Jumat, 26 Desember 2014

Khotbah Akhir Tahun 31 Desember 2014 Mazmur 121:1-7 “Thema: Tuhan Penjaga dan Naungan Kita”



Saudara yang dikasihi Tuhan, ada satu hal yang Tuhan perintahkan bagi orang-orang Yahudi yang ditulis dari Kitab Keluaran. Bagaimana setiap orang Yahudi terutama laki-laki, tiga kali dalam waktu satu tahun harus menuju ke Bait Tuhan.
Dan pada waktu dulu, Bait Allah itu ada di Kota Yerusalem. Mereka paling tidak satu tahun tiga kali harus naik ke Bukit Tuhan, naik ke Bukit Sion untuk bertemu dengan Tuhan di sana. Pada hari-hari raya tertentu, mereka menuju ke sana. Pada waktu mereka naik ke Kota Yerusalem, tingginya 800 meter dari permukaan laut sehingga suatu kota yang ada di satu bukit satu kota yang indah luar biasa. Dan setiap kali kita ada di sana, rasanya ingin untuk kembali lagi pergi ke sana. Daerah ini cukup tinggi, kalau di sini kurang lebih seperti di Puncak yang 1000 meter dari permukaan laut.
Mereka naik dari daerah sekitar Kota Yerusalem ke atas sambil membawa korban-korban persembahan, domba, lembu, bermacam-macam. Korban yang harus dibawa adalah korban-korban yang tidak bercacat cela. Pada waktu dulu tentu tidak seperti sekarang ada jalan-jalan yang indah yang enak dilalui, dulu jalan-jalannya berbatu-batu, bukit-bukit terjal menghadang mereka pada waktu naik ke kota Yerusalem. Pada waktu sambil naik, mereka menyanyikan nyanyian ziarah. Mazmur artinya adalah mizmor yang artinya nyanyian puji-pujian pada waktu suka dan duka. Mereka menyanyikan nyanyian-nyanyian ziarah, pujian-pujian untuk Tuhan.
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Waktu mereka naik ke Bukit Sion, tentu berat, membawa domba-lembunya, mereka berjalan tertatih-tatih, suatu perjalanan yang cukup berat. Waktu mereka ada di tengah perjalanan, mereka melepaskan pandangannya ke sekitar gunung-gunung yang ada. Daerah Israel banyak gunung-gunung. Mungkin mereka mengalami pergumulan di daerah mereka masing-masing, mereka mau bawa masalah-masalah yang ada menuju ke Bait Tuhan, mereka bersuka cita menaikkan nyanyian ziarah, karena mereka tahu bahwa sebentar lagi akan bertemu dengan Tuhan, mereka tahu ada jawaban-jawaban di dalam pergumulan-pergumulan mereka, bahwa hanyalah di dalam Tuhan, pada waktu mereka bertemu Tuhan, itu ada pertolongan untuk mereka. Bukankah ini adalah gambaran dari perjalanan orang-orang percaya, orang-orang Kristen, Saudara dan saya? Di mana Tuhan sebenarnya mau kita melakukan seperti mereka lakukan.
Ada 3 hal yang mereka lakukan yang tersirat daripada ayat-ayat tadi:
=Fokus kepada Tuhan
=Pertolongan hanya dari Tuhan
=Hidup kekristenan kita harus makin lebih tinggi lagi

Fokus kepada Tuhan
Mazmur 121:1,
Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?
Saudara yang dikasihi Tuhan, orang-orang Israel dalam perjalanan mungkin dia ingat masalah yang dihadapi. Tapi dia nyanyikan nyanyian ziarah dengan suka cita. Karena dia tahu, sebentar lagi dia tahu akan bertemu dengan Tuhan, dia tahu sebentar lagi dia akan dapat pertolongan, dia lepaskan pandangannya ke daerah gunung-gunung itu, dari manakah akan datang pertolonganku?. Saudara, mari kita fokus kepada Tuhan. Gunung-gunung bisa berbicara mengenai persoalan kita, masalah-masalah yang kita hadapi. Mereka melayangkan pandangannya ke gunung-gunung. Di antara masalah-masalah yang kita hadapi, kita mencari pertolongan.
Suatu waktu, Abram dan Lot sama-sama berkembang dan makin kaya. Tempat mereka berdua, makin lama makin kecil. Dan rupanya pegawai keduanya ribut karena tempatnya kekecilan. Lalu Abram tahu harus berpisah, lalu dia panggil Lot, karena keduanya adalah kerabat tidak baik ribut. Sebagai orang Kristen, kalau ada yang bertengkar keluarga lepas keluarga, suami-istri bertengkar, segera bertobat dalam nama Yesus Kristus.
Tidak baik sebagai orang Kristen kita ribut terus, suami-istri ribut, anak-anak dengan orang tua ribut, gembala dengan jemaat, jemaat dengan jemaat ribut terus, tidak jadi contoh yang baik. Abram berkata, lebih baik berpisah supaya tidak bertengkar. Kalau Lot ke kiri, Abram ke kanan. Abram memberi priviledge kepada Lot untuk memilih, mempersilakan Lot untuk mengambil wilayah duluan, nanti baru Abram sisanya. Ternyata Lot salah.
Kejadian 13:10,
Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --
Rupanya Lot salah, waktu diberi kesempatan, dia melayangkan pandangannya ke Lembah Yordan, ternyata di lembah itu banyak airnya. Dia hanya melihat hal-hal yang jasmani saja, hal-hal yang berkat saja yang dilihatnya. Di ayat-ayat selanjutnya, keluarga Lot menjadi keluarga yang berantakan, karena dia salah melayangkan pandangannya. Saudara yang dikasihi Tuhan, Abram memberi kesempatan padahal dia lebih tua, lebih kaya, yang membuat Lot kaya itu adalah Abram. Tapi Abram mau mengalah lebih dulu. Saudara, ternyata mengalah itu indah.
Memang Abram mengalah, tapi ternyata dia mengalami berkat dan pertolongan Tuhan. Mungkin hari-hari ini kita ada pergumulan, rasanya kita tidak mau kalah, logika manusia berkata bahwa kita tidak boleh kalah. Tapi coba Saudara lakukan seperti Abram lakukan, maka seperti Abram mengalah, seperti Yesus mengalah, bahkan seperti firman-Nya katakan, "kalau ditampar pipi kiri, beri yang kanan," maka kita akan melihat ke depan bagaimana justru kita akan diberkati.
Jadi kalau Saudara melayangkan pandangan, pergi ke ibadah, nomor satu Saudara harus cari Tuhan. Waktu Lot melayangkan matanya, ternyata dia lihat hal yang jasmani dan keluarganya mengalami keterpurukan.
Mazmur 121:2,
Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Apakah masih ada mujizat Tuhan sampai dengan hari ini? Bukankah mujizat Tuhan itu yang dulu saja, 2000 tahun yang lalu?"
Firman Tuhan berkata: Ibrani 13:8, Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Halelulya! Katakan, "pertolonganku hanya dalam nama Yesus Kristus!"
Saudara, apa yang menjadi pergumulan Saudara? Kalau hari-hari ini Saudara mungkin bergumul untuk kesembuhan, sakit-penyakit, kesembuhan finansial, persoalan-persoalan rumah tangga, persoalan-persoalan di dalam bisnis Saudara, persoalan-persoalan di dalam sakit-penyakit Saudara.
Dengarkan baik, yang pertama, miliki antusiasme, artinya semangat, untuk kita datang kepada Tuhan Yesus Kristus. Seperti orang-orang Israel, di dalam masalah, biarpun berat, mereka tahu, pada waktu nanti bertemu dengan Tuhan, ada pertolongan daripada Tuhan. Saudara jangan patah semangat, pada waktu patah semangat kita sudah mengalami kekalahan. Tetapi pada waktu kita memiliki semangat, kita memiliki roh yang menyala-nyala untuk bertemu dengan Tuhan. Itu berarti 50%, sebagian besar, setengah bagian dari persoalan Saudara, itu sudah Saudara menangkan! Kita sudah mengalami kemenangan!
Lalu Saudara mulai melangkah dengan penuh semangat, dengan iman percaya, bahwa hanya dengan bilur-bilur Yesus, hanya dengan kuasa Yesus, kesembuhan itu boleh terjadi. Kita mau mulai melangkah, dan Saudara imani dengan sungguh bahwa mujizat dan kesembuhan itu tetap terjadi sampai dengan hari ini. Tapi perlu saya ingatkan, ada satu perkara, Matius 5:23-24, Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Saudara, garis bawahi ayat 24, kata "berdamai". Ini kata kunci untuk kita boleh mengalami terobosan-terobosan yang dahsyat dalam kehidupan. Kita harus Berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Penutup
Perjalanan kekristenan adalah perjalanan mendaki puncak bukit. Mendaki puncak bukit Sion di mana Tuhan menunggu di puncak bukit itu. Dia menunggu dengan mahkota kehidupan. Memang kita tahu perjalanan ini adalah perjalanan yang berat, tapi Tuhan sudah memberikan kita penolong, yaitu Roh Kudus yang ada di dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Dia sungguh akan menolong kita pada waktu kita mau untuk hidup kekristenan kita makin hari makin lebih tinggi. Makin hari kita makin lebih lagi menjadi pelaku firman. Makin lagi hidup kita mengeluarkan buah roh. Dalam perjalanan, ada banyak masalah yang menghadang kita, ada banyak persoalan yang menghadang kita, tapi justru di tengah-tengah gunung persoalan yang ada, di situlah ada pertolongan Tuhan.
Tapi kita jangan salah untuk melayangkan pandangan kita, tapi biar tetap fokuskan, pertolongan kita hanya dari Tuhan. Jangan mencari pertolongan yang lain, karena itu akan menjadi sia-sia.
Tuhan berpesan kepada kita, kuatkan dan teguhkan hatimu, jangan menyimpang ke kanan dan ke kiri, perkatakanlah firman-Ku. Terima kasih Tuhan. Dan dengarkan baik Gereja Tuhan, pertolongan kita hanya dalam satu nama, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jangan pernah ragu! Dia tidak pernah berubah dahulu, sekarang, sampai dengan selama-lamanya. Dia tetap Allah yang mengasihi kita, Dia tetap Allah yang sanggup melakukan banyak mujizat yang ajaib dalam hidup kita.
Mari, sebelum kita masuk lebih lagi, Tuhan sudah ingatkan dari kata berdamai, mari kita berdamai dengan Tuhan, kita berdamai dengan sesama, karena itu adalah perintah dari Dia, untuk mengasihi Tuhan Allah kita dan juga mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri.  Amen. RHL

Khotbah Minggu 28 Desember 2014 Lukas 2:36-40 Tema : “Hiduplah Dalam Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus”



Pengantar:
Hana sebagai seorang nabi perempuan ikut menyaksikan sang bayi Yesus. Tidak banyak nabi perempuan di dalam Alkitab, tetapi setiap peran yang ditampilkan memberi kita sebuah harapan, bahwa untuk Tuhan kita Yesus Kristus, tidak ada soal terkait gender (dominasi Iaki-laki). Tampilan Hana yang telah berusia 84 tahun dan tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan tanpa henti terus berdoa serta berpuasa, memberi kita contoh / keteladanan. la tidak hanya datang untuk menyatakan rasa syukurnya kepada Allah, tetapi mau berbicara juga meyakinkan banyak orang tentang siapa Yesus itu. Yesus sangat diyakininya sebagai terang keselamatan untuk menutupi kegelapan.
Kehidupan baru di tahun 2014 hendaknya dipahami sebagai tahun anugerah di mana Yesus faktanya sudah lahir dan Dia beserta dengan kita ditengah kehidupan. Dia adalah Juruselamat. Dia adalah segala-galanya, serta bagi Dialah kehidupan ini dipertaruhkan. Hana dalam usia yang lanjut, masih berkarya demi Kristus, sangat disiplin memelihara spiritualitasnya dengan hadir selalu di Bait Allah. Dengan itu ia mampu meyakinkan banyak orang tentang Yesus. Begitulah juga seharusnya dengan kita. Berilah Yesus tempat yang mulia dalam seluruh kehidupan, agar kita pun dipermuliakan-Nya.
Yusuf dan Maria adalah orang tua yang taat berbakti kepada Allah (Luk 2:22,39). Mereka percaya bahwa warisan nilai-nilai kerohanian sama berharganya dengan warisan-warisan yang lain. Bahkan mungkin lebih. Sebab Yesus bukanlah anak kecil biasa. Karya-Nya kelak mendatangkan kelepasan bagi banyak orang (Luk 2:38). Setidaknya itu juga yang ditegaskan oleh Simeon dan Hana, orang-orang yang peduli bukan saja kesalehan diri mereka sendiri, tetapi kesalehan mereka telah menjadi berkat bagi keluarga Yusuf dan Maria yang semakin dikuatkan dalam iman, untuk membesarkan dan mendidik Yesus dalam asuhan yang benar menyambut karya besar-Nya kelak (Luk 2:40).
“Pendidikan nilai-nilai Kristiani sama penting dengan pendidikan keahlian pada umumnya bagi perkembangan pribadi manusia menghadapi tantangan zaman.”
“Semakin saleh seseorang, semakin karyanya memberikan manfaat kepada banyak orang”
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Renungan
Hana adalah nama yang umum di kalangan masyarakat Yahudi. Kita mengenal beberapa tokoh iman yang bernama Hana. Ada Hana, isteri Elkana, Ibu Samuel, yang berdoa memohon agar Tuhan mengaruniakan kepadanya seorang anak. Tuhan berkenan akan doa itu dan menganugerahinya seorang anak yang diberi nama Samuel yang di kemudian hari menjadi nabi besar orang-orang Israel (1Sam.1:1-28. Hari ini kita nertemu dengan Hana, seorang nabiah yang mendapat karunia melihat awal terpenuhinya rencana keselamatan Allah (Luk.2:36-40). Sesudah seaminya Fanuel meninggal dunia, ia mengisi seluruh masa berpuasa dan bermati raga, untuk menantikan kedatangan Mesias. Perjuangannya itu terbayar. Seperti Simeon, ia pun mendapat karunia melihat terwujudnya rencana Allah. Immanuel telah lahir dan akan menjadi Raja baru pembawa sukacita.
Melalui Khotbah ini kita menemukan dalam diri Keluarga kudus, Simeon dan Hana, perwujudan kehendak Tuhan mengangkat martabat manusia kecil yang biasanya dihina dunia. Tuhan memilih Maria dan Yosef, dua orang sederhana dari Nazareth untuk menjadi orang tua Mesias. Para gembala menjadi orang-orang yang pertama memperoleh kabar kelahiran Mesias dan percaya pada kabar itu. Kini Simeon dan Hana, dua sisa kecil orang-orang Israel yang setia dalam harapan akan datangnya Raja Damai, memperoleh karunia itu. Tak ada tokoh imam agung, tak ada orang Farisi, tak ada kalangan istana. Semuanya dari kalangan kecil. Dengan itu Tuhan menunjukkan konsitensi penciptanNya, semua manusia bermartabat sama di hadapanNya.
Mari belajar menghargai apa yang dihargai Tuhan, mencntai apa yang dicintai Tuhan dan mewartakan apa yang diwartakan Tuhan.

Minggu ini adalah minggu setelah Natal, Doa kita semangat natal itu bukan seperti gemerlapnya lampu natal hanya menyala setahun sekali itupun kelap-kelip (kadang menyala kadang mati), setelah itu di masukkan lagi kedalam gudang. Biarlah natal yang menghabiskan begitu banyak dana waktu dan perasaan menjadi spirit untuk senantiasa hidup dalam kasih karunia Tuhan.
Berbicara tentang kasih karunia Tuhan, kami memahami bahwa segala sesutau yang kita miliki adalah kasih karunia (pemberian Tuhan) mulai dari nafas kehidupan, tempat bekerja, hasil pekerjaan dan lain sebagainya semuanya adalah kasih karunia Tuhan. Tentang kasih karunia Tuhan kami membaginya menjadi 2, yaitu :
Kasih  diberikan kepada siapa saja, mau berdoa atau tidakèKarunia penciptaan  melakukan kejahatan atau kebaikan Tuhan memberikan “mata hari, hujan” sehingga tidak jarang kita melihat bahkan perampok, penjudi, penipu, koruptor, tidak pernah berdoa (beribadah) seakan hidup mereka aman-aman saja bahkan kelihatan lebih...”diberkati” dari orang orang yang rajin dalam peribadahan
 Seorang teologèKasih karunia keselamatan  Siprianus mengatakan : Extra Ecclesiam nulla salus (outside the church there is no salvation) kasih karunia ini hanya diberikan kepada orang yang hidup didalam gereja, orang yang taat beribadah dan hidup dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan.
Dan menurut hemat saya kasih karunia ini lebih kami runcingkan lagi pembagiannya dengan poin 1 kasih karunia sekunder dan point 2 adalah kasih karunia primer, dan jika kita perhadapaken dengan Matius 6:33 “ carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranya maka semuanya itu ditambahkan kepadamu” disini Yesus bukan mengajukan sebuah pilihan...kerajaan Allah dan kebenarannya (primer) atau yang ditambahkan (sekunder) tetapi Yesus berkata tentang prioritas.... soal mana yang harus di dahulukan. Satu yang pasti kalau kita mendahulukan untuk mengejar yang sekunder kita tidak akan pernah mendapatkan yang primer, sehingga Yesus mengatakan supaya setiap orang percaya itu mengutamakan yang primer karena yang sekunder itu pasti akan mengikutinya. Dengan kata lain orang yang mngejar kasih karunia penciptaan tidak akan mendapatkan kasih karunia keselamatan (primer), tetapi sebaliknya orang yang mengejar kasih karunia keselamatan (primer) maka kasih karunia penciptaan (sekunder) itu pasti diberikan kepadanya.
Tema kita “hiduplah dalam kasih karunia Tuhan” yang dimaksud disini adalah kasih karunia keselamatan (primer), Kasih karunia keselatan itu dipenuhi di dalam Keristus Yesus dengan kata lain tema ini kami artikan hiduplah dalam Kristus Yesus. Karena hanya dalam Yesus ada keselamatan yang abadi, inilah yang dinanti-nantikan oleh smeon dan Hanna, di usia mereka yang sudah lanjut. Diusia yang lanjut mungkin begitu banyak sukacita yang merea rasakan tetapi sukacita mereka itu tidak ada artinya tanpa pertemuan dengan Yesus sang mesias.
 Di ay. 29 -32 nyanyian Semeon yang sangat luar biasa, maut sekali tidak mebuat dia gentar karena dia telah bertemu dengan “kasih Karunia yang Primer” yaitu Yesus sang juru selamat dunia.
Hidup Dalam Kasih Karunia Tuhan tidak menjamin kita lepas dari pergumulan
Hanna adalah orang yang hidup dalam kasih karunia, tetapi hidupnya juga tidak terlepas dari pergumulan hidup....menikah hanya 7 tahun bersama suaminya, pandangan Yahudi seorang janda itu menjadi kelas nomor dua, kurang dihargai. Tetapi sekali lagi saya katakan bahwa hidupnya tidak lebih buruk dari orang yang usia pernikahannya 50 tahun tetapi hidup di luar Kristus (diluar kasih karunia primer). Demikian juga dengan kita walaupun hidup dalam Kasih Karunia Tuhan, bukan berarti kita lepas dari pergumulan (masalah) kehidupan, Tetapi menurut iman percaya saya kehidupan kita tidak seburuk orang yang berlimpah kekayaan tetapi tidak hidup dalam kasih karunia (primer)
Hidup dalam Kasih karunia Tuhan, memampukan kita terus berguna dan menjadi berkat
Walaupun Hanna seorang janda yang sudah tua (84 tahun) dia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, siang malam beribadah berdoa dan berpuasa. Salah satu pergumulan orang tua yang lanjut usia adalah perasaan bahwa mereka tidak lagi dapat berbuat apa-apa, mereka menganggap diri tidak berguna bahkan ada yang merasa bahwa hidupnya itu menjadi beban bagi keluarga, sehingga penderitaan mereka bukan saja di sebabkan oleh kelemahan fungsi pisik mereka tetapi penderitaan di sebabkan oleh psikis (kejiwaan atau pikiran) mereka. Bagi orang tua-orang tua yang kami kasihi, Hanna adalah sebagai figur yang dapat kita teladani bahwa usia lanjut bukan halangan untuk hidup berguna, dia menjadi pendoa syafaat, bagi bangsanya keluarganya persekutuannya. Demikian jugalah kiranya dengan orang tua-orang tua kami jadilah pendoa syafaat bagi anak ,cucu, bangsa dan negara, gereja, karena doa mempunya kekuatan yang adikodrati jika didoakan dengan sungguh dan iman yang teguh.....jadi jangan kita menganggap bahwa usia menjadi penghalang untuk hidup bermakna...tetapi kuncinya adalah hiduplah dalam kasih karunia Tuhan
Hidup Dalam Kasih Karunia Tuhan membawa kita untuk melihat Sang Juruselamat
Hanna adalah orang yang memelihara hidupnya dalam kasih kerunia Tuhan, dengan tidak pernah meninggalkan Bait Allah beribadah dan berpuasa supaya terhindar dari kecemaran dosa. Dengan beribadah dan berpuasa akan terjadi proses pengudusan (penyucian) hati. Matius 5 : 8 “ Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Hanna yang terus menjaga kesucian hatinya dia diberi kesempatan oleh Tuhan bertemu dengan Yesus sang juruselamat dunia..
Hidup dalam kasih karunia Tuhan memampukan kita untuk bersyukur dan bersaksi
Walaupun Hanna sudah tua, mungkin secara pisik begitu banyak pergumulan dan pendertaan yang dia alami (bdk. Pengkhotbah 12:2-5) tetapi penderitaan atau kesengsaraan itu tidak berlaku bagi Hanna karena dia telah melihat kasih Karunia yang Primer (Yesus), sukacitanya mengalahkan umur yang sudah tua dan penderitaannya, sehingga dia mendapat kekutan untuk terus bersaksi tentang kasih karunia yang primer (Yesus atau Anak) itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan.
Hidup dalam Kasih Karunia Tuhan mebuat kita dapat bertumbuh dalam iman dan pengharapan
Yesus lahir seperti manusia yang diawali dari bayi yang kecil dan mungil, dalam kasih karunia Tuhan Dia mengalami pertumbuhan bukan saja dalam hal pisik tetapi dalam hal hikmat dan kasih karunia. Pertumbuhan adalah sesuatu yang diharapkan bagi setiap makhluk hidup, demikian juga dengan kerohaninan kita membutuhkan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu akan subur jika kita hidup dalam kasih karunia Tuhan....
Hiduplah di dalam kasih Karunia Tuhan.... sehingga kita dapat bersinar seperti cahaya yang menyala seperti suluh , agar semua bangsa melihat kebenaran dan kemuliaan kita, sehingga kita mendapat nama yang baru sesuai dengan keinginan Tuhan ...,menjadi mahkota keagungan dan serban kerajaan di tangan Allah. Amen.

Khotbah Minggu 21 Desember 2014 Lukas 1:26-38) “Bagi Allah tidak ada yang Mustahil”




Berita kelahiran Yesus disampaikan oleh Malaikat Tuhan kepada Maria. Melalui Nats ini kita akan belajar dari Maria bagaimana hidup bergembira dalam rencana Allah, sekalipun rencana tersebut adakalanya membuat hidup kita terasa berat.
1. Ayat 31-33: Berita baik apa yang diterima oleh Maria?
2. Ayat 27, 34: Pergumulan apa yang dihadapi oleh Maria pada saat mendengar kabar baik tersebut?
3. Bagaimana respon Maria terhadap berita itu pada akhirnya? (ay.46)
4. Mengapa dalam pergumulan yang demikian berat, Maria tetap dapat memuliakan Tuhan dan hatinya bergembira? (ay. 35-36)
5. Belajar dari Maria, bagaimana caranya kita dapat bergembira dalam rencana Allah?
Penjelasan:
Kabar baik yang diterima Maria adalah kehadiran seorang bayi bernama Yesus, yang nantinya akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Ia adalah Raja untuk selama-lamanya dan KerajaanNya tidak berkesudahan. Ini adalah sebuah peristiwa yang luar biasa dan mencengangkan. Sudah sepantasnyalah semua orang bergembira dengan kabar baik ini. Tetapi sebagaimana umumnya yang terjadi dalam keseharian kita, tidak semua kabar yang dinilai baik bagi seseorang akan menjadi kabar baik pula untuk orang yang lain. Demikian pula yang terjadi pada Maria. Berita yang sangat istimewa ini tidak membuat Maria lupa bahwa walau ia yang dipercaya untuk mengandung dan melahirkan bayi itu, tetapi ia tetap adalah seorang perawan yang masih terikat status pertunangan dengan Yusuf. Ada risiko besar yang harus ditanggungnya bila sampai masyarakat mengetahui tentang kehamilannya. Kabar baik itu sepintas lalu memang sepertinya tidak baik untuk seorang Maria. Tetapi tidak demikian kenyataannya. Maria bersukacita, bergembira karena kabar tersebut. Bagaimana bisa itu terjadi dalam hidup kita? Bisa saja! Asalkan kita mau memilih jalan yang dipilih Maria, yaitu jalan kerendahan hati. “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Hingga hari ini Tuhan terus menggemakan kabar baik bagi setiap kita yang hidup di dalamNya. Namun sayang, tidak semua orang Kristen mau bergembira di dalam kabar baik rencana Allah. Ada orang-orang yang lebih percaya kepada rencanaNya, kepada jalan hidupnya sendiri. Sehingga kabar baik dari Allah tidak pernah dirasakan baik olehnya, melainkan ditolak, dihindari, dan bahkan diabaikan. Untuk bisa merasakan kegembiraan seperti Maria, maka marilah kita belajar merendahkan diri di hadapan Allah kita yang besar. Karena Allah terlalu besar, terlalu tinggi untuk kita selami pikiranNya, karena itu cukuplah dengan percaya kepada kesetiaanNya dan merendahkan hati. Sama seperti Maria yakin bahwa situasi yang sulit bisa ia hadapi karena ‘kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi’ (ay.35), maka kuasa Allah yang sama juga sedang menaungi kita melewati perjalanan hidup kita sehingga kita sungguh dapat bergembira di dalam Dia.
Orang yang menerima anugerah adalah orang yang diberkati di antara kaumnya.
a. Baca Luk 1:26-28 !!!
Kata ‘MALAIKAT’ di situ diambil dari kata ‘AGGELO’ (pengucapan: angelo) yang punya arti utusan atau pembawa pesan Allah. Pesan apa yagn dibawa oleh malaikat Gabriel ini kepada Maria?
Kata ‘DIBERKATI’ di situ berasal dari kata ‘EULOGEO’ yang punya arti DIBUAT MAKMUR, DIBUAT BERBAHAGIA, DAN DILIMPAHI DENGAN BERKAT.
c. Jadi dari ayat ini kita mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa ORANG YANG MENDAPAT ANUGERAH BESAR DARI TUHAN HIDUPNYA AKAN MAKMUR, BERBAHAGIA, DAN BERKELIMPAHAN BERKAT MELAMPAUI ORANG-ORANG DI SEKELILINGNYA.
Lihat kehidupan Maria: Pada awalnya dia adalah seorang gadis biasa yang sederhana dan polos. Tidak banyak orang yang mengenal dia, bukan berasal dari keluarga kerajaan yang punya kekuasaan besar atau kekayaan yang besar. Mungkin dia seperti kebanyakan dari kita yang hadir pada saat ini. Tapi perhatikan baik-baik: Ketika dia mendapatkan anugerah Allah yang besar itu, hidupnya disertai Tuhan, langkah-langkahnya diatur oleh Tuhan, dan dia dipakai secara luarbiasa untuk melahirkan bayi Yesus, namanya harum dicatat dalam Alkitab, dan melalui hidupnya banyak orang-orang yang diberkati. INILAH ANUGERAH BESAR ITU!
d. Apa artinya bagi kita? Tidak peduli seberapapun sederhananya keadaan kita saat ini, tidak peduli seberapapun rendahnya kedudukan kita sekarang, tidak peduli seterbatas apapun kita – kalau anugerah Tuhan turun atas hidup kita, maka hidup kita tidak akan tetap sama, kita akan melihat tingkap-tingkap langit terbuka, bahkan pintu gerbang Surga terbuka dan hidup kita dilimpahi dengan kemakmuran, kebahagiaan dan berkat yang luarbiasa. JADI TERIMA ANUGERAH ITU PADA HARI INI.
e. Kalaupun saat ini rumah tangga anda sedang berantakan dan keluarga terasa porak poranda – tidak ada lagi kerukunan dan keharmonisan, yang ada setiap hari ada kata-kata kasar yang saling menyakiti, pandangan mata yang curiga, amarah, kebencian dan kekecewaan satu dengan yang lain – jangan pernah menyerah, jangan biarkan Iblis menang dengan perceraian, tapi biarlah hari ini hati kita terbuka lebar sehingga kasih karunia Allah bisa turun dalam rumah tangga dan keluarga kita. ANUGERAH itu ibaratnya seperti TERANG KEMULIAAN ALLAH – Bangkitlah menjadi teranglah sebab kemuliaan Tuhan telah terbit atasmu. Kalau kemuliaan Tuhan terbit atas keluarga kita, maka kita akan melihat malaikan Tuhan bekerja dan memulihkan keluarga kita menjadi indah kembali.
f. Jika sakit penyakit terus menggerogoti tubuh anda dan dokter berkata yang begini harus operasi dan biayanya sangat tinggi. Mungkin saat ini saudara datang dalam keadaan putus asa, rasanya tidak ada lagi harapan, tidak ada lagi yang bisa menolong, hanya tinggal menunggu waktu saja. Saya katakan pada saudara saat ini, ada yang lebih tinggi dari dokter, ada yang lebih berkhasiat dari obat, ada yang lebih hebat dari rumah sakit – itu namanya anugerah Tuhan. Terimalah anugerah itu sekarang dan lihat tubuh kita akan dipulihkan kembali.
Masalahnya seringkali kita tidak menyadari kalau anugerah Tuhan itu sedang datang dalam kehidupan kita. Ini masuk dalam poin kedua:
2. Seringkali kita tidak sadar kalau Allah sedang memberikan kasih karuniaNya kepada kita.
a. Baca Lukas 1:29-33 !!!
b. Pertama kali Maria mendengar pesan anugerah yang disampaikan itu, Maria TERKEJUT – Alkitab bahasa Inggris menulis Maria TERGANGGU, GELISAH, TAKUT, TIDAK MENGERTI. Ini adalah respon pertama kalau anugerah Tuhan turun atas hidup seseorang. Seringkali kita punya pandangan tersendiri tentang anugerah sehingga kita berpikir: kalau anugerah Tuhan turun, pasti yang ada hanyalah berkat, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Padahal Allah katakan: JalanKu bukan jalanmu, caraKu bukan caramu; sejauh langit dari bumi, demikian bedanya racanganKu dengan rancanganmu. Supaya YUSUF bisa mendapatkan apa yang sudah dijanjikan melalui mimpi (keluarganya tunduk dan menghormati Yusuf), terlebih dahulu Tuhan harus membawa dia ke Mesir. Dan proses menuju janji Tuhan yang luarbiasa itu terasa sangat menyekitkan bagi Yusuf: dia harus hidup jauh dari keluarga dan orang tuanya, dia dijual sebagai budak, dia difitnah dan diperlakukan tidak adil, dia ditipu dan dilupakan.
Mungkin saja respoon Yusuf sama dengan Maria pada waktu pertama kali menarima anugerah Tuhan itu: YUSUF BINGUNG, TIDAK MENGERTI, GELISAH, TAKUT, DST. Akan tetapi karena dia tetap setia kepada Tuhan, maka apa yang sudah dijanjikan Tuhan diberikan dalam hidupnya – dalam sekejab nasibnya berubah menjadi orang besar yang berkuasa dan sangat berpengaruh, bahkan keluarganya tunduk kepadanya.
c. Jangan-jangan anda tidak menyadari bahwa situasi yang tidak menyenagkan yang sedang anda rasakan pada saat ini adalah JALAN ANUGERAH TUHAN. Jangan-jangan anda mengeluh, bersungut, dan menyalahkan Tuhan. Jangan-jangan anda mulai berpikir untuk pergi dan meninggalkan Tuhan. Jangan-jangan anda sudah mulai undur dalam pelayanan. Jangan-jangan anda capai untuk berdoa, mendengar Firman, apalagi memberitakan Injil.
Hari ini dengarkan baik-baik: Janganlah jemu-jemu berbuat baik, karena kalau kita tidak menjadi lemah, maka kita akan menuai pada waktunya.
3. Anugerah adalah pemberian cuma-cuma.
b. Sewaktu Maria mendengar tentang berita anugerah tersebut respon berikutnya yang muncul adalah PERTANYAAN – Bagaimana mungkin itu terjadi, bukankah aku belum bersuami? Mana mungkin aku hamil, aku masih perawan?! Kok bisa, tidak masuk akal!
Seringkali kita juga bertanya-tanya kepada Tuhan: Apa iya Tuhan berikan masa depan yang indah bagiku? Masak sih keluarga saya masih bisa dipulihkan? Mana mungkin orang tua saya dipersatukan kembali? Rasanya mustahil studi saya selesai! Bagaimana caranya membayar utang yang sudah menggunung ini! 7 keturunanpun rasanya tidak mungkin selesai!
c. Pada saat Maria bertanya seperti itu, malaikat tersebut menjawab: Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Artinya tanpa benih laki-laki, Maria bisa hamil karena Tuhan memberi benih ilahi dalam rahimnya, dan benih tersebut yang menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil. Tanpa benih ini, mustahil Maria hamil, tapi dengan benih ilahi, Maria hamil dan melahirkan bayi Yesus. Jadi bukan dengan benih kekuatan manusia, tapi melalui benih kekuatan Allah.
Tuhan tau dengan keadaan kita yang sekarang tidak mungkin bagi kita sendiri untuk menggenapi rencana Tuhan dan mewarisi kepenuhan janji FirmanNya dalam hidup kita. Ada hal-hal tertentu yang tidak mungkin kita alami hanya dengan keberadaan kita sekarang ini. Oleh karena itu, perlu campur tangan eksternal / pihak luar. Kalau itu tidak mungkin bagi manusia, itu porsinya Allah – waktunya untuk Allah bergerak dan memberikan benih ilahi / kekuatan ilahi tersebut dalam hidup kita – itulah yang disebut dengan anugerah. Dengan anugerahNya, ada perkara-perkara mustahil yang terjadi dalam hidup kita. Jadi belajarlah hidup dalam anugerah.
d. Anugerah bukan sesuatu yang kita terima sebagai upah / hasil kerja kita. Anugerah adalah sebuah pemberian cuma-cuma dari Tuhan. Mengapa? Karena Allah tau bahwa berusahapun tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan hal tersebut, sebagai Bapa yang baik, Dia memilih untuk memberikannya sebagai anugerah kepada kita. Allah tau sekeras apapun manusia berusaha, tetap saja akan binasa dalam api neraka, oleh karena itu, Yesus menyerahkan nyawaNya untuk memberikan keselamatan kepada kita, itulah anugerah.
Daud adalah orang yang sederhana, setiap hari dia di padang menggembalakan domba, masa depan sebaik apa yang bisa dia harapkan. Kalau sampai dia bisa menjadi raja, itulah anugerah Tuhan.
Tadinya kita hidup dalam dosa dan jauh dari Tuhan, sekarang kita bisa terlibat dalam pelayanan, beribadah tiap minggu, bertumbuh kehidupan rohani kita, dan menyelematkan jiwa-jiwa – itupun anugerah Tuhan. Amen