Selasa, 03 April 2018

Khotbah Keb. Rumah Tangga 6-8 Mart 2018 Fil 3: 13-16

1.Melupakan apa yang ada di belakang (13-14)
Dalam hal ini Paulus ingin menjelaskan kepada kita untuk melupakan semua kehidupan lama kita dan mengarahkan pendangan kita kepada Tuhan. Misalnya Paulus melupakan atau melupakan kesejajarannya dalam ilmu agama, dan dia juga tidak mengigat lagi latar belakang dia yang adalah orang Farisi yang terpadang di mata masyarakat. Bahkan setelah bertobat ia tidak lagi mengigat kesalahan yang dilakukannya dalam penganiayaan. Kerena dia percaya bahwa Tuhan sudah menebus semuanya itu.

2.Mengarahkan pandagan kepada Tuhan. (13)
Mengarahkan diri kedepan yaitu menjalankan misi yang ada di dalam kehidupan kita yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Hidup yang mengarahkan pandangan kepada Tuhan adalah hidup yang berfokus kepada Allah hidup yang akan semakin mengenal Dia. Hidup yang berfokus kepada Tuhanakan membuat kita semakin kuat dalam menjalani kehidupan kita, hidup yang berfokus kepada Allah juga artinya hidup yang berkemenangan.
Meimiliki ketekunan. Ketekunan adalah modal untuk sukses, tanpa ketekunan mustahil kita bisa merain kemenangan. Ketekunan memiliki arti rajin dan bersungguh-sungguh dalam mengerjaannya, dengan melakukan kehendak Tuhan.
Hiduplah dengan berfokus kepada Allah dan hendaklah kehidupan kita berpadanan dengan Kristus yang adalah Juru Agung dalam kehidupan kita. 
Dalam dunia pendidikan ada istilah yang mengatakan “Belajar sepanjang Hayat” (life long learning). Akan selalu ada hal-hal yang baru untuk kita pelajari  dalam kehidupan ini. Sehingga usia tidak akan membatasi seseorang untuk belajar. Tidak akan ada orang yang tamat dalam mempelajari apa yang ada dalam kehidupan ini.
Lebih dalam lagi, kita juga hendak menggumuli panggilan kita sebagai seorang Kristen. Dalam surat Paulus kepada jemaat Filipi ini kita diingatkan dalam hal iman kita kepada Tuhan ada banyak yang harus kita pelajari. Terus berusaha dengan sungguh-sungguh mencapai kemenangan iman kita.

Paulus menggambarkan pengajaran ini seperti seorang pelari dengan kesungguhan untuk mencapai garis akhir. Sang pelari tidak tidak terusik akan apa yang terjadi sebelumnya, apakah dulu dia penah menang berkali-kali ataupun kalah berkali-kali. Namun, apa yang di depannya dia akan bersungguh-sungguh untuk mencapainya.
Demikian halnya dengan iman kita kepada Tuhan, bahwa tidak ada dari kita yang telah sempurna dalam panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Namun kita dengan sungguh-sungguh mau seperti yang dikehendaki oleh Kristus. Selama kita hidup kita bersungguh-sungguh supaya pada saatnya kita memperoleh kemenangan iman, yaitu panggilan sorgawi melalui Tuhan kita Yesus Kristus.
Sehingga jangan ada dari antara orang Kristen yang merasa bangga dan hebat akan imannya. Merasa diri telah sempurna sebagai seorang Kristen. Namun, kita diingatkan Firman Tuhan bahwa selama kita hidup maka selama itu pula kita berada pada lintasan pertandingan. Kesempurnaan kita menjadi seorang Kristen hanya terbentuk ketika kita mau sungguh-sungguh menjadi sempurna, atau jika kita contohkan dalam bahasa yang lain “kita bisa pintar hanya ketika kita sungguh-sungguh mau menjadi orang pintar” – “kita bisa sukses hanya ketika kita sungguh-sungguh mau menjadi orang sukses”. Kata kuncinya adalah “Kesungguhan”.

Kesungguhan kita menjadi seperti yang dinginankan Yesus, inilah lintasan pertandingan yang sedang kita lalui dalam hidup ini. Bersungguh-sungguh menjadi seorang pengikut Yesus, tidak melihat apa yang di belakang, tetapi melihat apa yang ada di depan. Apa yang telah terjadi sebelumnya dalam hidup kita mungkin bisa sangat menyakitkan, sangat menyusahkan, kita bersusah hati, menderita ataupun sebaliknya kita sangat bersukacita dengan berbagai alasan, namun apapun yang telah terjadi kita di ajak melihat ke depan.
Ketika kita terpaku pada kesuksesan maupun kegagalan pada masa lalu akan menghentikan langkah kita maju ke depan mencapai garis akhir. Suka atau duka yang terjadi di belakang kita tidak akan menyurutkan kesungguhan kita menjadi seorang yang di kehendaki oleh Yesus. (Ibrani 12: 1-3). Mari kita belajar dari Tuhan kita Yesus Kristus yang telah memberikan kita teladan terbaik, bahwa Dia bertekun melaksanakan misiNya. Amen


Tidak ada komentar: