Selasa, 31 Juli 2018

Khotbah Minggu 08 Juli 2018 Pengkh 5: 9-16 Muliakan Tuhan Dengan Harta Milikmu.



Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya? Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.”
Kesuksesan seseorang di jaman sekarang cenderung diukur dengan berapa banyak harta dan kekayaan yang dimilikinya. Tidak salah, namun juga tak mutlak benar. Harta dan kekayaan walaupun sangat penting, tapi bukanlah segala-galanya yang menentukan dalam hidup manusia. Banyak hal lain dari kehidupan ini yang nilainya sama atau bahkan lebih tinggi dari harta dan kekayaan. Sebut saja kesehatan, nafas kehidupan, persahabatan, cinta, kebahagiaan, dsb. Apalah artinya harta tanpa kesehatan, apalah arti kekayaan tanpa nafas kehidupan, apalah arti harta tanpa persahabatan, apalah arti kekayaan tanpa cinta, dan apalah artinya uang banyak tanpa cinta. Seperti kata pengkhotbah semuanya sia-sia. Pelajaran yang bisa kita kutip dari kitab pengkhotbah mengenai harta, diantaranya:, Pertama: harta dan kekayaan walaupun perlu, tapi tak pantas dijadikan sebagai objek cinta. Manusia tidak salah memiliki harta dan kekayaan, tapi yang salah adalah jika manusia mencintai harta melebihi segalanya (ay 9). Jika manusia telah menjatuhkan cintanya pada uang, maka manusia itu tidak akan pernah puas terhadap uang; dan jika manusia jatuh cinta pada kekayaan, maka manusia itu tidak akan puas dengan penghasilannya. Jadi jika kita selalu merasa tidak puas dengan uang dan penghasilan kita, itu adalah ciri-ciri bahwa kita telah terseret pada sikap mencintai uang.Yang benar adalah cintailah Tuhan Allahmu dengan seluruh kemampuanmu, dan cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22: 37-39), maka kepuasan yang kita cari akan kita temukan. Hanya kasih Allah yang bisa memuaskan dahaga kita (Mazmur 107: 8-9)  Kedua: semakin bertambahnya harta, semakin bertambah pula yang menghabiskannya (ay 10). Ini adalah sebuah logika mutlak mengenai kekayaan. Jarang terjadi bahwa dimana kekayaan semakin bertambah maka pengeluaran semakin sedikit. Yang sering terjadi adalah, ketika uang semakin banyak, kebutuhan yang aneh-aneh pun sering muncul tiba-tiba, dan akhirnya pengeluaranpun semakin banyak pula. Oleh sebab itu jangan buru-buru ingin kaya, tapi jika pun ingin kaya, persiapkanlah diri agar dapat mengatur kekayaan itu untuk kebahagiaan sejati.
 Ketiga: lebih berbahagia menjadi seorang pekerja yang menikmati pekerjaannya, daripada seorang kaya yang menderita karena hartanya (ay 11). Seseorang yang menikmati pekerjaannya, tahu membagi waktu kapan saatnya untuk bekerja dan kapan saatnya untuk istirahat. Ketika ia bekerja ia akan mencurahkan seluruh kemampuan terbaiknya melakukan pekerjaan sesuai tahapannya sampai ia selesai. Dan ketika  ia istirahat, maka ia akan benar-benar istirahat mengumpulkan kekuatan untuk pekerjaan berikutnya. Kecil besarnya upah yang diperoleh olehnya tidak akan mempengaruhi kualitas kerjanya. Sedikit banyaknya ia makan, ia akan tertidur dengan lelap, karena pikirannya begitu tenang karena puas dengan semua hasil kerja terbaiknya. Tapi orang yang memburu harta, sering tak dapat tertidur sekalipun makan banyak, dan sering tidak bahagia sekalipun hidupnya bergelimang harta. Bersama Tuhan, kita akan berbahagia dengan apa yang kita miliki,  tapi tanpa Tuhan tak satupun kemegahan dunia ini dapat membahagiakan kita  (Luk 11: 28) 
.     Dalam 1 Tim 6:10: “akar segala kejahatan adalah cinta akan uang”. Demi dan untuk uang, banyak orang mau melakukan apa saja. Lalu kejahatanpun muncul dan subur. Inilah persepsi yang keliru dalam memaknai materi dunia ini. Uang menjadi tuhan dan manusia menjadi budaknya.
9.     Alkitab sesungguhnya tidak melarang orang untuk sukses dan kaya. Paulus mengecam orang yang malas bekerja dan berusaha, yang hidup bagai benalu. Untuk orang dengan tipe seperti ini, ia berkata: jangan makan! (2 Tes 3:10). Manusia harus bekerja keras dalam hidupnya supaya bisa memaknai hidupnya.
10. Harta benda harusnya bisa memuliakan Tuhan (Ams 3:9) seperti yang diperlihatkan oleh Abraham, Ayub dan tokoh Alkitab lainnya. Kekayaan harus mendekatkan manusia pada penciptanya dalam ungkapan syukur. Artinya sumber dari berkat itu adalah Tuhan, berkat itu bukanlah Tuhan.
11.Karena itu, Tuhan Yesus sangat serius ketika berfirman supaya manusia saling mengasihi satu dengan yang lain. Dalam perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Luk.12:13-21), Yesus menyimpulkan bahwa yang terutama adalah kaya di hadapan Allah, maka kaya dalam dunia inipun tidak akan menjadi masalah lagi.
12.Tuhan tidak berjanji bahwa mereka yang percaya dan melayani Dia akan selalu menjadi orang kaya, namun Ia berjanji bahwa orang itu dan bahkan anak cucunya tidak akan sampai mengalami kekurangan atau meminta-minta ( Mazmur 37 : 25 ).
Tuhan akan selalu menyediakan dan mencukupi kebutuhan orang benar yang mau terlebih dulu mencari Kerajaan Allah. Berapa banyak berkat yang kita terima adalah urusan Tuhan yang memberi berkat. Menyenangkan Tuhan adalah tugas kita sebagai kehidupan yang sudah diberkati.
Kita lihat dalam Alkitab, ada kehidupan orang-orang kaya yang menyenangkan Tuhan :
1. Abraham
Mengapa Abraham menyenangkan Tuhan ? Karena Abraham bukan orang yang tamak dan mudah tergiur pada apa yang baik menurut kacamata jasmani, terbukti saat ia membiarkan Lot memilih tanah yang lebih dekat Sodom yang lebih subur.
2. Zakheus
Zakheus yang semula adalah seorang pemeras menjadi berubah total setelah bertemu Yesus. Dan satu tindakan pertama yang ia lakukan setelah bertobat adalah dengan memutar balik orientasinya yang semula lebih ia tekankan kepada kekayaan untuk diri sendiri, sekarang menjadi berbagi dengan sesama yang kekurangan, bahkan kepada mereka yang dulu pernah ia peras dan tipu.
3. Yakub. Meski awalnya adalah seorang anak yang menipu ayahnya sendiri, Yakub kemudian menjadi diberkati karena sikap pantang menyerah, integritas, dan kerja keras yang ia tunjukkan terutama saat bekerja pada Laban. Bukan hanya kekayaan saja yang diberikan Tuhan kepada Yakub, tapi ia juga diperdamaikan kembali dengan Esau. Itu satu berkat. 4. Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain ( Lukas 8 : 3. Mereka adalah donator bagi pelayanan Yesus bahkan meski Herodes tidak mendukung Yesus, para wanita ini tetap tahu apa yan terbaik dalam memanfaatkan kekayaan mereka. Amen.RHLT

Tidak ada komentar: