Kamis, 05 April 2018

Khotbah Keb. Rumah Tangga 13-15 Maret 2018 Yes 54:11-17



Hidup yang dihiburkan
Setiap Orang Tentunya menginginkan hidup dalam sukacita, namun ternyata keinginan itu bukan hanya datang dari diri kita saja, tetapi Tuhan juga menginginkan kita hidup dalam penuh dengan sukacita. Bahkan, keinginan Tuhan jauh lebih besar supaya kita bersukacita dalam hidup ini. Itulah sebabnya mengapa Tuhan menyatakan diriNya melalui Tuhan kita Yesus Kristus dan mati di kayu salib untuk keselamatan manusia. Sebagaimana dikatakan oleh Tuhan Yesus  “tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15: 13).
Jika kita memperdalam nas kita ini, bahwa perjalanan bangsa Israel menjadi pelajaran berharga bagi kita saat ini. Bagaimana bangsa itu dituntun Tuhan menjadi umat yang di berkati, menjadi bangsa yang besar. Namun, kita melihat apa yang terjadi, mereka menjadi bangsa yang terbuang, bangsa yang menderita, bangsa yang terhina.
Mengapa mereka menjadi seperti itu? Inilah contoh umat yang mengsia-siakan kasih Tuhan, bangsa yang tidak lagi mengenal Tuhan. Mereka hanya mengenal Tuhan dari luar, namun dari dalam diri dan dari perbuatan mereka sama sekali menjadi bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Inilah yang dinamakan “kebiasaan yang tidak berbuah”.
Hal seperti ini penting untuk kita dalami, bisa saja karena kita sudah terbiasa dengan kegiatan keagamaan sehingga kita jatuh kepada rutinitas tanpa buah dalam sikap, perilaku dan pengharapan kepada Tuhan.
Apa yang telah terjadi pada umat Israel, yang walaupun mereka telah jatuh ke dalam dosa yang besar. Namun ternyata kasih Tuhan tetap kepada umatNya, maka Tuhan membuat perjanjian yang baru, yaitu umat yang di bangun dari kebenaran Tuhan. Dalam nas ini sudah sangat jelas bagaimana Tuhan membangun suatu kerajaan yang megah dengan batu-batu yang mahal dan orang yang mendiami kerajaan itu akan aman tanpa rasa takut.
Janji keselamatan itu pun telah di genapi di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Bahwa Dia adalah yang paling berharga dalam hidup kita, hanya di dalam Dia kita mendapatkan perlindungan, ketenangan dan kedamaian. Yesus Kristus adalah tempat kebahagiaan kita, tempat sukacita kita, tempat untuk memberkati dan penyelamat kita.Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata “sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15: 5), selanjutnya Tuhan Yesus juga berkata “supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15: 11).
Bukan hanya keinginan Tuhan yang begitu besar supaya kita hidup dalam sukacita tetapi juga Tuhan memberikan jalan dan memanggil kita untuk masuk ke dalam sukacita yang berasal dari Tuhan. Maka, bagaimana kesungguhan kita untuk tetap menyatu dan bersama dengan Tuhan Yesus sepanjang hidup kita? Disinlah letak sukacita itu. Karena Allah itu bertindak sebagai pembebas. Tentu pembebasan yang dianugrahkan oleh Tuhan adalah untuk membaharui hidup manusia menjadi lebih baik.
Dan selanjutnya manusia itu diharapkan menjadi murid yang taat, royal kepada tuntunan Tuhan. Dan inilah yang harus diwatakan kepada manusia, hanya Tuhan yang menjadi sumber sukacita, sumber kebebasan abadi ketika kita tetap yakin dan percaya kepada Tuhan. Deutero Yesaya (Yes 40-55) menggarisbawahkan bagaimana jiwa manusia yang dibebaskan dari keterbatasan-keterbatasan kebangsaan dan agama di bawah pembebasan Allah yang tidak tertahankan itu.
1.      Teks ini dituliskan pada jaman pembuangan di Babel. Israel sudah ditaklukkan dan Kota Sion Yerusalem telah menjadi puing-puing. 2.      Harus diakui bahwa pembuangan adalah akibat dari dosa-dosa mereka (lih.1: 2-9: mereka memberontak, jahat; 1:21 Yerusalem menjadi sundal, tidak ada keadilan, 2:6: melakukan praktek tenung, 3: 16:-4:1 wanita Sion menjadi sombong..dsb).
3.      Fakta itu jelas mereka pahami. Tapi yang menjadi persoalan sekarang adalah mereka memahami bahwa Tuhan sedang menghukum mereka dan menghabisi mereka dengan kesusahan ini. Tuhan dianggap telah meninggalkan [melupakan] bangsa itu sendirian (lih. Yes 40:27; 49:14: TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku).
4.      Melalui teks ini, Yesaya memberitahukan kepada bangsa itu, bahwa anggapan mereka keliru. Tidak lama lagi pertolongan Allah akan datang, membebaskan dan memerdekakan mereka.
5.      Tentang kasih setia Allah, menurut Yesaya dalam ay.10. tidak perlu diragukan. Biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setiaKu tidak akan beranjakdari padamu dan perjanjian damaiKu tidak akan bergoyang firman TUHAN, yang mengasihani engkau.
6.      Jadi jelaslah bahwa hukuman yang dialami bangsa Israel itu bagian dari proses pembelajaran bukan pemusnahan dan bukan pula menginsyaratkan bahwa Allah melupakan mereka.
7.      Ayat 11-12. Proses pendamaian Allah dengan bangsa itu semakin dekat dan jelas. Karya pembebasan itu digambarkan sebagai ‘penciptaan baru’ yang di dalamnya Tuhan akan meletakkan alas dan dasar yang baru, kemuncak-kemuncak tembok yang baru, pintu-pintu gerbang juga tembok perbatasan akan diperbaharui menjadi baru. Tidak ada lagi tiang-tiang yang roboh, puing-puing yang berserakan. Semua akan diperbaharui dan menjadi baru kembali.
8.      Ayat 13-15. Pembebasan itu tidak hanya menyangkut pembaharuan phisik kota-kota mereka tapi juga membawa mereka kembali kepada status awal menjadi bangsa Tuhan “semua anakmu akan menjadi murid TUHAN dan sejahtera”. Pembebasan juga akan mengembalikan martabat mereka dan Tuhan akan menjadi pelindung atas musuh mereka.
9.      Ayat 16-17. TUHAN memberi penegasan kembali akan wibawaNya sebagai Sang Pencipta dan penuh kuasa yang berkuasa atas semua ciptaanNya sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan. Inilah yang menjadi bukti akan janji Allah kepada mereka dan menjadi bagian dari hamba-hamba TUHAN dan kebenaran akan diterima dari Tuhan.
10.  Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia. Manusia pernah meninggalkan Tuhannya! Namun demikian  janji Tuhan tidak akan diingkari. Kasih setiaNya tetap untuk selamanya. Kenyataan inilah yang membawa kita pada pengharapan dan suka cita sesuai dengan arti Minggu Letara (bersukacitalah!) sebab Allah selalu menjadi pembebas dan solusi terakhir dari semua ketidakmampuan kita untuk menterjemahkan rumit dan sulitnya hidup ini. Amen.


Tidak ada komentar: