Rabu, 30 Agustus 2017

Khotbah Pagi Hari Ke dua Rapat Pendeta ke 40 GKPI 1 Joh 4:1-6



 Surat Yohanes dapat dibandingkan dengan sebuah tangga spiral, sebab ia selalu kembali ke ketiga pokok yang sama: Kasih , Ketaatan dan Kebenaran. Orang kristen harus saling megasihi sebab mereka dilahirkan dari Allah. Ketaatan dan Kasih keduanya adalah bukti dari kedudukan seseorang sebagai anak. Anak Allah yang sejati melakukan Kebenaran (3:1-10) Kasih kristen yang sejati berarti mengasihi dengan perbuatan dan dengan kebenaran. Lawan dari dengan “ dengan perbuatan” adalah “dengan perkataan” dan lawan dari “dengan kebenaran” adalah “dengan ucapan” . Mengasihi “dengan perkataan” berarti hanya berbicara tentang suatu kebutuhan, tetapi mengasihi “dengan perbuatan” berarti melakukan sesuatu untuk memenuhinya, kasih menuntut pengorbanan.
Penulis 1 Yohanes 4 hendak menyampaikan situasi keberadaan jemaat mula-mula yang penuh dengan tantangan serta pergumulan di balik kehadiran para nabi palsu yang mengatas namakan kelompok religius tapi sebenarnya jauh dari kehendak Allah ayatnya yang pertama “saudara-saudaraku yang kekasih,janganlah percaya kepada setiap roh,tetapi ujilah roh roh itu,apakah mereka berasal dari Allah;sebab banyak nabi-nabi palsu telah muncul dan pergi keseluruh dunia” Gereja menghadapi ancaman dari dalam maupun dari luar. Ancaman dari luar antara lain berwujud intimidasi dan penganiayaan.
Ancaman dari dalam dapat berupa menyusupnya ajaran-ajaran sesat.
Ancaman dari dalam jauh lebih berbahaya dibanding dengan ancaman dari luar.
Ancaman dari luar cenderung membuat kita lebih banyak berdoa, sehingga semakin dekat dengan Allah dan bertambah teguh imannya.
Ancaman dari dalam justru membuat kita lengah, sehingga kita semakin menjauh dari Allah dan melenceng dari kebenaran-Nya.
Pada masa Rasul Yohanes, terlebih lagi saat ini, telah muncul banyak guru-guru dan nabi-nabi palsu yang berkeliaran kemana-mana. Oleh karena itu setiap kita dinasihati : “Janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah”(1 Yoh 4 :1).
Nasihat Yohanes di awali dengan “Saudara-saudara yang kekasih” bentuk sapaan yang
Mesra mengingatkan kita bahwa pokok yang di sampaikan itu sangat penting “jangan per-
Caya” secara harafiah berhentilah percaya, dalam situasi ini ada jemaat yang ter-
Pengaruh dengan ajaran gnostik “ujilah” yang artinya melakukan pengujian dengan
Memperoleh pengakuan,kata ini pada umumnya yang akan diuji akan lolos.alasan me-
Lakukan pengujian itu adalah “hanya karena banyak nabi-nabi palsu telah muncul
Dan pergi keseluruh dunia” situasi seperti inilah menurut rasul yohanes perlu
Untuk di waspadai.
Pekerjaan pelayanan gereja Tuhan seakan terkontaminasi dengan berbagai karya
Imajinatif kelompok atau pribadi yang mengupas tentang ajaran (doktrin) untuk se-
buah kepentingan (mencari anggota biar lebih banyak,di sana tidak ada roh disini
hanya ada roh) dan masih banyak lagi intrumen-intrumen yang membingungkan gereja (manusia) belum lagi persoalan klaim terhadap suasana ibadahnya (wordship),
Tentang akhir zaman (eskatologi) dan lain sebagainya padahal yang diperdebatkan
adalah sama Firman Tuhan (BIBLE). Allah tidak memandang kepada siapa dan latar
belakang apa DIA mencurahkan RohNYA yang Kudus tetapi sebagai orang yang percaya
Kepada Yesus Kristus manusia diberi karunia untuk menerima mahkota keselamatan
Untuk menjadi “alat” dalam pekerjaanNYA yang kudus.
Tuhan Yesus mengingatkan murid-muridnya bahwa ada serigala yang berbulu domba yang menunjuk kepada nabi-nabi palsu (lih. Mat. 7:15). Nas kita pagi hari ini juga mengingatkan kita bahwa tidak semua roh berasal dari Allah. Untuk itu perlu kita mengujinya.                “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,” (ayat 2) Setiap orang yang memiliki Roh Kudus akan mengakui bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia yang menunjukkan bahwa Allah telah berinkarnasi di dalam pribadi Yesus Kristus. Dan ini datangnya dari Allah. Sebab hal itu bukannya penemuan manusia, tetapi sesuatu yang dinyatakan oleh Allah.
 “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” (ayat 4). Ciri yang kedua adalah bahwa Roh yang berasal dari Allah lebih besar dari roh yang ada dalam dunia ini. Bukti dari Roh itu lebih besar adalah bahwa Roh itu mengalahkan roh-roh yang dari dunia ini. Jadi kalau kita memiliki Roh yang dari Allah, maka kita akan dimampukan untuk mengalahkan nabi-nabi palsu. Dan sebaliknya kalau Anda menuruti ajaran nabi-nabi palsu, itu tandanya Anda sudah dikuasai roh dunia ini.
Roh yang mendengarkan firman Allah
 “Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.” (ayat 6) Kalau sungguh Anda memiliki Roh yang berasal dari Allah, maka Anda akan memiliki kerinduan untuk mendengar firman Allah. Ada kesungguhan untuk selalu dekat pada firman Allah. Sedangkah roh dari dunia ini akan menjauhkan kita dari firman Allah.
Seringkali kita diingatkan bahwa hari-hari adalah jahat. “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,” (Efesus 5:15). Terlebih lagi, ada bahaya terbesar  yang mengancam gereja Tuhan akhir zaman ini yaitu adanya roh penyesat yang sedang merajalela di mana-mana.
Rasul Yohanes menyampaikan sebagai berikut, “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.” (1 Yohanes 2:18.). Di sini jelas dikatakan bahwa roh penyesat itu adalah roh antikristus. Oleh karena itu, kita harus selalu berjaga-jaga dan waspada sebab orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus pun bisa jatuh karena penyesatan dari roh antikristus tersebut.
Miliki iman yang teguh di dalam Kristus agar tak mudah diombang-ambingkan!
Cara untuk menguji ajarannya adalah dengan firman Tuhan (1 Yoh. 1 :1 ; 2 :5). Alkitab menjadi tolok ukur untuk menilai ajaran itu benar atau tidak.
Cara menguji si pengajar adalah dengan menguji:
1. Komitmennya terhadap tubuh Kristus, yaitu Gereja (1 Yoh. 2:19).
2. Gaya hidupnya: apakah seturut dengan perintah Allah atau tidak (1 Yoh. 3:23-24).
3. Buah dari pelayanannya: apakah membawa orang-orang hidup dalam kebenaran atau hidup dalam dosa (1 Yoh. 3:7-8).
4. Ujian yang paling penting adalah berkenaan dengan kepercayaannya terhadap Yesus Kristus yang adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia (1 Yoh. 4:2).
Sdr/i Yang dikasihi Tuhan Thema Rapat Pendeta ke 40 Thn 2017 ini; Tuhan Menunjukkan Kasih Setia, Keadilan dan Kebenaran di Bumi. Jer 9:24 dan Sub Thema Melalui Rapat Pendeta GKPI ke 40, kita terpanggil Merajut dan Memaknai Tugas Panggilan Pendeta sebagai Perpanjangan Tangan Tuhan di Dalam Mewujudkan Kasih dan Kebenaran. (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal AKU, bahwa AKUlah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan, dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu KUsukai, demikianlah Firman TUHAN. Bermegah yang disukai TUHAN adalah bermegah yang di dalam TUHAN, maksudnya adalah memahami dan mengenal TUHAN bahwa hanya IA-lah satu-satunya ALLAH, satu-satunya JURUSELAMAT yang memang telah membuktikan kasih setiaNYA, keadilanNYA, bahkan kebenaranNYA. Sedangkan, apa gunanya bermegah atas diri sendiri? Apa gunanya meninggikan atau menyombongkan diri sendiri? Adakah manfaat ketika kita memamerkan apa yang kita punya? Orang Kristen seharusnya bermegah karena mengetahui bahwa ia telah menerima ALLAH yang menjadi satu-satunya JURUSELAMAT bagi hidupnya. Firman ini hendak mengingatkan bangsa Yehuda atas perilaku mereka kala hidup dalam kejayaan. Mereka menggunakan berkat Tuhan untuk berfoya-foya, minum-minuman keras, berzinah dan banyak dosa yang mereka lakukan. Mereka tidak menggunakan berkat Tuhan itu sebagai sarana untuk kemuliaan Tuhan. Ketika kehidupan mereka berkecukupan bahkan berkelimpahan, mereka menjadi lupa kepada Tuhan dan tidak lagi mengakui bahwa berkat dan kekayaan itu berasal dari Tuhan.
Kebenaran, keadilan dan kesetiaan merupakan sifat Allah yang sangat esensial. Ketiganya membuktikan kepada manusia bahwa Ia adalah kasih dan kasih itulah yang diinginkan Yeremia untuk diterapkan dalam hidup orang Yehuda. Jadi baik kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan harus dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan, sehingga mendatangkan sukacita bagi yang melakukannya. Kebijaksaan tanpa kebenaran adalah suatu kebodohan. Kekuatan tanpa keadilan akan merusak dan kekayaan tanpa kasih dan setia adalah keserakahan. Perikope ini mengajak umat beragama lebih dahulu memahami dan mengenal Allah, sebagai Tuhan sumber kepintaran, kekuatan dan kekayaan. Jika umat telah memahami dan mengenal bahwa apa yang dimilikinya di dunia ini semua bersumber dari DIA, maka tidak akan mungkin lagi orang memegahkan diri dengan apa yang dia miliki seolah-olah semua itu ada karena usahanya sendiri.
Untuk hal itulah maka kita perlu memahami dan mengenal Allah, karena dengan demikian kita mampu menempatkan diri dan menggunakan yang kita miliki bukan sebagai alat kekuasaan tetapi sebagai alat mendatanagkan damai sejahtera Allah di dunia
Dengan memahami dan mengenal Allah, maka umat akan mengetahui bahwa “Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi”. Ungkapan ini, mengajarkan kita bahwa pemahaman dan pengenalan kita padaNya menuntun kita untuk berperilaku seturut dengan FirmanNya. Umat Tuhan menjadi alat kasih setia, keadilan dan kebenaran Allah di bumi.  Amen. Diposkan oleh Pdt. RHL Tobing, STh.MA di 09.58 



Khotbah Pagi Pada Hri ke 2 Rapat Pendeta GKPI ke 40 "Bekerja untuk Tuhan Membangun Persekutuan" 1 Korintus 15 : 57-58



 
Salah satu hakikat dan eksistensi gereja adalah panggilan untuk membangun persekutuan (koinonia). Namun implementasi koinonia sering dipahami secara keliru, diartikan sempit, karena dibatasi ruang dan waktu. Artinya, persekutuan dengan Tuhan hanya ada jika ada kegiatan bersama memuji Tuhan, doa dan baca firman. Sebaliknya jika tidak, meski sedang berkumpul bersama, tidaklah menunjukkan adanya persekutuan dengan Tuhan. Benarkah demikian? Paulus menunjukkan suatu dimensi baru dalam memandang persekutuan dengan Tuhan, yakni dimensi kekekalan. Paulus mendorong orang Kristen untuk memegang kebenaran akan kebangkitan dan hidup benar dalam hubungannya dengan aspek persekutuan kekal dengan Tuhan. Usaha Paulus ini tentu saja dibarengi dengan alasan-alasan logis. Pertama, orang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan pada waktu bunyi nafiri terakhir dalam keadaan tidak binasa dan telah diubahkan ( 1Kor 15:51-53). Nabi-nabi Perjanjian Lama seringkali memiliki bayangan tentang terompet, yang digunakan untuk mengumpulkan umat untuk perang; di sini merujuk kepada kumpulan umat Allah pada zaman akhir (Yes 27:13). Kedua, peristiwa itu merupakan penggenapan firman Tuhan: (Hos 13:14;Yes 25:8) bahwa maut telah dilenyapkan oleh kebangkitan Yesus Kristus (1Kor 15:54-56). Ulasan Paulus mengenai persekutuan kekal, memberikan kepada kita, orang-orang Kristen pada masa kini hendaknya megimplementasikan dua hal pelajaran penting: Pertama, bahwa umat yang gigih mempertahankan persekutuan dengan Tuhan tidak akan sia-sia; kedua, bahwa selain dipertahankan dengan kegigihan, persekutuan dengan Tuhan harus dipelihara agar tidak goyah dan tetap berdiri teguh (1Kor 15:57-58). Jika kita mengkaji pernyataan Paulus dalam teks ini, ada 4 (empat) hal sikap untuk membangun persekutuan yang hidup dalam Tuhan yakni:
 1.Memiliki komitment dalam persekutuan: berdirilah TEGUH ..."Kata asli bahasa Yunani yang digunakan untuk "teguh" adalah ἑδραῖοι (hedraios, hed-rah'-yos). pendirian yang kokoh, komitmen pribadi yang tidak goyah, tidak mudah berubah-rubah, tidak mudah putus asa. Arti harafiah dari kata hedraios adalah, tetap berada dalam satu posisi terus menerus, tetap berada dalam satu posisi yang tenang, tetap berada dalam satu posisi yang setia, tetap berada dalam satu posisi yang tabah
 2.Selalu Konsisten dalam persekutuan: JANGAN GOYAH ... "Kata asli bahasa Yunani yang digunakan untuk "jangan goyah" adalah ἀμετακίνητοι (ametakinetos, am-et-ak-in'-ay-tos). Arti harafiah dari kata ametakinetos adalah, tidak dapat digerakkan, teguh, tidak bergeser
3.Memiliki Spirit dan semangat yang kuat dalam persekutuan: GIATLAH selalu ..." Kata asli bahasa Yunani yang digunakan untuk "giatlah" adalah περισσεύοντες (perisseuo, per-is-syoo'-o). Arti harafiah dari kata perisseuo adalah, sangat berlimpah dalam kualitas dan kuantitas (mungkin artinya mengarah pada ajakan untuk tetap bersemangat)
 4.Memiliki etos kerja dalam pelayanan Tuhan: JERIH PAYAH ..." Kata asli bahasa Yunani yang digunakan untuk "jerih payah" adalah κόπος ( kopos, kop'-os). Arti harafiah dari kata kopos adalah,bekerja keras membanting tulang, bekerja sampai kelelahan dan keletihan, bekerja sampai susah payah Dari empat hal sikap tersebut pada hakikatnya akan membuahkan hasil yang signifikan dan berkualitas dalam membangun dimensi koinonia dalam hidup bermasyarakat dan berjemaat yakni membawa hidup dalam Pembaharuan, Perdamaian dan Pemberdayaan (3P). Tuhan menjanjikan bahwa orang-orang yang hidup dalam panggilan pelayanan Tuhan tidak akan “sia-sia”. Panggilan hidup dalam persekutuan pada dasarnya memiliki dimensi eskatologis, yakni berkat Tuhan yang tidak berkesudahan (abadi). Buah dari persekutuan itu tentunya akan membawa transformasi social, moral dan spititual dalam kehidupan manusia yang lebih baik di dunia ini baik dalam aspek ekonomi, social politik, hukum, dan sebagainya. Jika persekutuan umat telah terbangun dalam relasi social yang harmoni maka akan terbangun pulalah kehidupan umat yang hidup dalam damai sejahtera. Kesimpulan: , "Kristus telah memberi dasar yang sangat mahal yang telah dibangun oleh Yesus Kristus melalui Kematian dan Kebangkitan-Nya, sekarang apa yang kita bangun di atasnya ?" Jangan membangun hidup kita hanya dengan nonton tv, ke mall, baca surat kabar, kerja rutinitas, sia-siakan waktu ("Kenos", B. Yunani : kosong, hampa, bodoh tidak berakal budi), baca Alkitab jarang, tidak membangun apa-apa untuk Tuhan. Bagaimana mau hidup berkenan di mata Tuhan? Untuk dipromosikan dan mengalami multiplikasi? Karena itu mari kita bangun hidup kita dengan Antusiasme yang tinggi, bagus, sesuatu yang berbeda, karena Tuhan sudah membayarnya dengan harga yang sangat mahal. Masihkah ada Roh yang menyala-nyala? Apakah ke Gereja hanya kewajiban/rutinitas? Atau ke Gereja karena ingin melakukan sesuatu kepada Tuhan? Ada 4 (empat) Tanda orang yang bernyala-nyala dan tidak membangun hidupnya dengan sia-sia, yaitu: 1.Mulut dan Hatinya setiap hari diisi dengan Ucapan Syukur, karena ia mengingat apa yang Yesus Kristus telah lakukan di Kayu Salib, Tuhan telah memberikan tubuh, darah, tangan, kaki, kehormatan-Nya semua untuk kita. Sudah berapa lama kita tidak mengucap syukur? 2.Berdiri teguh, tidak goyah Teguh, dalam B. Yunani "Hedrayos" : pendirian yang kokoh, komitmen pribadi yang tidak goyah, tidak mudah berubah-rubah, tidak mudah putus asa. Komitmen yang teguh yang bisa membuat bertahan. Orang Kristen kalau punya Komitmen yang teguh, akan tetap bernyala-nyala dalam Tuhan. Komitmen Pribadi, Komitmen untuk membaca Alkitab dan Berdoa setiap hari. Yang membuat orang Kristen berhasil adalah Komitmennya untuk membaca Alkitab dan Berdoa, bangun tiap pagi dan berlutut di hadapan Tuhan. Daud itu Raja, tidak ada yang berani menyuruhnya, maka ia menyuruh kepada dirinya sendiri : "Pujilah TUHAN, Hai Jiwaku." Orang diukur Rohnya menyala-nyala atau tidak dari berapa banyak jam Doanya. 3.Giatlah dalam Pekerjaan Tuhan Giat, B. Yunani "Perisos" : Melakukan sesuatu lebih dari biasanya, berlimpah-limpah, melakukan segala sesuatu dengan istimewa, memberi lebih dari yang diminta, lebih dari standard, lebih dari tuntutan. Standard - Basic (sesuai tata aturan) - Good - Best - Excellent (Perisos) 4.Jerih payah nya tidak sia-sia Orang Kristen yang Rohnya menyala-nyala ditandai dengan jerih payahnya tidak sia-sia. "Kopos", B. Yunani : penderitaan, kesusahan pelayanannya tidak sia-sia Turut menderita bersama Tuhan dalam sebuah pelayanan, siap menderita bagi Tuhan. Melayani Tuhan berarti siap menderita bagi Tuhan (Kopos), bukan untuk harta, kedudukan, kehormatan.
Sdr/i Yang dikasihi Tuhan Thema Rapat Pendeta ke 40 Thn 2017 ini; Tuhan Menunjukkan Kasih Setia, Keadilan dan Kebenaran di Bumi. Jer 9:24 dan Sub Thema Melalui Rapat Pendeta GKPI ke 40, kita terpanggil Merajut dan Memaknai Tugas Panggilan Pendeta sebagai Perpanjangan Tangan Tuhan di Dalam Mewujudkan Kasih dan Kebenaran. (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal AKU, bahwa AKUlah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan, dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu KUsukai, demikianlah Firman TUHAN.
Bermegah yang disukai TUHAN adalah bermegah yang di dalam TUHAN, maksudnya adalah memahami dan mengenal TUHAN bahwa hanya IA-lah satu-satunya ALLAH, satu-satunya JURUSELAMAT yang memang telah membuktikan kasih setiaNYA, keadilanNYA, bahkan kebenaranNYA. Sedangkan, apa gunanya bermegah atas diri sendiri? Apa gunanya meninggikan atau menyombongkan diri sendiri? Adakah manfaat ketika kita memamerkan apa yang kita punya? Orang Kristen seharusnya bermegah karena mengetahui bahwa ia telah menerima ALLAH yang menjadi satu-satunya JURUSELAMAT bagi hidupnya. Firman ini hendak mengingatkan bangsa Yehuda atas perilaku mereka kala hidup dalam kejayaan. Mereka menggunakan berkat Tuhan untuk berfoya-foya, minum-minuman keras, berzinah dan banyak dosa yang mereka lakukan. Mereka tidak menggunakan berkat Tuhan itu sebagai sarana mereka untuk kemuliaan Tuhan. Ketika kehidupan mereka berkecukupan bahkan berkelimpahan, mereka menjadi lupa kepada Tuhan dan tidak lagi mengakui bahwa berkat dan kekayaan itu berasal dari Tuhan.
Kebenaran, keadilan dan kesetiaan merupakan sifat Allah yang sangat esensial. Ketiganya membuktikan kepada manusia bahwa Ia adalah kasih dan kasih itulah yang diinginkan Yeremia untuk diterapkan dalam hidup orang Yehuda. Jadi baik kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan harus dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan, sehingga mendatangkan sukacita bagi yang melakukannya. Kebijaksaan tanpa kebenaran adalah suatu kebodohan. Kekuatan tanpa keadilan akan merusak dan kekayaan tanpa kasih dan setia adalah keserakahan. Perikope ini mengajak umat beragama lebih dahulu memahami dan mengenal Allah, sebagai Tuhan sumber kepintaran, kekuatan dan kekayaan. Jika umat telah memahami dan mengenal bahwa apa yang dimilikinya di dunia ini semua bersumber dari DIA, maka tidak akan mungkin lagi orang memegahkan diri dengan apa yang dia miliki seolah-olah semua itu ada karena usahanya sendiri.
Untuk hal itulah maka kita perlu memahami dan mengenal Allah, karena dengan demikian kita mampu menempatkan diri dan menggunakan yang kita miliki bukan sebagai alat kekuasaan tetapi sebagai alat mendatanagkan damai sejahtera Allah di dunia
Dengan memahami dan mengenal Allah, maka umat akan mengetahui bahwa “Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi”. Ungkapan ini, mengajarkan kita bahwa pemahaman dan pengenalan kita padaNya menuntun kita untuk berperilaku seturut dengan FirmanNya. Umat Tuhan menjadi alat kasih setia, keadilan dan kebenaran Allah di bumi.  Amen. Diposkan oleh Pdt. RHL Tobing, STh.MA di 09.58 

Kamis, 17 Agustus 2017

Carilah Tuhan Maka Kamu Akan Hidup

Amos  5:4-64

Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap.” Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel. (Amos 5:4-6)
Keadaan sosial pada zaman Amos memperlihatkan kehidupan masyarakat yang agamawi. Mereka setia di dalam menjalankan ritual keagamaannya namun sesungguhnya apa yang mereka lakukan bukanlah penyembahan kepada Allah sehingga dengan tegas Amos memperingatkan mereka agar sungguh-sungguh kembali mencari Tuhan yang satu-satunya jalan menuju kehidupan.
Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari pernyataan Nabi Amos adalah…
1. Cari TUHAN.., Jangan mencari Betel
Betel yang berarti ‘rumah Allah’ (Ibrani bet-‘el) adalah nama yang di berikan Yakub karena Allah menampakan diri kepadanya di tempat itu melalui mimpinya. Namun berjalannya waktu ketika kerajaan Israel terpecah dan Kerajaan Utara di pimpin Yerobeam ia mendirikan tempat suci baru di Betel dengan patung *anak lembu emas (1Raj 12:29), untuk mencegah umatnya pergi beribadah ke Selatan (Yerusalem) karena hal tersebutlah Nabi Amos mengingatkan kaum Israel agar jangan mencari Betel.
Mencari Betel berarti tidak mencari Tuhan yang benar.
Mencari Betel berarti menyembah kepada berhala (anak lembu emas yang di buat Raja Yerobeam)
Mencari Betel tidak akan beroleh hidup.
2. Berkat bagi Orang yang Mencari Tuhan
Bukan hanya beroleh hidup tetapi berkat berlimpah Tuhan sediakan bagi orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan.
Contoh : Raja Salomo diberkati Tuhan dengan kekayaan dan kemuliaan karena ia bukan mencari kekayaan tetapi Tuhan, sehingga dalam doanya ia meminta Hikmat yang merupakan Roh pengenalan akan Allah atau Firman Allah. (1Raj 3:11)
Ingin seperti Raja Salomo carilah Tuhan dahulu ~ Mat 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Ketika berdoa belajar seperti Salomo jangan minta kekayaan, karena banyak orang fokus pada kekayaan akhirnya meninggalkan Tuhan.
Mencari Tuhan melalui doa yang fokus pada Tuhan, bukan berkat dan kekayaan seperti Salomo.
3. Mencari Tuhan untuk Hidup Yang Akan Datang
Berkat yang Tuhan sediakan bagi orang-orang yang mencari Tuhan bukan hanya untuk hidup hari ini saja tetapi juga untuk kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan setelah kematian.
Hidup di dunia ini pada akhirnya kebanggaanya adalah kesukaran dan penderitaan (Mzm 90:10) karena itu cari Tuhan untuk kebahagiaan yang akan datang.
Orang yang mencari Tuhan tidak akan membiarkan orang tuanya menderita sebaliknya berusaha membahagiakan mereka.
 Lansia (lanjut usia) tetap terus mencari Tuhan dengan menjadi tiang doa bagi keluarga.
Terus Mencari Tuhan melalui doa yang sederhana
Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba,…
Ada hubungan apa ketiga tempat ini dengan mencari Yesus?
Mari kita lihat arti dan makna dari ketiga nama tempat istimewa ini
Bethel artinya Rumah Tuhan. Bethel adalah sebuah tempat yang memiliki peristiwa-peristiwa penting. Di Bethel inilah Yakub, dari perjalanan dari Beersheba ke Haran, mendapat penglihatan malaikat turun naik dalam tangga ke surga. Dan untuk kedua kalinya dia mendengar Allah berbicara kepadanya. Dan Yakub, yang kemudian menjadi Israel, membangun altar di tempat ini. 
Gilgal, artinya bergelombang atau berombak, atau menggelinding.
Gilgal adalah tempat perkemahan pertama bangsa Israel, ketika masuk ke tanah perjanjian dipimpin Yosua.
Gilgal adalah tempat dimana Abraham pertama kali mendirikan mezbah.
Tempat Samuel mempersembahkan korban di hadapan tabut Allah, ketika  tabut tidak berada Shiloh,
Bersyeba atau Beer-sheba- adalah sumur sumpah atau sumur ke tujuh, yang kemudian disebut sumur kelimpahan. Yaitu sumur yang digali bapak Abraham, yang kemudian digali lagi oleh Ishak, dan menjadi tempat favorit bagi bapak leluhur Israel ini.
Dan disanalah Abraham menyebut nama ALLAH dengan Allah Yang Kekal.
Disini juga kisah Allah menampakkan diri kepada Ishak dan kemudian Ishak mendirikan mezbah.
Disini juga Yakub mendirikan mezbah untuk Tuhan, dan
kemudian mendapat pewahyuan bahwa Tuhan menyertai dia [sampai ke Mesir].
Ketiga tempat itu adalah tempat bersejarah dari cikal bakal Israel kemudian. Tempat yang memiliki peristiwa religious, tempat istimewa karena tidak ada duanya di dunia ini.. ketiga tempat ini memiliki peristiwa yang unik dan megah. Yang merupakan penyataan kehadiran Allah, tempat peneguhan, tempat pertolongan, dan tempat janji yang maha tinggi diberikan.  
Tanpa kisah Bethel dan Gilgal maka kisah bangsa Israel sekarang akan lain dan berbeda.
Tetapi apa yang terjadi dengan tempat-tempat istimewa ini? Barisan firman berikutnya menegaskan…
…sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap." Tetapi tempat-tempat istimewa ini kemudian menjadi pusat penyembahan berhala. Benar, Bethel kemudian akan menjadi Bet-aven, yang artinya rumah ketidak benaran,
rumah kesia-siaan rumah ketidaksusilaan Bethel akan lenyap artinya tidak ada artinya apa-apa, tidak terjadi apa-apa disana. Karena Bethel kemudian menjadi tempat pemujaan anak lembu dan pahatan berhala. Pusat berhala yang kuat.
Rumah Tuhan men/jadi rrumah kesia-siaan, perbuatan-perbuatan yang tidak benar terjadi di sana.
Pelajarannya adalah:
þ   Pertama, Seruan hari ini adalah seruan bertobat. Ubahlah hati yang memberontak, menjadi hati yang taat. Bahwa kasih karunia Allah itu melimpah, ya dan amin. Tetapi penghukuman dari Allah itu ada, dan memang ada.

þ   Kedua, Ada banyak pilihan sumber kekuatan kita tetapi Allah adalah sumberdaya kita.
Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah juga seperti pengalaman rohani dan pekerjaan Tuhan dimasa lalu kita.  Dulu aku ditolong Tuhan. Dulu hampir semua doaku selalu dijawab Tuhan. Dulu Aku erat bersekutu dengan Tuhan. Dulu aku diurapi Tuhan. Bahkan mungkin sebulan yang lalu hadirat Tuhan nyata dalam hidup saya.

þ   Ketiga, Carilah Allah, bukan rumah Allah.
Semua tempat yang istimewa dan ternama ada karena Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya. Ketika kemuliaan Tuhan sudah meninggalkannya maka itu menjadi tempat sejarah. Bethel, Gilgal dan Bersyeba adalah contohnya.
Demikian juga pada jaman sekarang ini, masih ada kecenderungan orang berpikir bahwa ketika hadir dalam ibadah itu satu kewajiban rohani yang memberikan kontribusi dalam keselamatan, berkat, dan mujizat.

þ   Keempat, Sumber berkat adalah Allah, bukan tempat kehadiran Allah.
Ada orang berkata saya beribadah di tempat ini karena disini berkat melimpah. Saya beribadah di gereja ini karena mujizat sering terjadi.
Saya beribadah di tempat ini karena pengajarannya dalam dan mengubah hidup.
Saya tahu ungkapan ini benar ada, tetapi saya belum tahu dasar firman Allah membenarkan ini. Yang saya tahu pasti adalah sumber berkat itu adalah Allah, bukan tempat memuja Allah.
Yohanes 4:24  Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Jadi "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Betapa senangnya kita pelayan Tuhan bila pelayanan berhasil. Tetapi juga terbuka peluang iblis mengalihkan orang dari mencari Yesus kepada mencari hamba Tuhan luar biasa. Mengalihan dari memandang Yesus, ganti memandang megahnya ibadah dan berhasilnya satu program gereja.
Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel akan lenyap."
Jadi, letakkan pengharapanmu kepada Allah, dan Carilah Yesus, maka kamu akan hidup!,









Keluarga Yang Terandalkan

Amsal 14:1-16 Thema: 
Renungan buat istri, suami, dan orang tua.
    Peran perempuan bagi kelanggengan dan keutuhan sebuah rumah    tangga sangat menentukan (1). Sebab seorang istri adalah
    pendamping dan pendukung utama suami. Seperti ada pepatah yang  mengatakan bahwa di belakang seorang laki-laki yang sukses selalu terdapat istri yang kuat dan setia mendukungnya.
Oleh sebab itu seorang istri yang bijak adalah anugerah Tuhan yan   besar. Bijak di sini berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan dan
sifat-sifat baik yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah    tangga. Sifat-sifat itu antara lain kesalehan (31:12), rajin,
ulet bekerja (31:13-19), dan baik budi (20). Ketrampilan yang
dibutuhkan antara lain  mampu mengolah sumber-sumber penghasilan keluarga sehingga sumber itu tetap menghasilkan pemasukan (18-19). Ia juga mempunyai ketrampilan mengajar anak-anaknya dengan hikmat dan kelemahlembutan sehingga anak-anaknya tida mendapatkan kesulitan di dalam mengikuti pelajaran di sekolah;     karakter dan kepribadiannya pun bertumbuh ke arah yang baik     (26-27).
Sedangkan perempuan yang bodoh adalah mereka yang tidak mempunyai
    rasa takut akan Tuhan sehingga bertindak semaunya, menelantarkan
    suami dan anak-anak, menghamburkan uang untuk berbelanja
    keperluan pribadinya seperti pakaian, alat kosmetika, dan
    assesoris lainnya yang tidak penting. Istri yang demikian akan
    menghancurkan rumah tangganya seolah-olah ia meruntuhkan dengan tangannya sendiri.
Renungkan: Apakah Anda seorang istri yang bijak dan membahagiakan keluarga?
    Sebagai istri berusahalah menjadi seperti gambaran itu. Sedangkan     bagi suami, berdoalah agar Allah memberikan istri kita hikmat dan     kekuatan untuk menjadi seorang istri seperti gambaran itu. Dan     sebagai orang-tua didiklah anak-anak perempuan Anda agar menjadi     istri yang membangun rumahnya.
Roma 8:6-11
Matius 11:25-30
Mazmur 145
Penulis Amsal banyak memberikan perhatian pada perilaku orang benar  dan orang fasik. Orang benar selalu merancangkan keadilan bukan kejahatan, selalu bermurah hati kepada siapa saja, tanpa terkecuali. Orang dengan perilaku seperti ini memiliki komposisi hidup yang tepat, mapan, dan berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya, orang fasik -
"bodoh" adalah orang yang kebal terhadap teguran, tidak tetap
pendirian, suka berceloteh, dan beringas. Di hadapan Tuhan orang
seperti ini akan binasa. Jelas sekali bahwa penulis Amsal membuat
garis pemisah antara orang benar dan orang fasik.
    Untuk dapat tetap berada di jalur "orang benar" seseorang
membutuhkan hikmat dari Tuhan. Tanpa unsur ini, seseorang tidak dapat
berperilaku benar.
Pertanyaan-pertanyaan pengarah:
1. Kriteria apa sajakah yang harus ada dalam diri "orang benar", dan
   harus dipenuhi (ay. 5, 10. bdk. 13:5 dan 18:5)? Hal-hal apa saja
   yang menjadi kriteria "orang fasik"?
2. Hal-hal positif apa yang akan dirasakan dan dialami orang benar    bila kriteria tersebut terpenuhi? Dan hal-hal negatif apa yang    akan dialami orang fasik? Hal-hal positif apa yang harus dipupuk    dan hal-hal negatif apa yang harus dihindari oleh orang berhikmat    dalam hidupnya?  Jelaskan!
3. Apa saja ciri-ciri hikmat "orang benar" yang harus ditonjolkan
   dalam aspek moral, dan dalam kehidupan rumah tangga? Mengapa dalam    rumah tangga dibutuhkan peranan seorang isteri yang cakap dan    bijaksana?
4. Pikirkan suatu contoh kasus masalah yang sering kita jumpai
   sehari-hari. Bagaimana cara orang tidak berhikmat dan cara orang    berhikmat dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut?    Jelaskan dimana letak perbedaannya!
5. Masyarakat tahu perbedaan tegas antara orang benar dan orang fasik. Tetapi "keadaan" memaksa masyarakat untuk menutup mata    terhadap perbedaan tersebut. Dapatkah Anda menjelaskan "keadaan" yang dimaksud? Bagaimana Kristen menyikapi "keadaan" tersebut?
   Jelaskan!
    Amsal 14:1-10
 1. Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh
    meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.
 2. Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang
    yang sesat jalannya, menghina Dia.
 3. Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya,
    tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.
 4. Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan
    kekuatan sapi banyaklah hasil.
 5. Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa
    menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.
 6. Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi
    orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.
 7. Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari
    bibirnya.
 8. Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi
    orang bebal ditipu oleh kebodohannya.
 9. Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur
    saling menunjukkan kebaikan.
10. Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak
    dapat turut merasakan kesenangannya.