Senin, 24 November 2008

"KESOMBONGAN"


Salah satu dosa yang paling sering kita dapati pada saat ini adalah; "terlalu menganggap dirinya sendiri sangat tinggi. Firman Tuhan menyebut ini sebagai kesombongan, dan mengatakan bahwa Allah "menentang orang sombong" (I.Pet 5:5}. Salah satu hal yang menjadikan kesombongan paling berbahaya dari semua dosa adalah; bahwa kesombongan merupakan hal yang sangat sulit untuk diketahui. Jonathan Edwards mengatakan bahwa kesombongan terletak pada lapisan paling bawah dari pondasi atau dasar dosa dan yang paling sulit, paling tersembunyi, menyesatkan dan tidak bisa dipahami cara kerjanya. Kesombongan siap untuk bercampur aduk dengan segala sesuatu. Orang-orang Farisi, orang-orang yang paling sombong dalam Perjanjian Baru, tidak menunjukkan adanya indikasi kalau mereka menyadari adanya dosa yang tersembunyi ini. Saya berulang kali melihat kesombongan di dalam diri orang-orang Kristen lainnya.Tetapi jarang sekali melihatnya di dalam diri saya sendiri. Apa yang saya sebut sebagai kesombongan di dalam diri mereka, saya sebut dalam diri saya "perhatian untuk kebenaran" atau"keinginan" untuk meluruskan segala sesuatunya.

C.S. Lewis memberikan kepada kita apa yang barangkali ujian terbaik untuk mengenali kesombongan ketika dia berkata; "semakin kita memiliki kesombongan itu dalam diri kita sendiri, semakin kita tidak menyukainya dalam diri orang lain" bahkan dengan ujian ini, saya hampir putus asa dalam mengenali kesombongan di dalam kehidupan saya sendiri. Saya kira besar kemungkinan bahwa kesombongan tidak akan pernah dapat dikenali, karena hanya bisa menyatakan diri. Tetapi apakah sebenarnya kesombongan itu....? antara lain:

1. Sikap Superior; 2. Keinginan untuk menguasai; 3. Kebencian yang membuta.

ad 1. Superior adalah sikap yang menganggap diri lebih hebat dari orang lain, diatas segalanya, meninggikan diri sendiri. Inilah sebabnya mengapa kesombongan menempatkan kita dalam persaingan yang tidak kudus. Setiap orang... bahkan Allah, adalah saingan kita karena Allah berkenan untuk tidak meninggikan siapa pun kecuali Anak-Nya. Yesaya memberikan kepada kita sebuah gambaran dari kesombongan ketika dia menubuatkan kejatuhan raja Babilonia, (Yes 14: 12 - 14}.

ad 2. Akibat dari superioritas, seseorang akan berupaya untuk menguasai dalam segala hal, menganggap orang lain lebih rendah.

ad 3. Sikap sombong berupa superioritas dan keinginan untuk menguasai, saling memberi makan satu dengan yang lain, menyebabkan dia mengabaikan atau membenci ciptaan yang lain. Apa yang dia benci, dia mau kuasai, dan apa yang dia kuasai, dia mau lebih membenci lagi. Itulah sebabnya mengapa kesombongan dalam bentuknya yang asli, adalah kebencian yang sangat kuat. Pada waktu kesombongan sudah sepenuhnya terbentuk di dalam setan, dia akan kehilangan kuasa untuk mengasihi. "Kita tidak dapat mengasihi seseorang dan membenci mereka pada waktu yang bersamaan". Orang yang benar-benar sombong akan senang menyaksikan kekalahan saingannya, seperti halnya dia sangat senang dengan kemenangannya.

Karena itu hindarkanlah kesombongan, sebab kesombongan adalah melawan Allah, karena sangat bertentangan dengan karakter-Nya, yaitu Kasih.

Minggu, 09 November 2008

KEADILAN DAN KEBENARAN


Adilkah itu...? demikian satu kalimat pertanyaan dalam satu tulisan seorang penulis yang membahas tentang korupsi. Kita yakin bahwa negara kita cukup makmur, subur, dan kaya yang seharusnya cukup untuk memberi kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tetapi kenikmatan hanya dimiliki oleh sekelompok manusia saja. Kita lihat saja anggota DPR yang terhormat sudah gajinya gede, malah harus disuguhi lagi dengan ratusan juta untuk memutuskan satu UU atau Peraturan. Gubernur, Walikota dan Bupati.... semuanya berlomba untk mencari kenikmatan sendiri, tanpa pernah memikirkan bahwa masih banyak masyarakat yang jauh dibawah garis kemiskinan, yang untuk makan sajapun kurang.

Kami bergerak menuntut kebenaran dan keadilan...! demikian terdengar teriakan-teriakan dari ratusan demonstran yang menentang apa yang dinamakan "menuntut hak-hak sipil". Demikian lah berbagai macam seruan dalam zaman kita ini yang terdengar menyinggung soal kebenaran dan keadilan. Dunia perlu kebenaran akan tetapi kebenaran yang diperlukan itu tampaknya telah diganti dengan kepalsuan dan kemunafikan, penipuan dan dusta. Manusia mencari keadilan, akan tetapi yang muncul adalah hal-hal yang tidak wajar, tindakan sewenang-wenang, sandiwara keadilan, pertunjukan kekuasaan dan kekuatan serta kekejaman.

Orang banyak bertanya...! "Apakah sebenarnya kebenaran itu"..? Dimanakah sumber kebenaran itu...? Ada orang yang langsung menjawab: Suara hati nurani adalah hal yang menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah. Banyak orang berpegang pada akal pemikiran dan logika sebagai ukuran, dan ada pula yang menentukan persoalan kebenaran itu atas dasar kebiasaan atau opini yang populer.

Manusia yang bersifat fana ini cenderung berharap pada pemikiran sendiri atau pada suara hati nurani sendiri. Akan tetapi apabila manusia hanya bergantung pada batasan ukuran ini, maka ia akan melihat dan percaya terhadap perbuatan dusta dan kepalsuan sebagai perbuatan kebenaran, yang seperti ini akan jatuh kedalam mala petaka. Yes 5:20 berkata: "Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang menguah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit". Lebih jauh dikatakan dalam Roma 1: 22,25a : "Mereka berbuat seolah-olah merekapenuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta...! Kebenaran menurut pendapat manusia adalah relatip sekali, kecuali jika kebenaran itu adalah menurut kehendak Allah.( 2 Tim 3;16; Joh 14:6). Karena itu Carilah Tuhan dan takutlah akan Dia, maka kita akan memperoleh Kebenaran itu. Kebenaran dan keadilan adalah mutlak diperlukan oleh tiap bangsa didunia ini, oleh tiap manusia. Joh 8:32.
Maka berjalan dalam kebenaran Tuhan tidaklah cukup diperoleh melalui ritus, ritual atau pengajaran keagamaan. Kita semua sebenarnya telah tahu apa yang baik dan jahat. Apalagi kini kita telah mampu mengakses berbagai informasi dan pengetahuan yang tanpa batas melalui berbagai fasilitas multi-media dan alat komunikasi. Tetapi seluruh pengetahuan kita tersebut sama sekali tidak menyelamatkan dan menolong kita untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan. Mereka sekedar alat penunjuk jalan, tetapi bukan jalan. Padahal kita membutuhkan jalan kebenaran yang sesungguhnya. Jalan kebenaran Tuhan yang sesungguhnya adalah sang Kristus. Sebab Dialah sang busur Allah di mana Allah telah mengungkapkan seluruh kasih karunia dan keselamatan di dalam namaNya. Dengan karya penebusanNya Kristus telah membinasakan dan menghancurkan seluruh kuasa dosa, sekaligus Dia menjaga umatNya sebagai gembala yang baik. Jika demikian, apakah kehidupan kita telah berpola kepada kehidupan Kristus yang mau merendahkan diri saat Dia dibaptiskan, mau diuji dan dicobai saat Dia berada di padang gurun dan mau memberitakan Injil keselamatan agar tercipta keselamatan yang utuh? Untuk itu kita perlu merespon panggilan Kristus untuk terus bertobat dan memberlakukan Injil dalam kehidupan kita sehari-hari. Amen

Jumat, 07 November 2008

"MEMBANGUN KEHIDUPAN BERSAMA YANG DAMAI SEJAHTERA"


Suasana aman, tentram dan Damai Sejahtera dalam kehidupan ini sebenarnya sangat di dambakan dan di cari oleh manusia sampai akhir jaman. Bagaimana kita memandang Damai itu sehingga kita dapat merasakan damai yang sejati....?

Ada satu ceritera dimana pada suatu hari ada seorang pengusaha kaya memesan pada 2 (dua) orang pelukis untuk melukiskan keadaan "Damai Sejahtera" itu menurut versi masing-masing.

Pelukis I melukiskan damai sejahtera itu dimana ada sebuah danau yang tenang airnya, tidak ada topan maupun badai; melatar belakangi danau itu tampak gunung dan bukit-bukit yang hijau dan segar, di danau itu ada sebuah perahu yang berlayar perlahan dan seseorang sedang santai diatas perahu itu. Orang tersebut mengalami "Damai Sejahtera".

Pelukis II melukiskan damai sejahtera itu; ada sebuah bukit terjal dengan air terjun yang mengganas dan hujan badai mengamuk serta awan gelap mnyelimuti langit. Di tebing air terjun itu terdapat sebatang pohon yang didahannya bersarang sepasang burung yang bersiul keriangan. Burung itu mengalami damai sejahtera.

Hasil karya pelukis I tadi menggambarkan ,bahwa Damai Sejahtera itu ada oleh karena semua indah dan menyenangkan, damai itu ada..... kalau.....kalau....! Damai Sejahtera yang dipengaruhi oleh keadaan yang nampak.

Sedang karya pelukis II tadi menggambarkan Damai Sejahtera itu tidak ditentukan oleh keadaan, damai sejahtera..walaupun.....walaupun. Itulah damai sejahtera yang sejati, sebab kapankah dunia ini akan tenang...? Adakah damai di tengah-tengah situasi kondisi dunia yang sedang terhuyung-huyung ini....? Adakah damai di tengah-tengah keluarga yang dimana cinta kasih sudah mulai pudar...? Adakah damai di tengah-tengah ketidak adilan dan ketidak pedulian ini.....?

Rabu, 05 November 2008

"YANG KEHILANGAN KASIH"


Persoalan yang dihadapi oleh manusia dewasa ini adalah langkanya perasaan "Kasih Sayang". Banyak persoalan dalam keluarga yang membawa bencana kedalam keluarga itu sendiri, dan kemungkinan membawa pengaruh kepada tetangga dan akhirnya menular ke masyarakat luas. Betapa banyak pemuda/i yang terjerumus kepada kemerosotan moral karena mereka merasa kehilangan "Kasih Sayang" orang tua di dalam keluarga mereka. Jika sejak dari awal orang tua menyadari pentingnya kasih sayang dalam keluarga, tidak akan banyak penderitaan yang akan dialami oleh anak-anaknya. Rupanya harta, kekayaan, materi dan segala keperluan jasmani bukanlah obat yang mujarab yang membawa kebahagiaan dalam hidup manusia ini. Di samping keperluan jasmani, masih ada sesuatu keperluan yang sangat penting yang harus dipenuhi yaitu keperluan rohani setiap anggota dalam keluarga. Kekayaan bukanlah jaminan bahwa masa depan anak-anak akan cerah tetapi kasih adalah fundamen rumah tangga bahagia. Satu rumah tangga dimana terdapat kasih dan dimana kasih itu dinyatakan dalam pandangan, perkataan dan perbuatan adalah suatu tempat dimana malaikat-malaikat dan Roh Kudus senang menyatakan kehadirannya. Semua ini dapat kita lakukan kata Charles Hadson Spurgoen apabila rumah tangga dikendalikan menurut Firman Tuhan dalam arti pondasi rumah tangga itu haruslah Yesus Kristus. Inilah yang mendorong Rasul Paulus sehingga ia mengatakan dalam I Korintus 13 : 13 : Demikianlah tinggal ketiga hal ini; iman pengharapan dan kasih tetapi yang paling besar adalah kasih. Sebab Ia tau dan sadar bahwa :

1. Kasihlah yang menggerakkan iman dan pengharapan ( Galatia 5 : 22 )

2. Kasih tidak berkesudahan, dan apa yang dihasilkannya pun tidak berkesudahan( I Kor 13 : 8 )

3. Kasih itu memperkaya ( I Kor 13 : 1 - 3 )

4. Iman bekerja hanya oleh kasih ( Galatia 5 : 6 C )

Dalam surat Yohanes ( I Yohanes 3 : 11 - 18 ) dijelaskan bahwa mengasihi itu adalah persoalan hidup dan maut, sebab kasih itu adalah sistem peredaran darah tubuh rohani yang memungkinkan seluruh anggota berfungsi secara sehat dan serasi. Inilah prinsip hidup Kristiani yang dituntut seluruh Alkitab karena hanya melalui kasih solidaritas kita sebagai anak-anak terang akan nyata atau otentik. Yohanes memberi contoh dari lawan kasih itu tentang pembunuhan kain terhadap adiknya Habel. Karena kebenciannya ( oh.. memang iblis adalah pembunuh manusia dengan menanamkan kebencian di hati Kain ) sehingga walaupun mereka saudara kandung, dia tidak merasa kasihan sebab dendam yang membara telah menguasai hatinya. Kain adalah suatu tiruan sekaligus peringatan akan hal-hal yang salah karena itu jangan tanamkan kebencian di hatimu, jangan pelihara dusta, tetapi kasihilah sesamamu ( kasihilah keluargamu ). Tanamkan kepedulian di dalam dirimu dan Kristus adalah teladan dari kasih Kristen yag benar. Jangan kau katakan benci walau hatimu tak sudi, tetapi nyatakan sayang walau begitu berat hatimu. Kristus telah memberikan nyawanya untuk kita supaya kita selamat dan boleh mengalami kasih Kristen yang benar.

Kamis, 30 Oktober 2008

"KETENANGAN JIWA"







Menurut Kepala Direktorat Kesehatan Jiwa, bahwa 60% pasien yang datang ke dokter-dokter umum kebanyakan keluhan mereka adalah pusing, sakit perut, tekanan darah tinggi, gatal-gatal, lemas dsb, sebenarnya mereka ini menderita gangguan jiwa (psychosomatik), mereka sebenarnya tidak sakit tetapi juga tidak sehat 100%. Pasien-pasien tersebut seharusnya bukan ke dokter umum tetapi ke dokter ahli jiwa, karena mengalami PENDERITAAN BATIN.



Menurut suatu laporan dari Public HEALTH SERVICE ( bah. kesehatan umum ) di USA, delapan juta orang sedang menderita penyakit gangguan jiwa; tiap tahun kira-kira satu juta orang dari antara mereka dirawat di rumah sakit. Lebih dari 50% tempat tidur di rumah sakit ditempati oleh orang-orang yang menderita gangguan jiwa, atau jenis-jenis penyakit yang kira-kira serupa dengan itu.



Seorang Kepala Departemen Kesehatan di negeri itu yang sungguh-sungguh percaya di dalam Nama Yesus menyampaikan pendapatnya kepada seorang pengkhotbah sbb : Untuk sebahagian besar pasien-pasien yang datang di rumah sakit bukanlah kami dokternya. Mereka mengalami kesusahan jiwa; mereka memerlukan ketenangan dan damai. Obat-obat yang ada pada kami hanya dapat meringankan sedikit penderitaannya, dan kadang-kadang tak berguna sama sekali. SUDAH TIBA WAKTUNYA, BAHWA GEREJA HARUS DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH MEMPERHATIKAN HAL INI. DI GEREJA DIBERITAKAN TENTANG DAMAI, DAN SEHARUSNYA DISANALAH MEREKA MEMPEROLEH DAMAI DAN KETENANGAN.



Dunia sedang bergolak dan akan bergolak terus; kejahatan-kejahatan yang tak pernah timbul di dalam abad-abad yang lampau sedang berkecamuk, dan orang memandang kejahatan-kejahatan kasar ini sebagai perkara enteng. Pada hal sudah membahayakan masyarakat. Di mana-mana orang mengalami ketidak seimbangan jiwa. Dan Gereja tidak boleh bungkem dalam hal ini.



Yesus Kristus tidak berubah, baik kemarin, baik hari ini, dan selama-lamanya. Pada saat-saat pergolakan jiwa ini pun, Ia dengan jelas dan lembut memanggil : " Marilah kepadaKu, semua yang letih dan lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu ". (Mat 11:28) Dia menjanjikan sentosa, damai kepada setiap orang yang mau datang kepadaNya.

Rabu, 29 Oktober 2008

"Hidup, bekerja memberi Buah"


Allah memberi hidup kepada kita, agar dengan hidup ini kita bekerja untuk memberi buah. Buah yang dimaksud ada dua macam:

1. Buah yang bersifat organis, yakni kehidupan yang benar dalam seluruh aspek kehidupan. Hal ini terjadi bukan karena kekuatan manusia, tetapi Karya Tuhan, karena persekutuan manusia yang akrab dengan Tuhan (Gal 5 :22-23).

2. Buah yang bersifat karismatis yakni dorongan, kerinduan, kesetiaan dalam melayani Dia, dimanapun kita berada, di dalam dan melalui hidup bahkan profesi kita (Rom 12;3-8).

Nilai untuk hari ini dan hari esok sangat berarti.

Seorang orang Arab tersesat di padang belantara. Sudahbeberapa hari ia tidak makan dan minum, sungguh ia sangat merasakan lapar dan kehausan yang luar biasa. Hampir-hampir ia tidak dapat berjalan lagi, tetapi ia sadar, bahwa berhenti berarti mati di tempat ini; sebab sejauh mata dapat memandang, hanya pasir yang nampak. Selangkah demi selangkah ia mencoba melanjutkan perjalanannya. Tiba-tiba ia melihat sebuah kantong kulit, yang biasanya dipakai di negeri itu sebagai tempat buah-buahan. "Halleluya Puji Tuhan serunya", tentulah ada kurma dan buah-buahan yang lain didalamnya pikirnya, alangkah gembiranya dia, dengan tertatih-tatih ia melangkah menggapai kantong tersebut dan dengan gembira membuka kantong tersebut, tetapi setelah dibuka, ia menangis dan menjerit: sebab isinya hanya "mutiara dan emas", tak ada buah kurma, isinya hanya mutiara dan emas yang sangat mahal harganya, dan ia merasa bahwa vonnis hukuman mati telah dijatuhkan Tuhan kepadanya.

Ada beberapa orang mungkin yang tertawa membaca ceritera ini, "dengan mutiara dan emas yang mahal itu kan makanan dapat dibeli,,! mengapa harus menangis dan menjerit...! Saudara jangan lupa bahwa mutiara dan emas tidak berguna di padang belantara, disana tidak ada warung atau mall, yang dibutuhkan disana hanya air dan makanan, hanya itu yang dapat menolongnya. Tempat dan waktu menentukan.

Ada waktunya , ketika kita sangat bangga dengan sesuatu prestasi, kekuasaan, pangkat, kekayaan dan sebagainya, tetapi itu bernilai pada ketika itu saja, jika lonceng berbunyi dan kita disuruh meninggalkan dunia ini...maka semua "kemuliaan" tadi akan kehilangan nilainya, tak dapat kita pergunakan lagi, tak dapat menolong kita. Karena itu pergunakanlah waktumu, hidupmu memberi buah yang terbaik untuk Tuhan dan sesama. Bagi yang tersesat tadi segala mutiara dan emas di dunia tidak berguna, ia dahaga dan lapar, dan yang ia perlukan hanya makanan dan air. "Roti dan Air kehidupan" yang sangat ia butuhkan.

Perjalanan kita di dunia ini sering seperti orang yang tersesat di padang belantara tersebut, dan kita seringkali tersesat di dalam hal menilai. 2 Kor 4 :17-18 berkata: "sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan.......dst! Dimana kita berada Roti Kehidupan itu (Joh 6,7) selalu hadir dan ada, siap sedia mambantu kita, yang penting kita mau datang kepadaNya (Jes 55:1 dan Mat 11;28). Datanglah..... Dia menunggumu.

Rabu, 22 Oktober 2008

Nilai Diri


Juang dan Donald adalah dua orang mahasiswa tehnik yang sama pandainya. Keduanya belajar dengan tekun dan prestasi akademis mereka selalu sama bagusnya. Tetapi di luar dunia akademis kedua sahabat ini adalah dua pribadi yang sangat berbeda. Juang banyak berprakarsa. Dalam banyak hal ia menjadi pihak yang mengajak dan memimpin. Ia mudah mengambil keputusan, ia yakin akan dirinya dan senang seriri sendiri. Sebaliknya Donald jarang berprakarsa, ia sering ragu-ragu kalau membuat keputusan. Ia cenderung bergantung kepada Juang dalam berbagai hal. Kedua orang itu mempunyai nilai diri (self esteem) yang berbeda. Nilai diri adalah penilaian menyeluruh yang ada pada seseorang tentang dirinya. Tiap orang mempunyai nilai diri. Ada yang tinggi seperti Juang, ada yang rendah seperti Donald. Nilai diri tidak mempunyai hubungan langsung dengan status sosial atau ekonomi. Seorang sarjana bisa mempunyai nilai diri rendah, sebaliknya seorang petani yang buta huruf bisa mempunyai nilai diri yang tinggi. Demikian pula nilai diri tidak ada hubungannya dengan kecongkakan atau kerendahan hati. Nilai diri tinggi tidak sama dengan tinggi hati, demikian pula nilai diri rendah bukan berarti rendah hati. Orang yang bernilai diri tinggi mengetahui apa unggulan atau bakatnya. Dia bangga dengan kesungguhan itu. Namun, ia pun tahu apa kelemahannya, dan ia tidak malu jika kelemahannya diketahui orang lain. Karena mempunyai keunggulan, orang yang bernilai diri tinggi pun bisa menghargai keunggulan orang lain. Ia menghargai dan mengagumi keberhasilan orang lain. Sebaliknya orang yang bernilai diri rendah merasa tidak mempunyai keunggulan, bakat atau karunia apa-apa. Yang diketahuinya hanyalah kelemahan-kelemahannya. Ia takut bahwa kelemahannya atau kebodohannya itu diketahui orang lain. Karena merasa diri tidak mempunyai keunggulan, ia cenderung bersikap iri atau sirik terhadap orang lain. Ia tidak mau mengakui keberhasilan orang lain, bahkan ia cenderung untuk menutup-nutupi atau mengecil-kecilkan keunggulan orang lain. Membuat penilaian kepada diri sendiri memang tidak mudah. Jika kita menilai diri lebih tinggi dari kenyataan, kita akan berpijak pada optimisme palsu, yaitu mengira diri cakap padahal sebetulnya tidak. Sebaliknya, jika kita menilai diri terlalu rendah, kita akan sulit mempunyai rasa keyakinan diri. Bagaimana terjadinya nilai diri? Nilai diri seseorang terjadi dalam proses yang panjang. Pembentukannya dimulai sejak usia dini. Anak membentuk nilai diri sedikit demi sedikit setiap kali ia "bercermin" pada orang tua atau orang lain yang ada di sekitarnya. Seorang anak mempunyai konsep tentang dirinya sesuai dengan apa yang dilihatnya pada sikap atau perlakuan orang tua atau pendidik lainnya. Dorothy Nolte seorang pendidik Australia pernah berkata :

"Anak yang hidup dengan kecaman akan belajar mencela."

"Anak yang hidup dalam suasana permusuhan akan belajar bertengkar."

"Anak yang hidup dengan ejekan akan menjadi pemalu."

"Anak yang hidup dengan suasana iri akan menjadi pembenci. Sebaliknya, anak yang hidup dengan dukungan akan belajar untuk punya keyakinan diri."

"Anak yang hidup dengan pujian akan belajar untuk menghargai."

"Anak yang hidup dalam suasana adil akan belajar bersikap adil."

"Anak yang hidup dengan restu akan menyukai dirinya."

"Anak yang hidup dalam suasana diterima akan belajar menemukan cinta kasih dalam dunia."

"Menghasilkan Yang Terbaik"


Adakah persamaan orang yang bertanding renang dengan bulu tangkis? Keduanya jelas berbeda. Perenang betanding di dalam air. Mana ada orang bertanding bulu tangkis di dalam air? Adakah persamaan pemain sepak bola dengan pecatur? Tentu juga berbeda. Pemain sepak bola menyenggol dan menendang. Mana ada orang bertanding catur sambil menyenggol dan menendang? Adakah persamaan orang bertanding lari dengan petinju? Juga jelas berbeda. Begitu pertandingan mulai pelari langsung lari secepat dan sejauh mungkin. Mana ada petinju yang lompat dari gelanggang lalu lari secepat mungkin. Para atlit itu memang berbeda, tetapi sebetulnya ada persamaan antara semua atlet itu. Ada persamaan antara orang-orang yang sedang bertanding apapun juga. Persamaannya adalah bahwa semua atlet itu melaksanakan pertandingannya dengan penuh kesungguhan dan berusaha untuk menang. Mana ada orang bertanding renang sambil bergurau? Mana ada orang bertanding bulu tangkis sambil mengobrol? Mana ada orang bertanding sepak bola sambil mendengarkan radio? Mana ada orang bertanding catur sambil membaca majalah? Semua pemain sudah pasti melakukan pertandingannya secara bersungguh-sungguh dan bersemangat. Bukan setengah hati, melainkan sepenuh hati. Dalam bertanding olahraga apapun, tiap atlet melakukan pertandingnnya dengan keinginan menghasilkan hasil ang terbaik. Itulah hakekat sebuah pertandingan. Hidup adalah ibarat pertandingan, dalam gelanggang pertandingan seluruh peserta ikut berlari tapi bahwa hanya ada satu orang saja yang mendapat hadiah. Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya. Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Menguasai diri yang dimaksud disini adalah mengekang diri, memusatkan diri, menghindari diri. Tiap orang yang bertanding "menguasai diri" artinya, tidak berlengah, tidak berlena, tidak berleha-leha. Itulah bertanding dan itulah hidup. Karena itu mari kita berupaya dan berusaha untuk menghasilkan yang terbaik dalam partai kita ini. Semoga !

Selasa, 21 Oktober 2008

"CURICULUM VITAE"


Nama Lengkap : Ds. Rosevelt Hotsia Lumbantobing
Tempat/tgl Lahir : Tarutung/9 Maret 1955
Jabatan : Sekertaris Umum PGIW JAWA BARAT
Alamat : Jl. BAnjarsari No.2 Antapani, Bandung
Telepon : 022-70657785
Identitas Keluarga :
I. Isteri
a. Nama Lengkap : Ase Maria Br Pakpahan
b. Tempat/tgl Lahir : Tarutung, 6 September 1958
c. Pendidikan Umum : SMA Negeri-V Medan
II. Anak
a. Wirase Christina Emelia Br Tobing, S.Pd
b. Maurice Belentina Srihandayani Br Tobing, Amd. AK
c. Richardo Hosea Lumbantobing
d. Febrito Fernando Lumbantobing
Riwayat Pendidikan :
1. Pendidikan Umum
1967 SD Negeri Pagarbatu
1970 SMP Negeri 1 Binjai
1973 SMA Negeri-V Medan
1973-1976 Universitas Sumatera Utara Fakultas Hukum
2. Pendidikan Teologi
1982 STT HKBP Pematang Siantar
1988-1990 Theologia Ekstension HKI Pematang Siantar (Non-Degree)
1992-1994 STT Injili UNKRIM Program M.Div; M.Th
1995 STT Marthuria Yogyakarta (S1)
2010 STT Bandung (MA)
Riwayat Pekerjaan Sebagai Pendeta
1982 Pendeta Praktek di Jemaat GKPI Simpanglimun Resort Medan Selatan-II
1983 Pentahbisan Pendeta di GKPI Sriwijaya Medan
1983 Pendeta Jemaat di GKPI Rambutan Tebingtinggi
1983-1992             Pendeta Resort di GKPI Resort Serdang-II L.Pakam
1992-2001             Pendeta Resort GKPI Jawa Tengah-Jawa Timur di Yogyakarta
2001-2002             Pendeta Resort GKPI Jawa Barat di Bandung
2002-2008             Pendeta Resort GKPI Bandung di Bandung
2001- 2005            Pendeta Korwil Jawa-Kalimantan(I)
2005-2008             Pendeta Korwil Jawa-Kalimantan(II)
2010-2015             Pendeta Res. Khusus GKPI Rawa Lumbu Bekasi
2010-2015             Pendeta Korwil GKPI Jabodetabek
2015- 2016            Pendeta Jemaat Khusus Helvetia Medan
2016- Saat ini         Pendeta Resort Jaya II Jakarta
Riwayat Organisasi/Success Story
1. PGI
1984-1991 SEKUM BKAG Deli Serdang di Lubuk Pakam
1994-2001 Ketua PGI Jawa Tengah/DIY di Yogyakarta
2003 SEKUM Sidang MPL PGI Nasional di Bandung
2003-2008 Sekertaris Umum PGI JABAR di Bandung (I)
2008-2013 Sekertaris Umum PGI JABAR di Bandung (II)
2. Anggota TIM Dialog Agama-Agama Tokoh Dunia di Yogyakarta 1994
3. Anggota TIM DIalog Antar Umat Beragama Prov. DIY Yogyakarta 1995
4. Ketua Badan Kerjasama Antar Gereja Kabupaten Sleman 1995-2000
5. Ketua Kontingen Pesparani Tingkat Nasional dari DIY 1998
6. Ketia TIM Penyelesaian Masalah Pondok Nabi/Mangapin Sibuea(Wakil PGIW) 2004

"Mengembangkan Persahabatan"

Landasan utama bagi persahabatan yang erat dan dalam adalah kejujuran (Honesty). Allah tidak mengharapkan kita untuk sempurna, tetapi Dia sungguh-sungguh menekankan kejujuran. Kita jujur terhadap Allah dan jujur terhadap disi sendiri.
Kepahitan merupakan penghalang terbesar terhadap persahabatan baik terhadap sesama maupun terhadap Allah.

Minggu, 19 Oktober 2008

"Hal yang Paling Penting"


Tidak peduli apa yang aku katakan, apa yang aku yakini dan apa yang aku lakukan, tanpa "Kasih" dan "Kepedulian" aku gagal.
Belajar mengasihi dan perduli kepada orang lain, tanpa memetingkan diri sendiri bukan pekerjaan yang mudah.Hal ini bertentangan dengan sifat kita yang mementingkan diri sendiri. Itulah sebabnya kita diberi waktu seumur hidup untuk mempelajarinya. Tentu saja Allah ingin agar kita mengasihi setiap orang, namun semua ini tidak dapat kita lakukan tanpa berbuat nyata, bukan hanya mengucapkan saja seperti yang banyak dikumandangkan elit-elit politik saat ini. Untuk itulah Partai Peduli Rakyat Nasional hadir di tengah-tengah kita ditengah situasi banyaknya elit-elit politik saat ini yang hanya omong, ingin merobah paradigma yang hanya membual tanpa berbuat. PPRN dari sejak dini telah Perduli kepada masyarakat kecil, yang terpinggirkan (termarjinalisasi). Semoga semua caleg-caleg PPRN bukan hanya mengejar kursi / kedudukan.

Sabtu, 18 Oktober 2008

"Ketenangan"


Toyohiko Kagawa lahir pada tanggal 10 Juli 1888 di Kobe, ayahnya adalah seorang yang berpengaruh pada zamannya, diangkat menjadi sekretaris Dewan Pertimbangan dan telah menjadi penasehat Kaisar. Sebagaimana sering terjadi, kesuksesan dalam hidupnya membawa kesusahan pada rumah tangganya: isterinya ditinggalkan dan ia hidup bermewah_mewah dengan wanita. Ia mempunyai wanita piaraan dan dari hubungan gelapnya dengan seorang geisha, lahirlah Toyohiko Kagawa. Bapaknya menempuh jalan hukum untuk mengangkatnya (T. Kagawa/W Axling).
Dunia tentu terperanjat mendengar riwayatnya, tetapi demikianlah jalan Tuhan, yang sangat ajaib dalam pandangan kita: sebab Toyohiko Kagawa terpanggil menjadi Rasul Jepang
dan memberitakan Kabar Baik Keselamatan dengan sangat unik. Kemiskinan dan kemelaratan tidak dapat menaklukkannya dan tidak menjadi hambatan dalam pelayanannya. Ia melakukan pekerjaannya dengan santai dan tenang dan baginya tahun demi tahun tidaklah mempunyai akhir.
Segala tantangan dia hadapi dengan sukacita dan ketenangan jiwanya tidak pernah terganggu karena penderitaan itu.

Mengembangkan Komunitas


Kita dapat mengembangkan komunitas yang sehat dan kuat dan menikmati hasil-hasilnya hanya jika kita berusaha keras bergaul dengan baik satu sama lain, dengan saling bersikap luhur dan hormat, jika kita benar-benar hidup sesuai dengan kehendakNya. Mengembangkan komunitas membutuhkan kejujuran. Anda harus cukup peduli untuk dengan penuh kasih membicarakan kebenaran, walaupun jauh lebih mudah bagi kita untuk tetap berdiam diri ketika orang di sekelling kita mencelakakan diri sendiri atau orang lain dengan suatu kebiasaan yang buruk, namun sikap ini bukan perbuatan yang penuh cinta kasih.

Jumat, 17 Oktober 2008

Kita Ada Bukan Karena Kebetulan

Kelahiran Anda bukanlah suatu kesalahan atau kesialan, dan kehidupan Anda bukanlah yang tidak diharapkan dari alam. Tetapi Allah mempunyai rencana yang sangat indah dengan kehidupan Anda. Apakah itu? Tentu anda telah mengetahuinya. Karena Allah menciptakan Anda untuk suatu alasan, Dia juga memutuskan kapan anda akan dilahirkan dan berapa lama anda akan hidup di dunia ini. Dia sudah merencanakan hari-hari kehidupan Anda, salah satunya adalah berbuat baik. Apa yang kamu ingini supaya orang perbuat kepadamu yang baik, perbuat jugalah demikian.

Kehidupan Adalah Suatu Penugasan Sementara

Kehidupan digambarkan seperti kabut,pelari cepat,nafas, dan segumpal asap. Itu berarti bahwa hidup di dunia ini bersifat singkat, sementara, dan fana. Karena itu mari kita manfaatkan kehidupan ini secara maksimal untuk hal-hal yang berguna dengan mewujudkan keperdulian terhadap sesama.