Selasa, 03 April 2018

Khotbah Minggu Epiphanias 07 Jan 2018 Yoh 15:1-8


Tinggallah Di Dalam Tuhan

A. MENJADI MURID KRISTUS
Perumpamaan pokok anggur yang benar ini disampaikan Yesus kepada murid-murid-NYa (minusYudas) pada suatu malam sebelum Paskah sehabis mereka makan bersama (Yoh 13:1-2). Yudas pada saat itu tidak ikut lagi karena ia meninggalkan mereka setelah diperingatkan oleh Yesus (lihat Yoh 13:30). Lokasi peristiwa ini tidak diketahui secara pasti, namun, jika mengacu pada Yoh 14:31, diperkirakan terjadi dalam perjalanan mereka dari ruang makan menuju (ada yang menafsirkan) taman Getsemani, tempat Yesus ditangkap. Tidak lama setelah peristiwa ini terjadi (mungkin dalam hitungan jam), Yesus ditangkap di taman itu. Jadi, bagian ini adalah satu dari beberapa pesan terakhir Yesus kepada murid-murid-Nya (Lih. Yoh 14: 30). Dan, pesan-pesan terakhir biasanya mengandung sesuatu yang sangat penting untuk diingat atau dilakukan oleh orang yang ditinggalkan,
Biasanya Yesus memulai perumpamaan (sebagian penafsir mengatakan ini bukan sebuah perumpamaan, melainkan sebuah ilustrasi) dengan kalimat seperti: “Hal kerajaan sorga itu seumpama….”, atau: “Adalah seorang….” Kali ini Yesus menggunakan cara yang agak berbeda. Dia memulainya dengan kalimat “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-kulah pengusahanya.” Masih berbeda dengan perumpamaan-perumpamaan lain yang biasanya dimulai dengan sebuah cerita kemudian dilanjutkan dengan artinya, perumpamaan ini menempatkan cerita dan artinya secara silih berganti. Mengapa Yesus memakai cara yang agak berbeda? Tidak diketahui dengan pasti. Namun, paling tidak ini bisa menunjukkan adanya kekhususan perumpamaan ini dibanding dengan perumpamaan yang lain, kekhususan yang sepertinya mengharapkan perhatian khusus juga dari kita.
Yesus mengatakan: “(1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah”.  Yesus menggunakan beberapa kata benda dan kata kerja di sini, yaitu pokok anggur, pengusaha (tukang kebun), ranting, (ber) buah (banyak), dipotong dan dibersihkan.
 B. KITA ADALAH RANTING-RANTING PADA KRISTUS.
Di sini ditunjukkan hal yang mendasar akan ketergantungan kita yang mutlak kepada Kristus sebagai pokok kehidupan dan jalan kes’lamatan kekal. Yesus mau menunjukkan bahwa sumber kehidupan akan memancar yang memberi pengharapan dalam iman dan kasih, bila kita sebagai murid bersandar dan percaya kepada Yesus Kristus. Semakin orang menyadari dengan sungguh-sungguh, bahwa dia tergantung seluruhnya kepada Kristus, semakin dia akan tinggal pada Kristus dan semakin daya hidup Kristus, akan mengalir yang akan memberikan semangat dan kekuatan dalam dirinya. Melalui dia, kasih Kristus akan mengalir juga kepada orang lain disekitarnya. Nabi Hosea mengungkapkan dengan begitu indah dalam Hosea 14:7,”Ranting-rantingya akan merambak, semaraknya akan seperti pohan zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon”. Inilah yang pokok dan hakiki bagi kehidupan kita untuk selalu berpaut dan bersekutu kepada Yesus, agar kita memperoleh kelimpahan rahmat yang besar untuk selalu yakin dan percaya, bahwa Yesus Tuhan dan Allah kita, dan ikut ambil bagian dalam kehidupan ilahi-Nya.
 C. “…KAMU TIDAK BERBUAH, JIKALAU KAMU TIDAK TINGGAL DI DALAM AKU”.
Yesus adalah pokok anggur, dan kita adalah ranting-rantingnya. Kalau ranting itu lepas dari pokok itu, maka dia akan menjadi layu, kering, mati dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kalau suatu saat ranting itu menjadi sombong, merasa bahwa buahnya banyak, dan akhirnya melepaskan diri dari pokok, maka dia akan menjadi kering dan seketika itu juga dia akan mati, bisa-bisa dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Demikian juga manusia, bila pada awalnya, dia berbuah karena dia tinggal dan bersatu pada Kristus, tetapi kemudian dia lupa bahwa dia berbuah banyak karena Kristus bukan dari dirinya sendiri. Akhirnya melihat dirinya berbuah, merasa diri sudah hebat, banyak karunia, mau melepaskan diri dari pokoknya yaitu Kristus, maka lama-kelamaan dia menjadi mandul dan menjadi kerdil, akhirnya tidak menghasilkan buah apa-apa. 
D. TUMBUH DAN BERKEMBANG OLEH KRISTUS, MELALUI SABDANYA.
“Kamu memang sudah bersih, karena firman yang telah kukatakan kepadamu”. Kalau kita percaya kepada Yesus dan melaksanakan firman-Nya, maka firman itu akan mempunyai daya kekuatan untuk mengubah hidup kita. Dalam injil Yohanes 6:25-59, ketika Yesus berkhotbah tentang Roti Hidup, dan khotbah-Nya tidak bisa dimengerti oleh orang banyak yang mengikuti Dia, mereka satu per satu mulai meninggalkan Dia, dan Yesus menantang kedua belas rasul-Nya: Apakah kamu tidak mau pergi juga? Lalu Petrus menjawab atas nama kedua belas rasul,”Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan yang hidup dan kekal dan kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh 6:67). Di sini kita melihat perbedaan yang mendasar antara murid-murid Yesus dengan orang banyak. Orang banyak sangat antusias secara spontan, memanfaatkan-Nya untuk mewujudkan impian dan cita-cita mereka, ketika mereka melihat Yesus berkeliling dan banyak mengadakan mukjizat-mukjizat serta mendengar Yesus berkhotbah. Padahal, dengan mengadakan mukjizat-mukjizat itu Yesus ingin agar mereka percaya kepada-Nya sebagai seorang yang diutus Allah.
E. “…BARANGSIAPA TINGGAL DI DALAM AKU …DIA BERBUAH BANYAK…”Kata-kata Yesus ini harus menjadi pedoman hidup bagi kita, sebagai murid Yesus. Bila kita melihat para rasul, misalnya Petrus, dia adalah seorang nelayan yang miskin, tidak berpendidikan berasal dari Galilea yang diantar kepada Yesus oleh saudaranya Andreas. Yesus memberikan nama Aram kepadanya yang berarti batu karang, yang kemudian diterjemahkan dari bahasa Yunani Cephas, menjadi Petrus (bdk. Yoh 1:42). Walaupun dia menyangkal Yesus sebanyak 3 kali (bdk. Mat 26:69-75), dia bisa berubah, maju, tumbuh dan berkembang. Tantangan dan krisis yang telah dialami oleh Petrus ternyata telah membuat dia menjadi lebih matang dan sungguh-sungguh mencintai Yesus, karena hatinya sungguh-sungguh berpaut kepada Yesus.
 F. “JIKALAU KAMU TINGGAL DI DALAM AKU,…MINTALAH APA SAJA YANG KAMU KEHENDAKI DAN KAMU AKAN MENERIMANYA”.
Tinggal di dalam Yesus juga akan memberikan rahmat besar lain yakni bahwa doa-doa kita akan selalu didengarkan oleh Tuhan. Memang kita akan mengalami banyak tantangan, tetapi kita akan mengalami bahwa janji Yesus itu sungguh benar dan doa-doa kita selalu didengarkan Tuhan. Orang yang berusaha tinggal di dalam Yesus di segala waktu dan tempat akan mengalami bahwa Tuhan itu memang dekat.  Semua itu merupakan buah yang nyata bila kita selalu tinggal dan bersatu bersama Kristus. Ini yang harus menjadi kerinduan kita sebagai murid Kristus, bersatu dengan Yesus.
 G. “…SEBAB DI LUAR AKU KAMU TIDAK DAPAT BERBUAT APA-APA”.Dengan tinggal dan bersatu bersama Kristus, maka Kristus sungguh-sungguh hidup dalam diri kita. Yesus semakin meraja dalam diri kita, dan Dialah yang akan melakukan segalanya. Tantangan dan rintangan dalam hidup yang kita alami, akan membuat kita menjadi lebih matang dan sungguh-sungguh mencintai Yesus, bila hati kita sungguh-sungguh berpaut kepada Yesus. Kalau kita mau berkembang dalam kerendahan hati, hidup rohani, dalam doa, pelayanan dan segala tindakan kita, kesatuan dengan Kristuslah rahasianya. Semakin orang bersatu dengan Kristus, semakin dia rendah hati, dengan diam-diam dia berbuah.. Inilah yang Tuhan janjikan kepada kita, bila kita setia berpaut dan tinggal dalam Kristus Yesus. Kesetiaan sangatlah penting, karena kita tetap berpihak pada Yesus dan tinggal bersama Yesus, juga pada saat-saat sulit sekalipun, kita tetap berpaut kepada Yesus, bersandar kepada Yesus dan percaya kepada Yesus. Yesus adalah daya kekuatan yang menghidupkan dan menguduskan di dalam diri kita. Inilah rahasia keberhasilan sebagai murid Yesus ialah keterpautan dan tinggal bersama dengan Yesus. Karena itu, janganlah membiarkan diri kita terlepas dengan diri-Nya, “Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.Kesimpulan:Ijinkan saya menutup tulisan ini dengan sebuah ajakan sederhana: Jadilah ranting! Tinggallah di dalam Kristus!Pokok dan ranting adalah bagian yang tak terpisahkan dari tanaman, yang menggambarkan simbol dari suatu hubungan yang erat!  Dalam perikop  'Pokok anggur yang benar'  ini ada dua jenis ranting yaitu ranting yang berbuah dan yang tidak berbuah.  Ranting yang berbuah pasti tidak luput dari proses pembersihan atau pemangkasan, yaitu memangkas atau memotong bagian-bagian yang kering dan tidak berguna, yang mungkin ada ulat atau penyakit di dalamnya supaya kesuburan pohon tersebut tidak terganggu.  Ini dilakukan untuk tujuan yang baik yaitu supaya berbuah semakin lebat.  Pembersihan atau pemangkasan pasti akan terasa menyakitkan, tapi ini mendatangkan kebaikan bagi kita.  Segala sesuatu yang selama ini menjadi penghalang bagi kita untuk bertumbuh harus dibersihkan secara tuntas, seperti misalnya karakter lama atau kebiasaan-kebiasaan buruk yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.     Dalam kehidupan rohani alat pemangkas atau pemotongnya adalah firman Tuhan,  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).  Jadi untuk mengalami pertumbuhan rohani yang sehat selain harus tetap melekat kepada pokok anggur yang benar yaitu Tuhan Yesus, kita pun harus merelakan diri untuk dibentuk, diproses dan dibersihkan oleh Tuhan melalui firman-Nya!. Amen
Pdt. RHL. Tobing.


Tidak ada komentar: