Hidup yang
dihiburkan
Setiap Orang Tentunya menginginkan hidup dalam sukacita, namun ternyata keinginan
itu bukan hanya datang dari diri kita saja, tetapi Tuhan juga menginginkan kita hidup dalam penuh dengan
sukacita. Bahkan, keinginan Tuhan jauh lebih besar supaya kita bersukacita
dalam hidup ini. Itulah sebabnya mengapa Tuhan menyatakan diriNya melalui Tuhan
kita Yesus Kristus dan mati di kayu salib untuk keselamatan manusia.
Sebagaimana dikatakan oleh Tuhan Yesus “tidak ada kasih yang lebih
besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15: 13).
Jika kita memperdalam nas kita ini, bahwa perjalanan bangsa
Israel menjadi pelajaran berharga bagi kita saat ini. Bagaimana bangsa itu
dituntun Tuhan menjadi umat yang di
berkati, menjadi bangsa yang besar. Namun, kita melihat apa yang terjadi,
mereka menjadi bangsa yang terbuang, bangsa
yang menderita, bangsa yang terhina.
Mengapa mereka
menjadi seperti itu? Inilah contoh umat yang mengsia-siakan kasih Tuhan, bangsa
yang tidak lagi mengenal Tuhan. Mereka
hanya mengenal Tuhan dari luar, namun dari dalam diri dan dari perbuatan
mereka sama sekali menjadi bangsa yang
tidak mengenal Tuhan. Inilah yang dinamakan “kebiasaan yang tidak
berbuah”.
Hal seperti
ini penting untuk kita dalami, bisa saja karena kita sudah terbiasa dengan
kegiatan keagamaan sehingga kita jatuh kepada rutinitas tanpa buah dalam sikap,
perilaku dan pengharapan kepada Tuhan.
Apa yang telah
terjadi pada umat Israel, yang walaupun mereka telah jatuh ke dalam dosa yang besar. Namun ternyata kasih Tuhan
tetap kepada umatNya, maka Tuhan membuat perjanjian yang baru, yaitu umat yang
di bangun dari kebenaran Tuhan. Dalam
nas ini sudah sangat jelas bagaimana Tuhan membangun suatu kerajaan yang
megah dengan batu-batu yang mahal dan orang yang mendiami kerajaan itu akan
aman tanpa rasa takut.
Janji
keselamatan itu pun telah di genapi di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Bahwa
Dia adalah yang paling berharga dalam hidup kita, hanya di dalam Dia kita
mendapatkan perlindungan, ketenangan dan kedamaian. Yesus Kristus adalah tempat
kebahagiaan kita, tempat sukacita kita, tempat untuk memberkati dan penyelamat
kita.Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata “sebab di luar Aku, kamu tidak
dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15:
5), selanjutnya Tuhan Yesus juga berkata “supaya sukacitaKu ada di
dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15: 11).
Bukan hanya
keinginan Tuhan yang begitu besar supaya kita hidup dalam sukacita tetapi juga
Tuhan memberikan jalan dan memanggil kita untuk masuk ke dalam sukacita yang
berasal dari Tuhan. Maka, bagaimana kesungguhan kita untuk tetap menyatu dan
bersama dengan Tuhan Yesus sepanjang hidup kita? Disinlah letak sukacita
itu. Karena Allah itu bertindak
sebagai pembebas. Tentu pembebasan yang dianugrahkan oleh Tuhan adalah untuk
membaharui hidup manusia menjadi lebih baik.
Dan selanjutnya manusia itu diharapkan menjadi murid
yang taat,
royal kepada tuntunan Tuhan. Dan inilah yang harus diwatakan kepada manusia,
hanya Tuhan yang menjadi sumber
sukacita, sumber kebebasan abadi ketika kita tetap yakin dan percaya kepada
Tuhan. Deutero Yesaya (Yes 40-55) menggarisbawahkan bagaimana jiwa manusia yang
dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasan kebangsaan dan agama di bawah
pembebasan Allah yang tidak tertahankan itu.
1. Teks ini dituliskan pada jaman pembuangan
di Babel. Israel sudah ditaklukkan dan Kota Sion Yerusalem telah menjadi
puing-puing. 2. Harus diakui bahwa pembuangan adalah akibat dari dosa-dosa mereka
(lih.1: 2-9: mereka memberontak, jahat; 1:21 Yerusalem menjadi sundal, tidak
ada keadilan, 2:6: melakukan praktek tenung, 3: 16:-4:1 wanita Sion menjadi
sombong..dsb).
3. Fakta itu jelas mereka pahami. Tapi
yang menjadi persoalan sekarang adalah mereka memahami bahwa Tuhan sedang
menghukum mereka dan menghabisi mereka dengan kesusahan ini. Tuhan dianggap
telah meninggalkan [melupakan] bangsa itu sendirian (lih. Yes 40:27;
49:14: TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku).
4. Melalui teks ini, Yesaya memberitahukan
kepada bangsa itu, bahwa anggapan mereka keliru. Tidak lama lagi pertolongan
Allah akan datang, membebaskan dan memerdekakan mereka.
5. Tentang
kasih setia Allah, menurut Yesaya dalam ay.10. tidak perlu
diragukan. Biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang,
tetapi kasih setiaKu tidak akan beranjakdari padamu dan perjanjian damaiKu
tidak akan bergoyang firman TUHAN, yang mengasihani engkau.
6. Jadi
jelaslah bahwa hukuman yang dialami bangsa Israel itu bagian dari proses
pembelajaran bukan pemusnahan dan bukan pula menginsyaratkan bahwa Allah
melupakan mereka.
7. Ayat
11-12. Proses pendamaian Allah dengan bangsa itu semakin dekat dan jelas. Karya
pembebasan itu digambarkan sebagai ‘penciptaan baru’ yang di dalamnya Tuhan
akan meletakkan alas dan dasar yang baru, kemuncak-kemuncak tembok yang baru,
pintu-pintu gerbang juga tembok perbatasan akan diperbaharui menjadi baru.
Tidak ada lagi tiang-tiang yang roboh, puing-puing yang berserakan. Semua akan
diperbaharui dan menjadi baru kembali.
8. Ayat
13-15. Pembebasan itu tidak hanya
menyangkut pembaharuan phisik kota-kota mereka tapi juga membawa mereka
kembali kepada status awal menjadi bangsa Tuhan “semua anakmu akan menjadi
murid TUHAN dan sejahtera”. Pembebasan juga akan mengembalikan martabat mereka
dan Tuhan akan menjadi pelindung atas musuh mereka.
9. Ayat
16-17. TUHAN memberi penegasan kembali
akan wibawaNya sebagai Sang Pencipta dan penuh kuasa yang berkuasa atas semua
ciptaanNya sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan. Inilah yang menjadi bukti
akan janji Allah kepada mereka dan menjadi bagian dari hamba-hamba TUHAN dan
kebenaran akan diterima dari Tuhan.
10. Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia.
Manusia pernah meninggalkan Tuhannya! Namun demikian janji Tuhan tidak
akan diingkari. Kasih setiaNya tetap untuk selamanya. Kenyataan inilah yang
membawa kita pada pengharapan dan suka cita sesuai dengan arti Minggu Letara
(bersukacitalah!) sebab Allah selalu menjadi pembebas dan solusi terakhir dari
semua ketidakmampuan kita untuk menterjemahkan rumit dan sulitnya hidup ini.
Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar