliki
DNA Yesus Kristus. Jangan terlalu percaya dengan kata-kata manis yang
dijanjikan dunia, tapi mari tetap dengar-dengaran dengan suara Roh yang
mengingatkan kita akan ketidakbenaran supaya hidup seturut dengan kebenaran
Allah.
Allah tidak hanya menebus kita dari penderitaan, Dia juga menyediakan segala
yang perlu bagi kita, saat kita dibawa pulang. Dalam ay. 10-14 ada ungkapan
kesejahteraan. Yeremia menggambarkan kemakmuran umat Israel pada masa depan dan
kegembiraannya di atas bukit Sion. Bila dibandingkan keluaran dari Mesir, maka
pemulangan dari Babel akan lebih hebat, di mana Tuhan memberi umatNya
kelimpahan makanan dan kemakmuran harta benda lainnya. Dia juga bertindak
menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Nya. Keluarbiasaan terjadi bagi
bangsa yang telah dipilihNya.
Bangsa pilihan Allah selalu mandapat perlakuan istimewa dari Allah. Dia
menebus Yakub dari tangan orang yang lebih kuat darinya (11), menyediakan
gandum, anggur dan minyak, anak-anak kambing domba dan lembu sapi (12); hidup
mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik. Istilah ini sangat tepat bagi
Israel yang curah hujannya rendah dan jarang diharapkan. Dengan perlakuan
istimewa ini semua kalangan, semua usia dapat bersukacita (13) karena kebajikan
Tuhan yang diberi pada mereka. Tuhan melimpahkan anugerahNya bagi imam dan umat
(14).
Banyak
pengalaman pahit yang kita lalui sebagai umat percaya. Dalam epistel (1
Tesalonika 2, 13-20) dikatakan bahwa percaya dan beriman pada Tuhan tidak
membuat jemaat Tesalonika tenang dan damai, sebaliknya mendatangkan kesusahan
dan penderitaan oleh karena kejaran dari penguasa dunia. Ada yang tidak dapat
menjabat jabatan tertentu karena beriman pada Tuhan Yesus. Ada tawaran pindah
agama supaya mendapat posisi yang baik di negara ini, ada juga ketidak nyaman
tinggal karena ketidakbebasan beribadah, kekeransan dan ketidakadilan yang
diterima oleh umat percaya. Dibalik
semua penderitaan ini, Tuhan menjanjikan kesejahteraan dan kemakmuran. Dia
telah menebus kita dari utang dosa dengan darahNya yang kudus. Kita akan terus
membangun tangga pengharapan kita dalam arak-arakan menuju kekekalan sebab,
tangan Allah sendiri yang membawa kita keluar dari penderitaan, menuju sukacita
surgawi bersama pasukan orang benar. Kita terpanggil menjadi pasukan khusus
melawan ketidak-benaran memenangkan sukacita dalam Kristus. Selamat berjuang,
Tuhan memberkati! Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar