Janganlah kamu
merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 2 Korintus 6:14
Apa kesan Anda ketika membaca kisah
yang tercantum di dalam Bilangan 25? Keji, kejam? Kok orang hanya mau menikah
dengan yang beda bangsa dibunuh dan diberi tulah? Saya ingin mengatakan bahwa
apa yang sesungguhnya terjadi tidak sesederhana yang kita lihat di permukaan. Pertama, jelas bahwa Tuhan sudah
melarang bangsa Israel kawin campur dengan bangsa lain (Kel. 34:12-16).
Mengapa? Bukan soal rasis tetapi soal menjaga kemurnian iman. Hal serupa juga ditegaskan Rasul Paulus dalam
Perjanjian Baru (2Kor. 6:14-15). Pernikahan beda iman lebih banyak mendatangkan
akibat buruk daripada akibat baik.
Kedua,
Balak, raja Moab dalam pasal 22-24 sudah menyewa Bileam untuk mengutuk bangsa
Israel. Bileam gagal melakukannya karena Tuhan mengubah kutuk menjadi berkat.
Apakah Balak menyerah? Tidak. Atas nasihat Bileam, muncul strategi baru (bdk.
Bil. 31:16). Strategi baru itu adalah menggerakkan perempuan-perempuan Moab
untuk mengundang pria Israel hadir dalam festival agama Baal. Setelah upaya
menyewa Bileam mengutuk Israel gagal, Moab memakai senjata baru: merusak rohani
orang Israel. Moab tahu bahwa Israel itu kuat karena hubungannya kuat dengan
Allah. Bagaimana membuat hubungan itu lemah? Dengan membuat Allah murka dan
menghukum mereka. Bagaimana caranya membuat Allah murka? Yaitu dengan membawa
mereka menyembah berhala. Jadi peristiwa ini adalah upaya penghancuran iman
yang terencana. Bukan peristiwa yang terjadi kebetulan atau alamiah. Jangan
anggap remeh pernikahan beda iman. Menikah dengan pasangan beda iman menjadi
awal dari kehancuran hubungan dengan Allah. Jangan biarkan anak-cucu kita demi
asal dapat jodoh (apalagi karena alasan kaya, ganteng, cantik, pendidikan
tinggi) menjual iman mereka. Upaya penghancuran iman melalui pernikahan
seringkali tidak disadari orang Kristen. Karena alasan cinta maka iman pun
dikorbankan. Sebagai orangtua, kita harus mendidik anak-cucu kita untuk
mengutamakan Allah lebih daripada jodoh. Jodoh pentingtetapi jangan dianggap
lebih penting daripada iman kepada Kristus.
Pernahkah Saudara merasa cemburu? Ketika suami atau isteri
kita lebih memperhatikan, mengagumi atau bahkan mencintai orang lain hati kita
pasti terbakar api cemburu. Rasa cemburu yang dipendam lambat laun akan menjadi
‘bom waktu’ yang sewaktu-waktu bisa meledak. Di televisi atau di surat kabar
banyak berita kejahatan terjadi akibat tersulut rasa cemburu: suami nekat membunuh isterinya atau sebaliknya,bahkan
Pendeta membunuh pacarnya yg juga Pdt di Surabaya. karena mendapati pasangannya
telah berselingkuh dengan orang lain, memiliki pria atau wanita
idaman lain dan sebagainya. Cemburu buta mendorong seseorang untuk melakukan
perbuatan yang nekat, yang tidak hanya berdampak buruk bagi diri sendiri,
tetapi juga orang lain.
Begitu juga Tuhan kita adalah Allah yang pencemburu! Ia menjadi sangat murka
ketika melihat bangsa Israel telah berzinah dengan perempuan-perempuan Moab
seperti tertulis: “Sementara Israel
tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan
Moab.” (ayat 1). Tidak hanya itu, mereka juga turut serta dalam memberi
persembahan dan menyembah allah orang-orang itu. Akibatnya Tuhan menghukum
bangsa Israel sehingga “Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat
ribu orang banyaknya.” (ayat 9). Tuhan sangat benci kepada orang Kristen
yang ‘mendua hati’: mengasihi Tuhan dan juga masih mengasihi dunia. Tuhan
menghendaki agar kita memusatkan seluruh perhatian dan hidup kita hanya kepada
Dia saja. Ia ingin agar kita mengasihi, meninggikan, mengagungkan dan menyembah
Dia saja, jangan sampai ada allah lain dalam hidup kita.
Apakah benar kita berkata, “Aku mengasihi Tuhan” tetapi
kita masih saja mencari pertolongan kepada ‘allah’ lain saat berada dalam
kesesakan? Tuhan tidak lagi menjadi yang utama dalam hidup kita. Begitu banyak
‘allah’ lain dalam hidup kita: pekerjaan, hobi, televisi, surat kabar dan
sebagainya yang lebih menyita waktu dan perhatian kita sehingga kita mulai
mengabaikan Tuhan.
“Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah
lain, karena Tuhan, yang namaNya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.” Keluaran 34:14.
Pertanyaan tentang
pacaran beda iman atau pacaran beda agama sepertinya merupakan salah satu
pertanyaan yang paling sering ditanyakan,
dan jawabannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena walaupun
sudah jelas apa yang tertulis di Alkitab, masih banyak orang yang tidak setuju.
Ada satu bagian dalam Alkitab yang menjelaskan dalam 2 Korintus 6:14-15.
2
Korintus 6:14-15, Janganlah kamu merupakan pasangan yang
tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan
apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah
terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara
Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tak percaya? Pesan dari ayat ini jelas, bahwa dalam memilih pasangan
hidup, kita harus memiliki pasangan yang satu iman.
Apa
artinya satu iman?
Satu iman yang
dimaksudkan di sini adalah satu iman dalam Yesus Kristus. Setiap orang yang
percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya, bisa dikatakan
sebagai orang yang memiliki satu iman, selain daripada iman kepada Yesus
Kristus berarti berbeda.
Alasan mengapa harus
mempunyai pasangan yang satu iman
Selain memang kita
menuruti apa kata alkitab tentang pasangan yang seiman, ternyata firman ini
mempunyai alasan yang jelas. Kalau kita lihat dari sejarah bangsa Israel,
mereka seringkali jatuh pada penyembahan berhala karena pasangan mereka yang
tidak seiman, yaitu pasangan dari bangsa lain. Padahal Tuhan sudah berfirman
agar mereka tidak mengambil pasangan dari bangsa lain selain bangsa Israel agar
mereka tidak turut menyembah allah - allah bangsa lain. Raja Salomo pun yang
dikatakan sebagai orang yang paling bijak ternyata jatuh ke dalam dosa
penyembahan berhala pada akhir hidupnya (1 Raja2 11:1-13). Kalau Salomo yang
begitu bijak saja bisa jatuh dalam dosa penyembahan berhala karena istri -
istrinya, bagaimana dengan kita?
Alasan lain adalah
karena dalam suatu hubungan pernikahan, bukan hanya sekedar tentang cinta
antara seorang laki - laki dan seorang perempuan, tetapi juga tentang bagaimana
hubungan tersebut mempunyai dasar yang teguh, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Seperti kapal yang tidak boleh mempunyai dua orang Nakhoda, demikian juga
hubungan pernikahan yang tidak boleh berdasarkan dua iman yang berbeda karena
nantinya tidak mempunyai arah yang jelas. Lagipula saya yakin setiap dari kita
pasti menginginkan pasangan kita, yang adalah orang yang paling dekat dengan
kita di dunia ini juga diselamatkan oleh Yesus Kristus. Hubungan yang tidak
dilandaskan oleh kasih kepada Yesus Kristus sangatlah berbahaya, oleh karena
itu baiklah kita mempunyai pasangan yang satu iman, iman dalam Yesus Kristus.
Kan
Yesus mengasihi semua orang, kok hanya boleh sama yang satu iman? Ya,
benar sekali bahwa Yesus mengasihi semua orang dan ingin semua orang
diselamatkan, oleh karena itu kita harus mengasihi semua orang tanpa
terkecuali. Bertemanlah dengan siapa
saja agar kasih Kristus dalam diri kita dapat terpancar kepada semua
orang, namun dalam masalah memilih pasangan hidup firman Tuhan katakan mutlak harus satu iman. Kalau sudah terlanjur
pacaran dengan yang beda iman bagaimana? Yang menjadi masalah tentu jika memang
sudah terlanjur pacaran beda iman. Saya hanya bisa bilang, break dulu hubungannya, buat dia
satu iman dulu kalau benar - benar mau sama dia, lalu pacaran lagi kalau memang
sudah satu iman. Kalau memang tidak bisa menjadi satu iman maka lebih baik
ditinggalkan dan mencari yang satu iman. Memang terkesan seperti memaksa,
tetapi jika memang mau dengan orang tersebut ya memang harus seperti itu karena
kita mutlak harus mempunyai pasangan yang satu iman, ingat dalam amanat agung
Tuhan Yesus Kristus? Matius 28:19, Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Dengan demikian selain kita mendapatkan pasangan
yang seiman, kita juga turut memenuhi amanat agung ini. Jika dia mau ikut kita
bagaimana? Pada dasarnya adalah pastikan dia benar - benar percaya dan
mengalami Yesus terlebih dahulu, baru pacaran. Jangan sampai dia ikut agama
Kristen karena mau bersama dengan kita saja, karena menurut saya bukan status
sebagai Kristen yang penting, yang penting adalah bagaimana seseorang tersebut
telah mengenal dan mengalami Yesus sehingga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan
dan Juruselamat pribadinya. Bagaimana dengan orang yang sudah menikah dan beda
iman? 1 Korintus 7:12-13 Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan,
katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan
perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu
menceraikan dia. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak
beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia
menceraikan laki-laki itu. Matius
19:6, Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa
yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Banyak orang yang memakai dua ayat di
atas untuk “sengaja” menikah dengan yang orang yang beda iman dan bilang kalau
dia sudah terlanjur menikah dan berkata tidak apa – apa karena pasangannya mau
hidup dengan dia. Ini merupakan hal yang sangat ironis. Jadi beda iman di sini
terjadi bukan sebelum menikah, melainkan setelah menikah karena salah satunya
menjadi percaya. Tapi sekali lagi, untuk orang – orang yang mengalami masalah
demikian, doakan dan bawalah pasanganmu agar dapat bersama – sama hidup di
dalam terang kasih Kristus. Banyak yang berkata “Enak dong yang
sudah terlanjur menikah beda iman, mereka jadi boleh.” Pertanyaan yang sungguh ironis.
Tidak ada pernikahan yang lebih indah daripada pernikahan ilahi, pernikahan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Jika pernikahan kita tidak di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka pasti ada
sesuatu yang kurang. Kita seharusnya kasihan kepada mereka yang sudah terlanjur
menikah beda iman karena mereka tidak bisa merasakan pernikahan ilahi di dalam
Tuhan Yesus Kristus, bukannya malah iri. Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar