Thema: Menderita Dengan Sabar
Saat kita Focus Dengan Tujuan Akhir Apapun Pergumulan
Yang kita Hadapi Akan kita Jalani Dengan Sukacita,
Tidak ada orang yang menghendaki penderitaan dalam
hidupnya.
Orang ingin bebas dari penderitaan, dan berusaha mencari jalan agar mampu
menghadapi penderitaan itu. Tetapi
kalaupun kita sebagai orang percaya harus menderita juga karena berbuat baik maka kita harus tetap menjaga
hidup kita dalam kebenaran. Rasul Petrus menegaskan bahwa penderitaan yang
kita alami harus karena kebenaran. Kita juga harus siap menghadapi dan
menanggungnya.
Memang, tidak
mudah menghimbau seseorang yang sedang menderita untuk tenang dan sabar. Tidak gampang juga untuk menghimbau orang
yang menderita untuk tetap bertekun dan berharap saja. Penderitaan itu membuat seseorang tidak merasa nyaman. Penderitaan
menyebabkan banyak orang menjadi galau.
Orang yang hidup di bawah bayang-bayang penderitaan
cenderung terguncang;
tidak bisa tenang. Karena itu, sulit bagi orang yang sedang menderita untuk
tetap berbuat baik. Kebaikan dan berbuat yang baik tidak hanya dinyatakan kalau
hidup seorang tenang dan nyaman saja. Kebaikan dan berbuat baik melekat
dalam hidup setiap orang percaya. Tidak mengenal kondisi dan situasi dalam
melakukan apa yang baik. Rasul Petrus malah menekankan untuk rajin berbuat
baik, sebab orang yang berbuat baik tidak akan mengalami yangjahat (ay. 13).
Dalam keadaan suka maupun dalam sukar, perbuatan baik harus dinyatakan.
Janganlah takut dan gentar dalam hidup, apalagi dalam melakukan apa yang baik
dan benar. Perbuatan baik dan benar itu dilakukan sebagai kesaksian bagl banyak
orang bahwa anak-anak Tuhan memiliki ketekunan dan kesabaran.
Rasul Petrus
menegaskan agar setiap orang Kristen jangan
takut menghadapi penderitaan. Allah memperhatikan orang yang mengalami
penderitaan karena kebenaran. Allah menilik orang yang tetap berhati tulus.
Allah mengasihi orang yang lemah lembut dan penuh hormat (bdk. ay. 15).
Perbuatan benar sesuai kehendak Allah adalah demikian : "kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Karena itu marilah kita tekun berbuat yang
benar sesuai kehendak Allah.
Perikop kita menekankan agar rajin berbuat baik. Bagi Petrus berbuat baik
sebagai bagian dari hidup orang kristen untuk melakukan kebenaran menjadi keharusan sehubungan dengan tugas
panggilannya di tengah-tengah dunia ini. Sebelumnya, Petrus sudah memberi nasehat kepada istri-istri dan
suami[1].
Tips yang diberikan Petrus tidak lain agar
istri tetap berbuat baik bagi suaminya dengan berusaha patuh. Memang hal
ini tidak mudah. Namun Istri harus
menyadari bahwa hal ini dilakukan bukan semata-mata kepentingan
keharmonisan dalam keluarga saja tetapi terlebih dalam rangka memenangkan jiwa bagi Allah. Dan ini
tugas semua orang percaya. Demikian juga suami agar hidup bijaksana terhadap
istrinya. Kebaikan yang harus dinampakkan suami kepada istrinya sebagai
implikasi imannya adalah hidup bijaksana. Dalam Kamus Populer[2],
bijaksana berarti pandai memakai akal pikiran serta dapat membedakan yang baik
dan mana yang tidak baik, arif, selalu dengan nalar. Dengan demikian dalam
hubungannya dengan istri, suami yang bijaksana akan mengerti dan memahami
keadaan istrinya sehingga jika dirasa ada kekurangan tidak dengan mudah
menjatuhkan hukuman. Terlebih dalam kekristenan dipahami bahwa laki-laki dan
perempuan sama-sama pewaris dari kasih karunia. Dengan pemahaman ini suami
tidak boleh arogansi terhadap istrinya sebaliknya menghormatinya.
Demikian juga dalam hidup ditengah-tengah persekutuan. Petrus menekankan agar hidup saling memberkati, bukan sebaliknya membalas kejahatan dengan kejahatan, caci maki dengan caci maki. Artinya, memohon kuasa Allah yang penuh kasih dan karunia agar dicurahkan atas segala orang, juga atas mereka yang menghendaki kita ditimpa oleh kecelakaan. Memang bagian terakhir ini sering tidak mudah dilakukan. Mungkin mulut mengatakan memberkati, tetapi dalam hati mengutuk. Bila demikian, mengapa Petrus memberikan nasehat demikian? Alasannya sangat jelas. Sebagaimana dikutip Petrus dalam Mazmur 34:13-17. Bahwa orang kristen dipanggil untuk hidup dijalan yang benar dan jujur, dan dengan alasan yang sama dengan Perjanjian Lama, Allah akan mengawasi dan memberkati kelakuan tersebut, sebaliknya Allah menentang kelakuan yang bertentangan dengan hidup saling memberkati.
Demikian juga dalam hidup ditengah-tengah persekutuan. Petrus menekankan agar hidup saling memberkati, bukan sebaliknya membalas kejahatan dengan kejahatan, caci maki dengan caci maki. Artinya, memohon kuasa Allah yang penuh kasih dan karunia agar dicurahkan atas segala orang, juga atas mereka yang menghendaki kita ditimpa oleh kecelakaan. Memang bagian terakhir ini sering tidak mudah dilakukan. Mungkin mulut mengatakan memberkati, tetapi dalam hati mengutuk. Bila demikian, mengapa Petrus memberikan nasehat demikian? Alasannya sangat jelas. Sebagaimana dikutip Petrus dalam Mazmur 34:13-17. Bahwa orang kristen dipanggil untuk hidup dijalan yang benar dan jujur, dan dengan alasan yang sama dengan Perjanjian Lama, Allah akan mengawasi dan memberkati kelakuan tersebut, sebaliknya Allah menentang kelakuan yang bertentangan dengan hidup saling memberkati.
Dengan
pemahaman demikian, Petrus mengingatkan jemaat agar tidak usah takut dalam
berbuat baik. Walaupun selalu ada risiko hidup yang demikian, yakni penderitaan. Tetapi takutlah kepada Tuhan
dengan hidup benar, hidup selalu berbuat baik. Memang hidup di tengah-tengah
dunia tidak ada orang yang steril dari yang namanya penderitaan. Baik orang
yang percaya atau pun tidak, baik orang yang hidup benar atau tidak. Jika
demikian, bukankah lebih baik menderita karena berbuat baik dari pada menderita
karena berbuat jahat? Demikianlah Petrus menegaskannya dalam ayat 17. Sebab
menderita oleh karena berbuat baik sebagai implkasi
iman kita kepada Yesus Kristus akan berakhir kebahagiaan, happy ending.
Dalam berbuat
baik sebagaimana dikehendaki Tuhan memang ada kalanya kita mengalami
penderitaan. Dan bila itu yang terjadi, jangan lantas kita takut berbuat baik
lagi, teruslah lakukan yang baik sebab Tuhan berkenan kepada orang-orang yang
demikian.
Ia akan menolong kita dan memeberkati kita, sebab mata Tuhan tertuju kepada
orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong,
tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."
Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk
orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah….” (1 Petrus
3:18). Dan dalam kitab Ibrani dikatakan: “…Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah
belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya…” (Ibrani 5:8).
Yesus tidak mencari penderitaan, juga tidak menyukai
penderitaan, namun Ia tidak menolak penderitaan, kalau itu merupakan resiko yang
harus ditanggung-Nya. Yesus tidak menolak penderitaan, Ia menerima resiko
penderitaan dan memanfaatkan penderitaan itu sebagai sarana belajar taat kepada Bapa.
Saudaraku yang terkasih, percaya
pada pemeliharaan Tuhan adalah hal yang mutlak bagi setiap orang percaya.
Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah memberikan
pencobaan melampaui batas kekuatan kita. Pada saat yang tepat Dia
pasti akan menolong dan memberikan jalan ke luar yang terbaik. Karena itu
jangan lupa untuk selalu bersyukur dalam segala keadaan dan mengamini setiap
janji Tuhan dalam hidup kita.
Kita tidak boleh asal-asalan menjalani hidup
kekristenan kita. Sebab "kamu, yang dahulu
bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak
dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan." (1
Petrus 2:10). Kita yang dulunya berada dalam kegelapan kini telah dipindahkan ke dalam terangNya yang ajaib;
kita yang dulunya adalah hamba dosa kini menjadi hamba kebenaran
(baca Roma
6:17-18); status kita pun berubah menjadi anak-anak
Allah. "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak
menerima janji-janji Allah," (Roma 8:17); itu semua karena
pengorbanan Kristus di atas kayu salib!
Kepada jemaat di Efesus rasul Paulus mengingatkan, "...supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu." (Efesus 4:1). Hidup yang sesuai dengan panggilan Tuhan berarti hidup yang seturut kehendak dan rencana Tuhan. Dengan kata lain kita harus memiliki kehidupan yang 'berbeda' dengan dunia ini. Jika orang-orang dunia lebih memilih hidup menurut keinginan daging (memuaskan hawa nafsunya), kita tidak boleh terbawa arus kehidupan dunia ini, sebab "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galalita 5:24). Kita harus hidup dalam kesalehan yaitu hidup menurut jalan-jalan Tuhan, tidak menyimpang dari kebenaran firman Tuhan dan menurut pimpinan Roh Kudus. Ini bukanlah pekerjaan mudah, ada harga yang harus kita bayar di mana kita harus menanggalkan 'manusia lama' kita dan mengenakan 'manusia baru'.
Kepada jemaat di Efesus rasul Paulus mengingatkan, "...supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu." (Efesus 4:1). Hidup yang sesuai dengan panggilan Tuhan berarti hidup yang seturut kehendak dan rencana Tuhan. Dengan kata lain kita harus memiliki kehidupan yang 'berbeda' dengan dunia ini. Jika orang-orang dunia lebih memilih hidup menurut keinginan daging (memuaskan hawa nafsunya), kita tidak boleh terbawa arus kehidupan dunia ini, sebab "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galalita 5:24). Kita harus hidup dalam kesalehan yaitu hidup menurut jalan-jalan Tuhan, tidak menyimpang dari kebenaran firman Tuhan dan menurut pimpinan Roh Kudus. Ini bukanlah pekerjaan mudah, ada harga yang harus kita bayar di mana kita harus menanggalkan 'manusia lama' kita dan mengenakan 'manusia baru'.
1. Aku Perlu Memiliki Perspektif yang
Benar.
“Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah.”
2. Aku Perlu Menentukan Prioritas Yang
Benar
”Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.“
3. Aku Perlu Percaya Pada Kuasa Tuhan.
“Karena bagiku
hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
Tidak ada
sesuatupun dapat terjadi apabila tidak melalui tangan-Nya yang penuh kasih.
Apakah kita hidup atau kita mati …. marilah kita memilih untuk menempatkan
Kristus sebagai pusat dari kehidupan
kita. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar