1 Petrus 2:21-25
Petrus mengalamatkan surat ini kepada budak-budak Kristen di dalam jemaat, ia menekan pentingnya tunduk kepada atasan. Beberapa budak yang baru bertobat mengira bahwa kemerdekaan mereka secara rohani juga menjamin kemerdekaan mereka secara pribadi dansecara politik.
Petrus mengingatkan
para hamba akan panggilan Allah kepada mereka untuk berbuat baik dengan cara
tunduk/taat kepada majikannya sekalipun harus menderita, karena Kristus pun
telah memberikan teladan yang demikian.
Dari
perikop ini, sedikitnya kita dapat mempelajari dua hal:
1. Penderitaan karena perbuatan baik adalah
kasih karunia Allah (Ay. 18-20)
Topik mengenai
penderitaan seringkali menjadi topik yang hangat dalam kekristenan. Sebagian
orang berpendapat bahwa orang Kristen pasti akan mengalami penderitaan. Tetapi
sebagian lainnya berpendapat bahwa dengan menjadi Kristen, maka kita bebas dari
penderitaan.
Bagian surat yang kita baca ini ditulis oleh Petrus kepada para hamba Kristen di dalam jemaat yang tersebar di seluruh bagian utara Asia kecil. Jemaat-jemaat ini adalah jemaat yang mengalami penganiayaan karena mereka percaya kepada Kristus. Sekalipun demikian, Petrus menasehatkan para hamba ini untuk tetap tunduk kepada majikan mereka dengan penuh ketakutan, bukan saja kepada yang baik, tetapi juga kepada yang kejam.
Bagian surat yang kita baca ini ditulis oleh Petrus kepada para hamba Kristen di dalam jemaat yang tersebar di seluruh bagian utara Asia kecil. Jemaat-jemaat ini adalah jemaat yang mengalami penganiayaan karena mereka percaya kepada Kristus. Sekalipun demikian, Petrus menasehatkan para hamba ini untuk tetap tunduk kepada majikan mereka dengan penuh ketakutan, bukan saja kepada yang baik, tetapi juga kepada yang kejam.
Kata “ketakutan” dalam
bahasa aslinya menggunakan kata Phobos, yang dalam I Petrus ini selalu
ditujukan sebagai penghormatan kepada Allah (Psl. 1:17, 2:17, 3:2,6 dan 14).
Jadi motif ketundukan mereka bukanlah kepada majikan mereka, tetapi kepada
Allah.
2. Penderitaan karena perbuatan baik adalah
konsekuensi mengikuti jejak Yesus (Ay. 21)
Bagian ini mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan perikop sebelumnya, dalam bagian ini Petrus
ingin mendorong hamba-hamba yang menderita ini dengan memberikan gambaran
mengenai Yesus Kristus yang telah menjadi teladan dalam hidup-Nya. Petrus
menghubungkan nasihat-nasihatnya dengan teladan Kristus, Hamba Allah yang telah
menderita (2:21-25, dan Yes. 52:13-53:12). Menderita dengan sabar, walaupun Ia
tidak pernah bersalah. Kristus telah memilih menjadi seorang hamba (Fil. 2:7),
menderita dan mati. Kristus telah menjadi teladan bagi orang-orang yang ditebus-Nya.
Oleh karena itu seharusnyalah mereka mengikuti teladan Kristus untuk menderita
dengan sabar. Sebab penderitaan karena perbuatan baik ini adalah konsekuensi
mengikuti jejak Yesus.
Ay. 22-25 ini dikutip Petrus dari Yes. 53, tentang
nubuatan yang terkenal dari Nabi Yesaya mengenai Ebed Yahwe (Hamba Allah)
yang menderita, untuk memberikan gambaran kepada para hamba mengenai
penderitaan yang dialami oleh Yesus. Oleh karena itu penderitaan karena
perbuatan baik kita, sudah menjadi konsekuensi kita dalam mengikuti jejak Yesus
3 (tiga) hal yang
dinasihatkan Petrus kepada mereka dan juga kita sekarang ini dalam memaknai
penderitaan yang didatangkan oleh ulah orang lain:
(1) penderitaan dijadikan latihan bagi diri sendiri untuk menjalani hidup sebagaimana yang diteladankan Kristus semasa hidup-Nya;
(1) penderitaan dijadikan latihan bagi diri sendiri untuk menjalani hidup sebagaimana yang diteladankan Kristus semasa hidup-Nya;
(2) penderitaan dijadikan kesempatan untuk
menjadi saksi bagi orang lain (termasuk orang yang menyebabkan kita menderita)
tentang siapa Kristus dan apa yang telah dilakukannya bagi kita orang
berdosa;
(3) penderitaan dijadikan bukti pemeliharaan
Allah yang tiada putusnya atas orang-orang percaya. Tuhan tahu tidak mudah
menjalani hidup yang demikian, karena itu Tuhan janjikan bahwa Ia akan menjadi
Gembala yang bukan hanya memelihara secara fisik, tetapi juga jiwa kita.
“Betapa pun dalamnya lembah penderitaan kita; betapa pun beratnya perjalanan hidup kita, tangan kasih Yesus masih tetap akan mampu menjangkau kita, menarik kita keluar serta menopang kita. Karena Ia sendiri pun telah mengalami penderitaan dan meninggalkan teladan bagi kita supaya kita mengikuti jejak-Nya.”
“Betapa pun dalamnya lembah penderitaan kita; betapa pun beratnya perjalanan hidup kita, tangan kasih Yesus masih tetap akan mampu menjangkau kita, menarik kita keluar serta menopang kita. Karena Ia sendiri pun telah mengalami penderitaan dan meninggalkan teladan bagi kita supaya kita mengikuti jejak-Nya.”
Penderitaan hari ini
menghasilkan kemuliaan dan kemenangan di hari esok.
Ay. 16. Kita diberikan
kebebasan sebagaii hamba Allah. Itu
statement yang sangat penting. jika kita sudah sadar, maka perikop berikutnya
kita sadar bahwa kita sebagai hamba Allah memiliki konsekuensi akan menderita. Dalam falsafah jawa ada kata “nrimo”
yaitu menerima apa adanya.
Karena
Kristus menderita untuk kamu.
penderitaan bukan hanya dalam pengertian secara global. tetapi penderitaan
Krtistus bagi kita semua. Ketika kita berbicara kondisi manusia, pada umumnya
ketika jatuh ke dalam dosa, mereka komit terhadap dosa, mulutnya penuh dengan
kebohongan. jadi penderitaan ada karena kuasa dosa, dan kuasa dosa itulah yang
membuat mulut manusia penuh dengan kebohongan. jadi penderitaan bukan karena
Allah, tetapi karena dosa. itulah yang menimbulkan penderitaan.
di dalam kondisi
seperti inilah kita membutuhkan pengharapan. Kristus memberikan kememangan
terhadap:
1. ay. 23. tidak
membalas, tidak mengancam. di tengah-tengah penderitaan ada kemenangan
2. hidup di dalam kebenaran, tidak lagi hidup dalam dosa.
2. hidup di dalam kebenaran, tidak lagi hidup dalam dosa.
3. kembali kepada
hidup bersekutu dengan Tuhan.
dalam konsep dunia,
penderitaan dihindari dan dianggap sebagai hukuman. penderitaan di dunia
sifatnya sementara. penderitaan sebagai latihan dan pemeliharaan dari Tuhan.
Setiap orang menginginkan berjalan baik2, namun realitanya tidak demikian. kita selalu evaluasi dan introspeksi diri, apakah penderitaan dari dosa atau sebagai hamba Allah.
Keteladanan itu sangat penting. sebagai hamba Tuhan, apakah ada keteladanan? Ada 2 hal yang dapat kita pelajari:
Setiap orang menginginkan berjalan baik2, namun realitanya tidak demikian. kita selalu evaluasi dan introspeksi diri, apakah penderitaan dari dosa atau sebagai hamba Allah.
Keteladanan itu sangat penting. sebagai hamba Tuhan, apakah ada keteladanan? Ada 2 hal yang dapat kita pelajari:
1. belajar dari
teladan Kristus
2. melakukan apa yang
Tuhan Yesus ajarkan
Penderitaan itu
merupakan kasih karunia, dan meneladani Kristus dalam penderitaan-Nya. itu
semua karena Kristus hidup di dalam kebenaran. penderitaan itu membawa kita
kepada Tuhan & akan berakhir penderitaan itu.
Penderitaan
seringkali identik
dengan sesuatu yang negative. namun, ternyata konsep ini salah. Yesus menderita
justru untuk membawa kemenangan. ay. 22 orang yang sudah mengalami penderitaan
di dalam Kristus, maka hatinya tidak akan berbuat dosa kerena dia sudah menang.
tidak berniat membalas dengan tipu
muslihat. ay. 23. tidak ada niat untuk
membalas caci maki, tidak berniat untuk mengancam orang lain. berserah
total kepada Tuhan. Ujilah kemenangan di dalam Kristus.
Kemenangan terhadap
apa? kemenangan terhadap dosa. dampaknya
adalah di ay. 24. manusia dimampukan hidup kembali kepada kebenaran dan
kepada Tuhan. Yesus bukan mati konyol, tetapi Yesus menderita dan mati untuk
membawa kemenangan. Jangan takut karena Tuhan akan menerima kembali kita.
Kemenangan
disini bukan hanya karena dosa, tetapi juga karena pergumulan hidup.
Penderitaan di dalam Kristus merupakan panggilan. Tuhan adalah pemelihara jiwa.
di dalam kesulitan tidak dibenarkan untuk berbuat salah. Membawa jemaat untuk
mengakui dosa-dosa di hadapan Tuhan.
Sikap
orang di dalam menerima penderitaan ada 2: yang
menerima dan yang tidak menerima. sebagai anak Tuhan kita bisa
menderita. kenapa orang Kristen menderita:
1. Alam sudah rusak. 2. Dosa. 3. Iblis
1. Alam sudah rusak. 2. Dosa. 3. Iblis
4.
Tuhan ijinkan sebagai sumber ujian supaya orang mengalami pemurnian di dalam
iman.
Keteladanan
Kristus sangat penting. kemenangan-Nya membawa kita kembali kepada sang
pemelihara hidup kita. kemenangannya memberikan kesaksian.
Ada
3 macam orang:
1.
menerima. 2. tidak menerima. 3. tahu menderita dan dia rela untuk menderita
(Dia adalah Kristus). penderitaan
Kristus adalah penderitaan yang meninggalkan jejak. barangsiapa mengikut YEsus
dia harus siap untuk menderita.
Bagaimana mengalami hidup
yang berkemenangan itu?
1.
Adanya penyangkalan diri secara konstan.
Menjadi hamba antara teori dan realita tidak sama. Petrus menyapa dengan
istilah budak dengan jelas. Status ini memiliki mentalitas menerima perlakukan
yang tidak seharusnya. Tuhan Yesus menjadi teladan dg menyangkal diri &
menjadi seorang Hamba (ayt. 22).
2.
Mengikuti teladan Kristus (ayat
21-24). Dalam surat Petrus, tiap pasal berbicara penderitaan dimana ada 20 kali
diungkapkan. Peran orang Kristen dalam konteks hamba dan dalam penderitaan.
Penting sekali untuk menyadari bahwa status boleh hamba, tetapi mentalitas
seperti tuan yang mau belajar untuk mengasihi tuannya. Tuhan Yesus mengasihi
murid-murid-Nya dengan mencuci kaki mereka meski sepertinya ada yg tidak layak
untuk dikasihi. Ayat 18 Atidak saja menerima tetapi juga mengasihi. Teladan
penderitaan Kristus adalah: Dia tidak berbuat dosa. Dia dihina dan di caci maki
dan menderita. Dia mati memikul dosa kita (ayt. 21-24).
3.
Hidup dalam iman dan pengharapan di
dalam Kristus. Rasul Paulus berkata bahwa semua orang sudah berbuat dosa dan
hilang kemuliaan Allah dan upah dosa adalah maut (Rm. 3:23; 6:23). Anda dan
saya adalah manusia karena itu, kita adalah orang yang berdosa dan terancam
hukuman maut. Kita adalah orang yang sudah dikalahkan dosa dan iblis. Sebab itu
untuk hidup berkemenangan satu-satunya jalan adalah beriman kepada Kristus.
Kuncinya kita harus bertobat dan beriman kepada Kristus (Kis. 2:38; 16:31; 17:30). Jika malam ini anda mati, apakah anda
yakin pasti masuk surga? Apakan anda sudan mengundang Yesus masuk ke dalam
hatimu? Paulus dalam surat Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa keselamatan itu bukan
hasil kerja/usaha, tapi anugerah/hadiah/pemberian dari Allah. Kita menerima
keselamatan itu oleh iman di dalam Kristus. Surat Roma 5:8-10, menegaskan bahwa keselamatan itu bukan hal yang
tidak pasti, tapi suatu kepastian.
Cara menerima keselamatan itu menurut surat Roma 10:9-10: Mengaku dengan mulut bahwa …. Dia sudah mati dan
bangkit. Amin. Pdt. RHL. Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar