Sabtu, 27 Oktober 2018

Khotbah Minggu 19 Agus 2018 Kejadian 17, 15-27 Indahnya Keberagaman


Epistel : Gal. 4:22-28 (Ceriterakan Makna Kebersamaan Melalui Bulan Keluarga ini Gal. 6:2; Ngambil Nasi Jgn Berebut; Pikirkan na parpudi/Kepedulian)
Allah yang penuh anugerah
Allah melimpahkan anugerah-Nya kepada siapa pun semata-mata berdasarkan kehendak-Nya dan bukan berdasarkan apa yang dilakukan orang tersebut. Anugerah Allah dapat dibagi menjadi anugerah khusus dan anugerah umum.
Walaupun di pasal 16 Sarai telah melakukan kesalahan dengan memberikan solusi yang tidak sesuai dengan jalan Tuhan, Tuhan tetap mengingat Sarai dan mengganti namanya menjadi Sara. Tuhan menyatakan bahwa ia akan menjadi ibu bagi bangsa-bangsa dan akan melahirkan raja-raja (16). Ketika Abraham meminta kepada Tuhan untuk memilih Ismael (17), Allah menegaskan bahwa anak yang lahir dari Saralah yang akan mewarisi perjanjian Allah dengan Abraham (19). Allah memilih semata-mata berdasarkan kasih karunia dan kedaulatan-Nya. Apa yang Allah janjikan merupakan anugerah khusus karena ini adalah perjanjian yang kekal, yang akan menjadikan keturunan Ishak sebagai umat Allah.
Meski Allah tidak memilih Ismael untuk mewarisi perjanjian-Nya, tetapi dalam kasih karunia-Nya Allah juga memberikan anugerah umum kepada Ismael sehingga ia pun diberkati untuk menjadi bangsa yang besar (20). Jadi, walaupun keturunan Ismael tidak akan menjadi umat Allah dan mendapatkan anugerah khusus dari Allah, bukan berarti bahwa Allah tidak akan memberkati dia beserta keturunannya.
Abraham merespons anugerah Allah dengan menaati perintah-Nya. Ia memanggil Ismael, semua orang yang lahir di rumahnya, dan budak-budaknya untuk melaksanakan sunat (23-27).
Allah kita memang adalah Allah yang penuh dengan kasih karunia dan kemurahan. Ia selalu memberkati, terutama keturunan orang-orang yang berkenan kepada-Nya. Jadi kita tidak perlu heran jika melihat bahwa secara umum manusia tetap diberi anugerah yang berlimpah dari Tuhan. Namun sebagai umat percaya, kita harus sadar bahwa anugerah yang Allah berikan kepada kita merupakan anugerah yang khusus. Karena itu kita perlu mensyukurinya dan mewujudkan rasa syukur kita dengan menjalankan apa yang telah Allah perintahkan.
1. Identitas baru yang diberikan Allah kepada istri Abraham, Sarai menjadi Sara, adalah suatu janji bahwa dia akan menjadi ibu bangsa-bangsa, dari keturunannya akan muncul raja-raja bangsa-bangsa. Itulah janji Allah bagi Abraham dan istrinya Sara. Janji itu merupakan lelucon bagi Abraham, dia tertawa; mungkinkah di usianya yang ke-99 dengan seorang istri berusia 90 tahun dapat melahirkan seorang anak?
2. Allah bukanlah manusia sehingga Dia berbohong, itu berarti janji Allah adalah ya dan amin, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk 1,37). Namun pikiran manusia sering sulit menerima janji dan cara kerja Allah, sebagaimana Abraham yang mengandalkan pikirannya. Dia berpikir bahwa usia subur seorang perempuan maksimal 50 tahun, maka janji Allah menjadi hal yang lucu baginya, dan dia kurang menyakini apa yang dikatakan Tuhan tentang Sarai menjadi Sara.
3. Ketidakpercayaan Abraham menyebabkan dia memohon agar Ismail diperkenankan di hadapanNya, tetapi Tuhan mengulang bukan Ismail, tapi seorang anak yang lahir dari Sara dan akan diberi dia nama Ishak. Tentang Ismail anak Hagar, hambanya yang dijadikan sebagai gundik, Tuhan akan memberkati dan memberi keturunan yang banyak baginya, serta menjadikan bangsa yang besar di mana akan berdiri 12 raja dari keturunannya, karena dia bukan anak perjanjian, tapi anak yang lahir atas kehendak manusia, anak perjanjian adalah Ishak, karena kepada Ishak yang akan lahir pada tahun depan lah Allah membuat perjanjian selama-lamanya. Dialah anak yang dijanjikan (Gal 4, 22-28).
4. Pengulangan janji Allah membuat Abraham mengubah pikiran, dia mengaminkan janji itu, sehingga melaksanakan sunat baginya, Ismail, dan semua laki-laki yang ada di rumahnya, yang dibeli dan lahir di rumahnya, setelah Allah naik meninggalkan Abraham. Sunat adalah lambang perjanjian umat Allah.
5. Bagaimanakah kita merespon janji Allah dalam hidup kita? Apakah kita mengandalakan pikiran kita, jika janji itu bertentangan dengan ilmu pengetahuan, dengan pemahaman kita atau mungkin karena tidak sesuai dengan keinginan kita? Banyak orang menertawakan janji dan cara kerja Allah dalam hidupnya, seolah-olah apa yang dikatakan Tuhan adalah lelucon, sesuatu yang tidak masuk akal, sehingga terkadang kita sulit menerima dan mengaminkan janji Allah dalam hidup kita. 
6. Saya sering mendengar orang melihat sesuatu dan berkata bahwa tidak mungkin dia bisa memiliki barang tersebut. Jika saya katakana bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, dia akan menentang, bukan mengaminkan kekuatan dan kemampuan Tuhan mengatasi pikiran dan kemampuan kita. Pikiran kita telah mengkonsepkan Allah sebatas yang dapat kita lakukan tentang kehidupan kita, padahal Allah jauh melebihi apa yang kita pikirkan, apa yang kita kotakkan tentang Allah. Dan satu hal yang harus kita ingat, bahwa ketidakpercayaan manusia, tidak membatalkan perjanjian yang sudah Allah Firmankan.
7. Menertawakan Firman adalah penyangkalan atas kuasa Firman itu, maka dampak dari ketidakyakinan akan janji yang telah dikatakan adalah ketidak sejahteraan. Bila kita pelajari lebih dalam lagi maka kita akan melihat bagaimana Hagar menertawai Sara yang melahirkan pada usia tua, dan bagaimana Ismail mengolok-olok Ishak yang kecil.
8. Firman Tuhan mengajak kita untuk percaya penuh pada janji Tuhan,walaupun agak ‘lama’ janji itu diwujudkan dari yang kita harapkan. Janji Tuhan adalah ya dan amin, maka ketika Tuhan berfirman, kita hanya percaya dan menunggu semua janji itu, karena Tuhan berkarya tepat pada waktunya. Merancang masa depan yang baik bagi kita, maka jangan andalkan pikiranmu tentang masa depanmu, percayalah bahwa Tuhan tidak manusia yang mau berbohong. Allah berjanji, mari kira meraih janji itu dengan iman dan perjuangan. Amin


Khotbah Minggu 16 Sep 2018 Rut 2:8-16. Solidaritas Kepada Sesama”


Dalam Alkitab hanya 2 kitab saja yang diberi nama wanita: Rut dan Ester.Namun keduanya mempunyai ciri yang bertentangan. Rut adalah wanita bukan Israel, kemudian bersuamikan seorang Israel yang termasuk leluhur raja Daud. Sedang Ester adalah wanita Israel, yang hidup ditengah-tengah orang kafir, bersuamikan raja bangsa kafir. Baik Rut maupun Ester, keduanya adalah orang besar dan berbudi. Namun Kitab Rut adalah unik, karena inilah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang seluruhnya menceritakan riwayat seorang wanita.
a)    Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam kitab Hakim-Hakim. Walaupun suaminya, seorang Israel sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Tuhan umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar. Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Tuhan meninggalkan Tuhan. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Tuhan Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Tuhan.
c) Cerita dalam kitab ini bukanlah sekedar cerita roman, namun berisi tipologi atau lambang; yakni Tipologi penebusan; itulah pokok dari kitab ini yakni ada dua: pertama penebusan terhadap orang kafir; yakni Rut yang berlatar belakang kafir dan masuk dalam keluarga Israel bahkan sebagai nenek moyang raja Daud yang mereka sangat hormati dan kagumi. Bahkan Bangsa Israel juga mengetahui dari nubuat, bahwa Mesias yang mereka nantikan adalah keturunan Daud, berarti juga keturunan Rut, seorang wanita kafir. Kedua. Penebusan sebagai mempelai; merupakan penebusan tingkat tinggi. Rut sebagai bayangan gereja Tuhan yang asalnya dari bangsa kafir merupakan
fakta dari rencana Allah yang tersembunyi dalam kitab Perjanjian Lama . Melalui Rasul Paulus misteri Allah itu diungkapkan (Ef.3:6) bahwa dengan Berita Injil yang bukan Yahudi turut serta menjadi ahli waris Kerajaan Allah dalam Yesus Kristus.

b) Dalam perikop ini kita melihat pembicaraan pribadi dan langsung antara Rut dan Boas; suatu dialog antara penebus dan orang yang akan ditebus. Inilah suatu tipologi yang indah bagaimana kita harus mempunyai dialog dengan Tuhan kita, Yesus Kristus. Seringkali kita mendengar bahwa hubungan antara mertua dan menantu sangatlah sulit dan rentan konflik. Tetapi dari kisah Rut, kita dapat belajar bahwa pandangan tersebut tidaklah seluruhnya benar. Justru dalam kisah Rut, kita dapat belajar bahwa hubungan mertua dan menantu ternyata dapat begitu menyentuh dan mengharukan. Di antara Rut dan Naomi terjalin ikatan kasih yang sangat mendalam. Rahasianya Rut dan Naomi memiliki kedewasaan kepribadian yang ditopang oleh imannya kepada Tuhan. Tidaklah berkelebihan jikalau dalam kepribadian Rut terpancarlah ”inner-beauty” (kecantikan yang terpancar dari dalam batinnya), sehingga dia dipilih oleh Tuhan untuk menurunkan keturunan seorang raja besar yaitu Daud. Bahkan Rut dipilih oleh Tuhan untuk kelak menurunkan diri Tuhan Yesus. Walaupun Rut seorang wanita Moab, tetapi dia diberkati oleh Tuhan sehingga dia dapat memiliki kepribadian dan spiritualitas iman yang menakjubkan.
c) Latar belakang masa lalu, harta, status dan kehebatan manusia tidaklah cukup kuat untuk membuat kita kepada sebuah karakter terhormat. Rut mendapatkannya dengan kesetiaan kepada Allah. Langkah imannya yang teguh kepada Allah yang belum lama ia kenal membuat dirinya hidup penuh pengharapan, tidak bersungut-sungut, rendah hati dan berbudi pekerti. Dan itu semua membuatnya menjadi sosok wanita terhormat yang diakui oleh orang lain, bahkan berkenan pada Tuhan sehingga lewat dirinyalah Sang Penebus lahir di dunia ini. Hidup ini tidaklah mudah. Setiap saat ada banyak keinginan yang bisa menjerumuskan kita kepada kemerosotan moral hingga berujung pada dosa. Ada begitu banyak penderitaan yang mungkin saat ini belum terlihat jalan keluarnya. Tapi kita diingatkan untuk tidak bersandar pada kekuatan diri sendiri, melainkan bergantunglah pada Allah dengan pengharapan tanpa henti. (2 Korintus 1:8-9). Mata Tuhan tetap melihat segala yang kita lakukan, dan Dia selalu lebih dari siap untuk melimpahkan berkat kepada siapapun yang selalu taat dengan sungguh-sungguh kepadaNya. "Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." (2 Tawarikh 16:9a). Terang Tuhan akan terpancar lewat kita jika kita mengijinkanNya hidup di dalam kita, dan kita hidup di dalamNya. Langkah iman tidak akan pernah sia-sia, karenanya hiduplah selalu sesuai firman Tuhan !. Bukti bahwa saudara dan saya adalah umat yang telah ditebus dengan darah Yesus adalah penyertaan Tuhan. Sekarang, mari kita perhatikan, pelajari tentang sikap Boas terhadap Rut. Sikap Boas terhadap Rut: 
a.    Boas langsung memperhatikan Rut (ay 5) Mungkin sekali Rut adalah seorang yang cantik, sehingga Boas langsung memperhatikan Rut. Juga pesan Boas dalam ay 9,15,16 yang melarang pekerja-pekerja lelaki mengganggu Rut, secara implicit (tidak langsung) menunjukkan bahwa Rut adalah seorang yang cantik.
b.    Boas mengajak Rut bicara (ay 8) 
Mungkin sekali saat itu ada kebiasaan bagi orang-orang yang memunguti bulir-bulir jelai / gandum yang tersisa itu untuk berpindah-pindah dan mencari pemilik ladang yang baik (cf ay 2: ‘orang yang murah hati kepadaku’) Boas menasehati Rut untuk tidak pindah ke ladang lain, tetapi tetap saja memunguti jelai di ladang Boas. Ini ia katakan jelas supaya ia bisa sering bertemu dengan Rut! 
c. Boas melindungi Rut dengan memberi pesan kepada pegawai-pegawainya (ay 9,15,16)
d. Boas berdoa untuk Rut (ay 12) 
Doa ini akhirnya dijawab oleh Tuhan melalui diri Boas sendiri 
e. Boas mengajak Rut makan (ay 14)
Boas memberi makanan yang begitu banyak sehingga berlebihan dan akhirnya diberikan kepada Naomi (ay 18) 
f. Boas memberikan hak khusus kepada Rut (ay 15) 
Ia jelas tak memberikan hak seperti ini kepada para pemungut yang lain!
g. Boas memberi perintah kepada para pegawainya untuk mempermudah pekerjaan Rut (ay 16) 
Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa Boas tertarik kepada Rut! Suatu perhatian penuh kasih sayang dan belas-kasih itulah yang terjadi dalam diri Boas terhadap Rut.
1) Kalau ditinjau dari sudut manusia, maka munculnya titik terang dalam kehidupan Rut itu, terjadi secara kebetulan!
2) Kalau ditinjau dari sudut Allah, maka tidak ada kebetulan! Dari sejak semula, Allah sudah menentukan / merencanakan semuanya dan Allah lalu mengatur segala sesuatu sehingga semua terjadi sesuai dengan Rencana Allah yang kekal!
a. Bacalah ayat-ayat KS ini: Amsal 16:9 19:21 21:1
Rut mungkin memikir-mikir ke ladang mana ia akan pergi. Tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya (Amsal 16:9 19:21).
Ruth berani untuk meninggalkan masa lalunya dan memulai sesuatu yang baru. Persoalan banyak orang di zaman ini adalah ketidakmampuan kita meninggalkan kesedihan, persoalan kehidupan masa lalu yang selalu membayangi diri. Ketidakmampuan itu membuat banyak orang lari dari kenyataan dan akibatnya, persoalan demi persoalan melanda kehidupan, sementara persoalan yang satu belum selesai, persolan lain telah datang. Rut berani untuk meninggalkan masa lalunya dan beranjak ke depan untuk memulai sesuatu yang baru, yang walaupun belum diketahui bagaimana keadaannya nantinya.
Maka dapat kita simpulkan beberapa dari sikap Rut untuk kita renungkan bersama, yaitu:
1. Bersikeras mengikuti Tuhan dan jangan mendua hati di tempat persimpangan.
2. Meninggalkan masa lampau saudara dan hidup dengan iman.
3. Bersikeras memulai hidup baru dengan Allah dan memegang semua instruksiNya, peraturanNya.
4. Jangan malas untuk melakukan pekerjaan yang hina dan kecil. Ayub 8:7,“Maka kedudukanmu yang dahulu akan kelihatan hina, tetapi kedudukanmu yang kemudian akan menjadi sangat mulia.” Yang penting bukan bagaimana awalnya tapi bagaimana akhir saudara ikut Tuhan.
5. Jangan mencari kehormatan. Seperti Ruth berkata, “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” (Rut 2:2).
6. Hidup berintegritas. Apa itu integritas? Karakteristik dari Ruth adalah seseorang yang loyal dan tidak egois.
7. Hormati mertuamu, orangtua, otoritas, pemimpin Anda.
Amin.


Khotbah Minggu 07 Oktober 2018 II. Tim 4: 1-5 Menjadi Pemberita Firman


  Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan mengemban Amanat Agung untuk memberitakan Injil. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi atas hidup dan karya Kristus berkaitan dengan penebusan atas umat manusia yang berdosa. Bersaksi untuk Kristus bukan hanya bercerita dan berbicara, melainkan memperlihatkan sebuah gaya hidup yang serupa dengan Kristus.Bila mendengar kata ‘pelayanan’, yang ada dalam pikiran kita adalah kegiatan yang dilakukan para hamba Tuhan/pendeta, misionaris, gembala sidang, majelis gereja, pemimpin pujian dan lain lain; sesungguhnya melakukan pelayanan itu merupakan tanggungjawab anak Tuhan. Ada contoh yaitu ibu mertua Petrus, setelah dijamah oleh Tuhan Yesus dan disembuhkan dari sakitnya “Ia pun bangunlah dan melayani Dia.” (Matius 8:15b); jadi setelah menerima kesembuhan, ibu mertua Petrus melayani Tuhan! Itulah yang dikehendaki Tuhan untuk kita perbuat. Dia memberkati kita agar kita menjadi berkat, Dia menyelamatkan kita agar kita memberitakan kabar keselamatan itu kepada orang yang belum mendengarnya, bukan untuk bermalas-malasan, seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada Timotius, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2)
Keterlibatan kita dalam pelayanan sangat dibutuhkan dalam Tubuh Kristus, jadi masing-masing dari kita memiliki peranan yang harus kita mainkan dan setiap peran itu penting; tidak ada pelayanan yang kecil/tidak penting bagi Tuhan, semuanya berharga di mataNya! Pelayanan adalah inti dari kehidupan orang Kristen, sebab Tuhan Yesus sendiri telah memberi satu teladan bagi kita, “…Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45). ‘Melayani’ dan ‘memberi’ inilah yang serhatusnya menjadi ciri hidup orang Kristen di tengah dunia ini.
Melayani adalah lawan dari sifat alamiah manusia yang lebih suka dilayani. Kita mengharapkan orang lain mau melayani, memperhatikan, menghargai, menghormati kita terlebih dahulu, bukan sebaliknya, padahal Alkitab menulis, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Matius 7:12a). Oleh karena itu, gunakanlah kesempatan yang ada saat ini sebaik mungkin, karena kesempatan itu belum tentu datang lagi menghampiri kita. Karena itu Tak henti-hentinya rasul Paulus mendorong dan menguatkan Timotius supaya terus maju dalam memberitakan Injil.  Memang seyogianya Timotius meneladani pemimpin rohaninya itu, yang meski dipenjara tak surut semangatnya berkarya bagi Tuhan.  Paulus sadar bahwa  "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."  (Roma 8:18), sehingga ia dapat menasihati,  "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."  (2 Timotius 4:2).
Selagi masih ada kesempatan mari tunaikan tugas pelayanan kita sebaik mungkin, jangan disia-siakan.  "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4),  "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,"  (2 Timotius 4:3).  Jadi tugas memberitakan Injil Kristus dan menyatakan kebenaran secara tegas adalah tugas Ilahi yang bersifat wajib dan sangat mendesak, karena jemaat akhir zaman ini kian tertidur rohaninya dan makin disibukkan oleh perkara-perkara duniawi.  Bukan hanya itu, mereka juga lebih suka  "...mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."  (2 Timotius 4:3-4).
     Sudahkah kita menjalankan tugas pelayanan kita dengan benar?  Butuh komitmen tinggi, kesetiaan, kesabaran dan kesungguhan hati untuk menjadi seorang pelayan Tuhan!  Selain itu kita pun harus punya dasar iman dan pengajaran yang kuat yang diperoleh dengan cara bertekun membaca, meneliti dan merenungkan firman Tuhan.  Terpenting, kita harus hidup di dalam firman dan menjadi pelaku firman Tuhan,  "...supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang."  (1 Timotius 4:15).  Menjadi pelayan tuhan berarti terlebih dahulu memberikan teladan hidup bagi orang lain. Amin.



Khotbah Minggu 14 Okt 2018 Pesta HUT/Panen GKPI Ciliwung Ulangan 16”16-17


Dalam Ulangan 16:1-17, secara khusus Musa meringkaskan kembali dan menegaskan tentang tiga hari raya utama orang Yahudi, yaitu Hari Raya Paskah, Hari Raya Roti tidak Beragi dan Hari Raya Pondok Daun. Hal ini penting untuk disampaikan kepada generasi kedua dari umat Israel yang keluar dari tanah Mesir, yang siap untuk memasuki tanah perjanjian. Penegasan Musa kepada umat Israel untuk merayakan ketiga hari raya utama ini sesuai dengan perintah Tuhan yang bertujuan: 1. Sebagai pertemuan kudus umat Tuhan (Im. 23:2). 2. Sebagai peringatan akan perbuatan besar yang dilakukan Allah dari Mesir hingga ke tanah perjanjian (Ul.16:1, 3, 6). 3. Sebagai persiapan bagi bangsa Israel memasuki tanah perjanjian supaya tetap mengingat apa yang telah dikerjakan Tuhan bagi mereka (Kel. 12:24-27; Ul 8:11-16). 4. Sebagai simbol dan bayangan dari hidup dan karya Mesias yang akan datang (Kol. 2:16-17; Ibr. 10:1).
Kilas balik karya besar Allah. Perayaan agama sangat berarti bagi pembaruan iman umat. Itulah sebabnya Allah selalu meminta umat-Nya untuk senantiasa merayakan perayaan agama (ayat 1). Tiap-tiap perayaan memiliki keunikan makna masing-masing, namun sama bertujuan agar umat menyadari semua kebaikan Tuhan dan hidup mengasihi Tuhan. Khususnya perayaan Paskah bermaksud untuk mengingatkan kembali peristiwa keluaran dari Mesir. Dalam perayaan ini umat harus melakukan kegiatan-kegiatan ritual seperti mempersembahkan korban hewan (ayat 2), sebagai tindakan simbolis dari penyerahan diri umat kepada Allah Israel satu-satunya. Uniknya, kegiatan ini harus dilakukan di tempat yang dipilih Allah (ayat 2,6,7). Pemusatan ibadah di tempat yang dipilih Allah ini bertujuan agar, [1] umat tidak memiliki hati dan sikap yang bercabang. Melalui merayakan Paskah itu hati, pikiran dan jiwa umat ditujukan kepada Allah saja yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. [2] Umat diingatkan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan jalan Tuhan, sesuai dengan berbagai ketetapan, peraturan dan hukum yang relevan pada waktu itu seperti yang terdapat dalam Ulangan 12-26. Kepada umat Israel Tuhan berfirman,  "Janganlah engkau mempersembahkan bagi Tuhan, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk;  sebab yang demikian adalah kekejian bagi Tuhan Allahmu."  (Ulangan 17:1).  Di zaman Perjanjian Lama dulu, setiap kali bangsa Israel datang menghadap kepada Tuhan mereka harus selalu membawa persembahan berupa hewan korban.  Tetapi tidak sembarang hewan persembahan itu berkenan di hati Tuhan. Jadi mereka harus membawa hewan-hewan yang terbaik:  gemuk atau tambun, sehat dan tidak bercacat sebagai persembahan, karena Tuhan menyukai persembahan yang terbaik.      Di zaman anugerah ini kita tidak perlu membawa hewan korban dalam ibadah atau saat datang menghadap Tuhan.  Lalu, apa yang kita bawa kepada Tuhan sebagai persembahan?  Persembahan itu adalah hidup kita sendiri seperti yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Roma,  "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:  itu adalah ibadahmu yang sejati."  (Roma 12:1).  Maka dari itu kita harus bisa menjaga hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan.  Inilah yang Tuhan kehendaki:  suatu kehidupan yang tidak bercacat cela.  Yang terbaiklah yang harus kita persembahkan kepada Tuhan, karena Tuhan sudah terlebih dahulu memberikan yang terbaik bagi kita!  Dikatakan,  "Ia (Yesus) sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran."  (1 Petrus 2:24)     Jadi, sebagai balasannya kita juga harus memberikan yang terbaik bagi Tuhan.  Dengan cara apa?  Dengan cara menyembah Dia dengan segenap hati, beribadah dengan sungguh-sungguh, dan juga melayani Dia dengan penuh komitmen.  Banyak orang Kristen yang datang ke gereja hanya sebagai rutinitas semata, cuma duduk diam, memuji Tuhan tanpa ekspresi dan saat mendengarkan kotbah pun sambil bersenda gurau atau memainkan handphone.  Itukah yang dinamakan memberikan yang terbaik?Kesukaan dan penderitaan merupakan pengalaman bukan saja umat Israel tetapi juga pengalaman umat Allah masa kini. Keunikan perayaan umat Kristen adalah bahwa perayaan-perayaan itu terjadi karena penderitaan: Penderitaan Allah di dalam Kristus yang rela menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa. Terkadang Allah mengizinkan kita menderita. Apabila kita menderita karena kebenaran, kita patut bersyukur atas hak istimewa itu. Semua orang laki-laki Israel harus datang menyembah TUHAN Allahmu di tempat yang dipilih-Nya tiga kali setahun, yaitu pada Hari Raya Paskah, pada Pesta Panen dan Pesta Pondok Daun. Setiap orang harus membawa persembahan menurut kemampuannya, sesuai dengan banyaknya rezeki yang diberikan TUHAN Allahmu kepadanya." Umat Allah dipanggil untuk menikmati hidup yang enak, setelah mereka mengalami perbudakan di Mesir selama bertahun-tahun. Kini mereka adalah orang yang bebas. Tapi, orang yang bebas, bisa jadi lupa cara bagaimana dia menjadi bebas. Seperti bangsa kita, bertahun-tahun lepas dari perbudakan dari bangsa asing, kita lupa diri dan kini tidak sadar bahwa kita masih jadi bangsa yang terkekang dan berjuang untuk lepas dari perbudakan kemiskinan, dan kelakuan jahat memiskinkan orang lain melalui kegemaran mengambil apa yang bukan hak kita dengan korupsi. Kita masih jadi bangsa yang diperbudak. Sebelum mereka akan menikmati Tanah Perjanjian, Ulangan diturunkan. Maksudnya agar semua sejarah di belakang mereka ini diulang sehingga mereka tidak lupa diri. Bangsa Israel bisa hidup hanya karena belas kasih Allah, mereka tidak boleh lupa itu. Jadi, mereka harus memelihara ikatan perjanjian itu seumur hidup mereka. Teorinya sih begitu, tapi bagaimana dengan prakteknya? Siapa masih ingat dengan semua janji? Apa bapak ibu, masih ingat dengan janji nikahnya masing-masing? Ada tidak yang kalau merayakan anniversarynya mengingat lagi bersama janji nikahnya? Apa majelis, komisi, dan pengurus-pengurus yang diteguhkan masih ingat janji nya ketika diteguhkan bersama jemaat kepada Tuhan? Dan, lebih penting lagi, apa kita semua yang sudah disidi, ingat semua janji dan kepercayaan ketika kita masuk dalam persekutuan? Bisa jadi lupa. Kenapa? Kebiasaan, manusia memang suka lupa. Karena itu, Israel harus merayakan Hari Pembebasan itu dengan tujuan agar mereka terus ingat. Sekali setahun, dalam berbagai bentuk: datang ke rumah ibadah yang ditentukan Allah, memotong, memasak dan memakan ternak sebagai korban bersama dengan seisi rumah, dan menjauhkan diri mereka dari segala yang jahat sehingga mereka bisa berbuat adil pada tiap orang. Itulah cara mereka harus menikmati pembebasan yang dikerjakan Allah dalam hidup mereka. Itu harus diingat agar tidak lupa. Amen

KhotbahMinggu 23 Sep 2018 Cara Pandang Yang Benar Akan Kekayaan Hidup yang diubahkanKristus


Lukas 19:1-10

Perjumpaan zakheus dengan Tuhan Yesus merupakan perjumpaan yang Membawa perubahan besar dalam kehidupan nya. Ia tidak menduga hal itu akan terjadi. Awalnya, Dia hanya ingin melihat seperti apakah Yesus itu. Namun, di luar dugaan nya, ternyata Tuhan Yesus dating kekota Yerikho khusus untuk menemuinya. Tuhan yesus berkata, “zakheus, segera lah turun, sebab hari ini aku harus menumpang di rumahmu.”Ada satuhal yang menarik untuk diperhatikan dalam kisah ini, yakni kata “harus” (lih. Yohanes 4:4).Tuhan Yesus harus menumpang dirumah zakheus dan Tuhan Yesus harus melintasi daerah samaria. Inimenekan kan tentang misi kedatagan-nya kedalam dunia. Hati-nya yang Penuh dengan belaskasihan mendorong-nya untuk mencari dan menyelamat kan manusia yang
berdosa.
Siapakahzakheus?
Artinama: adalah tulus, bersih, suci. Akan tetapi, kehidupan dan namanya bertolak belakang. Perilaku dan perkataan zakheus tidak memperlihatkan ketulusan, bersih, suci dan integritas.
Apa yang terjadi dengan zakheus? Pekerjaannya yang berkaitan dengan pemungutan cukai telah menempatkan nya pada posisi yang tidak mungkin untuk menjaga semuanya itu. Pemungut cukai adalah pegawai kerajaan romawi (yang waktu itu            menjajah israel). Mereka ditugaskan untuk memungut pajak dari bangsanya sendiri, yakni sesama orang yahudi. Bahkan, terkadang pajak yang dipungut pun sangat keterlaluan.
Pandangan orang yahudi: orang yahudi yang bekerja pada pemerintah romawi disebut sebagai pengkhianat atau kafir sebab mereka telah mempermainkan imannya dengan cara pro bangsa romawi yang menyembah berhala.
Orang yahuditelahbelajardaripengalamanpembuanganke babel karenamerekatelahberulang kali jatuhkedalamdosapenyembahanberhala. SejakituMerekatidakmaulagibersentuhandenganberhala. Karenaitu, orang yahudisangatbencikepadapemungutcukai yang bergauldanhidupdari orang romawi.
Zakheusbukanhanyaseorangpemungutcukai, tapidiaadalah kepala pemungutcukai. Iniadalahjenjangkarir yang sangatbagus, dantidakgampanguntukmencapainya. Itusebabnya, zakheus bias menjadi orang kaya.
Apa yang menyebabkanzakheusreladicapsebagaipengkhianat? Karenauang. Zakheustidakmempedulikanpandangansoialterhadapdirinya, yang penting kaya. Ia pun tidakmempedulikanhatinuraninya, asalkanimpiannyatercapai.
Bagaimanakarakterzakheus? Jikasaudara bias membayangkanseorangpemungutcukai yang memeras, makasaudara juga membayangkanbagaimanakarakterzakheus: cintauang, pelit, serakah, galak, pemeras – tidakberperikemanusiaan
Refleksi: ada orang-orang yang relauntukmengorbankanhal-hal yang paling berhargadalamdirinya: hargadiri, kehidupanrohani, bahkanimannyasekalipun karenauang.
Perubahanapa yang terjadipadadirizakheus?
Ayat 8:
"tuhan, setengah darimilikkuakan kuberikankepada orang miskin  dansekiranyaadasesuatu yang kuperasdariseseorangakankukembalikanempat kali lipat."
Jikakitamemperhatikanayat 8 ini,
Makasangatkontrassekalidengankehidupanzakheussebelumnya.Tadinya serakah, sekarangmalah memberikansetengahdarihartanya.Tadinya garangterhadap orang miskin, sekarangmalah berbelaskasihan.Tadinya kerasdankasar, tapisekarangmenjadi orang yang peduli, care, dsb.Tadinya mementingkandirisendiri (mengejarkekayaan demi dirisendiri), sekarang mementingkan orang banyak.
Kalaudibayangkan: makazakheusmenjadi orang yang “tidakpunyaapa-apalagi” ataukalau pun masihpunya, makaiatidakmempunyaisecaraberkelimpahan.
Misalnya zakheusmemilikikekayaansebanyak 1 m. Berdasarkanjanjinya, maka 500 jutadiberikankepada orang miskin; selainitu, iaakan mengganti 4x lipatkepada yang diperas (menuruthukum taurat: mengembalikanseharga yang diperasdanditambah 20%, tapizakheusmengganti 400%). Inimelampauiketetapan yang ditetapkanolehtaurat.Jikazakheussudahmemilikiistri, bagaimanapendapatistrinya? Apakahistrinyamendukungkeputusannya?
Refleksi:
Bagaimanadenganbuahpertobatan yang kitahasilkan? Apakahkitahanyamenghasilkanbuah yang manis di bibirtapitidakmenunjukkanbuah yang sesungguhnya?
Apa yang menyebabkannyaberubah?
KedatanganYesuskerumahdanhidupnyatelahmengubahkannya. Menurut Lukas 8, kitamengetahuibahwapemungutcukaimerasaenggan (tepatnyamalu) untuk dating ke bait Allahdanberdoa. Kalau pun merekadatang, merekaakanberdirijauh-jauhkarenamenyadarikeberdosaandanketidaklayakannya.
Akan tetapi, sekarang TuhanYesus yang mendatanginya, dan menumpang di rumahnya! Di luardugaannya, bahwaTuhanYesusbersediauntukhadir di dalamrumahdanhidupnya. Iamerasakankasih, pengampunandanpenerimaandariTuhanterhadapdirinya. Orang-orang di sekitarnyamenolakdanmembencinyakarenadosanya, tapi Allahbersediauntukmenerimanya. AnugerahTuhan yang telahmenerimadanmengampuninyatelahmembuatnyaberubah.
Banyaktokoh-tokoh di dalamsejarahkekristenan yang hidupnyadiubahkanolehkasihTuhan. Salah satunyaadalahagustinus. Sebelumbertobat, agustinusmemilikikehidupan yang tidakbaik. Namun, setelahbertobat, iamemberikandirinyabagi Allahdanpelayanannyamembawadampak yang besarbagigerejahinggahariini.
Apa yang bias menjadiperenunganbagikita…?
1.      DidasariataskasihKristus yangsudahmenyentuhkita, lakukanlahsegalasesuatu di dalamkasih-nya.
Rasul Paulusmengingatkankita “dansekalipunakumembagi-bagikansegalasesuatu yang adapadaku, bahkanmenyerahkantubuhkuuntukdibakar, tetapijikaakutidakmempunyaikasih, sedikitpuntidakadafaedahnyabagiku” (1 korintus 13:3). Lakukanlahsegalasesuatunya di dalamkasih Allah.
Bagaimanarelasikitadengankeluargakita? Mencintaikeluargadanmelayanikeluargaadalahsesuatu yang natural. Siapa pun bias melakukannya. Akan tetapi, kitaperlumenambahkannya: kitamengasihidanmelayanikeluargakitadengankasihkristus. Iniakanmenolongkitauntukmenerimaapaadanya. Mengampuni. Mengulurkantanganpadaanggotakeluarga yang tidaksempurnadan yang tidaktaat.Bagaimanadenganpelayanankita? Apakahlahirdarikasihkepada Allah?
2.      Perubahaninimenyentuhaspek yang paling dalamdarihidupkita.Zakheusmenjadikanuangsebagaitujuanhidupnya. Pertobatanzakheusmemperlihatkanbahwaaspek yang paling pentingdalamhidupnyatelahdiubahkanolehTuhan, yakniuang. Hal iniberbedadenganseorangmuda yang kaya yang mendatangiTuhanYesus. IamenolakuntukmenjualhartanyadanmengikutYesus. Hartatersebuttelahmenjadiberhalanya, walaupuniamemiliki moral danetika yang baik.
ApakahsaudaramengizinkankasihKristusmenyentuhhatikita yang paling dalam? Dan membiarkankasih-nyauntukmewarnaikehidupankita…? Amen



Khotbah Minggu 28 Oktober 2018 Jemaat Yang Berdiakoni


Yesaya 58,4-12
2 Kor 9: 6-15 : Memberi Dgn Sukacita,bkn krn Paksaan, berantam dulu mau memberi ucapan Syukur. Ilustrasi ttg Memberi yg terbaik utk Tuhan, Peng 6:2
1."Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Yesaya 58:3a Pembukaan: PUASA YANG SEJATI. Nabi Yesaya bin Amos secara serius mengingatkan umat Yehuda agar kembali bertobat kepada TUHAN karena selama ini mereka mengalami kemerosotan moral yang hebat. Untuk itu ia bernubuat dengan suara lantang bagaikan sangkakala (58:1). Kondisinya semakin parah karena umat Allah (Yehuda) rupanya jatuh pada penghayatan agama yang legalistic – formalistic (mengutamakan formalitas sesuai dengan aturan/hukum agama yang berlaku), namun secara hakiki mereka jauh dari Allah (ay.2). Yesaya menegaskan bahwa PUASA yang tidak dilandasi oleh spiritualitas yang benar adalah sia-sia belaka (ay.3-4 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi) Khotbah: Puasa yang dikehendaki Allah adalah “merendahkan diri” dan “mewujudkan keadilan” kepada sesama (ay.6) ,mewujudkan “cinta kasih” dan kepedulian kepada sesama terutama kepada mereka yang menderita (ay.7). Bila hal itu dilakukan maka ada berkat TUHAN yang pasti diterima, yaitu: • Ada pengharapan di tengah kesesakan dan pergumulan (ay. 8, 10) • Ada relasi yang baik dengan Tuhan (ay. 9) • Ada pengharapan di dalam Tuhan (ay. 10) • Ada pertolongan Tuhan (ay. 11) • Ada jaminan keberhasilan (ay. 12, 14) Dari uraian tsb., kita bisa menarik kesimpulan bahwa PUASA bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum. Puasa juga bukan sekedar memenuhi Hukum Agama. Namun lebih dari itu semua bahwa Puasa adalah kesediaan untuk bertobat/merendahkan diri di hadapan Allah yang ditandai dengan mewujudkan keadilan, cinta kasih dan kepeduliaan terhadap sesama manusia. Banyak orang berpuasa karena suatu tujuan tertentu. Namun ada yang berpuasa hanya karena terpaksa atau karena kewajiban yang harus dijalankan. Tapi pada intinya orang berpuasa selalu mempunyai tujuan agar mendapatkan sesuatu yang dia doakan karena merasa tidak cukup bila berdoa saja; mungkin juga karena terlalu beratnya pergumulan yang dihadapi sehingga perlu disertai puasa. Puasa adalah sesuatu yang kita lakukan sebagai bentuk merendahkan diri di hadapan Tuhan, memohon pertolonganNya. Puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga saja tapi juga nafsu kedagingan kita.
2.Puasa merupakan bagian dari peribadahan hampir semua agama. Kekristenan juga mengenal puasa (Yunani: nesteia: ne=tidak; istea=makan. Lukas 18,12), bahkan Yesus sebagai Guru besar orang Kristen itu pun berpuasa selama 40 hari, 40 malam. Dengan berpuasa Yesus hendak menyampaikan pada pengikutNya supaya * bersikap merendahkan hati; * menyatakan rasa kasih pada Tuhan; * mendisiplinkan tubuh dari keinginan daging (menyangkal diri), menaruh simpati pada sesame yang miskin; *Meminta jawaban dari Tuhan untuk masalah yang kita hadapi. *Mengusir setan. Jadi, puasa bukan sekedar tidak makan dan tidak minum, tetapi dengan puasa, kita mengerti penderitaan orang yang lapar karena tidak ada makan atau karena kemiskinan; dengan berpuasa kita kuat melawan godaan, kita tidak akan memperebutkan makanan, tetapi mau menunggu, antri sesuai dengan barisan, karena saat kita lemah akan banyak menggoda iman kita, tetapi apakah kita dapat mengendalikan diri? Saat berpuasa kita boleh menyisihkan makanan yang harusnya kita makan untuk dibagikan bagi orang yang berkekurangan.
  Secara terperinci, jujur dan terbuka kita mengakui segala dosa dan kesalahan di hadapan Tuhan.  Jangan pernah menyembunyikan dosa sekecil apa pun, sebab  "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Dosa harus benar-benar dibereskan di hadapan Tuhan secara tuntas, jika tidak, pertumbuhan rohani kita tidak akan pernah maksimal dan berkat-berkat Tuhan pun akan menjadi terhalang.  Karena itu kita harus menjadi orang Kristen yang benar-benar merdeka, terbebas dari segala belenggu dosa dan kuk.  Tuhan berkata,  "Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,"  (Yesaya 58:6).
3. Umat Jahudi juga melakukan puasa. Ada persoalan yang muncul saat berpuasa, yaitu terjadi perbantahan, perkelahian dan memukul dengan tinju. Ada tindak kekerasan saat melakukan ibadah puasa. Allah hendak menyatakan puasa tidak sekedar tidak makan dan tidak minum, tetapi melampaui dari itu, di mana dengan berpuasa kita menjadi kuat menahan nafsu amarah, meskipun kita lapar dan haus, bahkan saat di gurun pasir. Memang seseorang yang lapar akan mudah jatuh ke pencobaan, makanya sering kita dengar, karena lapar orang mau menyikut, mencuri, bahkan membunuh. Tetapi dengan berpuasa (dari kata puasa dalam bahasa Ibrani: Tsum, inna natsyo: merendahkan diri di hadapan Allah. Imamat 16,29+31; 23, 27-32), lapar tidak membuat kita menjadi marah, sebaliknya akan semakin rendah hati, lemah lembut dan memikirkan orang yang belum makan.
4. Ketika terjadi kemorosotan iman dan moral orang Israel yang telah masuk ke Yerusalem, setelah kembali dari pembuangan Babel, Yesaya menyampaikan pada bangsa itu, supaya kembali pada peribadahan yang benar, membenahi iman dan tidak hanya mementingkan diri sendiri. Memang mereka rajin melakukan ritual ibadah, termasuk berpuasa, tetapi ibadah itu tidak membawa dampak dalam pembangunan iman mereka. Mereka beribadah, tetapi rumah Tuhan yang hancur tidak dibenahi sebaliknya, rumah mereka yang lebih dahulu di bangun. Ibadah demikian tidak dikehendak oleh Tuhan yang membawa mereka keluar dari pembuangan, bahkan dalam ay.8 dikatakan, suara mereka tidak di dengar jika ibadah itu hanya rutinitas yang tidak membawa baik dalam hidup mereka dan lingkungan mereka. Koor yang telah dilatih bertahun-tahun dan sangat indah tidak di dengar Tuhan kalau itu hanya sekedar numpang manggung di gereja. Itulah yang dikatakan Nabi Amos dalam pasal 5; ‘Aku benci ibadahmu, Aku benci persembahanmu, jika tanpa keadilan’. 
5. Tuhan sungguh menghendaki ibadah puasa, di mana pada hari puasa menjadi hari merendahkan diri, membuka belenggu kelaliman, melepaskan tali untuk memerdekakan orang yang teraniaya, memecah rotimu untuk orang lapar serta memberi pertolongan bagi orang miskin (ay. 5-7). Saat berpuasa akan nampak dalam dirinya terang seperti fajar, lukanya pun akan pulih karena telah dimenangkan dengan perbuatan baik dan kepedulian terhadap lingkungan. 
6. Di Negara kita muncul berbagai istilah saat ini tentang bobroknya moral dan hukum Negara. Ada yang menjadi saksi dusta dengan berbagai rekayasa untuk suatu scenario yang mendukung kebebasan dari hukuman, ada yang disebut sebagai mafia peradilan, dsb. Yang menjadi pertanyaan, sebagai umat beragama apakah sumbangsih kita untuk membongkar kelaliman ini? Apakah makna kita dalam membebaskan orang yang teraniaya? Mungkin sebagian sudah mengatakan bahwa sudah ada yang berwewenang untuk itu, sebagaian ambil bagian dengan mendukung kelompok tertentu dalam sebuah gerakan agar keadilan ditegakkan, dsb. Tetapi, saat ini kita terpanggil agar ibadah, doa dan puasa kita boleh membawa dampak untuk kepedulian social, untuk suatu kehidupan yang mau berbagi. Istilah yang digunakan Rasul paulus dalam 2 Korintus 9,6 agar mengingat hukum tabur tuai, menabur sedikit, sedikit yang dituai, menabur banyak, melimpah tuaiannya. Menabur dalam kasih akan mendapat damai sejahterah, menabur dalam daging akan dihancur oleh keinginan dagingnya
7. Puasa bukan untuk didemonstrasikan, tetapi sebuah keheningan, meditasi, dan berdiam diri merendahkan hati, tunduk secara hormat pada Tuhan. Ketika puasa didemonstrasikan, maka dia akan menunjukkan muka murung seperti orang lapar, sebaliknya, ketika puasa menjadi keheningan, dia akan tetap segar dan lincah melakukan kebaikan (ay 10), sehingga hidupnya bagi sesama seperti terang yang terbit pada kegelapan. Di keheningan yang berbuat itulah Tuhan mendengar suaranya, mendengar keheningannya, karena Tuhan yang menuntunnya melewati jurang maut, dan membebaskannya dari godaan yang mengitari hidupnya.
8. Inilah ibadah sejati, ibadah puasa yang berkenan di hadapa Tuhan: terbuka memberi pertolongan dalam doa dan perbuatan, dalam kata dan pikiran, dalam ibadah dan pekerjaan. Amen. Pdt. R.H.L. Tobing.


Selasa, 31 Juli 2018

Khotbah Galatia 5 : 13-15 Allah yang Memerdekakan


1 Pet 2:16-17
 Di tengah-tengah jemaat Galatia saat itu sedang terjadi permasalah antara para petobat baru (orang-orang non-Yahudi) dengan hukum-hukum Yahudi. Bagi orang-orang Yunani, menerima Kristus merupakan suatu sukacita  besar. Kristus bukan hanya menebus dosa dan memberikan jaminan hidup kekal, akan tetapi juga membebaskan mereka dari berbagai macam ritus agamawi yang harus mereka lakukan sebelumnya. Akan tetapi response berbeda justru di berikan oleh orang-orang Kristen dari keturunan Yahudi. Orang-orang Kristen keturunan Yahudi ini, menuntut para petobat baru ini mengikuti tradisi atau ritus agamawi mereka. Misalnya setiap laki-laki harus disunat. Hal ini lah yang menjadi salah satu pemicu perselisihan ditengah-tengah jemaat.
Meresponi akan hal ini, Rasul Paulus mengingatkan jemaat agar tidak menggunakan kemerdekaan untuk berdosa melainkan melayani oleh kasih (Gal. 5:13).  Paulus mengingatkan jemaat bahwa, oleh kuasa salib Kristus, jemaat telah dibebaskan dari :
Hukum Taurat (seremonial keagamaan) sebagai suatu sistim untuk beroleh keselamatan.
Perbudakan Dosa, sehingga kita menjadi hamba dosa (Yoh. 8:34-36; Ro. 6:14-23).
Tahayul. Oleh karena sudah dimerdekakan, maka Rasul Paulus mengingatkan tanggung jawab baru yang harus dikembangkan oleh jemaat Galatia yakni jangan mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam daging. Kehidupan dalam daging merupakan suatu kehidupan :
Fokusnya adalah diri sendiri (hawa nafsu) yang telah tercemar oleh dosa (Gal. 5:24).
Tidak mempedulikan dampaknya bagi pertumbuhan dan kedewasaan iman saudara seiman (1 Kor. 8:9).
Penuh tipu muslihat (1 Pet. 2:16).
Apa itu keinginan daging? Kata daging dari kata Sarkos: Flesh artinya: human weakness because of the fall of mankind in Genesis 3 (cf. Rom. 6:19; 7:18) Kelemahan manusia karena kejatuhan manusia Adam yg tergoda oleh Iblis di taman Eden ( Kej 3). Keinginan daging yang ada pada manusia yg adalah kelemahan manusiawi jika tidak dikendalikan oleh Roh Kudus, itu akan muncul menjadi perbuatan daging seperti yang Paulus daftarkan dalam  Gal 5: 19-21:  Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (dosa seksual,pornografi,free sex)
20      penyembahan berhala, sihir, (okkultisme) perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21  kedengkian,(egoisme) kemabukan, pesta pora (hedonisme) dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kubuat dahulu — bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (diulang) .
 2.  Kemerdekaan orang Kristen bukanlah kemerdekan untuk merugikan sesama
…melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. ( Gal 5: 13) . ay. 14-16  Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” 15  Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Ay.26.    dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.   …janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. ( Fil 1: 12)
Pada tanggal 17 Agustus 2018 ini bangsa dan negara kita Republik indonesia memperingati hari kemerdekaannya yang ke 73 tahun, mengenang dan memperingati hari kemerdekaan tentu kita perlu mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam merebut dan memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa ini pada saat ini kita perlu mengsyukuri sebab bangsa kita terlepas dari penjajahan bangsa lain dan berdasarkan ideologi negara kita dimana negara mengakui adanya Tuhan dan bangsa indonesia menyadari betul kemerdekaan yang kita peroleh ini bukanlah hanya kekuatan kita semata akan tetapi  kita harus mengakui dan imanni bahwa ini semua terjadi karena campur tangan Tuhan yang penuh dengan belas kasihan, tindasan yang kita alami membuat rakyat menjerit menahan siksaan dan jeritan anak bangsa telah sampai ke telinga Tuhan dan Allah mendengar dan menjawaban Allah itu diterima bangsa indonesia dengan memproklamirkan kemederkaan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada 73 tahun yang silam.
Nas renungan kita pada saat ini mengajak kita untuk merenungkan kembali apa yang terjadi pada masa kita dijajah hak dan kemederkaan kita direngut dan rasa kemanusian yang hilang dengan saling menghilang nyawa dengan mempertahankan haknya masing-masing setelah 73 Tahun kita medeka apa yang kita dapat sebab pada saat ini banyak kemederkaan yang salah gunakan oleh orang - orang tertentu mereka tidak lagi menghargai orang lain ( Merampas hak orang lain dengan cara Korupsi ) dan para pengusaha membuat harga seenaknya saja, bahkan telah terjadi penjajahan diatas bangsa sendiri yang lebih keci dan sadis dari pada penjajahan bangsa lain pada jaman dahulu.Kemerdekaan yang diterima bangsa Indonesia telah disalahgunakan demi kepentingan diri sendiri maupun  kelompok tertentu.
Galatia mengingatkan kita agar kita benar-benar mengsyukur arti kemerdekaan yang telah kita terima pada saat ini dengan berkata "  Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih ". Amin.....


Khotbah Masterindo Jaya Abadi 13 dan 20 Juli 2018 Kehancuran Iman, Kehancuran Generasi Bilangan 25:1-9, 16-18


 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 2 Korintus 6:14
Apa kesan Anda ketika membaca kisah yang tercantum di dalam Bilangan 25? Keji, kejam? Kok orang hanya mau menikah dengan yang beda bangsa dibunuh dan diberi tulah? Saya ingin mengatakan bahwa apa yang sesungguhnya terjadi tidak sesederhana yang kita lihat di permukaan. Pertama, jelas bahwa Tuhan sudah melarang bangsa Israel kawin campur dengan bangsa lain (Kel. 34:12-16). Mengapa? Bukan soal rasis tetapi soal menjaga kemurnian iman. Hal serupa juga ditegaskan Rasul Paulus dalam Perjanjian Baru (2Kor. 6:14-15). Pernikahan beda iman lebih banyak mendatangkan akibat buruk daripada akibat baik.
 Kedua, Balak, raja Moab dalam pasal 22-24 sudah menyewa Bileam untuk mengutuk bangsa Israel. Bileam gagal melakukannya karena Tuhan mengubah kutuk menjadi berkat. Apakah Balak menyerah? Tidak. Atas nasihat Bileam, muncul strategi baru (bdk. Bil. 31:16). Strategi baru itu adalah menggerakkan perempuan-perempuan Moab untuk mengundang pria Israel hadir dalam festival agama Baal. Setelah upaya menyewa Bileam mengutuk Israel gagal, Moab memakai senjata baru: merusak rohani orang Israel. Moab tahu bahwa Israel itu kuat karena hubungannya kuat dengan Allah. Bagaimana membuat hubungan itu lemah? Dengan membuat Allah murka dan menghukum mereka. Bagaimana caranya membuat Allah murka? Yaitu dengan membawa mereka menyembah berhala. Jadi peristiwa ini adalah upaya penghancuran iman yang terencana. Bukan peristiwa yang terjadi kebetulan atau alamiah. Jangan anggap remeh pernikahan beda iman. Menikah dengan pasangan beda iman menjadi awal dari kehancuran hubungan dengan Allah. Jangan biarkan anak-cucu kita demi asal dapat jodoh (apalagi karena alasan kaya, ganteng, cantik, pendidikan tinggi) menjual iman mereka. Upaya penghancuran iman melalui pernikahan seringkali tidak disadari orang Kristen. Karena alasan cinta maka iman pun dikorbankan. Sebagai orangtua, kita harus mendidik anak-cucu kita untuk mengutamakan Allah lebih daripada jodoh. Jodoh pentingtetapi jangan dianggap lebih penting daripada iman kepada Kristus.
Pernahkah Saudara merasa cemburu? Ketika suami atau isteri kita lebih memperhatikan, mengagumi atau bahkan mencintai orang lain hati kita pasti terbakar api cemburu. Rasa cemburu yang dipendam lambat laun akan menjadi ‘bom waktu’ yang sewaktu-waktu bisa meledak. Di televisi atau di surat kabar banyak berita kejahatan terjadi akibat tersulut rasa cemburu: suami nekat membunuh isterinya atau sebaliknya,bahkan Pendeta membunuh pacarnya yg juga Pdt di Surabaya. karena mendapati pasangannya telah berselingkuh dengan orang lain, memiliki pria atau wanita idaman lain dan sebagainya. Cemburu buta mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang nekat, yang tidak hanya berdampak buruk bagi diri sendiri, tetapi juga orang lain. 
Begitu juga Tuhan kita adalah Allah yang pencemburu! Ia menjadi sangat murka ketika melihat bangsa Israel telah berzinah dengan perempuan-perempuan Moab seperti tertulis: “Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.” (ayat 1). Tidak hanya itu, mereka juga turut serta dalam memberi persembahan dan menyembah allah orang-orang itu. Akibatnya Tuhan menghukum bangsa Israel sehingga “Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.” (ayat 9). Tuhan sangat benci kepada orang Kristen yang ‘mendua hati’: mengasihi Tuhan dan juga masih mengasihi dunia. Tuhan menghendaki agar kita memusatkan seluruh perhatian dan hidup kita hanya kepada Dia saja. Ia ingin agar kita mengasihi, meninggikan, mengagungkan dan menyembah Dia saja, jangan sampai ada allah lain dalam hidup kita.
Apakah benar kita berkata, “Aku mengasihi Tuhan” tetapi kita masih saja mencari pertolongan kepada ‘allah’ lain saat berada dalam kesesakan? Tuhan tidak lagi menjadi yang utama dalam hidup kita. Begitu banyak ‘allah’ lain dalam hidup kita: pekerjaan, hobi, televisi, surat kabar dan sebagainya yang lebih menyita waktu dan perhatian kita sehingga kita mulai mengabaikan Tuhan.
“Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan, yang namaNya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.” Keluaran 34:14. 

Pertanyaan tentang pacaran beda iman atau pacaran beda agama sepertinya merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan, dan jawabannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena walaupun sudah jelas apa yang tertulis di Alkitab, masih banyak orang yang tidak setuju. Ada satu bagian dalam Alkitab yang menjelaskan dalam 2 Korintus 6:14-15.
2 Korintus 6:14-15, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Pesan dari ayat ini jelas, bahwa dalam memilih pasangan hidup, kita harus memiliki pasangan yang satu iman.
Apa artinya satu iman?
Satu iman yang dimaksudkan di sini adalah satu iman dalam Yesus Kristus. Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya, bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki satu iman, selain daripada iman kepada Yesus Kristus berarti berbeda.
Alasan mengapa harus mempunyai pasangan yang satu iman
Selain memang kita menuruti apa kata alkitab tentang pasangan yang seiman, ternyata firman ini mempunyai alasan yang jelas. Kalau kita lihat dari sejarah bangsa Israel, mereka seringkali jatuh pada penyembahan berhala karena pasangan mereka yang tidak seiman, yaitu pasangan dari bangsa lain. Padahal Tuhan sudah berfirman agar mereka tidak mengambil pasangan dari bangsa lain selain bangsa Israel agar mereka tidak turut menyembah allah - allah bangsa lain. Raja Salomo pun yang dikatakan sebagai orang yang paling bijak ternyata jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala pada akhir hidupnya (1 Raja2 11:1-13). Kalau Salomo yang begitu bijak saja bisa jatuh dalam dosa penyembahan berhala karena istri - istrinya, bagaimana dengan kita?
Alasan lain adalah karena dalam suatu hubungan pernikahan, bukan hanya sekedar tentang cinta antara seorang laki - laki dan seorang perempuan, tetapi juga tentang bagaimana hubungan tersebut mempunyai dasar yang teguh, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Seperti kapal yang tidak boleh mempunyai dua orang Nakhoda, demikian juga hubungan pernikahan yang tidak boleh berdasarkan dua iman yang berbeda karena nantinya tidak mempunyai arah yang jelas. Lagipula saya yakin setiap dari kita pasti menginginkan pasangan kita, yang adalah orang yang paling dekat dengan kita di dunia ini juga diselamatkan oleh Yesus Kristus. Hubungan yang tidak dilandaskan oleh kasih kepada Yesus Kristus sangatlah berbahaya, oleh karena itu baiklah kita mempunyai pasangan yang satu iman, iman dalam Yesus Kristus.

Kan Yesus mengasihi semua orang, kok hanya boleh sama yang satu iman? Ya, benar sekali bahwa Yesus mengasihi semua orang dan ingin semua orang diselamatkan, oleh karena itu kita harus mengasihi semua orang tanpa terkecuali. Bertemanlah dengan siapa saja agar kasih Kristus dalam diri kita dapat terpancar kepada semua orang, namun dalam masalah memilih pasangan hidup firman Tuhan katakan mutlak harus satu iman. Kalau sudah terlanjur pacaran dengan yang beda iman bagaimana? Yang menjadi masalah tentu jika memang sudah terlanjur pacaran beda iman. Saya hanya bisa bilang, break dulu hubungannya, buat dia satu iman dulu kalau benar - benar mau sama dia, lalu pacaran lagi kalau memang sudah satu iman. Kalau memang tidak bisa menjadi satu iman maka lebih baik ditinggalkan dan mencari yang satu iman. Memang terkesan seperti memaksa, tetapi jika memang mau dengan orang tersebut ya memang harus seperti itu karena kita mutlak harus mempunyai pasangan yang satu iman, ingat dalam amanat agung Tuhan Yesus Kristus? Matius 28:19, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Dengan demikian selain kita mendapatkan pasangan yang seiman, kita juga turut memenuhi amanat agung ini. Jika dia mau ikut kita bagaimana? Pada dasarnya adalah pastikan dia benar - benar percaya dan mengalami Yesus terlebih dahulu, baru pacaran. Jangan sampai dia ikut agama Kristen karena mau bersama dengan kita saja, karena menurut saya bukan status sebagai Kristen yang penting, yang penting adalah bagaimana seseorang tersebut telah mengenal dan mengalami Yesus sehingga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bagaimana dengan orang yang sudah menikah dan beda iman? 1 Korintus 7:12-13 Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu. Matius 19:6, Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Banyak orang yang memakai dua ayat di atas untuk “sengaja” menikah dengan yang orang yang beda iman dan bilang kalau dia sudah terlanjur menikah dan berkata tidak apa – apa karena pasangannya mau hidup dengan dia. Ini merupakan hal yang sangat ironis. Jadi beda iman di sini terjadi bukan sebelum menikah, melainkan setelah menikah karena salah satunya menjadi percaya. Tapi sekali lagi, untuk orang – orang yang mengalami masalah demikian, doakan dan bawalah pasanganmu agar dapat bersama – sama hidup di dalam terang kasih Kristus. Banyak yang berkata “Enak dong yang sudah terlanjur menikah beda iman, mereka jadi boleh.” Pertanyaan yang sungguh ironis. Tidak ada pernikahan yang lebih indah daripada pernikahan ilahi, pernikahan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Jika pernikahan kita tidak di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka pasti ada sesuatu yang kurang. Kita seharusnya kasihan kepada mereka yang sudah terlanjur menikah beda iman karena mereka tidak bisa merasakan pernikahan ilahi di dalam Tuhan Yesus Kristus, bukannya malah iri. Amen




Khotbah Minggu 05 Agustus 2018 Kekuatan Tangan Tuhan yang Membebaskan/Memerdekakan Keluaran 13, 11-16 Sidhi 2 Orang dan Babtisan


1. 17 Agustus adalah Hari kemerdekaan Indonesia dari penjajahan tahun ini kita rayakan kemerdekaan yang ke 73 tahun. Kemerdekaan ini diperoleh dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa, itu berarti bahwa kemerdekaan adalah pemberian Tuhan; Kekuatan tangan Tuhan yang membawa bangsa ini keluar dari penjajahan. Apakah yang perlu kita lakukan sebagai bangsa yang menerima rahmat dan kemurahan Tuhan?
2. Bangsa Israel pun menerima kemerdekaan dari Tuhan, dengan keluarnya mereka dari perbudakan Mesir. Kebebasan ini merupakan berkat Tuhan, oleh karena itu mereka bersyukur dengan pemberian Tuhan, dengan pembebasan yang telah mereka nikmati. Berkat yang mereka terima, diwujudkan dengan mengadakan ucapan syukur dengan memberikan persembahana anak sulung dari semua binatang peliharaannya, juga tebusan anak sulung untuk anak Tuhan, di mana semua anak sulung menjadi iman, namun tugas ini sudah menjadi tugas kaum Lewi.
^    Mengucap Syukur Adalah Kunci Kebahagiaan
Kekayaan tidak dapat memberi kita kebahagiaan, begitu pula dengan jabatan, kepandaian, kekuatan kita. Jika uang menjadi tolak ukur kebahagiaan, Adolf Merckle tidak akan menabrakan dirinya di kereta, jika ketenaran dapat menjamin kebahagiaan, tentunya para selebritis tidak ada yang depresi. Kunci kebahagiaan adalah selama kita mensyukuri hidup ini. Ketika kita mengucap syukur, kita membuka diri untuk bahagia.
^    Menjadi Pribadi yang Positif
Orang yang mengucap syukur dalam segala hal adalah orang yang senantiasa membangun dirinya ke arah yang lebih baik. Melihat segala sesuatu pada sisi yang benar, setiap kejadian yang ada entah baik atau buruk tidak melemahkan dia, namun selalu berdampak positif.
Mungkin anda berkata, bagaimana mungkin saya dapat mengucap syukur sedangkan hidup saya sudah sulit, saya menanggung masalah yang begitu berat. Jadi bagaimana kita dapat mengucap syukur ?
+    Ingatlah Selalu ada hal untuk disyukuri
Siapapun anda, seberat apapun hari yang anda lalui ingatlah bahwa selalu ada hal untuk disyukuri. Ketika kita masih diberikan kesehatan mengucap syukurlah, ketika kita masih bisa makan kita mengucap syukur, ketika kita masih memiliki rumah untuk berlindung, teman yang mengasihi kita, bahkan ketika kita masih diberikan nafas kehidupan, mengucap syukurlah. Seberat apapun masalah pergumulan kita selalu ada hal untuk disyukuri.
+    Segala Sesuatunya Mendatangkan Kebaikan
(Roma 8:28a) “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”. Ketika kita mengasihi Tuhan, kita melakukan kehendakNya dan dalam hal ini kita mengucap syukur. Ingatlah bahwa Allah selalu merancangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi dia, bagi setiap pribadi yang melakukan kehendak Allah, setiap pribadi yang mengucap syukur. Ketika kita tahu bahwa segala sesuatunya (entah menyenangkan atau tidak) pasti mendatangkan kebaikan, mengapa kita enggan mengucap syukur ?
3. Bila Tuhan memberi yang baik padamu, membawa kita keluar dari kesusahan di tengah hidupmu, sebagaimana yang dijanjikanNya padamu (ay.11), maka haruslah kau memberi persembahan syukur, persembahan anak sulung (ay12), di mana semua yang baik, semua yang paling kita cinta kita beri sebagai persembahan kepada Tuhan. Bagian ini hendak mengatakan supaya kita tidak memberi dari sisa-sisa yang kita miliki. Saya pernah mendengar satu keluarga ingin mempersembahkan anaknya yang paling bodoh menjadi pendeta. Kata mereka, saudaranya yang lain pintar, jadi bisa jadi dokter, bisa cari kerja, sayang kalau jadi Pendeta, sayang memberi yang terbaik kepada Allah. Itu sebabnya sulit bagi kita memberi perpuluhan , karena perpulhan selalu diberi di awal bukan dari sisa uang bulanan kita. Mengapa? Karena kita berpikir bahwa hidup kita bersumber dari kekuatan kita sendiri.
4. Tuhan menjelaskan bahwa semua yang kita miliki adalah hasil kebaikan Tuhan memelihara kehidupan kita, sehingga dalam ay 13 dikatakan: Tetapi setiap anak keledai yang lahir terdahulu kau tebuslah dengan seekor domba; atau, jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai manusia, setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus. Ada bayaran dari semua yang kita miliki. Dalam arti meski kita mempunyai sesuatu, tapi kita tidak berhak atas semua yang kita miliki, sebab kita hanya tempat penitipan belaka. Bahkan anak kita sendiripun adalah titipan maka, anak sulung harus dibri pada Tuhan, namun Lewi telah menggantikannya, maka dibayar dengan persembahan hidup untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.
5. Tradisi persembahan syukur bukanlah hanya milik pribadi. Maka ketika Indonesia merdeka, sejarah mencatat, bahwa kemerdekaan itu adalah Rahmat tuhan yang Maha Esa. Catatan ini hendeka meneruskan pemahaman bangsa Indonesia akan kemerdekaan yang diperoleh 73 tahun lalu adalh hasil karya tangan Tuhan. Setiap generasi harus mengetahui ini, bahwa kemerdekaan adalah rahmat Tuhan. Demikianlah maksud Allah terhadap orang israel, setelah mereka masuk ke tanah Kanaan, ke tanah yang dijanjikan Allah bagi mereka, agar memberitahukan mewariskan tradisi persembahan kepada generasi berikut. Dalam ay 14, dikatakan: Dan apabila anakmu akan bertanya kepadamu di kemudian hari: Apakah artinya itu? maka haruslah engkau berkata kepadanya: Dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kita keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan.
6. Maksud dari ay 14 ini bahwa sesuatu yang terbaik akan diberikan kepada Tuhan. Memberi persembahan beri persembahan terbaik (Jgn Uang 200 utk Parkir pun kurang), menjadi sintua, jangan menunggu sampai pensiun dari pekerjaan, berilah dirimu dengan sungguh dipakai Tuhan apakah sebagai sintua, pendeta, pekerja sosial bahkan pekerja pemerintahan, semua berilah yang terbaik. Cara kerja yang baik untuk memuliakan Tuhan akan menurun dari generasi ke generasi, sehingga kemerdekaan itu mempunyai makna teologis. Dengan demikian pemilikian tanah kanaan akan selalu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Pemilikan kita atas sesuatu akan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Dan tanggung jawab ini yang akan kita jelaskan pada generasi muda kita, mengapa harus bersyukur, emngapa haru memakai semua yang punya untuk emmuliakan Tuhan? Karena tangan Tuhan yang kuatlah yang membawa kita keluar dari perbudakan, dari ketidakmampuan dan keterpurukan kita, sehingga kita menjadi bangsa yang merdeka, dimerdekan dengan kasih Tuhan yang ajaib.
7. Sikap hidup kita yang tahu berterimakasih akan mendidik generasi muda untuk selalu percaya pada Tuhan, percaya pada kekuatan tanganTuhan, bahwa Tuhan sanggup melakukan perkara-perkara besar. Semua komponen bangsa akan mengethui, walaupun dari sudut kekuatan Belanda dan Jepang tidak mungkin dikalahkan Indonesia, tetapi fakta sejarah membuktikan, bahwa kemerdekaan telah kita peroleh, dan itu adalah anugerah Tuhan dengan kekuatan tanganNya.
8. Hal kemerdekaan ini sangat akrab dalam pengalaman orang Israel, sebab ketika Firaun dengan tegar menolak untuk membiarkan mereka pergi, maka TUHAN membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung manusia sampai anak sulung hewan (15a). Alasan inilah menyebabkan mengapa dipersembahkan kepada TUHAN segala binatang jantan yang lahir terdahulu dari kandungan, sedang semua anak sulung di antara anak-anak lelaki kutebus (ay 15b). Ketika kemerdekaan itu kita lihat sebagai pemberian Tuhan, maka kita mengisi kemerdekaan itu dengan sebaik-baiknya, maka kita akan menggunakan kemerdekaan itu untuk memuliakan Tuhan. Sebagai orang meredeka, hendaklah kita mensyukuri kebebasan yang dibawa Tuhan kepada kita, dengan saling mengasihi, tidak saling menggigit atau saling menelan. Janganlah kita mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. (gal 5, 13-15: Epistel). Artinya kemerdekaan yang kita terima akan menjadi cara kita mewujudkan cinta kasih Allah yang membebaskan kita. Jangan sampai ada orang meresa tidak merdeka di alam kemerdekaan yang telah kita terima dari Tuhan, karena kemerdekaan tidak kita wujudkan dnagn saling mengasihi dan melayani seorang terhadap yang lain.
9. Kebaikan kita dalam mengisi kemerdekaan, memberi kesejahterahan pada rakyat akan terus mewujud dalam hidup kita dan anak-anak kita. Tuhan berkata dalam ay.16; Hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir."
10. Jangan melupakan kabikan Tuhan, jangan mengatakan semua hasil kekuatanmu, tapi tuliskanlah di loh hatimu, bahwa tangan kuat Tuhanlah yang membawa kita keluar dari perbudakan dosa, Tuhanlah memerdekakan negara kita dari penjajahan, Tangan Tuhan membuktikan keselamatan kita dalam darah Yesus Kristus di Golgata. Amin. RHLT
Dari Berbagai Sumber.