Tinggallah Di Dalam Tuhan
A. MENJADI MURID KRISTUS
Perumpamaan pokok anggur yang benar ini disampaikan Yesus kepada
murid-murid-NYa (minusYudas) pada suatu malam sebelum Paskah sehabis mereka
makan bersama (Yoh 13:1-2). Yudas pada saat itu tidak ikut lagi karena ia
meninggalkan mereka setelah diperingatkan oleh Yesus (lihat Yoh 13:30). Lokasi
peristiwa ini tidak diketahui secara pasti, namun, jika mengacu pada Yoh 14:31,
diperkirakan terjadi dalam perjalanan mereka dari ruang makan menuju (ada yang
menafsirkan) taman Getsemani, tempat Yesus ditangkap. Tidak lama setelah
peristiwa ini terjadi (mungkin dalam hitungan jam), Yesus ditangkap di taman
itu. Jadi, bagian ini adalah satu dari beberapa pesan terakhir Yesus kepada
murid-murid-Nya (Lih. Yoh 14: 30). Dan, pesan-pesan terakhir biasanya
mengandung sesuatu yang sangat penting untuk diingat atau dilakukan oleh orang
yang ditinggalkan,
Biasanya Yesus memulai perumpamaan (sebagian penafsir mengatakan
ini bukan sebuah perumpamaan, melainkan sebuah ilustrasi) dengan kalimat
seperti: “Hal kerajaan sorga itu
seumpama….”, atau: “Adalah seorang….” Kali
ini Yesus menggunakan cara yang agak berbeda. Dia memulainya dengan
kalimat “Akulah pokok anggur yang
benar dan Bapa-kulah pengusahanya.” Masih berbeda dengan
perumpamaan-perumpamaan lain yang biasanya dimulai dengan sebuah cerita
kemudian dilanjutkan dengan artinya, perumpamaan ini menempatkan cerita dan
artinya secara silih berganti. Mengapa Yesus memakai cara yang agak berbeda?
Tidak diketahui dengan pasti. Namun, paling tidak ini bisa menunjukkan adanya
kekhususan perumpamaan ini dibanding dengan perumpamaan yang lain, kekhususan
yang sepertinya mengharapkan perhatian khusus juga dari kita.
Yesus
mengatakan: “(1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-kulah
pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak
berbuah”. Yesus menggunakan beberapa kata benda dan kata kerja di sini,
yaitu pokok anggur, pengusaha (tukang kebun), ranting, (ber) buah
(banyak), dipotong dan dibersihkan.
B. KITA ADALAH RANTING-RANTING PADA KRISTUS.
Di sini
ditunjukkan hal yang mendasar akan ketergantungan kita yang mutlak kepada
Kristus sebagai pokok kehidupan dan jalan kes’lamatan kekal. Yesus mau
menunjukkan bahwa sumber kehidupan akan memancar yang memberi pengharapan dalam
iman dan kasih, bila kita sebagai murid bersandar dan percaya kepada Yesus
Kristus. Semakin orang menyadari dengan sungguh-sungguh, bahwa dia tergantung
seluruhnya kepada Kristus, semakin dia akan tinggal pada Kristus dan semakin
daya hidup Kristus, akan mengalir yang akan memberikan semangat dan kekuatan
dalam dirinya. Melalui dia, kasih Kristus akan mengalir juga kepada orang lain
disekitarnya. Nabi Hosea mengungkapkan dengan begitu indah dalam
Hosea 14:7,”Ranting-rantingya akan merambak, semaraknya akan seperti pohan
zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon”. Inilah yang pokok dan
hakiki bagi kehidupan kita untuk selalu berpaut dan bersekutu kepada Yesus,
agar kita memperoleh kelimpahan rahmat yang besar untuk selalu yakin dan
percaya, bahwa Yesus Tuhan dan Allah kita, dan ikut ambil bagian dalam
kehidupan ilahi-Nya.
C. “…KAMU TIDAK BERBUAH, JIKALAU KAMU TIDAK
TINGGAL DI DALAM AKU”.
Yesus adalah
pokok anggur, dan kita adalah ranting-rantingnya. Kalau ranting itu lepas dari
pokok itu, maka dia akan menjadi layu, kering, mati dan tidak bisa berbuat
apa-apa lagi. Kalau suatu saat ranting itu menjadi sombong, merasa bahwa
buahnya banyak, dan akhirnya melepaskan diri dari pokok, maka dia akan menjadi
kering dan seketika itu juga dia akan mati, bisa-bisa dicampakkan ke dalam api
lalu dibakar. Demikian juga manusia, bila pada awalnya, dia berbuah karena dia
tinggal dan bersatu pada Kristus, tetapi kemudian dia lupa bahwa dia berbuah
banyak karena Kristus bukan dari dirinya sendiri. Akhirnya melihat dirinya
berbuah, merasa diri sudah hebat, banyak karunia, mau melepaskan diri dari
pokoknya yaitu Kristus, maka lama-kelamaan dia menjadi mandul dan menjadi
kerdil, akhirnya tidak menghasilkan buah apa-apa.
D. TUMBUH DAN BERKEMBANG OLEH KRISTUS, MELALUI
SABDANYA.
“Kamu memang
sudah bersih, karena firman yang telah kukatakan kepadamu”. Kalau kita
percaya kepada Yesus dan melaksanakan firman-Nya, maka firman itu akan
mempunyai daya kekuatan untuk mengubah hidup kita. Dalam injil Yohanes 6:25-59,
ketika Yesus berkhotbah tentang Roti Hidup, dan khotbah-Nya tidak bisa
dimengerti oleh orang banyak yang mengikuti Dia, mereka satu per satu mulai
meninggalkan Dia, dan Yesus menantang kedua belas rasul-Nya: Apakah kamu tidak
mau pergi juga? Lalu Petrus menjawab atas nama kedua belas rasul,”Tuhan kepada
siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan yang hidup dan kekal
dan kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari
Allah” (Yoh 6:67). Di sini kita melihat perbedaan yang mendasar
antara murid-murid Yesus dengan orang banyak. Orang banyak sangat antusias
secara spontan, memanfaatkan-Nya untuk mewujudkan impian dan cita-cita mereka,
ketika mereka melihat Yesus berkeliling dan banyak mengadakan
mukjizat-mukjizat serta mendengar Yesus berkhotbah. Padahal, dengan mengadakan
mukjizat-mukjizat itu Yesus ingin agar mereka percaya kepada-Nya sebagai
seorang yang diutus Allah.
E. “…BARANGSIAPA
TINGGAL DI DALAM AKU …DIA BERBUAH BANYAK…”Kata-kata Yesus ini harus menjadi
pedoman hidup bagi kita, sebagai murid Yesus. Bila kita melihat para rasul,
misalnya Petrus, dia adalah seorang nelayan yang miskin, tidak berpendidikan
berasal dari Galilea yang diantar kepada Yesus oleh saudaranya Andreas. Yesus
memberikan nama Aram kepadanya yang berarti batu karang, yang kemudian diterjemahkan dari bahasa
Yunani Cephas, menjadi Petrus
(bdk. Yoh 1:42). Walaupun dia menyangkal Yesus sebanyak 3 kali
(bdk. Mat 26:69-75), dia bisa berubah,
maju, tumbuh dan berkembang. Tantangan dan krisis yang telah dialami oleh
Petrus ternyata telah membuat dia menjadi
lebih matang dan sungguh-sungguh mencintai Yesus, karena hatinya
sungguh-sungguh berpaut kepada Yesus.
F. “JIKALAU KAMU TINGGAL DI DALAM AKU,…MINTALAH
APA SAJA YANG KAMU KEHENDAKI DAN KAMU AKAN MENERIMANYA”.
Tinggal di
dalam Yesus juga akan memberikan rahmat besar lain yakni bahwa doa-doa kita
akan selalu didengarkan oleh Tuhan. Memang kita akan mengalami banyak
tantangan, tetapi kita akan mengalami bahwa janji Yesus itu sungguh benar dan
doa-doa kita selalu didengarkan Tuhan. Orang yang berusaha tinggal di dalam
Yesus di segala waktu dan tempat akan mengalami bahwa Tuhan itu memang dekat. Semua itu merupakan buah yang nyata bila kita
selalu tinggal dan bersatu bersama Kristus. Ini yang harus menjadi kerinduan
kita sebagai murid Kristus, bersatu dengan Yesus.
G. “…SEBAB
DI LUAR AKU KAMU TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA”.Dengan tinggal dan
bersatu bersama Kristus, maka Kristus sungguh-sungguh hidup dalam diri kita.
Yesus semakin meraja dalam diri kita, dan Dialah yang akan melakukan segalanya.
Tantangan dan rintangan dalam hidup yang kita alami, akan membuat kita menjadi
lebih matang dan sungguh-sungguh mencintai Yesus, bila hati kita
sungguh-sungguh berpaut kepada Yesus. Kalau kita mau berkembang dalam
kerendahan hati, hidup rohani, dalam doa, pelayanan dan segala tindakan kita, kesatuan dengan Kristuslah rahasianya.
Semakin orang bersatu dengan Kristus, semakin dia rendah hati, dengan diam-diam
dia berbuah.. Inilah yang Tuhan janjikan kepada kita, bila kita setia berpaut
dan tinggal dalam Kristus Yesus. Kesetiaan sangatlah penting, karena kita tetap
berpihak pada Yesus dan tinggal bersama Yesus, juga pada saat-saat sulit
sekalipun, kita tetap berpaut kepada Yesus, bersandar kepada Yesus dan percaya
kepada Yesus. Yesus adalah daya kekuatan yang menghidupkan dan menguduskan di
dalam diri kita. Inilah rahasia keberhasilan sebagai murid Yesus ialah
keterpautan dan tinggal bersama dengan Yesus. Karena itu, janganlah
membiarkan diri kita terlepas dengan diri-Nya, “Sebab di luar Aku kamu
tidak dapat berbuat apa-apa”.Kesimpulan:Ijinkan saya menutup
tulisan ini dengan sebuah ajakan sederhana: Jadilah ranting! Tinggallah
di dalam Kristus!Pokok dan ranting
adalah bagian yang tak terpisahkan dari tanaman, yang menggambarkan simbol
dari suatu hubungan yang erat! Dalam
perikop 'Pokok anggur yang benar' ini ada dua jenis ranting
yaitu ranting yang berbuah dan yang tidak berbuah. Ranting yang berbuah pasti tidak luput dari proses pembersihan atau pemangkasan, yaitu
memangkas atau memotong bagian-bagian yang kering dan tidak berguna, yang
mungkin ada ulat atau penyakit di
dalamnya supaya kesuburan pohon tersebut tidak terganggu. Ini
dilakukan untuk tujuan yang baik yaitu supaya berbuah semakin lebat. Pembersihan
atau pemangkasan pasti akan terasa menyakitkan, tapi ini mendatangkan
kebaikan bagi kita. Segala sesuatu yang selama ini menjadi penghalang
bagi kita untuk bertumbuh harus
dibersihkan secara tuntas, seperti misalnya karakter lama atau
kebiasaan-kebiasaan buruk yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan. Dalam kehidupan rohani alat pemangkas atau pemotongnya adalah firman
Tuhan, "Sebab firman Allah hidup dan kuat
dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Jadi untuk
mengalami pertumbuhan rohani yang sehat selain harus tetap melekat kepada pokok
anggur yang benar yaitu Tuhan Yesus, kita pun harus merelakan diri untuk
dibentuk, diproses dan dibersihkan oleh Tuhan melalui firman-Nya!. Amen
Pdt. RHL. Tobing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar