Sabtu, 31 Desember 2011

"Tata Ibadah Natal 25 Desember 2011"

1. KIDUNG PEMBUKAAN : KJ 118: 1-3 SUNGGUH MULIA Jemaat Berdiri

Sungguh mulia, berkarunia Hari Natal yang kudus.
Duka berakhir; Kristus t'lah lahir. Mari bernyanyi dengan merdu! (2X)

Sungguh mulia, berkarunia Hari Natal yang kudus.
Damai ilahi nyata kembali. Mari bemyanyi dengan merdu! (2X)

Sungguh mulia, berkarunia Hari Natal yang kudus.
Sambut semua pujian sorga. Mari bernyanyi dengan merdu! (2X)


2. VOTUM, INTROITUS & DOA PNT. UH.PURBA.SH
(P = Pemimpin ; J = Jemaat)

P : Kebaktian Natal ini berlangsung di dalam nama Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Amin
J : Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
P : Lihat, itu Tuhan Allah. Ia datang dengan kekuatan, dan dengan tanganNya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payahNya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang diperolehNya berjalan di hadapanNya.
J : Sebab seorang anak telah lahir untuk kita. Seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya,
P : dan namaNya disebutkan orang; penasihat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Haleluya!
P+J : Menyanyikan: Haleluya (3x)
P : Marilah kita berdoa: ......................
Jemaat duduk kembali
3. KIDUNG SUKACITA : KJ 101: 3 ALAM RAYA BERKUMANDANG

Sudah lahir Juruslamat itu berita lagunya.
Puji dan syukur dan hormat dipersembahkan padaNya.
Gloria in excelcis Deo! Gloria in excelcis Deo!

4. EPISTEL : MIKA 5: 1-5
P : Marilah kita mendengar Firman Tuhan sebagai pendahuluan khotbah pada pesta Natal ini, yang tertulis dalam Mika 5: 1-5 :
(Berbahagialah orang-orang yang mendengar Firman Allah, yang menghayati dan mengamalkannya)
J : Amin!

5. KIDUNG PUJIAN KJ 110: 2 DI BETLEHEM TLAH LAHIR SEORANG PUTERA
Hatiku kubenamkan di dalam kasihNya;
padaNya kuserahkan diriku slamanya
sungguh, sungguh, diriku slamanya

6. PADUAN SUARA: PP/REMAJA
Jemaat berdiri
7. PENGAKUAN DOSA (P= Pemimpin ; J= Jemaat)

P : Rasa kagum dan syukur kita akan kasih Allah, juga menyadarkan kita akan keberdosaan kita.... (marilah kita merenung sejenak untuk mengingat dosa-dosa yang telah kita perbuat pada hari-hari yang lalu; saat teduh sejenak).... Marilah kita mengakui semua itu di hadapan Tuhan;
P : Meskipun kasihMu yang besar itu memanggil kami untuk hidup dalam terang, namun kami mengaku betapa banyaknya kesalahan dan pelanggaran kami.
J : Hati kami kecut dan takut ketika harus menghadap hadiratMu, ya Tuhan!
P : Pada punggung kami ada banyak beban;
J : pada mata, mulut, hati dan pikiran kami melekat banyak dosa yang terpampang jelas di hadapanMu, ya Tuhan.
P : Marilah kita berdoa: „Ya Bapa yang penuh kasih, mengandalkan kerelaanMu menanggung nista menjelma menjadi manusia, kami bermohon; janganlah biarkan kami terus menerus larut dan tenggelam di dalam dosa;
P+J : sucikanlah hati, pikiran dan seluruh hidup kami, agar layak menjadi tempat berdiam Tuhan Yesus yang telah lahir untuk menyelamatkan kami. Amin.“
Jemaat duduk kembali

8. PADUAN SUARA: HANA

9. KIDUNG SYUKUR ATAS PENGAMPUNAN: NKB 69: 1
(lagu/not = Jesus Tuhanku di Ho ma au on;)

Yesus t’lah datang ke dunia cemar, lahir di kandang yang hina rendah.
NamaNya indah dan ajaib benar! Dia mencariku.
Dia mencariku; Dia s’lalu mencariku.
NamaNya indah dan ajaib benar! Dia mencariku.

10. PENGGANTI HUKUM TUHAN (P= Pemimpin ; J= Jemaat)
P : Marilah kita mendengar Firman Tuhan sebagai pengganti Hukum Tuhan yang tertulis dalam Yohannes 3:16 ..... (Marilah kita sama-sama memohon kekuatan dari Tuhan):
P+J : Ya, Allah Bapa kami, berilah kekuatan untuk melakukan yang sesuai dengan FirmanMu. Amin!

11. BERNYANYI KJ 119: 4 HAI DUNIA, GEMBIRALAH
Dialah Raja semesta, benar dan mulia
Masyhurkanlah, hai dunia, besar anugrahNya
besar anugrahNya, besar, besar anugrahNya

12. PENGAKUAN IMAN RASULI Jemaat berdiri
Jemaatduduk
13. PADUAN SUARA : ESTER
14. WARTA JEMAAT
15. PADUAN SUARA : IMMANUEL
16. KIDUNG MENYAMBUT FIRMAN KJ 123: 1+4 S’LAMAT, S’LAMAT DATANG

S'lamat, s'lamat datang, Yesus, Tuhanku !
Jauh dari sorga tinggi kunjunganMu.
S'lamat datang, Tuhanku, ke dalam dunia;
damai yang Kau bawa tiada taranya; Salam, salam !

Datang orang Majus ikut bintangNya,
membawa pemberian dan menyembah.
Yang dipersembahkan: kemenyan, emas dan mur;
pada Juruslamat mereka bersyukur; Salam, salam!

17. BERITA NATAL (KHOTBAH): 1 YOHANES 3: 1-6

18. KIDUNG PENGANTAR PERJAMUAN KUDUS
KJ 76: 2 KAU YANG LAMA DINANTIKAN

Raja mulia, Kau lahir bagai anak yang lembut,
agar kami Kau ajari kasih Kerajaan Mu.
Pimpin kami oleh Roh Mu, hati pun perintahlah
dan demi kurban darah Mu, b'rilah damai yang baka !

19. PERJAMUAN KUDUS

20. KIDUNG PUJIAN SYUKUR ATAS PERJAMUAN KJ 139: 6 TRANG BINTANG FAJAR BERSERI

Pujianmu, hai dunia, dengan musik iringilah, demi PerjamuanNya !
Muliakanlah Sang Mempelai di singgasana yang permai; bersuka, hai umatnya!
Haleluya! Hidup sorga yang sempurna diberiNya! Sukacita tak terhingga

21. PERSEMBAHAN (2 KORINT 1:3)
DOA PERSEMBAHAN

22. BERNYANYI KJ NO. 93: 4 TUMBUHLAH TUNAS BARU
Mari menyambut “Amin” atas karunia
Ya Yesus, kami yakin; ya Tuhan tolonglah
agar dengan syukur kami memuji Dikau di kerajaanMu

23. DOA BAPA KAMI
Jemaat menyanyikan: kar’na ‘EngKau yang punya Kerajaan….

24. PENGUTUSAN DAN BERKAT

P : Karena itu, Saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia!
J : Syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
P : Pulanglah di dalam damai dan terimalah berkat Tuhan:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya, dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera“.
J : (menyanyikan): Amin.. Amin... Amin..




Selamat hari Natal 2011
&
Tahun baru 2012
Kepada Seluruh Warga Jemaat GKPI

"Tata Ibadah 24 Desember 2011"

Petunjuk
:
 IBADAH berlangsung secara otomatis; tanpa aba-aba atau informasi !
 Jangan LUPA mematikan Hand-Phone
 Saat pembacaan prolog liturgi dimulai, petugas liturgi sudah tampil ke depan

L
=
Liturgis
Koordinator
=
Pnt Drs. B. Sigiro. M.Pd
J = Jemaat
Firman
=
Pdt. RH Lumbantobing, STh. MA
P = Pria
Liturgis
=
Pnt. SHM. Panjaitan, SH.MH
W = Wanita Organis = Sugiharto
PP = Pemuda Pemudi Song Leader = P. Purba dan P. Situmorang
Pdt = Pendeta (duet)

KOLEKTAN :
1. Cln. Pnt. R. Sinaga 2. Cln. Pnt. P.Simatupang

3. Pnt. M. Sinaga 4. Pnt. B. Sigiro


I. PERSIAPAN :

 Pelayan : Berdoa di Konsistori

II. KEBAKTIAN : Liturgis : PNT. SHM. PANJAITAN

Jemaat dipersilahkan bangkit berdiri; tanpa aba-aba


1. MARENDE BE NO. 57 : 1 – 3 “NUNGA JUMPANG MUSE BL. 202
• Nunga jumpang muse ari pesta I. Hatutubu ni Tuhanta Jesus i.
Tuat do Ibana sian surgoi, Mebat tu hita on.
Hasangapon di Debata. Dame, Dame, ma di jolma
Las ni roha ni Debata hajolmaon muse .
• Beta ale dogan tu Betlehem I, I ta somba ma dakdanak na disi
Na tinangos ni parasi roha I Debata ama i.
Hasangapon di Debata dame. Dame ma di jolma
Las ni roha ni Debata hajolmaon muse .
• Sombanami ma dihona tubuon. Ho siboan dame tu portibion
Sai pasaor hon ma tu rohanami dame mi o Jesus
Hasangapon di Debata dame. Dame ma di jolma
Las ni roha ni Debata hajolmaon muse .

2. VOTUM INTROITUS & DOA

L : Demi nama Allah Bapa dan nama AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan nama Roh Kudus Khalik Langit dan Bumi

J : Amin
L : Sebab seorang Anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita;
J : Lambang Pemerintahan ada di atas bahunya, dan namaNya disebut orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai
L : Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan
J : Menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi
L : Ceritakanlah kemuliaanNya di antara bangsa-bangsa
J : dan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib diantara segala suku bangsa
L : Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, Gemetarlah di hadapanNya hai segenap bumi, Haleluya !
Mari kita berdoa :
Ya Allah Bapa yang di Sorga ! Segala puji syukur dan kemuliaan, kami ucapkan kepadaMu, mengingat pemberianMu yang besar itu kepada kami manusia, yaitu AnakMu Jesus Kristus yang Engkau utus untuk kami. Dia telah merendahkan diriNya dan menjadi miskin sehingga Ia lahir di kandang domba di Betlehem, agar kami menjadi kaya. Kuasailah hati kami dan bimbinglah kami dengan rohMu yang kudus agar kami makin mengenal kasih yang dinyatakan oleh anakMu

L+J : A m i n (Jemaat dipersilahkan duduk kembali)

3. BERNYANYI KJ No 100 : 1 “ Muliakanlah ” Do = D 4 Ketuk
____ ____
5 . 5 4 l 3 . 0 0 l 5 . 5 4 l 3 . 0 5 5 l 6 6 0 5 5 l
Mu - lia-kan-lah, mu- lia- kan -lah Tuhan Allah, Tuhan

P : Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah Maha tinggi !
Damai sejaht’ra turun ke bumi bagi orang pengasihanNya
Muliakanlah Tuhan Allah! Muliakanlah Tuhan Allah !

W : Damai sejahtra turun ke bumi; damai sejahtra turun ke bumi
bagi orang bagi orang pengasihanNya,
bagi orang pengasihanNya, pengasihan-Nya.
P+W : Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah Maha tinggi !
Damai sejahtra turun ke bumi bagi orang pengasihanNya
Amin, Amin, Amin.

4. RESPONSORIA : TITUS 2 : 11-15

L : Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata
J : Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan
L : dan keinginan–keinginan duniawi
J : dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
L : dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia
J : dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar
L : dan JuruSlamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya bagi kita
J : untuk membebaskan kita dari segala kejahatan
L : dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik
J : Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah

5. BERNYANYI KJ No 101 : 1 + 3 “ Alam Raya Berkumandang ” Do=G 4 Ketuk
___ __ ___ ___ __
3 3 3 3 5 l 5 . 4 3 1 l 3 3 2 3 3 5 l 5 . 4 3 . :
A-lam ra - ya ber- kumandang o-leh pu-ji- an mu- li- a

P : Alam raya berkumandang oleh pujian mulia
dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema.
PP : Glo…….ria in excelsis Deo !
Glo…….ria in excelsis Deo !
W : Sudah lahir Jurus’lamat itu berita lagunya
Puji dan syukur dan hormat dipersembahkan padaNya
PP Glo…….ria in excelsis Deo !
Glo…….ria in excelsis Deo !

6. LITURGI-I : Penciptaan dan Jatuhnya Manusia ke Dalam Dosa
PROLOG Liturgi
L Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati
J Besar perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukai-Nya
L Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya
J Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan : Tuhan itu Pengasih dan Penyayang

L Mari kita dengarkan Liturgi-I

1. Kapt.D. Sitorus Kejadian 1 : 1 - 4 Pria

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan Kosong; gelap-gulita menutupi samudra raya, dan roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah “ jadilah terang ”. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNya-lah terang itu dari gelap.

Respons : Jemaat Pria
Mazmur 19 : 2

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya.

2. Ny. Nainggolan Kejadian 1 : 6, 11, 20, 24 Wanita

Berfirmanlah Allah : “ Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.
Berfirmanlah Allah : “ Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji , supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi. ” Dan jadilah demikian.

Berfirmanlah Allah : “Hendaklah dalam air berkeriapan mahluk yang hidup dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.

Berfirmanlah Allah: “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis mahluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar .” Dan jadilah demikian.

Respons : Jemaat Wanita
Mazmur 104 : 24

Betapa banyak perbuatan-Mu ya Tuhan, sekaliannya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.

3. Willy Sinaga Kejadian 1 : 26 - 27 PP

Berfirmanlah Allah: “ Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi ”
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.


Respons : Jemaat PP Efesus 2 : 10

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamNya.

4. Pnt. Ny Sinaga/Br Sihite Kejadian 3:1–4, 22-23 Penatua

Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “ Tentulah Allah berfirman : Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan ? ”

Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu : “ Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati ”. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,

Berfirmanlah Tuhan Allah: “ sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat : maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya “.

Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah darimana ia diambil.

Respons : Semua Jemaat Mazmur 90 : 7 – 8

Sungguh kami habis lenyap karena murka-Mu dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.

7. PADUAN SUARA : PP

8. LITURGI-II : Nubuatan

PROLOG Liturgi

L Dengarkanlah Aku berdiam diri, hai pulau-pulau ; hendaklah bangsa-bangsa mendapat kekuatan baru
J Sebab Aku mencurahkan air ke tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak-cucumu.
L Mari kita dengarkan Liturgi-II

1. Posma purba Yesaya 9 : 1; 40 : 3 Pria

Bangsa yang berjalan di dalam kekelaman telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Ada suara yang berseru-seru: “ Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita !

Respons : Jemaat Pria
Yesaya 40 : 4

Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah Yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran

2. Ny. Sidabutar/Br Tampubolon Mazmur 24 : 9 Wanita

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan !

Respons : Jemaat Wanita Mazmur 24 : 10

Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan ? “ Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan ! ”

3. Theresia Br Tambunan Yesaya 11 : 1 – 2 PP

Suatu tunas akan ke luar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan

Respons : Jemaat PP Yesaya 11 : 3a

Ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan

4. Pnt U.H. Purba. SH Mikha 5 : 1 Majelis

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Respons : Semua Jemaat Zakharia 9 : 9

Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem ! Lihat, rajamu datang kepadamu; Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai , seekor keledai beban yang muda.

9. BERNYANYI KJ No 109 : 1 + 3 “ Hai Mari Berhimpun ” Do = G 4 Ketuk

1 l 1 . 5 1 l 2 . 5 . l 3 2 3 4 l 3 . 2 ‘ 1 l 1 . 7
. . .
Hai ma - ri, ber- him - pun dan ber-su- ka- ri- a ! tu- rut se - ……..

 Hai mari, berhimpun dan bersukaria ! turut semua ke Betlehem !
Lihat yang lahir Raja bala sorga ! Sembah dan Puji Dia
Sembah dan Puji Dia, Sembah dan Puji Dia, Tuhanmu

 Gembala dipanggil dari padang raya
Menuju palunganNya yang rendah
Kitapun turut bergegas ke sana! Sembah dan puji Dia,
Sembah dan puji Dia, sembah dan puji Dia Tuhanmu!

10. LITURGI-III : Kelahiran Yesus Kristus

PROLOG Liturgi

L Besar kasih Allah dalam putraNya, yang datang ke dunia demi manusia
J KasihNya mengallir bagaikan sungai deras; mendamaikan hati, enyahkan cemas
L Dunia dirangkul dengan kasihNya, dan dosa manusia dihapuskan-Nya
J Padamu, padaku dilimpahkanNya, warisan sorgawi besar dan baka
L Mari kita dengarkan Liturgi-III

1. Ny. Purba/ Br Manurung Lukas 1 : 30 – 31 Wanita
Jala didok suru-suruan i ma tu nasida : Unang ho mabiar, ale Maria; ai dapotan asini Rohado ho di Debata. Gabe-gabean ma ho, tubuan anak ma ho; Jesus ma bahenonmu goarna !

Respons : Paduan Suara
(Ester + Hana) Lukas 1 : 68 – 69

Pinuji ma Tuhan i, Debata ni Israel, ala ditopot bangsona jala dipatupa haluaonna. Dipatindang do di hita tanduk, haluaon, di bagas ni si Daud naposona i.

2. Ny. Hutagalung/Br Sipahutar (Op.Audina)
Lukas 2 : 6 – 7 Wanita
Jadi di na-disini nasida, gok ma ari ni hangoluanna. Ditubuhon ma anak buha-bajuna, diborhosma, dipeakkonma tu bagasan panggagatan, ala so adong inganan na asing di parmianan nasida

Respons : Paduan Suara
(Ester + Hana) (Lukas 2 : 8 – 9)

Jadi adong ma marbongin di ladang na disini angka parmahan, mangingani pinahan nasida. Jadi didapothon sada surusuruan ma nasida, jala marsinondang ma sangap ni Tuhan i humaliang nasida, gabe mabiar situtu ma.

3. Ny. Hutagalung/Br Siahaan Lukas 2 : 10 – 11 Wanita

Alai didok surusuruan i ma tu nasida: Unang mabiar hamu; ai barita halalas ni roha godang do huboan tu hamuna, parsaulian ni sandok bangso i.
“ Ai naung tubu do di hamu saborngin on, di huta ni si Daud, sipalua i, ima Kristus, Tuhan i ! “

Respons : Paduan Suara
(Ester + Hana dan Immanuel) Lukas 2 : 12 – 14

On ma partinandaan di hamu : Poso-poso do dapothonmuna, na binorhos peak di panggagatan. Jala tompu ma adong dongan ni surusuruan i torop angka parangan parbanua ginjang, dipuji nasida do Debata, mandok : Hasangapon ma di Debata di ginjang, dame ma di tano on, di angka jolma halomoan i.

11. BERNYANYI KJ No 85 : 1 – 2 “Ku Songsong Bagaimana “ Do=Bes 4 Ketuk

. . . . . . .
1 l 5 5 6 7 l 1 . 1 ‘ l 3 2 1 1 l 7 1 . 0 :
Ku songsong ba-gai- ma - na ya Yesus, da-tang Mu ?


Ayat-1 Pria : Kusongsong bagaimana, ya Yesus, datang Mu ?
Engkau Terang buana, Kau surya hidupku

Wanita : Kiranya Kau sendiri, penyuluh jalanku,
supaya ku yakini tujuan janjiMu
Ayat-2 Wanita : Kaum sion menaburkan, kembang di jalanMu;
ku ikut mengelukan, Dikau dihatiku,
Pria : Kunyanyi Hosiana, ya Raja, tolonglah,
PadaMulah kiranya, hambaMu berserah

12. CANDLE LIGHT : Organ - O, Holly Night

 Selama proses menyalakan LILIN, diiringi organ serta Lampu dipadamkan
 Br Hutagalung menyalakan 1 LILIN dan menyerahkannya ke Pendeta, serta menyerahkan 10 lilin (ukuran sedang + kecil; belum menyala) kepada petugas
 Petugas menyalakan lilin (yang dipegang) dari lilin besar, kemudian : menyalakan lilin yang tersedia di depan dan menyalakan lilin kecil (utk dipakai sendiri)


 Petugas menyerahkan lilin (sedang) ke Penatua, dan kembali ke tempat duduk semula
 Setelah Petugas berangkat ke tempat semula, Pendeta memberangkatkan para Penatua
 Penatua menyalakan LILIN Jemaat

 Pendeta : RH Lumbantobing • menyalakan LILIN Besar

 Narator : Gadis Br Sinaga

13. BERNYANYI KJ No 92 : 1 “Malam Kudus “
dan BE NO. 54 : 2–3 “ Sonang ni Borngin na i “ Do = Bes 6 Ketuk

 Setelah semua Lilin di depan menyala, Jemaat berdiri; tanpa aba-aba
__ __ . . .
5 . 6 5 3 . . l 5 . 6 5 3 . . ‘ l 2 . 2 7 . . l 1 . 1 5 . . ‘ l
So- nang ni bor- ngin nai, u - ju ro Je- sus i

• Malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap
Hanya dua berjaga terus, ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang

• Denggan ni bornginna i, uju ro Jesus i !
Tu parmahan di Betlehem i, dipaboa na di surgo i
Nunga ro Sipangolu, Jesus, Tuhanta i

• Godang ni tua disi, di na ro Jesus I
Tung malua pardosa muse, sian hamagoanna sude
Ala ro Sipangolu, Jesus, Tuhanta i


(Jemaat dipersilahkan duduk kembali; tanpa aba-aba)

14. LITURGI-IV : AMANAT DAN HARAPAN

PROLOG Liturgi

L Malam ini, kami telah mendengar kembali berita NATAL yang tak pernah usang
J Kami yang hidup di abad ini, tetap berharap dan bertekad untuk menyemarakkan pemberitaan, kesaksian dan pelayanan kami, dalam mewujudkan Damai Sejahtera Kristus
L Mari kita dengarkan Liturgi-IV

1. Ny. Sitompul/Br Manurung Lukas 21 : 36
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.


2. Ny. Sitompul/Br Tobing Roma 15 : 4 + 13

Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala suka cita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

3. Ny. Sihite/Br Limbong I Petrus 1 : 13

Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugrahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus

4. Ny.Sihotang/
Br Munthe I Timotius 4: 10

Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya

15. PADUAN SUARA : HANA + KOOR PRIA
16. MEDLEY

Di malam sunyi bergemah nyanyian mulia
Malaikat turun mendekat dengan beritanya
Sejahtra bagi dunia, tlah datang penebus
Heninglah bumi mendengar nyanyian yang kudus.

Gita sorga bergema lahir Raja mulia !
Damai dan sejahterah turun dalam dunia.
Bangsa-bangsa, bangkitlah dan bersoraklah serta,
Permaklumkan kabar baik: Lahir Kristus, Trang ajaib !
Gita sorga bergema, lahir Raja mulia !

Puteri sion nyanyilah; soraklah, Yerusalem
Mari sambut Rajamu. Raja damai trimalah !
Puteri sion, nyanyilah; soraklah Yerusalem !

17. Khotbah : Yesaya 9: 1a
18. KIDUNG PUJIAN KJ 110: 2 DI BETLEHEM TLAH LAHIR SEORANG PUTERA
Hatiku kubenamkan di dalam kasihNya;
padaNya kuserahkan diriku slamanya
sungguh, sungguh, diriku slamanya

19. Operet Natal: Oleh PS HANA

20. PADUAN SUARA : ESTER

21. PERSEMBAHAN


NATS Matius 2 : 11

Untuk menghantarkan persembahan kita, demikianlah firman Tuhan:

“ Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, Ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu mas, kemenyan, dan mur “

22. DOA PERSEMBAHAN : Hadirin Dipersilahkan Berdiri

Mari kita berdoa untuk persembahan yang telah kita kumpulkan !

23. BERNYANYI KJ NO. 93: 4 TUMBUHLAH TUNAS BARU
Mari menyambut “Amin” atas karunia
Ya Yesus, kami yakin; ya Tuhan tolonglah
agar dengan syukur kami memuji Dikau di kerajaanMu

24. Doa Penutup & Berkat

Mari kita berdoa : … Bapak kami yang di sorga ……………………..

25. BERKAT

26. PDT + J : AMIN… …AMIN… …AMIN !


III. SELESAI


Pendeta Resort, BPHR, dan Panitia mengucapkan :
Selamat Hari Natal 2011

&

Tahun Baru 2012


Hadiri & Meriahkanlah !!!

PERAYAAN NATAL 25 DESEMBER 2011
Dan Perjamuan Kudus/Babtisan Kudus

PEMBERITAHUAN

Dalam acara NATAL malam ini, disediakan Amplop Bakti NATAL PUSAT GKPI; yang akan dipersembahkan besok dalam Kebaktian Perayaan NATAL tgl 25 Des 2011 saat kolekte ke Depan.

Senin, 12 Desember 2011

"Mateus 5: 13-16 " “Mana Terangmu”..?

Khotbah Pada HUT Pemuda/I Gereja Kristus.

Garam dan Terang adalah 2 metafora yang juga digunakan untuk menggambarkan bagaimana seharusnya gereja (umat percaya) dapat bersuara menjadi saksi yang benar di tengah dunia. Dengan kata lain, agar gereja dapat terus menyuarakan kebenaran di tengah dunia, maka orang2 percaya di dalamnya terlebih dahulu harus rela digarami dan diterangi terlebih dahulu.
Khotbah Yesus
tentang garam dan terang dunia pada intinya menekankan bahwa Kristen tidak boleh hidup sebagai 'gated community' (masyarakat yang dipagari).
Kristen harus berbaur dengan masyarakat sebab
hanya Kristen yang dapat menjadi garam dan terang
dunia
. Apa artinya? Garam mempunyai beberapa manfaat: sebagai penyedap masakan, sebagai pupuk, dan yang paling utama sebagai pengawet makanan karena garam dapat memperlambat pembusukan. Itulah gambaran tentang peran Kristen dalam masyarakat. Kristen dipanggil untuk menjadi disinfektan moral dalam dunia yang standar moralnya sangat rendah, selalu berubah, bahkan tidak ada sama sekali. Namun apakah Kristen dapat kehilangan keefektifannya bagai garam kehilangan asinnya? Sesungguhnya garam tidak dapat kehilangan asinnya, namun garam zaman Yesus tidak dihasilkan dari air laut yang diuapkan, namun dari rawa-rawa, sehingga banyak mengandung kotoran.
Ketika garamnya larut, yang tertinggal hanyalah
kotoran. Jadi dengan ungkapan garam menjadi tawar,
Yesus ingin menegaskan bahwa Kristen dapat
berperan sebagai garam jika mereka tetap
mempertahankan norma-norma Kerajaan Allah di dalam
hidupnya, jika tidak ia hanya seperti kotoran sisa
garam.
Selain itu Kristen juga harus berperan sebagai terang
dunia. Dalam PL dan PB, terang hampir selalu
melambangkan kemurnian, kebenaran, wahyu, dan
kehadiran Allah. Hanya kehadiran Kristen yang
mampu melambangkan ketiga hal di atas dalam
masyarakat dan Kristen harus memancarkannya dimana
pun mereka berada (ayat 15). Bagaimana caranya?
Kristen harus memperlihatkan wujud perilaku apa
pun yang sesuai dengan kehendak Allah, walaupun
akibatnya mengundang penganiayaan atas dirinya
(ayat 10-12). Dengan cara itu masyarakat akan
disadarkan betapa berdosanya mereka.

Ayat 13 ”Kamu adalah garam dunia”
Fungsi garam: menyedapkan, mengawetkan dan mencegah pembusukan makanan. Supaya gereja dapat terus menggarami dunia dengan kebenaran maka orang2 kristen didalamnya terlebih dahulu harus mengalami digarami oleh kebenaran. Hidupnya harus terlebih dahulu menyedapkan hati Tuhan, awet dalam arti konsisten dalam ajaran kebenaran sehingga dengan demikian mampu menjadi garam yang melindungi gereja-Nya dari pembusukan.
Bagaimana garam bisa bekerja efektif mencegah terjadinya kebusukan dan kehancuran? Dengan mempertahankan keasinannya. Menurut ilmu kimia: garam (sodium klorida) adalah senyawa kimia yang bersifat stabil dan kebal terhadap hampir setiap serangan yang berusaha mengkontaminasinya. Namun jika ia tercemar atau tercampur oleh kotoran, maka tidak akan dapat dipergunakan lagi bahkan berbahaya dan merugikan. Garam hanya akan benar-benar bermanfaat apabila ia asin, dan bila sudah tercemar atau kehilangan keasinannya; maka, seperti kata Tuhan Yesus ia akan dibuang orang.
Garam yang dikenal pada zaman Tuhan Yesus terdiri dari semacam bongkahan debu putih (yang biasanya di ambil dari sekitar Laut Mati). Bongkahan debu putih itu disamping mengandum Sodium Klorida juga mengandung zat-zat lain. Biasanya orang melarutkan bongkahan debu putih itu dalam air bersih untuk mendapatkan Sodium Klorida yang rasanya asin itu. Untuk selanjutnya larutan SK tersebut digunakan untuk keperluan mengawetkan makanan, mencegah makan dari pembusukan dan untuk menyedapkan masakan.
Bagaimana dengan sisa bongkahan debu putih tadi? Kelihatannya masih seperti garam. Tapi rasa dan pengaruhnya bukan lagi seperti garam. Bongkahan debu putih itu sudah tidak ada gunanya lagi. Biasanya orang membuangnya dijalanan / halaman rumah.
Demikian pula orang percaya. Penting bagi kita untuk memelihara keasinan kristiani kita. Setiap kita harus mau memaksa diri untuk terus-menerus berjuang memelihara dedikasi sebagai murid Kristus, berjuang mengikut dan meneladani Kristus sehingga semakin lama makin menjadi serupa dengan Kristus. Jika kita menjadi serupa dengan dunia yang bobrok dengan segala pola pikirnya yang penuh dosa, maka itu berarti kita telah tercemar oleh kotoran dunia. Kita kehilangan keasinan kita dan itu berarti kita tidak ada nilai dan gunanya dalam keluarga Kerajaan Allah. Kita hanya sekedar onggokkan atau kumpulan dari bongkahan2 debu putih yang sudah tidak lagi ada gunanya.
Sudahkah kebenaran menggarami kehidupan kita? Gereja dipanggil untuk menjadi garam bagi dunia bukan membiarkan gereja digarami dunia. Bila justru membiarkan gereja yang digarami oleh dunia maka itu berarti orang2 percaya didalamnya masih belum digarami oleh kebenaran. Dan kalau itu terjadi maka iman tidak lagi akan murni. Charles Colson, pendiri Prison Fellowship Ministry mengatakan, di abad ini, iman telah menjadi semacam komoditi, dimana gereja berperan sebagai ritail outlet-nya. Kehadiran jemaat dalam setiap peribadatan, semata-mata untuk memenuhi kepuasan mereka. Alasan untuk datang ke gereja tidak lebih soal selera: selera terhadap khotbah, selera terhadap musik, selera terhadap nyanyian, selera terhadap orang-orang, dst. Bila tidak sesuai selera maka lebih baik tidak bergereja dan beribadah.
Mengapa hal ini terjadi? Karena mentalitas percaya sudah melenceng jauh dari kebenaran Firman Tuhan. Mentalitas yang digunakan adalah mentalitas ego yang pusatnya adalah kepuasan diri. Meskipun hal ini tidak serta merta diakui namun dalam kejujuran yang masih bisa muncul dari himpitan natur keberdosaan manusia hal ini adalah kenyataan yang sesungguhnya. Mentalitas sebagai konsumenlah yang menjadi pemicu fenomena ini. Sekali lagi Charles Colson menyebutnya sebagai mentalitas McChurch. Suatu mentalitas yang telah menjadikan gereja sebagai salah satu pemain dalam persaingan bisnis modern. Jemaat dimanjakan dengan produk2 pelayanan spiritual semisal urapan ilahi, doa pemulihan, kesembuhan ilahi hingga layanan SMS rohani yang ’dijual’ di TV bersaing dengan SMS para dukun dan paranormal lainnya termasuk bersaing juga dengan RBT ’Tak Gendong’ yang heboh itu. Fenomena ini berdampak pada krisis identitas gereja. Gereja sebagai simbol Kerajaan ALLAH berubah menjadi wadah pemenuhan kepuasan spiritual jemaat belaka. Survei yang dilakukan Business Week (majalah bisnis terkemuka USA disamping Fortune dan Forbes) menyebutkan angka penjualan buku di toko2 buku Kristen didominasi oleh buku2 yang terfokus pada penghargaan, kepuasaan, dan analisa pribadi, dimana rujukan utamanya adalah pengalaman hidup sang penulis.
Sebagai Hamba Tuhan saya sangat bergumul dengan kehidupan iman kristiani kita masa kini. Kadangkala saya heran mengapa banyak orang kristen tidak pernah mau sadar dengan perkataan Yesus dalam Lukas 18:8, ”Apabila Anak Manusia datang kedua kalinya, adakah Ia menemukan iman di bumi?.” Ini sama sekali tidak berarti bahwa Yesus mengucapkan Firman ini karena Ia tidak suka melihat ada banyak orang kristen di bumi, tidak suka jika ada banyak gereja dibumi. Tapi yang IA hendak tekankan disini adalah apakah iman yang dimiliki oleh orang2 kristen atau gereja adalah IMAN yang benar atau tidak? Mengapa? Karena Yesus tidak butuh orang2 kristen atau gereja2 yang ternyata hanya bongkahan2 dari debu putih yang keasinannya sudah tidak ada lagi. Ia pasti akan membuang orang2 kristen dan gereja yang demikian. Matius 7:21-23 adalah sebuah contoh yang kita harus selalu ingat. Siapa mereka? Orang2 kristen yang sukses melakukan mujizat, bernubuat, mengusir setan dalam nama Yesus. Tapi Tuhan Yesus justru menolak mereka pada akhir zaman!! Mengapa? Karena kebenaran tidak ada didalam diri mereka. Fungsi garam itu tidak ada dalam diri mereka. Bukannya mengawetkan / melestarikan ajaran kebenaran tetapi justru merusaknya dengan menjadikannya sebagai komoditi untuk memuaskan keinginan orang2 dan juga memuaskan diri mereka sendiri tentunya dengan keuntungan yang mereka dapat melaluinya. Maka Yesus bilang, ”Enyah kamu semua pembuat kejahatan. Aku tidak mengenal kamu!” Ini berarti bahwa mereka sebenarnya tidak lebih dari bongkahan2 debu putih yang sudah tidak asin lagi yang tidak ada gunanya selain dibuang dari hadapan Tuhan. Kita perlu hati-hati: jangan mudah tertipu dengan praktek2 yang menggunakan nama Yesus. Murnikan motivasi Saudara dalam mengikut dan melayani Tuhan. Jangan main2 dengan iman kita, dengan ibadah kita, dengan pelayanan kita, dengan ajaran kebenaran. Ini hanya mungkin jikalau kita sudah digarami oleh kebenaran terlebih dahulu. Sudahkah Saudara membiarkan kebenaran menggarami hidup Saudara?
Ayat 14-16 ”Kamu adalah Terang dunia”
Supaya gereja kita ini bisa terus menyuarakan kebenaran maka orang2 didalamnya harus terlebih dahulu mengalami terang Yesus. Dalam Yohanes 9:5 Yesus berkata, ”Akulah terang dunia.” Memiliki Yesus berarti memiliki Terang. Ini berarti agar kita dapat menjadi alat terang bagi-Nya; maka, kita harus memiliki Dia terlebih dahulu didalam hidup kita. Kita harus memastikan bahwa kekristenan kita itu sungguh asli bukan palsu, bukan sekedar ikut2an, bukan kristen cap KTP. Bila gereja dipenuhi dengan orang2 yang telah mengalami Terang Yesus; maka, gereja pasti mampu terus bersuara menyatakan kabar terang kepada dunia yang gelap oleh dosa ini. Jadi dalam pengertian ini; maka, pertanyaan terpenting yang pertama bukan lagi pada bagaimana menjadi terang tetapi sudahkah terang Yesus menerangi hidup kita? Ini harus jelas dan beres terlebih dulu dalam hidup kita. Membangun rumah harus dimulai dari fondasi. Fondasinya harus beres dan kokoh. Kalau tidak bangunan apapun diatasnya hanya tinggal tunggu waktu untuk rusak dan hancur.
Sayangnya, pada hari ini orang kristen sudah over praktis dalam memahami bagaimana menjadi terang dunia ini. Atas nama menarik jiwa kepada Yesus bukan lagi Injil/FT yang menjadi daya tarik utama. Tetapi menggunakan cara2 bisnis dan cara2 entertainment. Gereja menarik jiwa dengan memakai bintang idola yang karirnya sedang bersinar terang. Yesus bukan lagi menjadi daya tarik utama tetapi artis. Kita beri contoh soal baliho artis untuk ‘bisnis’ rohani. Di satu sisi, fenomena semacam ini merupakan fenomena yang wajar sebagai dampak dari upaya gereja menjawab tantangan perubahan zaman. Namun, di sisi lain, fenomena menjawab kebutuhan pasar ini menjadikan teologi gereja sebagai teologi yang bukan lagi berpusat kepada Allah tetapi berpusat kepada manusia dan tujuan-tujuan manusia.
Tetapi bukankah ini sama saja dengan perbuatan menghina Kristus Yesus yang rela mati bagi umat pilihan-Nya di kayu salib?? Harus pasang gambar artis baru orang berduyun-duyun datang? Karena kalau hanya pasang baliho dengan gambar Yesus atau Alkitab saja tidak cukup untuk menarik orang datang. Tapi kalau artis banyak yang datang. Mengapa? Karena inilah bisnis. Dan inilah yang membuat gereja tidak bisa memancarkan terang kebenaran Injil. Kecenderungan gereja untuk menjawab kebutuhan pasar dan selera orang telah menodai Injil. Gereja lebih berorientasi pada upaya membahagiakan jemaat, mengikuti dan memuaskan selera dan telinga jemaat dan bukan lagi membuat mereka kudus, hidup didalam terang ajaran kebenaran dan menghargai pelayanan. Ini yang membuat otoritas gereja hancur2an. Gereja kehilangan apa yang disebut dengan Discipleship dan Discipline. Hal ini terbukti dengan kesungguhan belajar FT / Alkitab yang sangat merosot bahkan ditinggalkan sama sekali mulai dari jemaat biasa hinggá aktifis dan majelis gereja. Kalau begitu apakah gereja akan memiliki masa depan yang baik? Apakah generasi yang akan datang akan mewarisi gereja yang baik dan sehat? Apakah gereja akan sanggup bertahan terhadap kuasa kegelapan duniawi? Apakah setiap keluarga umat Tuhan mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan? Apakah para orang tua akan menjadi teladan yang mendidik dan menjaga anak-anaknya didalam ajaran FT yang benar? Akankah anggota-anggota gereja makin mengerti apa artinya berkurban bagi pekerjaan Tuhan? Silakan masing-masing kita menjawab dengan jujur dihadapan Allah!
Mari sebagai bagian dari umat Tuhan kita memiliki sikap dan pendirian yang teguh, tepat, tegas dan penuh kasih didalam kebenaran untuk menjadikan gereja Tuhan dimana kita berbagian didalamnya sebagai tempat dan alat Tuhan untuk terus menyuarakan kebenaran menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Maukah Saudara?....Amen RHL

"MADU SURGAWI"

"MADU SURGAWI"

"Pembinaan Cln Pnt GKPI"

Pelajaran 7 dan 8
Imamat
(Kitab Mengenai Kekudusan)

Penulis dan Judul Kitab: Yang menulis kita ini adalah Musa. Judul Imamat didapat dari Septuagintam dan bermakna “berhubungan dengan Orang-orang Lewi.” Orang-orang Lewi adalah para imam yang dipilih Allah untuk melayani bangsa Israel. Kitab Imamat berisi banyak hukum yang disampaikan Allah untuk menuntun mereka di dalam pekerjaan mereka sebagai para imam untuk menyembah Allah.
Tahun Penulisan: 1450–1410 S.M.
Tema dan Tujuan: Imamat 11:45 berbunyi, “Jadilah kudus, sebab Aku ini kudus”. Tuntunan-tuntunan yang diberikan di dalam kitab Imamat menunjukkan bahwa bangsa Israel harus berjalan di depan Allah pada saa itu. Imamat dibuat untuk mengajarkan Israel (1) bagaimana menyembah dan berjalan bersama Allah, dan (2) bagaimana bangsa tersebut harus memenuhi panggilannya sebagai bangsa para imam. Tema penting dari Imamat adalah kekudusan. Kekudusan adalah proses membuat seseorang menjadi kudus. Allah yang kudus hanya dapat dihampiri dengan kekudusan melalui meditasi seseorang imam.
Tokoh Penting: Musa dan Harun.
Kristus seperti yang Tergambar dalam Imamat: Sama dengan kitab Keluaran, sejumlah tipologi Kristus terlihat nyata di dalam kitab Imamat.
Ke-Lima Korban semuanya melambangkan kemanusiaan dan pekerjaan Kristus di dalam kehidupan-Nya yang tidak berdosa dan kepatuhan-Nya kepada Bapa, sehingga kita boleh bersekutu dengan Allah.
Imam Agung merupakan tipologi Kristus yang paling menonjol di dalam kitab Imamat.
Ke-Tujuh Perayaan juga merupakan tipologi dari Juruselamat, yang mengajarkan kita tentang kemanusiaan-Nya yang sempurna, pengorbanan-Nya, kebangkitan-Nya dari kematian, dan karya pendamaian-Nya.
Untuk di Pelajari: Garis Besar
1. Hukum Pengorbanan (1:1–17:16)
A. Untuk Mendekat kepada Allah (1:1–7:38)
1:1-17 4:1-35 6:8-30
2:1-16 5:1-19 7:1-38
3:1-17 6:1-7
B. Untuk Para Imam (8:1-10:20)
8:1-36 9:15-24
9:1-14 10:1-20
C. Mengenai Kemurnian (11:1–15:33)
11:1-12 13:1-59 15:1-33
11:13-47 14:1-32
12:1-8 14:33-57
D. Mengenai Pendamaian Bangsa (16:1–17:16)
16:1-28 16:29-34 17:1-16
2. Hukum Pengudusan (18:1–27:34)
A. Untuk Umat Allah (18:1–20:27)
18:1-30 19:9-37
19:1-8 20:1-27
B. Untuk Para Imam Allah (21:1–22:33)
21:1-24 22:1-16 22:17-33
C. Dalam Penyembahan (23:1–24:23)
23:1-25 24:1-16
23:26-44 24:17-23
D. Di Tanah Kanaan (25:1–26:46)
25:1-22 25:35-46 26:1-13
25:23-34 25:47-55 26:14-46
E. Mengenai Perjanjian (27:1-34)
27:1-13 27:14-34


Bilangan
(Pengembaraan di Padang Gurun)

Penulis dan Judul Kitab: Kitab ini ditulis oleh Musa. Kitab Bilangan ini diberi judul berdasarkan dua catatan di dalam bab 1 dan bab 26 mengenai jumlah atau penghitungan orang Israel, yang pertama di Gunung Sinai dan yang kedua di dataran Moab.
Tahun Penulisan: 1450–1410 S.M.
Tema dan Tujuan: Meskipun pemberian judul bagi kitab Bilangan didasarkan pada penghitungan orang Israel, namun kitab ini terutama berhubungan dengan pengembaraan di padang gurun dengan masa waktu hampir 40 tahun. Suatu perjalanan yang semestinya dapat dilakukan hanya dalam sebelas hari, menjadi 38 tahun penderitaan hanya karena ketidakpercayaan dan ketidakpatuhan bangsa tersebut. Kitab Bilangan menunjukkan akibat gagalnya menggabungkan iman dengan janji-janji Allah (Ibrani 3:16-4:2). Selain itu, kitab Bilangan mengajarkan kita bahwa sementara hidup itu mempunyai pengalaman-pengalaman “padang gurun”, umat Allah tidak akan terus menerus berada di dalam kondisi seperti itu. Pilihan-pilihan yang kita buat menentukan arah yang kita ambil dalam kehidupan kita. Yosua akan menggambarkannya kemudian.
Tema lain yang juga penting ditunjukkan di sepanjang kitab Bilangan dirasakan melalui pemeliharan Allah yang tidak putus-putusnya bagi umat-Nya. Berulang-ulang, meskipun pemberontakan dan ketidakpercayaan mereka, Dia memenuhi kebutuhan mereka dengan mujizat. Dia menyediakan air, roti manna, dan burung puyuh untuk mereka. Dia tetap mengasihi dan mengampuni bangsa tersebut bahkan apabila mereka bersungut-sungut, mengeluh, dan memberontak terhadap-Nya.
Tokoh Penting: Musa, Harun, Miriam, Yosua, Kaleb, Balak.
Kristus seperti yang Tergambar dalam Bilangan: Mungkin tidak ada penggambaran yang lebih jelas lagi mengenai Kristus dan penyaliban-Nya dari pada seperti ular yang ditinggikan di padang gurun. (Bilangan 21:4-9 cf; Yohanes 3:14)
Batu yang memuaskan dahaga bangsa Israel adalah tipologi dari Kristus (1 Korintus 10:4).
Manna menggambarkan Kristus sebagai roti yang turun dari Sorga (Yohanes 6:31-33)
Tiang awan dan tiang api menggambarkan tuntunan Kristus dan kota-kota tempat perlindungan jelas menggambarkan Kristus sebagai tempat perlindungan kita dari penghukuman.
Akhirnya, lembu betina merah juga merupakan tipologi dari Kristus (Bilangan 19).
Untuk Pelajaran Pribadi: ttg Garis Besar

1. Persiapan di Bukit Sinai (Generasi Tua) (1:1–10:36)
A. Posisi dan Penghitungan Bangsa Israel (1:1-4:49)
1:1-46 3:1-24 4:1-20
1:47-54 3:25-39 4:21-28
2:1-34 3:40-51 4:29-49
B. Peraturan-peraturan Allah dan Penyucian Bangsa (5:1–9:14)
5:1-10 6:22-27 8:5-22
5:11-31 7:1-89 8:23-26
6:1-21 8:1-4 9:1-14
C. Pengembaraan ke Tanah Perjanjian (9:15–10:36)
9:15-23 10:1-10 10:11-36

2. Kegagalan Generasi Tua (11:1–25:18)
A. Ketidakpuasan di sepanjang jalan (11:1–12:16)
11:1-19 11:16-30 12:1-16
11:10-15 11-31-35
B. Ketidakpercayaan di Kadesh-Barnea (13:1–14:45)
13:1-24 14:1-10 14:20-38
13:25-33 14:11-19 14:39-45
C. Pendisiplinan dari Allah (15:1–25:18)
15:1-13 18:8-32 21:21-35
15:14-31 19:1-22 22:1-21
15:32-41 20:1-7 22:22-41
16:1-40 20:8-22 23:1-30
16:41-50 20:23-29 24:1-25
17:1-13 21:1-5 25:1-9
18:1-7 21:6-20 25:10-18
3. Persiapan Generasi Baru (26:1–36:13)
A. Reorganisasi Israel (26:1–27:23)
26:1-65 27:1-14 27:15-23
B. Peraturan Korban Persembahan dan Janji (28:1–30:16)
28:1-31 29:1-40 30:1-16
C. Regionalisasi Tanah Perjanjian (31:1–36:13)
31:1-24 33:1-49 35:1-5
31:25-54 33:50-56 35:6-34
32:1-42 34:1-29 36:1-13

Ulangan
(Peninjauan Ulang Hukum)
Penulis dan Judul Kitab: Yang menulis kitab ini adalah Musa. Judul dalam bahasa Inggris, yang berasal dari Septuaginta, memiliki arti “pemberian hukum kedua” dan berasal dari terjemahan yang salah dari ayat 17:18, yang seharusnya diterjemahkan sebagai “salinan hukum ini”. Kitab Ulangan bukan hukum kedua, tetapi lebih tepat sebagai suatu peninjauan ulang dan penguraian dari hukum pertama yang diberikan di Sinai.
Tahun Penulisan: 1410 S.M.
Tema dan Tujuan: Berjaga-jagalah kalau-kalau engkau lupa. Setelah empat puluh tahun berjalan di padang gurun, bangsa Israel menjelang memasuki tanah perjanjian. Sebelum mereka masuk, penting (kalau-kalau mereka lupa apa yang telah dilakukan Allah dan siapa diri mereka) untuk mengingatkan mereka dengan apa yang telah dilakukan Allah bagi mereka dan tengan hukum Allah yang kudus, yang begitu penting agar mereka dapat tetap berada di tanah tersebut dan berfungsi sebagai bangsa Allah yang kudus dan sebagai imamat rajani di mata bangsa-bangsa (Ulangan 4:1-8). Sebagai bagian dari tema atau tujuan ini, kitab ini juga menekankan pada pentingnya mengajarkan anak-anak untuk mengasihi dan mematuhi Allah.
Kitab Ulangan berakhir dengan diperbaharuinya perjanjian Allah dengan bangsa Israel (Bab 29). Pengangkatan Yosua sebagai pemimpin yang baru (Bab 31), dan kematian Musa (Bab 34).
Tokoh Penting: Musa dan Yosua.
Kristus seperti yang Tergambar dalam Ulangan: Pernyataan mengenai Musa pada ayat 18:15 adalah salah satu dari gambaran-gambaran yang paling jelas mengenai Kristus. Ayat tersebut berbunyi, “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” Lebih lanjut lagi, Musa, sebagai tipologi dari Kristus, adalah satu-satunya figur selain dari Kristus untuk mengisi seluruh ketiga jabatan nabi (34:10–12), imam (Keluaran 32:31-35), dan raja (meskipun Musa bukan raja, dia berfungsi sebagai pemimpin Israel; 33:4-5).2


Untuk Pelajaran Pribadi: ttg Garis Besar
1. Pendahuluan (1:1-5)

2. Peninjauan Ulang Sejarah (1:6–4:43)
1:6-18 2:26-37 4:1-43
1:19-46 3:1-17
2:1-25 3:18-29
3. Peninjauan Ulang Hukum (4:44–5:33)
4:44-49 5:1-21 5:22-33
4. Pengaplikasian Hukum (6:1–11:32)
6:1-25 9:1-29 11:1-32
7:1-26 10:1-11
8:1-20 10:12-22
5. Hukum Tambahan (12:1–26:19)
12:1-32 18:9-22 23:1-25
13:1-18 19:1-13 24:1-5
14:1-29 19:14-21 24:6-22
15:1-23 20:1-20 25:1-19
16:1-22 21:1-23 26:1-19
17:1-20 22:1-12
18:1-8 22:13-20
6. Pemberian Janji (27:1–30:20)
27:1-26 28:15-68 30:1-14
28:1-14 29:1-29 30:15-20
7. Penggantian Pemimpin (31:1–34:12)
31:1-13 32:1-52 34:1-12
31:14-30 33:1-29
Ringkasan: Tema Untuk Diingat

Kejadian Pemilihan Bangsa
Keluaran Penebusan Bangsa
Imamat Pengudusan Bangsa
Bilangan Memimpin Bangsa
Ulangan Mengajarkan Bangsa

"Pembinaan Cln. Pnt. GKPI"

Pelajaran 6
Keluaran
(Kitab Mengenai Penebusan)

Penulis dan Judul Kitab: Kitab ini ditulis oleh Musa. Kata “Exodus” (Keluaran) adalah bahasa Latin yang diambil dari bahasa Yunani EXODOS, dan kitab tersebut diberikan nama yang oleh mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Septuaginta Yunani (LXX). Kata tersebut bermakna “keluar”.
Tahun Penulisan: 1450–1410 S.M.
Tema dan Tujuan: Ada dua tema yang tersingkap dari Keluaran ini: (1) Penebusan sebagaimana digambarkan di dalam Paskah, dan (2) pelepasan dari perbudakan Mesir sebagaimana digambarkan keluar dari tanah Mesir dan menyeberangi Laut Merah.
Setelah lebih dari dua ratus tahun bertumbuh di Mesir, Kitab Keluaran terus menceritakan sejarah bangsa pilihan Allah, bangsa Israel, dan menjelaskan penyelamatan mereka keluar dari Mesir dan pemberian hukum Taurat. Ini menjelaskan tentang kelahiran, sejarah, dan panggilan Musa dari Tuhan untuk memimpin umat itu keluar dari perbudakan mereka di Mesir dan masuk ke dalam Tanah Perjanjian, yaitu tanah Kanaan. Melalui domba Paskah, penyelamatan anak sulung, bersamaan dengan mujizat dari sepuluh tulah, dan penyeberangan Laut Merah, Allah menunjukkan kepada umat-Nya bahwa Ia tidak hanya berkuasa dari para Firaun Mesir, namun Ia adalah TUHAN yang Berdaulat, YAHWE, Allah yang menebus dan pemberi wahyu.
Setelah bangsa itu menyeberang Laut Merah dan tiba di padang gurun, Allah memberikan kepada mereka hukum kebenaran-Nya dan mengumumkan bahwa mereka adalah milik berharga bagi Dia dan menjadi imamat rajani, bangsa yang kudus sebagai saksi bagi bangsa-bangsa (Keluaran 19:4-7). Hukum Taurat ini, termasuk di dalamnya Sepuluh Perintah, yang mendemonstrasikan kesucian Allah, mengajar mereka bagaimana mengasihi Allah dan mengasihi sesame, namun dalam prosesnya, itu juga mendemonstrasikan betapa semua orang telah jatuh dan kehilangan kemuliaan Allah dan memerlukan jalan akses kepada Allah yang memberikan pengampunan. Inilah perlunya dibuat Kemah Suci, persembahan korban-korban bakaran, dan Keimamatan Lewi.
Tokoh Penting: Musa, Harun, Miriam, dan Firaun
Kristus seperti yang Tergambar dalam Keluaran: Walaupun Kitab Keluaran tidak berisi nubuatan langsung tentang Kristus, namun ada sejumlah type yang indah tentang sang Juruselamat. Dalam berbagai cara, Musa ditunjukkan sebagai type Kristus. Ulangan 18:15 menunjukkan bahwa Musa, sebagai nabi, menggambarkan Kristus. Baik penyelamatannya ketika ada dalam bahaya pembunuhan pada waktu ia masih bayi, kuasanya untuk menyelamatkan yang lain, dan fungsinya sebagai perantara, pemberi hukum, dan penyelamat.
Pasakh adalah type spesifik tentang Kristus sebagai anak Domba Allah yang tanpa dosa (Yohanes 1:29; 36; 1 Korintus 5:7).
Tujuh hari raya besar, masing-masing merupakan gambaran dari beberapa aspek sang Juruselamat.
Kisah Keluaran sendiri, yang Paulus hubungkan dengan baptisan, menggambarkan persekutuan kita dengan Kristus dalam kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya (1 Korintus 10:1-2; Roma 6:2-3)
Manna dan Air keduanya digambarkan sebagai gambaran-gambaran Kristus (Yohanes 6:31-35, 48-63; 1 Korintus 10:3-4).
Kemah Suci menggambarkan sang Juruselamat dalam hal peralatan, warna, furnitur, pengaturan, dan korban-korban yang dipersembahkan di sana (Ibrani 9:1–10:18).
Imam besar merupakan bayangan yang sangat jelas dari pribadi dan pelayanan Kristus (Ibrani 4:14-16; 9:11-12, 24-28).
Untuk Pelajaran Pribadi: ttg Garis Besar
1. Pembebasan dari Mesir (1:1-18:27)
A. Dalam Masa Perhambaan (Perbudakan) (1:1–12:32)
1:1-7 5:1-23 9:8-17
1:8-14 6:1-13 9:18-35
1:15-22 6:14-30 10:1-20
2:1-14 7:1-7 10:21-29
2:15-25 7:8-13 11:1-10
3:1-9 7:14-25 12:1-13
3:10-22 8:1-15 12:14-22
4:1-13 8:16-32 12:23-32
4:14-31 9:1-7

"Pembinaan Cln Pnt GKPI Rw. Lumbu"

Pelajaran 5
Lima Kitab Pertama
Lima kitab pertama di dalam Alkitab kadang-kadang disebut Pentateuch, yang berarti “lima kitab”. Kitab ini juga dikenal sebagai kitab hukum karena berisi hukum dan perintah-perintah yang disampaikan Tuhan melalui Musa untuk bangsa Israel. Kitab-kitab ini ditulis oleh Musa, kecuali bagian terakhir kitab Ulangan, karena bagian tersebut menceritakan tentang kematiannya. Kelima kitab ini meletakkan dasar mengenai kedatangan Kristus, yang mana Allah memilih dan membawanya menjadi bangsa Israel. Sebagai umat pilihan Allah, Israel menjadi pemelihara Perjanjian Lama, penerima perjanjian, dan bapa leluhur Mesias (Roma 3:2; 9:1-5).
Kejadian
(Kitab Permulaan)
Penulis dan Judul Kitab: Kitab ini ditulis oleh Musa. Sebutan Kejadian berarti “yang awal” dan diambil dari Septuaginta (LXX), yang merupakan penerjemahan bahasa Yunani dari Perjanjian Lama bahasa Ibrani.
Tahun Penulisan: 1450–1410 S.M.
Tema dan Tujuan: Bahkan membaca Kitab Kejadian secara sambil lalu saja sudah mengungkapkan tema utamanya, yaitu berkat dan kutuk. Untuk yang patuh dan beriman, ada berkat seperti di Taman Eden, namun untuk yang tidak patuh, ada kutuk. Seluruh kitab berbicara mengenai tema ini. Tetapi mungkin tema utama merupakan pilihan dari suatu bangsa melalui Abraham dan perjanjian Abraham. Melalui Abraham, Allah berjanji untuk memberkati bangsa itu (Kejadian 12:1-3; 15:1-21).
Kitab Kejadian tidak hanya berarti “permulaan”, namun juga merupakan kitab permulaan. Kitab Kejadian menjadi pusat referensi sejarah bagi kita, dari mana pewahyuan yang berikut dimulai. Di dalam kitab Kejadian, semua tema-tema utama di dalam Alkitab bermula. Inilah kitab yang banyak berisi hal-hal yang permulaan : di dalamnya kita melihat permulaan penciptaan semesta alam ini, pria dan wanita, dosa manusia dan jatuhnya umat manusia, mulanya perjanjian Allah akan keselamatan, dan mulanya bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah, karena tujuan khusus-Nya untuk mereka sebagai bapa leluhur Mesias dan Juruselamat. Di dalam Kejadian kita belajar tentang Adam dan Hawa, tentang Setan si penggoda, tentang Nuh, Air Bah, Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf beserta saudara-saudaranya. Kita juga belajar tentang awalnya pernikahan, keluarga, pekerjaan, dosa, pembunuhan, hukuman mati, pengorbanan, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, peradaban, hari Sabat, pencobaan pertama membentuk pemerintahan satu dunia, dan Babilonia (agama disebarkan di Menara Babel). Alkitab merupakan pewahyuan historis. Catatan kegiatan Allah dalam sejarah.
Sebuah kalimat yang umum ditemukan di dalam Kejadian adalah “inilah generasi dari”. Kalimat tersebut ditulis sebelas kali untuk memperkenalkan bagian berikutnya kepada pembaca, yang memberikan informasi mengenai apa yang terjadi sehubungan dengan peristiwa-peristiwa penting dan manusia, mulai dari penciptaan langit dan bumi hingga ke segenap kepala keluarga Israel.
Tokoh Penting: Adam, Hawa, Nuh, Abraham, Sarah, Ishak, Ribka, Esau, Yakub, Rahel, Yusuf.
Kristus seperti yang Tergambar dalam Kejadian–Secara nubuatan: segera setelah kejatuhan, janji keselamatan diberikan kepada keturunan perempuan itu (3:15), namun kemudian hubungan Mesias disampaikan dengan jelas di seluruh Kejadian : garis keturunan Set (4:25), keturunan Sem (9:26), keluarga Abraham (12:3), keturunan Ishak (26:3), anak-anak Yakub (46:3), dan suku Yehuda (49:10).
Di dalam Kejadian, ada beberapa “tipologi-tipologi” utama yang menggambarkan Juruselamat. Adam adalah tipologi dari Kristus (Roma 5:14).
Adam adalah yang pertama dari penciptaan yang lama, dan Kristus adalah yang pertama dari penciptaan baru secara rohani.
Korban darah Habel merujuk pada Kristus yang mati bagi kita. Pembunuhan Habel yang dilakukan Kain juga dapat menggambarkan kematian Kristus.
Melkisedek sebagai raja dan imam juga sebagai tipologi Kristus (Ibrani 7:3).

Yusuf, yang sangat disayangi oleh ayahnya, dikhianati oleh saudara-saudaranya, namun menjadi jalan keselamatan yang melambangkan Kristus.
Untuk Pelajaran Pribadi: ttg Garis Besar
Berikanlan judul untuk bagian-bagian yang tidak diberi judul. Dengan judul yang anda berikan, cobalah untuk menunjukkan hubungan dari satu bagian ke bagian yang lain. Misalnya, di dalam bagian “C” dari yang berikut, murid dapat memberikan judul :
1) Persiapan Nuh menghadapi Air Bah
2) Nuh selama Air Bah
3) Air Bah surut
4) Perjanjian dengan Nuh
5) Keluarga Nuh
1. Empat Peristiwa (1:1–11:32)
A. Penciptaan Bumi dan Manusia (1:1–2:25)
1:1–2:3 2:4-25
B. Kerusakan Manusia, Kejatuhan (3:1–5:32)
3:1-24 4:1-24 4:25–5:32
C. Manusia dimusnahkan, Air Bah (6:1–9:29)
6:1-22 8:1-22 9:18-29
7:1-24 9:1-17
D. Penyebaran Manusia, Bangsa-bangsa (10:1–11:32)
10:1-32 11:1-9
11:10-31
2. Empat Orang : Pemilihan suatu Bangsa dan Persiapan Sang Penebus (12:1–50:26)
A. Abraham (Bapa orang beriman dan Bangsa Israel) (12:1–23:20)
12:1-20 17:1-27 21:1-34
13:1-18 18:1-33 22:1-24
14:1-16 19:1-29 23:1-20
14:17-21 19:30-38
16:1-16 20:1-18
B. Ishak (Anak Perjanjian) (24:1–26:35)
24:1-67 25:19-34 26:26-35
25:1-11 26:1-17
25:12-18 26:18-25
C. Yakub (Rencana dan Penghukuman) (27:1-36:43)
27:1-46 31:1-55 34:1-31
28:1-22 32:1-23 35:1-8
29:1-35 32:24-32 35:9-29
30:1-43 33:1-20 36:1-43
D. Yusuf (Penderitaan dan Kemuliaan) (37:1–50:26)
37:1-36 40:1-41:57 49:1-50:21
38:1-30 42:1-45:28 50:22-26
39:1-23 46:1-48:22

Minggu, 27 November 2011

"KATA - KATA BIJAK"

1. Belajar tersenyum bila masalah datang
2. Tulus seperti merpati supaya jangan menipu, cerdik seperti ular supaya jangan ditipu (berhikmat)
3. Boleh lupa dompet asal jangan lupa doa.
4. Punyailah iman yang dapat melihat kesempatan dalam kesulitan dan bukan melihat kesulitan dalam kesempatan
5. Layanilah Tuhan dengan karunia yang Tuhan berikan, karena banyak yang mampu (melayani) tetapi tidak mau dan banyak yang mau tapi tidak mampu.
6. Jadikan persembahan saudara menjadi penyembahan dan bukan penyesalan
7. Layanilah Tuhan dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka
8. Pilihlah makanan saudara sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan
9. Jadilah Kristen yang kritis tetapi jangan penuh kritik
10. Jadikanlah Alkitab sebagai "Obat Kuat" dan bukan "Obat Tidur"
11. Lakukanlah yang benar, bukan apa yang kamu rasa benar
12. Terimalah orang lain apa adanya, bukan "ada apanya".

Humor tentang Korup.
Ada saat2 di mana logika kita sebagai manusia begitu menguasai, sehingga kita akan berkata "tidak mungkin" akan banyak hal.
Tidak mungkin mencapai target yg sudah ditetapkan.
Tidak mungkin mendapatkan apa yang dirindukan.
Tidak mungkin melakukan sesuatu yg besar.
Jangan lupa bahwa kuasa TUHAN bisa membuat segala sesuatu menjadi mungkin. Jika di tahun ini kita sering berada dalam keragu-raguan, apakah sesuatu benar2 bisa terjadi, itu tandanya logika kita sebagai manusia yg sedang berbicara. Di tahun mendatang, yaitu 2012, biarkan TUHAN yg berbicara & biarkan DIA bekerja dgn cara-Nya sendiri untuk menyatakan kuasa-Nya melalui perkara2 yg ajaib & besar.

Ada serombongan manusia yang sedang menunggu pintu masuk neraka.
Mereka dipanggil masuk satu persatu oleh pejabat malaikat yang
bertugas di sana. Di dinding belakang, tergantung puluhan jam dinding
sebagaimana biasa terlihat di bandara. Meski begitu, jam-jam itu
berbeda dengan jam-jam yang ada di dunia. Kalau jam di dunia
menunjukkan posisi waktu yang berbeda-beda untuk berbagai kota tujuan,
jam dinding di neraka berputar lebih cepat dan tidak berfungsi sebagai
penunjuk waktu kota tujuan.

Salah seorang yang agak bingung bertanya kepada malaikat di sana
tentang jam itu. “Oh itu, jam yang tergantung di sana menunjukkan
tingkat kejujuran pejabat pemerintah yang ada di dunia sewaktu Anda
hidup,” jawab sang malaikat.

Sang malaikat menjelaskan, “Semakin jujur pemerintah negara Anda, jam
negara Anda di sini semakin lambat. Sebaliknya, semakin korup pejabat
pemerintah negara Anda, semakin cepat pula jalannya.”

“Coba lihat,” kata seorang yang sedang antri kepada yang lainnya. “Jam negara A berputar kencang. Berarti memang pejabat di negara A itu
banyak yang korupsi.”

“Itu lagi, itu lagi,” seru yang lainnya, “Jam negara B, putaran jamnya
tidak kalah cepat dari jam negara A.”

Mereka semua terlihat menikmati pengetahuan baru itu. Tetapi mereka
mencari-cari, di mana gerangan jam negara C, yang memang terkenal
dengan tingkat korupsinya yang tinggi. Salah seorang dari mereka
memberanikan diri bertanya kepada malaikat tadi.

“Oh, jam negara C …, kami taruh di belakang dapur. Sangat cocok
dijadikan kipas angin!” jawab sang malaikat.
Pelajaran 4 Cln Pnt GKPI
Persiapan Mempelajari Alkitab
Pada dua bagian terakhir, kita diperkenalkan akan pentingnya mengetahui kejadian-kejadian penting yang terjadi di masa lalu (Bagian 3), serta urutan kapan peristiwa-peristiwa tersebut terjadi (Bagian 4). Kita sedang meletakkan sebuah dasar untuk membantu menjawab sebuah pertanyaan penting yang pasti akan ditanyakan oleh murid yang sedang belajar Alkitab : “Kapan?” Saat kita mencoba mengerti Alkitab, kita mendapatkan diri kita sendiri tidak henti-hentinya mencari jawaban terhadap pertanyaan penting untuk “berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (2 Timotius 2:15). Allah mengundang kita untuk membawa semua pertanyaan kita kepada-Nya (Matius 7:7-8).
Pertanyaan-pertanyaan dasar yang pasti akan kita tanyakan dari setiap ayat sangat sederhana: siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana? Jawaban-jawabannya harus dipertimbangkan sementara kita tetap harus mengingat dua pertanyaan utama mengenai Kehidupan Kristen: Bagaimana hal ini membantu kita mengembangkan hubungan pribadi yang akrab dengan Tuhan Yesus Kristus kita (Filipi 3:10), dan bagaimana kita seharusnya hidup (Yohanes 7:17)?
A. Enam Pertanyaan Dasar atas Setiap Ayat
1. Siapa?
Saat kita mengajukan pertanyaan “siapa”, ktia sedang berusaha menentukan siapa yang berbicara dan kepada siapa hal itu disampaikan. Satu contoh terlihat di dalam Genesis 22:2, ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, anak tunggalnya kepada-Nya. Dalam hal ini, Allah berbicara langsung kepada Abraham, bukan kepada orang lain. Oleh sebab itu, kita, sebagai pendengar Firman, tidak berkewajiban untuk melakukan perintah tersebut.
2. Apa?
Pertanyaan “apa ?” berhubungan dengan realita dari hal yang sedang dikatakan. Yesus Kristus dikatakan sebagai “Anak Domba” dalam Wahyu 5. Itu tidak berarti bahwa Dia adalah seekor mahluk berbulu, berkaki empat, tetapi merujuk kepada pengorbanan-Nya bagi dosa (Yohanes 1:29), itulah “kenyataan” nya.
3. Kapan?
Pertanyaan “kapan” mengarahkan kita kepada batasan waktu di mana suatu ayat tertentu dikatakan. Sebagai contoh, perkawinan Abraham dengan adik tirinya bisa diinterpretasikan sebagai hal yang tidak bermoral sampai pembaca mengerti bahwa perkawinan ini terjadi sebelum Hukum Taurat, yang melarang tindakan seperti itu, diberikan. Karena dosa pribadi bukan menjadi masalah karena tidak adanya hukum (Roma 4:15), kita menyimpulkan bahwa dalam kasus Abraham, perkawinannya itu bukanlah dosa. Jawaban yang jelas terhadap pertanyaan “kapan” ini penting untuk melengkapi pemahaman.
4. Di mana?
Pertanyaan “di mana” berhubungan dengan letak geografis dan kebudayaan di mana suatu ayat ditulis pada saat itu. Seringkali di dalam Alkitab kita menemukan kalimat “sampai ke Yerusalem”. Di dalam banyak kebudayaan, kalimat “sampai ke Yerusalem” berarti mengadakan perjalanan ke arah utara. Namun, maksud secara Alkitabiah berhubungan dengan tingkat dan bukan arah. Ketika Yesus baru tiba dari Galilea dan sedang “menujuk ke Yerusalem”, Dia sebenarnya sedang menuju ke selatan, namun berjalan dengan tingkat yang lebih tinggi.
5. Mengapa?
Pertanyaan “mengapa?” seringkali merupakan pertanyaan yang paling sulit dijawab. Jawabannya paling sering ditemukan saat sedang mempelajari ayat-ayat lainnya. Apabila seseorang membaca ayat di dalam Yesaya 7:14, yang berbunyi, “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”, suatu pertanyaan yang nyata adalah “mengapa seorang perempuan muda?” Kita mungkin menjawab pertanyaan tersebut dengan, “itu meamng sudah kehendak Allah.” Jawaban itu meskipun benar, namun tidak lengkap.
Ketika kita mencari jawaban, kita akan menemukan ayat di dalam Roma 5 yang menyampaikan pengaruh dosa Adam terhadap umat manusia. Kita menemukan bahwa melalui manusia tersebut, Adam, setiap anggota dari umat manusia mendapatkan Dosa Alami. Apabila Yesus memiliki ayah duniawi, maka Dia juga memiliki Dosa Alami. Jawaban atas pertanyaan “mengapa” dalam hal ini penting sebagai persyaratan Kristus untuk menebus dosa.

6. Bagaimana?
Pertanyaan “bagaimana” juga seringkali sulit untuk dijawab. Kita mungkin bertanya, “Bagaimana Yesus berjalan di atas air ?” Jawabannya sederhana karena Dia berjalan dalam Roh Kudus (Lukas 4:18). Kita juga mungkin bertanya, “Bagaimana Tuhan mengendalikan sejarah ketika umat manusia memiliki kebebasan untuk memilih?” Pertanyaan tersebut tidaklah mudah dijawab, dan kita akan menyelidikanya nanti dalam pelajaran kita.
B. Dua Pertanyaan Pribadi Penting

1. Bagaimana hal ini membantu kita mengembangkan hubungan pribadi yang akrab dengan Tuhan Yesus Kristus kita?
Ini salah satu pertanyaan-pertanyaan penting yang kita ajukan. Pengetahuan yang kita dapatkan dari pelajaran Firman Tuhan harus bersatu dengan iman (Ibrani 11:6), sehingga hubungan kita dengan Tuhan akan bertumbuh. Kita harus mempercayai Firman Tuhan dan bergantung padanya. Hasilnya adalah hubungan dengan Tuhan yang didasarkan pada kasih-Nya dan di luar dari pemahaman manusia. Rasul Paulus mengatakan hal ini dengan jelas dalam Efesus 3:14-19 saat dia menulis :

Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang daripada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Apabila kita mempelajari Firman Tuhan hanya untuk alasan intelektual dan bukannya untuk bertumuh di dalam kasih untuk Tuhan dan sesama (Markus 12:29-31), kita menjadi sombong (1 Korintus 8:1). Rasul Paulus, yang mengetahui lebih banyak mengenai ilmu agama dari pada orang lain di bumi ini (2 Korintus 12:1-4), mengungkapkan keinginannya yang terdalam untuk, “mengenal Dia” (Filipi 3:10). Paulus, sebagai seorang Farisi, adalah orang yang sudah melalui pendidikan tinggi, namun sebagai seorang Kristen, dia baru mulai mengejar suatu hubungan penting dengan Allah yang Hidup.

Nantikanlah janji-janji Tuhan, dan yakinlah, sehingga anda dapat “bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18).
2. Kalau begitu, bagaimana kita harus hidup?
Begitu kita mengerti makna dari ayat-ayat yang kita pelajari, kita harus berusaha memahami bagaimana ayat-ayat tersebut berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita diberikan suatu contoh yang indah mengenai konsep ini di dalam Ibrani 12:1-3. Ayat 1 dan 2 berbunyi:

Karena kita mempunyai banyak saksi bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Ilustrasi yang dipilih oleh penulis Ibrani dalam dua ayat ini adalah ikut dalam suatu pertandingan. Orang orang yang berada di panggung menonton (pahlawan-pahlawan di Bab 11). Pertandingan tersebut untuk kecepatan dan jarak, dan bagi pemenang akan diberikan bangku kehormatan. Peserta harus melepaskan beban tambahan yang dapat memperlambat gerakannya, atau setiap gangguan yang dapat membuatnya tersandung. Matanya tertuju pada garis akhir, dimana Dia (Yesus Kristus) yang sudah menjalankan pertandingan-Nya, dan sudah menang, berdiri. Sukacita besar menjadi lebih penting dari pada pengalaman yang melelahkan, sehingga si pelari dapat bertahan.
Kemudian, di dalam ayat 3, penulis menerapkan kedua ayat tersebut kepada hidup kita saat dia menulis:
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus asa.

Ketika kita menghadapi pencobaan dan tantangan, kepedihan dan kesedihan, dipermalukan dan aib karena Kristus, ingatlah selalu akan Pemimpin kita dan kita akan mendapatkan keberanian oleh karena-Nya ! Sadarilah bahwa, “Imam besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya, sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15).

C. Bagaimana Jika Kita Tidak Dapat Menjawab Semua Pertanyaan?
Pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya adalah penting. Namun, kita harus ingat, bahwa hubungan kita dengan Allah Yang Hidup adalah didasarkan oleh iman (Efesus 2:8-9; Kolose 2:6), jadi kita tidak bisa mendapatkan seluruh jawaban yang kita cari seumur hidup kita. Namun, Allah telah berjanji bahwa akhirnya seluruh pertanyaan kita akan dijawab (1 Korintus 13:12). Alkitab memberikan informasi yang cukup untuk memimpin hidup kita.
Untuk Pelajaran Pribadi: dari Bab 1, Bagian 5
1. Bacalah ayat Yeremia 39:1-2 dan jawablah enam pertanyaan dasar yang pasti akan kita tanyakan untuk setiap ayat.

Siapa? =
Apa? =
Kapan? =
Di mana? =
Mengapa? =
Bagaimana? =
2. Bacalah Markus 12:29-31. Dengan keempat hal apakah kita mengasihi Tuhan?

3. Bacalah Ibrani 11:6 dan 1 Yohanes 2:7-11. Apakah dua hal yang penting bagi kehidupan orang Kristen?
Pelajaran 3 Cln. Pnt. GKPI Rw. Lumbu
Ringkasan Kronologis
Murid-murid yang belajar Alkitab harus mengetahui rangkaian, tahun dan hubungan dari beberapa peristiwa-peristiwa sejarah penting. Maka, di bagian ini diberikan tiga urutan waktu. Sepuluh daftar pertama yang utama ditemukan dalam Alkitab dan tahun-tahunnya, meringkas pentingnya masing-masing tahun tersebut.
Tahun “S.M.” yang diberikan di belakang masing-masing peristiwa tersebut, merujuk pada tahun “sebelum Masehi”. Masing-masing peristiwa dengan tahun “M.” merujuk pada tahun “setelah Masehi”.
Tahun-tahun yang ditampilkan berdasarkan pada penafsiran dari Firman Allah. Banyak orang yang sudah belajar Firman Tuhan mempunyai kesimpulan dengan tahun-tahun yang berbeda untuk berbagai alasan guna menyebutkan waktu itu. Janganlah dikacaukan dengan hal ini. Mempelajari rangkaian peristiwa adalah hal yang paling penting dari bagian ini.
Waktu 60 tahun yang disebutkan di dalam Kejadian 11:26–12:5, namun diterangkan dalam Kisah Para Rasul 7:4. Ayat-ayat dalam Kisah Para Rasul menyebutkan bahwa Abraham meninggalkan Haran setelah Terah mati. Terah mati di Haran pada usia 205 tahun (Kejadian 11:32), dan Abraham meninggalkan Haran pada usia 75 tahun setelah Terah mati (Kisah Para Rasul 7:4). Ini berarti Terah berusia 130 tahun ketika Abraham lahir. Masa 70 tahun yang disebutkan di dalam Kejadian 11:26 pasti mengacu baik pada kelahiran Nahor atau Haran, kemungkinan Haran (Kejadian 11:28). Diharapkan, hal ini menjadi prinsip-prinsip yang menguatkan sehingga setiap murid harus terus membandingkannya secara Alkitabiah dan biarlah Alkitab sendiri yang menyatakannya.
A. Sepuluh Peristiwa Penting dan Tahun-Tahunnya
1. Jatuhnya Adam (3958 S.M.)
Penafsiran secara harafiah secara silsilah (rangkaian kelahiran) yang disampaikan melalui Firman Tuhan membuat kita menyimpulkan bahwa tahun jatuhnya Adalam adalah sekitar 3958 S.M. Kronologis secara Alkitabiah disampaikan sedemikian rumpa sehingga kita harus maju ke depan dari titik awal zaman Adam, dan juga mundur 4 tahun ke belakang dari zaman Salomo (1 Raja-Raja 6:1). Alkitab memberikn kita informasi mengenai tahun-tahun antara peristiwa-peristiwa utama. Ketika kita menghubungkan peristiwa-peristiwa di dalam Alkitab dengan tahun-tahun yang diketahui dalam sejarah sekular, maka kita dapat menggabungkan tahun secara sekular dan secara Alkitab.
2. Air Bah Nuh (2302 S.M.)
Ketika kita mengikuti silsilah dalam Kejadian 5, kita temukan adanya jangka waktu 1,656 tahun telah lewat sejak jatuhnya Adam sampai kepada Air Bah Nuh. Sehingga kita dapat menyimpulkan tahun 2302 S.M.
3. Janji kepada Abraham (1875 S.M.)
Silsilah yang diberikan kepada kita di dalam Kejadian 11:10-26 membuktikan bahwa Abraham lahir 352 tahun setelah Air Bah, atau 2,008 tahun setelah Adam. Hal ini menunjukkan bahwa dia lahir pada tahun 1950 S.M. Kita belajar dari Kejadian 12:4 bahwa Abraham berusia 75 tahun ketika dia menerima janji dari Allah yang menjadi Perjanjian Abraham. Ini berarti bahwa janji terebut diberikan pada tahun 1875 S.M.
4. Keluarnya Bangsa Israel (1445 S.M.)
Keluaran 12–50 memberikan informasi kepada kita mengenai keturunan-keturunan langsung Abraham. Anak-anak Yakub (cucu Abraham) pindah ke Mesir di mana akhirnya mereka diperbudak oleh orang Mesir (Keluaran 1). Allah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir melalui Musa. Rasul Paulus menceritakan kepada kita bahwa jangka waktu 430 tahun telah lewat dari janji kepada Abraham sampai kepada penyampian Hukum Taurat (Galatia 3:17). Hal ini menyimpulkan bahwa tahun-tahun terjadinya Keluaran adalah 1445 S.M., atau 2.438 tahun setelah Adam.
5. Tahun Keempat Zaman Salomo (965 S.M.)
Salomo adalah raja Israel ketiga, setelah ayahnya, Daud, dan Raja Saul. Di dalam 1 Raja-Raja 6:1, kita mendapatkan bahwa 480 tahun telah lewat sejak Keluaran sampai kepada tahun keempat zaman Salomo, ketika dia mulai membangun Bait Allah. Dengan ini kita dapat memperhitungkan bahwa tahunnya adalah tahun 965 S.M., atau 2.918 tahun setelah Adam.

Kita dapat menyimpulkan tahun keempat zaman Salomo dari catatan-catatan sejarah lainnya. Dengan ini kita dapat memastikan tahun di mana kita dapat melihat ke belakang dan menentukan tahun-tahun sebelumnya yang disebutkan dalam Keluaran, Janji kepada Abraham, Air Bah Nuh dan Adam. Manusia dipaksa membuat beberapa penyesuaian terhadap tahun-tahun zaman S.M. menurut sejarah secara sekular oleh penemuan-penemuan arkeologi yang diadakan 100 tahun terakhir ini. Hal ini merupakan bagian dari alasan perbedaan-perbedaan yang ditemukan dalam sistim-sistim penentuan waktu yang bervariasi.
6. Jatuhnya Kerajaan Utara (721 S.M.)
Setelah kematian Salomo, Israel terbagi menjadi dua kerajaan terpisah, yang kemudian dikenal dengan “Kerajaan Utara” atau Israel, dan “Kerajaan Selatan” atau Yehuda. Kerajaan Utara jatuh ke tangan Kerajaan Asyur pada tahun 721 S.M. dan tidak lagi menjadi sebuah kerajaan.
7. Jatuhnya Kerajaan Selatan (586 S.M.)
Kerajaan Selatan jatuh ke tangan Kerajaan Babel pada tahun 586 S.M., dan dibuang ke pengasingan selama 70 tahun sebelum bangsa Israel diperbolehkan kembali ke kampung halaman mereka pada tahun 516 S.M.
8. Kelahiran Yesus Kristus (1 S.M.)
Sistim penanggalan “S.M.” dan “M.” tidak dibuat sampai abad keenam setelah hadirnya Tuhan kita. Tahun tersebut dirancang untuk memberikan referensi kepada semua tahun-tahun bersejarah mengenai kelahiran-Nya. Ketika Gereja menentukan sistim ini, hal itu didasarkan pada pemahaman yang tidak benar pada jaman Raja Herodes (yang disebutkan di dalam Alkitab sedang berkuasa ketika Yesus lahir, Lukas 1:5). Lama setelah itu ditemukan bahwa suatu kesalahan 1 atau 2 tahun terjadi, namun sistimnya sudah terbentuk baik, maka dari pada mencoba mengubah semua tahun yang sudah ditentukan sebelumnya dengan tahun-tahun baru, diputuskanlah untuk menyebutkan bahwa Yesus lahir pada tahun 1 atau 2 S.M.
Ada perbedaan antara Penanggalan Julian yang dimulai dari 1 Januari dan Kalendar Yahudi yang dimulai dari bulan September. Itulah alasan anda melihat tanggal-tanggal ditulis dengan “1-2 S.M” atau “966-965 S.M.”
9. Kematian, Penguburan dan Kebangkitan Yesus Kristus (32–33 S.M.)
Sebagian besar ahli Alkitab menentukan tanggal kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus Kristus adalah 32–33 S.M.
10. Kitab Terakhir Injil (96 S.M.)
Tanggal ini dihubungkan dengan pengasingan rasul Yohanes di Pulau Patmos (Wahyu 1:9), selama pemerintahan Kerajaan Roma, di mana Alkitab diselesaikan (Wahyu 22:18-19).
B. Kronologis Kitab-Kitab Perjanjian Lama
1. Adam sampai ke Air Bah (3898–2242 S.M.)
Kejadian 1-5
2. Air Bah hingga Perjanjian kepada Abraham (2242–1875 S.M.)
Kejadian 6–12
3. Janji kepada Abraham sampai Keluaran (1875–1445 S.M.)
Kejadian 12–50. Kitab Ayub.
4. Keluaran hingga tahun ke-4 pemerintahan Raja Salomo (1445–965 S.M.)
a. Keluaran e. Yosua i. 2 Samuel
b. Imamat f. Hakim-Hakim j. 1 Raja-Raja 1-5
c. Bilangan g. Rut k. Mazmur
d. Ulangan h. 1 Samuel l. 1 Tawarikh
5. Tahun ke-4 Pemerintahan Raja Salomo sampai Jatuhnya Yehuda (965–586 S.M.)
a. 1 Raja-Raja 6–22 g. Obaja m. Yesaya
b. 2 Raja-Raja h. Yoel n. Nahum
c. 2 Tawarikh i. Yunus o. Zefanya
d. Amsal j. Amos p. Habakuk
e. Pengkhotbah k. Hosea
f. Kidung Agung l. Mikha

6. Masa dalam Pembuangan ke Babel (586–516 S.M.)
a. Yeremia c. Yehezkiel
b. Ratapan d. Daniel

7. Setelah Pembuangan ke Babel sampai Akhirnya Perjanjian Lama (516–400 S.M.)
a. Ezra c. Zakaria e. Maleakhi
b. Nehemia d. Hagai

C. Kronologis Kitab-Kitab Perjanjian Baru
Rangkaian di mana para penulis diberi ilhma untuk menulis beragam kitab-kitab Perjanjian Baru (disebut sebagai tidak tertulis) umumnya digambarkan sebagai berikut :
1. Sejarah Kehidupan Kristus dan Gereja Mula-Mula (55–85 S.M.)
a. Matius c. Markus e. Kisah Para Rasul
b. Lukas d. Yohanes
2. Rasul-Rasul Gereja (46–85 S.M.)
a. Yakobus h. Filemon o. Ibrani
b. Galatia i. Efesus p. 1 Petrus
c. 1 Tesalonika j. Kolose q. 2 Petrus
d. 2 Tesalonika k. Filipi r. Yudas
e. 1 Korintus l. 1 Timotius s. 1 Yohanes
f. 2 Korintus m. Titus t. 2 Yohanes
g. Roma n. 2 Timotius u. 3 Yohanes
3. Nubuatan (96 S.M.)
Wahyu
Bagian 2 Pelajaran Calon Penatua GKPI Rw. Lumbu
Alkitab
A.Apakah yang dimaksud dengan Alkitab?
1.Firman Allah Yang Tertulis
Alkitab tidak hanya sekedar sebuah buku seperti pada umumnya. Alkitab ditulis lebih dari empat-puluh penulis yang rentang hidupnya lebih dari 1.500 tahun. Yesus Kristus menyebutnya “Kitab” (Ibrani 10:7). Tanpanya manusia tidak dapat mengetahui standar mutlak kebenaran, maupun kebutuhan kasih karunia di dalam hidupnya. Tuhan memilih memerintahkan firman-firman-Nya ditulis, sehingga standar-standar dari-Nya jelas. Firman yang ditulis itu diterima dengan iman dan dibuktikan melalui sejarah (peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi). Manusia berbicara kepada Tuhan melalui doa. Tuhan terutama berbicara kepada manusia melalui firman-Nya yang tertulis.
Sebagian besar orang menggunakan versi-versi terjemahan Alkitab dari bahasa aslinya. Sebagian besar Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani. Satu kekecualian adalah yang terdapat dalam Kitab Daniel – bab 2 sampai bab 7, dan dalam Kitab Ezra – bab 4 sampai bab 7. Bab-bab ini ditulis dalam bahasa saudara perempuan Ibrani, yaitu bahasa Aram, bahasa yang digunakan oleh sebagian besar orang Yahudi pada waktu kitab-kitab ini ditulis. Seluruh isi Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine (umum).
Selingan-selingan bab dan ayat ditambahkan oleh manusia setelah mendapatkan inspirasi terlebih dahulu untuk memudahkan pencarian berbagai ayat. Dengan demikian, ayat-ayat selingan tersebut bukan diinsipirasikan oleh Allah, namun ayat-ayat tersebut jelas memiliki tujuan yang baik di dalam membantu kita memahami bagian-bagian ini untuk dapat dimengerti secara tradisi.
2.Firman Yang Diinspirasikan Allah
Setiap bagian dari Alkitab diinspirasikan oleh Allah (2 Timotius 3:16-17), dan menguntungkan. “Inspirasi” lebih dari kejeniusan, iluminasi dan penyingkapan manusia, karena Allahlah yang memprakarsainya. “Napas Allah” sendiri yang mengekspresikannya melalui kepribadian manusia.
3.Penyingkapan Firman Allah Yang Hidup
Alkitab adalah penyingkapan dari Firman Allah Yang Hidup –Tuhan Yesus Kristus kita. “Penyingkapan” berarti memberi informasi baru. “Iluminasi” terjadi ketika Roh Kudus yang bekerja di dalam kita membuat “Penyingkapan” dapat dimengerti oleh murid yang belajar firman Tuhan. Firman yang ditulis bukan Firman Yang Hidup; itu penggambaran ilahi mengenai Tuhan Yesus Kristus (Ibrani 4:12 bandingkan Yohanes 5:39-47).
Perbedaan-perbedaan ini penting dilakukan. Kertas dan tinta tidak mengandung kuasa, namun Kuasa di balik kertas dan tinta adalah Roh Allah yang mengerjakan perbedaan itu di dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya sang Penulis yang mengerjakannya (Ibrani 12:2) untuk melihat bahwa firman-firman tersebut memiliki kuasa di dalam dan darinya sendiri, hal itu tidak mungkin.
B.Susunan Alkitab
1.Dua Bagian Utama
Alkitab dibagi menjadi dua Perjanjian, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Keseluruhannya ada 66 kitab, 39 di dalam Perjanjian Lama, yang ditulis oleh lebih dari 30 penulis yang berbeda, dan ada 27 kitab di dalam Perjanjian Baru, yang ditulis oleh 10 penulis. Ada 1.189 bab, 929 di dalam Perjanjian Lama, dan ada 260 bab di dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berisi 23.214 ayat; Perjanjian Baru berisi 7.959 ayat (keseluruhannya ada 31.173 ayat Alkitab).
Suatu “Perjanjian” adalah suatu kesepakatan di mana nilai-nilai ditawarkan oleh seseorang, dan diterima oleh orang lainnya. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin membeli suatu produk, dibuatlah suatu penawaran, kemudian diterima atau ditolak. Begitu penawaran tersebut diterima, maka dibuatlah suatu kesepakatan atau kontrak. Kesepakatan itu berisi perjanjian-perjanjian untuk menata hubungan antara kedua belah pihak. Suatu contoh kesepakatan yang baik ada di dalam sumpah pernikahan. Sumpah ini merupakan kesepakatan antara mempelai pria dan mempelai wanita yang bertindak sebagai dasar suatu hubungan.
Perjanjian Lama berisi kesepakatan-kesepakatan semula yang Allah adakan dengan manusia mengenai Mesias yang akan datang. Kita akan mempelajari perjanjian-perjanjian ini kemudian.
2.Lima Bagian dari Perjanjian Lama
Perjanjian Lama dikelompokkan sebagai berikut :
A.Hukum, yang disebut “Torah” (dalam bahasa Ibrani) atau “Pentateuch” (dalam bahasa Yunani artinya “lima kitab”), terdiri dari lima kitab : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan atau Ulangan.
B.Kitab-kitab sejarah (dua belas kitab) : Yosua, Hakim-Hakim, Ruth, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester.
C.Kitab-kitab puisi (lima kitab) : Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Salomo.
D.Nabi-nabi besar (lima kitab) : Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel.
E.Nabi-nabi kecil (dua-belas kitab) : Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
3.Tiga Bagian dari Perjanjian Baru
Perjanjian Baru membuktikan kedatangan Mesiah, dan berisi perjanjian baru yang dibuat setelahnya.
Tentu saja, ada keberagaman topik di dalam kitab-kitab tersebut. Kitab- kitab sejarah, misalnya, berisi beberapa nubuatan (Matius 24, Markus 13, Lukas 21), demikian juga dengan kitab nubuatan yang berisi beberapa surat yang ditulis oleh murid-murid Tuhan Yesus (Wahyu 2-3). Tujuan umum dari kitab yang manapun semata-mata didasarkan pada keseluruhan isinya. Perjanjian Baru dikelompokkan menjadi tidak bagian sebagai berikut:
A.Lima Kitab Sejarah: Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
B.Kitab-kitab Sejarah dilanjutkan dengan 21 Surat: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotiues, 2 Timotius, Titus, Filemon, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, 1 Petrus, 2 Petrus, Ibrani, Yakobus dan Yudas.
C.Ada satu kitab Nubuatan: Wahyu.

"Pembinaan Calon Penatua"

Pendidikan Dasar calon Penatua GKPI.
Bagian 1
Persiapan Pribadi
A.Enam Prinsip Persiapan Pribadi untuk Pelajaran Alkitab

1.Percaya kepada Yesus Kristus
Persiapan pribadi di dalam pelajaran Kitab Injil tidak dapat ditekankan terlalu berlebihan. Murid pertama-tama harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, karena “manusia duniawi” (orang yang tidak menerima Kristus) tidak dapat menerima atau memahami hal-hal mengenai Tuhan (1 Korintus 2:14). Oleh karena itu, keselamatan adalah oleh iman dalam Kristus sendiri (Efesus 2:8-9). Roh Allah membuat murid yang mempelajari Firman Tuhan dapat melihat hal-hal yang rohani.
2.Percaya Bahwa Alkitab Diilhami oleh Allah
Firman Allah yang menyatakan sendiri bahwa Alkitab diilhami oleh Allah (2 Timotius 3:16-17). Pelajaran Alkitab harus dimulai dengan mengakui fakta tersebut. “Lompatan” iman tidak perlu; hanya menerima bulat-bulat fakta bahwa Alkitab adalah benar dan cermat.
3.Berdoa
Berdoa diperlukan untuk dapat memahami Kitab Injil. Firman Allah memerintahkan bahwa apabila seseorang kurang berhikmat, dan memintanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya dengan cuma-cuma (Yakobus 1:5). Doa yang tulus untuk meminta pengenalan yang benar akan diberikan, karena hal-hal ini jelas merupakan kehendak Allah (1 Yohanes 5:14 bandingkan dengan Matius 7:7-8).
4.Belajar Secara Sungguh-Sungguh dan Bersabar
Karena banyak ayat-ayat dari Firman Allah yang belum dimengerti, maka kesungguh-sungguhan dan kesabaran diperlukan saat belajar (2 Timotius 2:15). Saat kita, sebagai mahluk hidup yang terbatas, berusaha untuk memahami pikiran Allah yang tidak terbatas, kita harus menyadari bahwa bahkan seorang juru bahasa yang cakap pun membutuhkan waktu lama.

5.Akui Dosa-Dosa Anda Secara Terus Menerus
Mengakui dosa anda secara terus menerus juga penting, mengijinkan Allah membersihkan kehidupan kita, sehingga persekutuan yang lebih akrab dengan-Nya dapat dicapai (1 Yohanes 1:6-10). Dengan menyadari perlunya mengakui dosa-dosa kita, membuat kita terus menerus peka terhadap pikiran, bicara, atau tindakan yang tidak sejalan dengan kehendak Allah.
6.Bersedia Hidup Sejalan Dengan Kehendak Allah
Tuhan Yesus Kristus berfirman, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu ajaran-Ku” (Yohanes 7:17). Apabila tujuannya untuk mengembangkan hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka setiap pengetahuan yang didapat hendaknya mendukung dan memperjelas hubungan tersebut. Pengetahuan tanpa kasih mengakibatkan kesombongan (1 Korintus 8:1). Apabila tujuan anda sekedar merupakan suatu penyelidikan intelektual dan bukannya hubungan dengan Allah Yang Hidup, maka pengetahuan yang anda dapatkan itu akan berkurang dan menyimpang.
B.Lima Keuntungan dari Pelajaran Kitab Perorangan dari Firman Tuhan
1.Iman Yang Lebih Besar
Teolog terbesar Gereja, Rasul Paulus, berkata mengenai dirinya sendiri bahwa dia, “hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7). Kita semua masuk ke dalam keselamatan oleh karena kasih karunia melalui iman (Efesus 2:8-9); dan menurut Paulus, karena kita sudah menerima Kristus, hendaklah kita hidup di dalam Dia (Kolose 2:6-7).
2.Pengetahuan Baru
Ada pengetahuan baru yang kita dapatkan dari Firman Tuhan karena kita “bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:14-18). Pengetahuan ini menuntun kita kepada pengertian yang lebih besar lagi akan kasih karunia-Nya. Namun, seiring dengan bertumbuh dalam pengetahuan, kita bertumbuh dalam iman karena kita “mendengar” Firman Tuhan melalui Kitab Injil (Roma 10:17) dan mempercayai-Nya dalam segala hal.
3.Hidup Yang Dimurnikan
Firman Tuhan perlu bagi pemurnian hidup kita karena Firman-Nya adalah Kebenaran (Yohanes 17:17). Meskipun kita Orang-Orang Percaya, kita mempunyai masalah dengan dosa-dosa kita (1 Yohanes 1:6-10), jadi kita harus mempelajari Firman Tuhan untuk mengenali dosa yang mungkin akan terjadi. Dengan demikian kita dapat berdoa dengan sungguh-sungguh memohon kesembuhan dan penyucian (Mazmur 51). Harap catat bahwa Orang-orang Kristen seringkali “menambahkan kepada” Firman Tuhan dan membuat penambahan-penambahan itu sebagai dasar dari kebenaran. Hal ini disebut “legalisme”, yang artinya bahwa manusia telah membuat hukumnya sendiri sebagai standar kebenaran. Tuhan Yesus Kristus jelas menentang tindakan ini (Markus 7:1-13), jadi kita harus berhati-hati untuk memperhatikan dengan benar kepada standar-standar yang ditetapkan Tuhan.
4.Kekuatan Dalam Pelayanan

Dengan Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup kita saat kita belajar memiliki “pikiran Kristus” (1 Korintus 2:14-16), akan ada kuasa di dalam pelayanan kami (Efesus 2:10). Kita berada dalam peperangan dengan iblis dan kekuatan-kekuatannya, oleh karena itu kita membutuhkan kuasa di luar kekuatan dan kemampuan kita sendiri (Efesus 6:10-18). Kuasa berasal dari kepatuhan kita kepada kehendak Tuhan, karena Tuhanlah yang bekerja di dalam kita, “baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13).
5.Perlengkapan Untuk Pelayanan
Dengan pengetahuan akan Firman Tuhan, kita dapat mempraktekkan kebenaran tersebut di dalam nama Tuhan Yesus (Kolose 3:16-17), dan menyatakannya kepada dunia yang hilang dan akan binasa ini (Yohanes 17:17-19; Ibrani 5:12). Tujuan utama untuk memberitakan Firman Tuhan adalah, “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus” (Efesus 4:11-13). Untuk “memperlengkapi” orang-orang lainnya, maka kita harus memperlengkapi diri kita sendiri terlebih dahulu.
Pdt. R.H. Lumbantobing, S.Th.MA

"Wahyu 5: 1-14"

Khotbah Minggu 27 Nopember 2011
Wahyu 5:1-14


Tahun gereja merupakan suatu barisan yang teratur dari hari raya dan hari minggu yang tiap-tiap tahun berulang kembali.
Tahun gereja itu ditentukan oleh tiga hari raya yang terpenting di kalangan orang Kristen yaitu:
1.Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus
2.Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus
3.Hari Pentakosta atau turunnya Roh Kudus.
Tahun gereja tidak sama dengan tahun Negara yang memulai dari 1 Januari, tetapi tahun gereja dimulai dengan Minggu “Advent” yang pertama. Advent artinya “persiapan akan kedatangan”, empat minggu berturut-turut dipergunakan untuk menyiapkan Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Jadi Advent adalah masa persiapan menyambut datangnya Kristus, yang mempunyai dua makna: Pertama, Sebagai peringatan kelahiran Tuhan Yesus dan kedua, sebagai penantian kedatangan-Nya kembali.
Kita diajak menghayati kedua makna itu sebagai pribadi dan sebagai jemaat melalui ibadah minggu-minggu Advent. Tiap minggu Advent dinyalakan satu lilin sampai minggu Advent keempat. Keempat lilin berturut-turut dinyalakan sebagai tanda semakin kuatnya iman, pengharapan dan kasih kita dalam berjuang menantikan kedatangan-Nya kembali. Dalam minggu Advent sebagai minggu permulaan Tahun Gereja, wajarlah setiap warga gereja mengetahui dan menghayati prinsip dasar dari gereja yaitu:
1.Bahwa prinsip dasar gereja bukanlah ciptaan atau buatan tangan manusia, melainkan Kasih Allah yang tak terhingga dan Anugerah Allah yang maha besar, yang dinyatakan pada manusia yang penuh dosa, penderitaan dan maut, agar setiap orang yang percaya beroleh keselamatan.
2.Setiap warga gereja harus menunjukkan rasa syukur dengan komitmen untuk tetap beriman kepada-Nya, karena kita adalah anak maka kita adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah.
3.Tuhan Allah, adalah Penyayang Ia tidak akan meninggalkan kita dan tidak akan melupakan perjanjian yang telah diucapkan-Nya, karena itu kita harus tetap berpengharapan dan beriman yang hidup akan kedatangan-Nya.
Pada minggu ini kita telah memasuki minggu advent I, yang ditandai dengan menyalanya lilin pertama, sebagai pertanda penyambutan buat Raja yang akan datang. Yesus Raja yang akan datang itu tidak sama dengan raja atau pemimpin dunia; karena Dia adalah Raja Damai dan Keadilan yang memerintah melalui Roh dan Takut akan Allah.
Barang siapa yang menaruh kepercayaan kepadaNya akan memperoleh kehidupan yang kekal (Joh. 3: 16) Dan barang siapa yang berjaga-jaga serta siap akan kedatanganNya, dialah yang mendapat tempat di sisiNya (Joh 3:28). Orang yang mempercayainya, secara langsung maupun tidak, diperhadapkan kepada suatu pertanggung jawaban yang Historis dan Religius. Hal ini sangat perlu dan sangat esensial, sebab sampai saat ini juga masih banyak orang yang tidak mempercayaiNya, walaupun sebenarnya sudah menerima Kristus sebagai Juru SelamatNya. Kristus hadir dalam sejarah, dalam konteks kehidupan, kehadiranNya nyata sejak kelahiranNya, dan akan hadir kelak pada kedatanganNya yang kedua kali (parusia)
John Wesley seorang penulis dan negarawan yang sangat terkenal, sebelum mengenal Kristus pernah berkata: “Jika aku percaya bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah, dan Juru Selamatku, maka aku tidak akan menulis atau berbicara lagi tentang hal-hal yang lain, melainkan hanya mengenai Yesus saja. Dari pernyataan ini, dapat kita ambil kesimpulan bahwa begitu pentingnya: Iman Kepercayaan itu. Dan ini dibuktikannya setelah dia mengenal dan percaya kepada Kristus.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, sebenarnya tidak sulit bagi seseorang untuk mempertanggung jawabkan, kepercayaannya terhadap Yesus Kristus, apa bila ia mendasarkan kepercayaannya itu kepada nubuatan Firman Tuhan. Alkitab bukan saja mengajar kita tentang Kristus, sebagai Juru Selamat, tetapi juga menyatakan dengan jelas tentang ke IlahianNya sebagai Tuhan dan pemilik hidup kita ( Maz 100: 3).
Di dalam I. Tawarih 17:13, telah dinubuatkan juga tentang Mesias atau Kristus yang berada didalam kesatuan Ilahi: “Bahwa Aku kelak baginya menjadi Bapa, dan Dia menjadi AnakKu, Kasih setiaku akan tetap ada padaNya, sampai selama-lamanya” Berdasarkan nubuatan inilah Daud sebagai seorang raja menyaksikan bahwa “hatinya siap, menyanyi, bermazmur dan bersyukur kepada Allah” (Maz 108).
Karena itu saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus...! sesuai dengan minggu Advent= penantian atau penyambutan; marilah kita sambut Dia, bukan dengan persiapan duniawi, keamanan atau konsumsi; tetapi persiapan Hati. Bukan jalan yang perlu dirintis, tetapi hati kita yang penuh dengan benjolan dendam, dusta, dengki, iri, itu yang perlu kita bersihkan, sehingga Damai Sejahtera yang dibawaNya, benar-benar berdiam diantara kita.
Dalam perikope ini disebutkan tentang Gulungan Kitab dan Anak domba. Gulungan kitab ini berisi pernyataan dari apa yang telah Allah tetapkan utuk keadaan akhir dari dunia dan Umat manusia. Kitab ini menerangkan bagai mana dunia ini akan di hukum dan menggambarkan kemenangan Allah dan umatNya atas segala kejahatan.
Tetapi tidak ada seorangpun yang mampu membuka gulungan kitab itu baik yang disorga maupun yang di bumi, kecuali: ” Sesungguhnya singa dari suku Yehuda,yaitu tunas Daud, telah menang,sehingga ia dapat membuka gulungan Kitab itu dan membuka ketujuh meterainya” Kristus dilukiskan seperti singa yang menunjukkan bahwa Dia yang memerintah segala isi bumi dan Dia berasal dari Suku dan keturunan Daud. Gelar Yesus sebagai Mesias yang menang dan raja yang kekal seperti halnya juga juga-janji jani yang telah dibuat dengan Daud (band.Yesaya 11: 1,10)
Kristus yang menampakkan diri sebagai ”Anak domba”Allah membawa tanda-tanda bahwa Ia telah disembelih, dikorbankan, sebagai tanda penyerahan dirinya mati disalipkan semata-mata hanya untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Karena itu hanya Dialah yang layak dan yang berkuasa dan menang oleh karena kematiannya sebagai ”kurban” bagi manusia yang berdosa.”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka materai-materainya;karena Engkau telah disembelihdan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi satu Kerajaan dan menjadi Imam-Imam bagi Allah kita dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (ayat9-10) Itulah Kristus yang telah menang dan hanya Dia yang layak menerima kuasa hormat dan kemuliaan ” Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa dan kekayaan,dan hikmat,dan kekuatan dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian” ( ayat12) Tetapi sebaliknya barang siapa yang menolak korban-Nya yaitu Dirinya yang telah menebus dengan mengorbankan diriNya di Salib maka akan datang hukuman, mendapat murka dari Allah (bd. Ayat 6:16-17 )
Karya Kristus bagi dunia adalah melalui pengorbananya yang telah dinubuatkan para nabi ( bandingkan Bacaan Zakaria 9: 9 -14) dan Dia telah meninggalkan tahta Surgawi dan datang seperti seorang hamba; ... Ia telah mengosongkan diriaNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia” ( Pilipi 2:7) Dialah Raja Damai yng dinantikan, karena melalui KaryaNyalah kita diperdamaikan dengan Allah, dan itu merupakan kunci dari perdamaian dengan sesama manusia. Dengan menerima pengampuna dari Tuhan kita dimampukan berdamai dengan sesama dan kita sebagai pengikut Kristus harus meneladani DiriNya, PengorbananNya, PengampunanNya, dan melalui Dialah satu-satunya jalan keselamatan, dunia dan akhirat
Pointer Aplikasi :
1.Tuhan telah menawarkan jalan keselamatan melalui pengorbanan Anak Domba Allah yang telah mati tersalib, dan kepadaNya telah diberikan kuasa di surga dan dibumi, yang menerimanya akan selamat dan yang menolak akan binasa
2.Melalui Minggu Adven ini kita diajak untuk merenung kembali tentang sikap hidup kita selama ini,( sspiritualitas kita) apa yang telah kita perbuat, apa yang masih kurang, apa yang masih perlu kita diperbaiki, untuk disempurnakan
3.Kristus Melalui PengorbananNya telah membuka jalan Damai yaitu Damai dengan Allah dan damai dengan sesama, untuk itu melalui pertolongan Kuasa Roh Kudus sudah seharusnya terjadi tranformasi dalam kehidupan setiap pribadi, dala Keluarga, dan dalam Jemaat sebagai tanda kerajaan Allah telah ada didalam diri kita, dalam keluarga, dan ditengah-tengah Jemaat, dan menjadi garam dan terang di dunia sekitar kita sebagai tanda kehadiran Kerajaan Damai
4.Untuk missi Perdamaian ada ”pengorbanan”, rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri/egoisme sebagai mana ditekankan Oleh Rasul Paulaus ;”Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup,kita hidup untuk Tuhan,daan jika kita mati kita mati untuk Tuhan,jadi baik hidup atau mati,kita dalah milik Tuhan” ( Roma 14 : 7, 8 ) Inilah satu keteladanan yang perlu kita nyatakan dalam kehidupan sehari hari
5.Dalam konteks ”damai dalam Kristus” dibutuhkan perenungan yang mendalam, dan pembelajaran akan makna ”perdamaian” sehingga kita senantiasa : belajar mengubah pikiran, belajar mengubah perasaan, dan nilai hidup, dan juga belajar mengubah prilaku , dalam terang Firman Tuhan.-
Perikop yang baru saja kita baca bersama tentunya membangkitkan suatu perasaan kagum atau terpesona. Ada sesuatu yang menggetarkan hati mengenai keagungan di dalam Surga berdasarkan penglihatan Yohanes.
Ada takhta Allah, dan Allah yang Maha Kuasa sendiri kelihatan duduk di atasnya. Disekeliling-Nya adalah para tua-tua dan makhluk-makhluk Surga serta para malaikat. Di tangan kanan-Nya, Tuhan memegang sebuah gulungan, yaitu sebuah kitab. Kitab itu ditulisi di sebelah luar maupun sebelah dalamnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
Ketika Yohannes melihat pemandangan ini, seorang malaikat berseru: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?". Tetapi tidak ada satupun, baik di surga atau di bumu atau di bawah bumi, yang sanggup untuk membuka kitab tersebut.
Di balik meterai-meterai tersebut tertulis misteri tentang masa depan, serta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai kehidupan, namun tidak ada satupun yang dapat membuka buku itu. Karena itu Yohanes berkata, "Aku menangis dan menangis."
Tetapi salah seorang tua-tua berbicara kepada Yohanes dan berkata dalam Wahyu 5:5: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, Singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Yohanes segera mencari-cari dengan penglihatannya dimana Singa yang baru saja diberitahukan kepadanya berada, tetapi ia tidak melihat Singa. Ia hanya melihat seekor Anak Domba. Bukan Domba sembarangan, tetapi seekor Domba dengan luka sembelihan. Yohanes dapat melihat darahnya dan luka dari Anak Domba tersebut.
Yohanes tentu saja sangat terkejut. Pada mulanya ia mencari-cari seekor Singa yang akan membuka meterai dengan cakarnya yang kuat, namun ia hanya menemukan seekor Anak Domba kecil yang terluka. Tetapi Anak Domba tersebut berjalan maju menghampiri Orang yang duduk di atas takhta dan mengambil gulungan kitab itu.
Pada pasal-pasal berikutnya kita dapat membaca, bahwa ketika Ia membuka meterai-meterai itu, tampaklah penglihatan mengenai kejadian demi kejadian yang akan berlangsung pada hari-hari terakhir dari sejarah bumi ini. Ketika kejadian-kejadian tersebut dilepaskan oleh anak domba, semuanya itu dilakukan dengan kekuasaan dan kemurkaan. Para penghuni Surga lalu tersungkur dan menyembah Anak Domba itu. Suatu pemandangan yang luar biasa dan sangat menakjubkan.
Dalam ayat 9 disebutkan, "Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."
Disini kita melihat suatu paradox. Paradox adalah suatu pernyataan yang tampaknya kontradiktif atau bertolak belakang tetapi mengandung kebenaran. Bagaimana bisa seekor Singa ternyata adalah seekor Anak Domba? Keduanya sangat bertolak belakang. Singa adalah binatang pemburu dan domba adalah seekor mangsa yang diburu. Singa di tempatkan di dalam kandang yang diberi jeruji besi; sedangkan anak domba bisa dijadikan teman bermain oleh manusia.
Kita semua pernah mendengar suatu oxymoron. Oxymoron adalah suatu istilah yang terdiri dari kata-kata yang kontradiktif.
Contoh dari suatu oxymoron misalnya, "Rahasia Umum". Rahasia seharusnya tersembunyi, tetapi dalam hal ini diketahui umum.
Contoh lain, misalnya "Perang Suci"; orang suci seharusnya tidak berperang.
"Hampir Pasti"; sesuatu yang pasti adalah exact, sedangkan hampir bukanlah pasti.
Anak Domba seperti Singa adalah suatu oxymoron. Istilah Singa dan Anak Domba tidak pernah disatukan, kecuali di Surga. Disini Singa yang dimaksud adalah Anak Domba. Kekuasaan-Nya ditemukan di dalam kematian-Nya, karena dengan kematian-Nya, ia membeli jiwa-jiwa umat manusia, dan karena itu Dia layak untuk membuka gulungan kitab.
Apa arti dari penglihatan aneh yang mengungkapkan mengenai kejadian-kejadian yang akan berlangsung pada akhir zaman tersebut?
1. Fakta pertama yang ingin diungkapkan kepada kita sehingga membuat iman kita menjadi kuat adalah bahwa, Kekuatan Tuhan Terselubung Sebagai Kelemahan.
Rahasia dari kekuatan Tuhan yang luar biasa ada di dalam kelemahan yang kelihatan. Lihatlah Anak Domba Allah yang mati di kayu salib. Apakah pernah ada pertunjukan oleh Allah tentang kelemahan yang sedemikian besar? Mereka mengolok-olok Dia dan berkata dalam Mat 27:40: "Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!". Ironisnya adalah bahwa Ia sanggup untuk turun dari salib, tetapi Ia memilih untuk tidak melakukannya.. Apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan adalah suatu perbuatan yang menimbulkan kuasa yang paling besar dibandingkan dengan perbuatan-perbuatan lainnya yang akan atau yang pernah dilakukan-Nya.
Penebusan oleh Kristus di atas kayu salib adalah pekerjaan Tuhan yang lebih hebat dibandingkan dengan penciptaan dunia. Penebusan oleh Kristus di kayu salib adalah pekerjaan Tuhan yang juga lebih hebat dari pada tindakan Tuhan untuk membuat dunia ini berakhir. Kekuatan-Nya tersembunyi, tetapi itulah saat-saat yang penuh kuasa. Dengan perbuatan Tuhan yang rendah hati tersebut, Iblis dipermalukan dan dirampas kuasanya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di Surga selama periode antara Minggu Palem dan Minggu Paskah. Tetapi satu hal yang kita tahu adalah, bahwa Anak Domba sudah menjadi Singa.
Kita ingin agar Tuhan selalu mempertunjukkan kuasa-Nya dan memperlihatkan kepada manusia bahwa kita berada di pihak pemenang, tetapi Tuhan cukup puas dengan penampilan kelemahan. Tujuan Tuhan disini sangatlah luar biasa. Apa jadinya jika Tuhan selalu tampak menang?
Apa jadinya jika Tuhan selalu berkemenangan dan orang yang melakukan hal-hal yang benar akan selalu mendapatkan upah?
Maka orang akan datang berduyun-duyun mengikut Tuhan. Orang akan melakukan hal-hal yang membawa manfaat bagi pribadi mereka. Dan orang-orang juga ingin berada di pihak yang menang. Hal itu akan membuat mereka merasa menjadi orang penting. Maka Tuhan dapat memenangkan dunia melalui pertunjukan kuasa yang terus menerus.
Tetapi dimana hati manusia berada?
Apakah mereka akan mengasihi Tuhan demi Tuhan sendiri atau demi kuasa-Nya?
Apakah mereka akan mengasihi Tuhan ataukah takut kepada Tuhan?
Apakah mereka ingin Tuhan memakai hidup mereka, atau apakah mereka ingin memakai Tuhan untuk tujuan mereka sendiri?
Bagaimana dengan Tuhan yang tampaknya lemah?
Bagaimana jika tampaknya Iblis yang menang dan kebanyakan orang berada di pihak Iblis?
Bagaimana jika orang yang mengikut Kristus diolok-olok dan bahkan dianiaya?
Bagaimana jika menjadi orang Kristen adalah suatu kerugian?
Apa jadinya?
Maka hanya orang-orang yang benar-benar mengasihi Tuhan akan mengikut Tuhan dan hidup bagi Dia.
Hanya mereka yang mengasihi Tuhan karena Ia adalah Tuhan, bukan karena alasan apa yang dapat diperoleh dari Tuhan, berani dipanggil dengan nama-Nya. Hanya mereka yang cinta kebenaran, terlepas dari bagaimana lemahnya atau tidak relevannya hal itu di mata dunia, akan mengikuti kebenaran.
Tidak diperlukan keberanian untuk mengikuti apa yang dipercaya atau dilakukan oleh setiap orang, tetapi diperlukan keberanian untuk mengikuti kebenaran ketika orang-orang lain tidak mengerti dan meremehkan apa yang anda percayai.
Diperlukan keberanian untuk melakukan hal yang benar meskipun anda dihukum karena hal itu di kantor ataupun di sekolah.
Diperlukan keberanian untuk membela yang benar ketika setiap orang berpendapat bahwa anda salah.
Inilah orang-orang yang Tuhan inginkan untuk menjadi pengikut-Nya. Siapapun dapat memilih jalan yang mudah, dan anda tidak perlu menjadi orang yang khusus untuk melakukannya. Tetapi Yesus berkata dalam Mat 7:13, kita harus, "masuk melalui pintu yang sesak itu. Karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya."
Pikirkanlah mengenai kerendahan hati Tuhan ketika ia mencoba untuk melakukan pekerjaan-Nya melalui diri kita.
Pikirkanlah akan kerendahan hati Tuhan ketika Ia memutuskan untuk datang ke dunia dalam wujud manusia.
Kuasa apakah yang disembunyikan di dalam kelemahan yang diperlihatkan-Nya. Yesaya bernubuat mengenai Dia (Yes 53:7), katanya, "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya."
Kemauan-Nya demikian besar untuk menundukkan dirinya pada kelemahan, dan karena itu sebaliknya alangkah besar kuasanya!.
Kita tidak merasa nyaman dengan kenyataan bahwa Yesus meminta kita untuk bergabung dengan Dia di dalam kelemahan-Nya. Ketika Ia di bumi, Ia berkata dalam Mat 11:29, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan".
Ia seringkali meminta kita untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan cara pikir orang dunia. Yesus berkata dalam Mat 23:11-12, "Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, Ia akan direndahkan dan barangsiapamerendahkan diri, Ia akan ditinggikan."
Ia berkata dalam Mat 5:39, bahwa janganlah kita melawan kejahatan dengan kekerasan. Ia mendukung pernyataan-Nya tersebut dengan hidup-Nya. Alkitab mengatakan dalam 1 Pet 2:21-23, "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil."
Tuhan tidak peduli akan penampilan kelemahan, karena disitulah letak kekuatan-Nya. Tuhan tidak tertarik pada penampilan, karena ia lebih tertarik pada kenyataan. Kenyataannya adalah bahwa Ia memerintah alam semesta terlepas dari apapun pendapat orang, dan Ia akan membuat dunia ini mencapai titik akhir.
Alkitab mengatakan dalam 1 Kor 1:25, 27-29, "(25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. .......... (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."
2. Fakta kedua yang ingin diungkapkan kepada kita sehingga membuat iman kita kuat adalah bahwa Tuhan Mempunyai Rencana.
Sangat penting untuk memahami betapa pentingnya gulungan kitab di dalam pasal Firman Tuhan ini. Ada gulungan. Ada rencana. Rencana itu ditulis oleh tangan Tuhan sendiri dan akan digenapi. Tuhan mempunyai rencana dan Ia dengan hati-hati akan melaksanakannya. Sejarah diarahkan ke suatu tempat. Gulungan kitab ditulisi pada kedua sisinya, luar dan dalam, dari ujung ke ujung, supaya tidak ada kesempatan bagi siapapun untuk memberi tambahan pada rencana Tuhan. Ada agama yang tidak percaya bahwa ada suatu arah dari sejarah dunia. Agama itu percaya bahwa kehidupan akan berlangsung selama-lamanya melalui siklus-siklus. Terus menerus hidup akan berjalan dengan tidak terbatas. Karena itu mereka percaya pada reinkarnasi. Tidak ada seorangpun yang akan mati, setiap orang akan lahir kembali dalam bentuk yang lain. Tidak ada tujuan dalam hidup ini. Juga tidak ada arah dalam hidup ini.
Tetapi Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan punya rencana, dan rencana untuk dunia ini diungkapkan dalam Kitab Kejadian, Kitab Injil, dan pada akhirnya Kitab Wahyu. Alkitab memberitahukan dengan jelas apa yang menjadi rencana Tuhan, karena dikatakan dalam Ef 1:9-12, "(9) Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus (10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. (11) Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya-- 12) supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya."
Jadi rencana besar dari Tuhan untuk dunia adalah bahwa hidup Sdr akan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Ia telah menciptakan dunia untuk tujuan tersebut, dan Ia akan membuat sistem dunia saat ini berakhir agar validitas hidup Sdr dan rencana-Nya dapat dilihat oleh semua orang.
Tuhan akan menang pada akhirnya karena ada gulungan kitab. Rencana ada di dalam tangan-Nya.
3. Fakta ketiga yang ingin diungkapkan kepada kita untuk menguatkan iman kita adalah bahwa Tuhan Memegang Kendali.
Kerendahan hati Tuhan lahir dari sikap percaya diri. Sdr dapat bersikap rendah hati jika Sdr tahu bahwa Sdr pada akhirnya akan menang. Sdr tidak perlu memperlihatkan kekuasaan yang lebih tinggi kepada setiap orang dalam setiap keadaan. Kadang-kadang kita melihat di dunia ini seakan-akan Iblis akan menang. Tetapi jangan lupa kita mempunyai gulungan Kitab, dan kita tahu siapa yang akan menang pada akhirnya.
Tuhan memegang kendali. Apa yang kelihatan dapat menipu. Segala sesuatu tidak selalu sama dengan apa yang kelihatan. Singa itu adalah seekor Anak Domba, tetapi Anak Domba itu juga adalah seekor Singa.
Apakah Sdr ingat mengenai keadaan di Taman Getsemani? Para prajurit datang untuk menngkap Yesus. Mereka dipersenjatai dengan pedang dan tongkat. Petrus menarik pedangnya dan memotong telinga salah satu prajurit, tetapi Yesus berkata dalam Mat 26:52-53, "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?".
Yesus sepenuhnya memegang kendali, meskipun Ia mengijinkan seolah-olah orang lain yang memegang kendali terhadap Dia. Yohanes menuliskan peristiwa di Taman Getsemani sedikit berbeda dengan Matius, Markus dan Lukas. Yohanes tidak melukiskan tanda yang dilakukan oleh Yudas untuk menunjukkan Yesus kepada para prajurit, tetapi menggantinya dengan pengakuan Yesus sendiri. Dalam Yoh 18:4-6, ketika para prajurit Romawi yang akan menawan Yesus datang kepada Kristus, Yesus bertanya kepada mereka, "Siapakah yang kamu cari?" Mereka menjawab, "Yesus dari Nazaret." Yesus memperkenalkan diri-Nya, bahwa Ia adalah Orang yang dicari. Ketika Yesus mengatakan, "Akulah Dia", sesuatu yang mengherankan terjadi. Para prajurit itu mundur dan jatuh ke tanah. Mereka jatuh ke tanah seperti balok-balok kayu yang jatuh. Kristus mempunyai kuasa yang besar. Ia sedang memegang kendali sepenuhnya pada saat itu. Yesus juga masih memegang kendali sepenuhnya saat ini.
Kita biasanya membayangkan bahwa seekor Anak Domba yang kecil adalah tidak berbahaya. Tetapi dengarlah apa yang terjadi ketika Anak Domba membuka meterai kelima dalam Kitab Wahyu 6:15-17, "Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." (17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Anak Domba Allah akan mengalahkan semua kuasa di bumi. Orang-orang yang berkuasa di bumi akan memilih lebih baik mati daripada menghadapi Anak Domba. Dan ketika hal itu terjadi, kita akan bersama-sama dengan Tuhan di dalam Kerajaan-Nya. Tuhan bukan hanya meminta kita untuk bersama-sama dengan Dia di dalam kelemahan-Nya, tetapi kita juga akan diminta bersama-sama dengan Dia di dalam kekuatan-Nya,
Jadi saya ingin mengatakan kepada Saudara hari ini: "Perjuangan kita tidak lah sia-sia. Peperangan (pergumulan) kita mungkin sudah berlangsung lama dan mungkin melelahkan. Barangkali kelihatannya Sdr kalah. Tetapi bersandarlah terus kepada Tuhan, dan meskipun kelihatan oleh orang lain sebagai kelemahan, namun sebenarnya hal ini adalah kekuatan Saudara. Dan Sdr akan menang pada akhirnya."
Paulus berkata di dalam 2 Kor 12:10, "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat"
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Izinkanlah saya mengajukan beberapa saran praktis yang harus kita lakukan karena kita mengakui bahwa Yesus tetap memegang kendali.
§ Pertama, kita harus mengikuti contoh yang dilakukan oleh makhluk-makhluk Surga: Mereka menyembah Tuhan dengan segenap kekuatan mereka. Mereka bernyanyi dengan keras, memuji, meninggikan Dia. Kita harus melakukan yang sama. Teruslah memuji Tuhan. Tetaplah ingat kebesaran-Nya. Tetaplah nyatakan kasihmu kepada-Nya.
§ Kedua, kita harus berdoa. Kitab Wahyu memperlihatkan sesuatu kepada kita mengenai doa dari umat Tuhan. Yohanes memberitahukan kepada kita bahwa doa-doa kita dikumpulkan di dalam sebuah "cawan" (Wahyu 5:8: "........ masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus." Setelah cawan itu penuh, Tuhan bertindak. Saya suka gambaran tersebut. Setiap doa yang kita naikkan, setiap permintaan yang kita ucapkan, setiap saat kita melepaskan keprihatinan kita, beban-beban kita dan kepedulian kita, cawan itu sedang diisi. Tindakan Tuhan segera datang.
§ Ketiga, kita harus mengenal Tuhan dengan lebih baik. Kasihan mereka yang tidak mengenal Tuhan. Dalam masa krisis, mereka tidak memiliki tempat bersandar. Kenali Tuhan melalui Firman-Nya. Kita juga dapat mengenal Tuhan melalui suaran-Nya. Kita harus mendengarkan dengan hati-hati ketika Ia berbicara kepada kita. Dengarkanlah Tuhan dengan hati dan pikiran Sdr.
§ Akhirnya, setiap kita harus terus percaya kepada Tuhan. Percayalah kepada-Nya. Percayalah kepada Tuhanmu, Ia berkuasa. Jalan-jalan-Nya mungkin kelihatan lemah pada statu waktu, tetapi sebenarnya Ia kuat. Percayalah kepada-Nya, Ia punya rencana. Percayalah kepada rencana-Nya. Ia tahu kemana Saudara dan saya pergi. Ia tahu tujuan kita. Percayalah kepada-Nya, Ia memegang kendali.