Sabtu, 27 Oktober 2018

Khotbah Minggu 07 Oktober 2018 II. Tim 4: 1-5 Menjadi Pemberita Firman


  Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan mengemban Amanat Agung untuk memberitakan Injil. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi atas hidup dan karya Kristus berkaitan dengan penebusan atas umat manusia yang berdosa. Bersaksi untuk Kristus bukan hanya bercerita dan berbicara, melainkan memperlihatkan sebuah gaya hidup yang serupa dengan Kristus.Bila mendengar kata ‘pelayanan’, yang ada dalam pikiran kita adalah kegiatan yang dilakukan para hamba Tuhan/pendeta, misionaris, gembala sidang, majelis gereja, pemimpin pujian dan lain lain; sesungguhnya melakukan pelayanan itu merupakan tanggungjawab anak Tuhan. Ada contoh yaitu ibu mertua Petrus, setelah dijamah oleh Tuhan Yesus dan disembuhkan dari sakitnya “Ia pun bangunlah dan melayani Dia.” (Matius 8:15b); jadi setelah menerima kesembuhan, ibu mertua Petrus melayani Tuhan! Itulah yang dikehendaki Tuhan untuk kita perbuat. Dia memberkati kita agar kita menjadi berkat, Dia menyelamatkan kita agar kita memberitakan kabar keselamatan itu kepada orang yang belum mendengarnya, bukan untuk bermalas-malasan, seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada Timotius, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2)
Keterlibatan kita dalam pelayanan sangat dibutuhkan dalam Tubuh Kristus, jadi masing-masing dari kita memiliki peranan yang harus kita mainkan dan setiap peran itu penting; tidak ada pelayanan yang kecil/tidak penting bagi Tuhan, semuanya berharga di mataNya! Pelayanan adalah inti dari kehidupan orang Kristen, sebab Tuhan Yesus sendiri telah memberi satu teladan bagi kita, “…Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45). ‘Melayani’ dan ‘memberi’ inilah yang serhatusnya menjadi ciri hidup orang Kristen di tengah dunia ini.
Melayani adalah lawan dari sifat alamiah manusia yang lebih suka dilayani. Kita mengharapkan orang lain mau melayani, memperhatikan, menghargai, menghormati kita terlebih dahulu, bukan sebaliknya, padahal Alkitab menulis, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Matius 7:12a). Oleh karena itu, gunakanlah kesempatan yang ada saat ini sebaik mungkin, karena kesempatan itu belum tentu datang lagi menghampiri kita. Karena itu Tak henti-hentinya rasul Paulus mendorong dan menguatkan Timotius supaya terus maju dalam memberitakan Injil.  Memang seyogianya Timotius meneladani pemimpin rohaninya itu, yang meski dipenjara tak surut semangatnya berkarya bagi Tuhan.  Paulus sadar bahwa  "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."  (Roma 8:18), sehingga ia dapat menasihati,  "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."  (2 Timotius 4:2).
Selagi masih ada kesempatan mari tunaikan tugas pelayanan kita sebaik mungkin, jangan disia-siakan.  "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4),  "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,"  (2 Timotius 4:3).  Jadi tugas memberitakan Injil Kristus dan menyatakan kebenaran secara tegas adalah tugas Ilahi yang bersifat wajib dan sangat mendesak, karena jemaat akhir zaman ini kian tertidur rohaninya dan makin disibukkan oleh perkara-perkara duniawi.  Bukan hanya itu, mereka juga lebih suka  "...mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."  (2 Timotius 4:3-4).
     Sudahkah kita menjalankan tugas pelayanan kita dengan benar?  Butuh komitmen tinggi, kesetiaan, kesabaran dan kesungguhan hati untuk menjadi seorang pelayan Tuhan!  Selain itu kita pun harus punya dasar iman dan pengajaran yang kuat yang diperoleh dengan cara bertekun membaca, meneliti dan merenungkan firman Tuhan.  Terpenting, kita harus hidup di dalam firman dan menjadi pelaku firman Tuhan,  "...supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang."  (1 Timotius 4:15).  Menjadi pelayan tuhan berarti terlebih dahulu memberikan teladan hidup bagi orang lain. Amin.



Tidak ada komentar: