Setiap
orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan mengemban Amanat
Agung untuk memberitakan Injil. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk
menjadi saksi atas hidup dan karya Kristus berkaitan dengan penebusan atas umat
manusia yang berdosa. Bersaksi untuk
Kristus bukan hanya bercerita dan berbicara, melainkan memperlihatkan
sebuah gaya hidup yang serupa dengan Kristus.Bila mendengar kata ‘pelayanan’, yang
ada dalam pikiran kita adalah kegiatan yang dilakukan para hamba Tuhan/pendeta,
misionaris, gembala sidang, majelis gereja, pemimpin pujian dan lain lain;
sesungguhnya melakukan pelayanan itu merupakan tanggungjawab anak Tuhan. Ada contoh yaitu ibu mertua Petrus,
setelah dijamah oleh Tuhan Yesus dan disembuhkan dari sakitnya “Ia pun
bangunlah dan melayani Dia.” (Matius 8:15b); jadi setelah menerima
kesembuhan, ibu mertua Petrus melayani
Tuhan! Itulah yang dikehendaki Tuhan untuk kita perbuat. Dia memberkati
kita agar kita menjadi berkat, Dia menyelamatkan kita agar kita memberitakan
kabar keselamatan itu kepada orang yang belum mendengarnya, bukan untuk
bermalas-malasan, seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada
Timotius, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik
waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2)
Keterlibatan
kita dalam pelayanan
sangat dibutuhkan dalam Tubuh Kristus, jadi masing-masing dari kita memiliki
peranan yang harus kita mainkan dan setiap peran itu penting; tidak ada
pelayanan yang kecil/tidak penting bagi Tuhan, semuanya berharga di mataNya!
Pelayanan adalah inti dari kehidupan orang Kristen, sebab Tuhan Yesus sendiri
telah memberi satu teladan bagi kita, “…Anak Manusia juga datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45). ‘Melayani’ dan ‘memberi’ inilah
yang serhatusnya menjadi ciri hidup orang Kristen di tengah dunia ini.
Melayani
adalah lawan dari sifat alamiah manusia yang lebih suka dilayani. Kita mengharapkan
orang lain mau melayani, memperhatikan,
menghargai, menghormati kita terlebih dahulu, bukan sebaliknya, padahal
Alkitab menulis, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Matius 7:12a). Oleh
karena itu, gunakanlah kesempatan yang ada saat ini sebaik mungkin, karena
kesempatan itu belum tentu datang lagi menghampiri kita. Karena itu Tak henti-hentinya rasul Paulus
mendorong dan menguatkan Timotius supaya terus maju dalam memberitakan
Injil. Memang seyogianya Timotius meneladani pemimpin rohaninya itu, yang
meski dipenjara tak surut semangatnya berkarya bagi Tuhan. Paulus sadar
bahwa "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18),
sehingga ia dapat menasihati, "Beritakanlah firman, siap
sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah
dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius
4:2).
Selagi masih
ada kesempatan
mari tunaikan tugas pelayanan kita sebaik mungkin, jangan
disia-siakan. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang
mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada
seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4), "Karena
akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,"
(2 Timotius 4:3). Jadi tugas memberitakan Injil Kristus dan menyatakan
kebenaran secara tegas adalah tugas Ilahi yang bersifat wajib dan sangat
mendesak, karena jemaat akhir zaman ini kian tertidur rohaninya dan makin
disibukkan oleh perkara-perkara duniawi. Bukan hanya itu, mereka juga
lebih suka "...mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk
memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari
kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Timotius 4:3-4).
Sudahkah kita menjalankan tugas pelayanan kita dengan benar? Butuh komitmen tinggi, kesetiaan,
kesabaran dan kesungguhan hati untuk menjadi seorang pelayan Tuhan!
Selain itu kita pun harus punya dasar iman dan pengajaran yang kuat yang
diperoleh dengan cara bertekun membaca, meneliti dan merenungkan firman
Tuhan. Terpenting, kita harus hidup di dalam firman dan menjadi pelaku
firman Tuhan, "...supaya kemajuanmu nyata kepada semua
orang." (1 Timotius 4:15). Menjadi pelayan tuhan berarti
terlebih dahulu memberikan teladan hidup bagi orang lain. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar