Siapa mencintai
uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan
penghasilannya. Inipun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula
orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari
pada melihatnya? Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun
banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.”
Kesuksesan seseorang di jaman sekarang cenderung diukur dengan berapa banyak harta dan kekayaan
yang dimilikinya. Tidak salah, namun
juga tak mutlak benar. Harta dan kekayaan walaupun sangat penting,
tapi bukanlah segala-galanya yang menentukan dalam hidup manusia. Banyak hal
lain dari kehidupan ini yang nilainya sama atau bahkan lebih tinggi dari harta
dan kekayaan. Sebut saja kesehatan,
nafas kehidupan, persahabatan, cinta, kebahagiaan, dsb. Apalah artinya
harta tanpa kesehatan, apalah arti kekayaan tanpa nafas kehidupan, apalah arti
harta tanpa persahabatan, apalah arti kekayaan tanpa cinta, dan apalah artinya
uang banyak tanpa cinta. Seperti kata pengkhotbah semuanya sia-sia. Pelajaran yang bisa kita
kutip dari kitab pengkhotbah mengenai harta, diantaranya:, Pertama: harta dan kekayaan
walaupun perlu, tapi tak pantas dijadikan sebagai objek cinta. Manusia tidak
salah memiliki harta dan kekayaan, tapi yang salah adalah jika manusia
mencintai harta melebihi segalanya (ay 9). Jika manusia telah menjatuhkan
cintanya pada uang, maka manusia itu tidak akan pernah puas terhadap uang; dan
jika manusia jatuh cinta pada kekayaan, maka manusia itu tidak akan puas dengan
penghasilannya. Jadi jika kita selalu
merasa tidak puas dengan uang dan penghasilan kita, itu adalah ciri-ciri
bahwa kita telah terseret pada sikap mencintai uang.Yang benar adalah
cintailah Tuhan Allahmu dengan seluruh kemampuanmu, dan cintailah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22: 37-39), maka kepuasan yang kita cari
akan kita temukan. Hanya kasih Allah yang bisa memuaskan dahaga kita (Mazmur
107: 8-9) Kedua: semakin
bertambahnya harta, semakin bertambah pula yang menghabiskannya (ay 10). Ini
adalah sebuah logika mutlak mengenai kekayaan. Jarang terjadi bahwa dimana
kekayaan semakin bertambah maka pengeluaran semakin sedikit. Yang sering
terjadi adalah, ketika uang semakin banyak, kebutuhan yang aneh-aneh pun sering
muncul tiba-tiba, dan akhirnya pengeluaranpun semakin banyak pula. Oleh sebab
itu jangan buru-buru ingin kaya, tapi jika pun ingin kaya, persiapkanlah diri
agar dapat mengatur kekayaan itu untuk kebahagiaan sejati.
Ketiga: lebih
berbahagia menjadi seorang pekerja yang menikmati pekerjaannya, daripada seorang kaya yang
menderita karena hartanya (ay 11). Seseorang yang menikmati pekerjaannya, tahu
membagi waktu kapan saatnya untuk bekerja dan kapan saatnya untuk istirahat.
Ketika ia bekerja ia akan mencurahkan seluruh kemampuan terbaiknya melakukan
pekerjaan sesuai tahapannya sampai ia selesai. Dan ketika ia istirahat,
maka ia akan benar-benar istirahat mengumpulkan kekuatan untuk pekerjaan
berikutnya. Kecil besarnya upah yang diperoleh olehnya tidak akan mempengaruhi
kualitas kerjanya. Sedikit banyaknya ia makan, ia akan tertidur dengan lelap,
karena pikirannya begitu tenang karena puas dengan semua hasil kerja
terbaiknya. Tapi orang yang memburu harta, sering tak dapat tertidur sekalipun
makan banyak, dan sering tidak bahagia sekalipun hidupnya bergelimang harta.
Bersama Tuhan, kita akan berbahagia dengan apa yang kita miliki, tapi tanpa
Tuhan tak satupun kemegahan dunia ini dapat membahagiakan kita (Luk 11:
28)
. Dalam 1 Tim 6:10: “akar segala
kejahatan adalah cinta akan uang”. Demi dan untuk uang, banyak orang mau
melakukan apa saja. Lalu kejahatanpun muncul dan subur. Inilah persepsi yang
keliru dalam memaknai materi dunia ini. Uang menjadi tuhan dan manusia menjadi
budaknya.
9. Alkitab sesungguhnya tidak melarang
orang untuk sukses dan kaya. Paulus mengecam orang yang malas bekerja dan
berusaha, yang hidup bagai benalu. Untuk orang dengan tipe seperti ini, ia
berkata: jangan makan! (2 Tes 3:10). Manusia harus bekerja keras dalam hidupnya
supaya bisa memaknai hidupnya.
10. Harta benda harusnya bisa memuliakan Tuhan
(Ams 3:9) seperti yang diperlihatkan oleh Abraham, Ayub dan tokoh Alkitab
lainnya. Kekayaan harus mendekatkan manusia pada penciptanya dalam ungkapan
syukur. Artinya sumber dari berkat itu adalah Tuhan, berkat itu bukanlah Tuhan.
11.Karena itu,
Tuhan Yesus sangat serius ketika berfirman supaya manusia saling mengasihi satu
dengan yang lain. Dalam perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh
(Luk.12:13-21), Yesus menyimpulkan bahwa yang terutama adalah kaya di hadapan
Allah, maka kaya dalam dunia inipun tidak akan menjadi masalah lagi.
12.Tuhan tidak
berjanji bahwa mereka yang percaya dan melayani Dia akan selalu menjadi orang
kaya, namun Ia berjanji bahwa orang itu dan bahkan anak cucunya tidak akan
sampai mengalami kekurangan atau meminta-minta ( Mazmur 37 : 25 ).
Tuhan akan selalu menyediakan dan mencukupi kebutuhan orang benar yang mau terlebih dulu mencari Kerajaan Allah. Berapa banyak berkat yang kita terima adalah urusan Tuhan yang memberi berkat. Menyenangkan Tuhan adalah tugas kita sebagai kehidupan yang sudah diberkati.
Tuhan akan selalu menyediakan dan mencukupi kebutuhan orang benar yang mau terlebih dulu mencari Kerajaan Allah. Berapa banyak berkat yang kita terima adalah urusan Tuhan yang memberi berkat. Menyenangkan Tuhan adalah tugas kita sebagai kehidupan yang sudah diberkati.
Kita lihat
dalam Alkitab, ada kehidupan orang-orang kaya yang menyenangkan Tuhan :
1. Abraham
1. Abraham
Mengapa
Abraham menyenangkan Tuhan ? Karena Abraham bukan orang yang tamak dan mudah
tergiur pada apa yang baik menurut kacamata jasmani, terbukti saat ia
membiarkan Lot memilih tanah yang lebih dekat Sodom yang lebih subur.
2. Zakheus
2. Zakheus
Zakheus yang
semula adalah seorang pemeras menjadi berubah total setelah bertemu Yesus. Dan
satu tindakan pertama yang ia lakukan setelah bertobat adalah dengan memutar
balik orientasinya yang semula lebih ia tekankan kepada kekayaan untuk diri
sendiri, sekarang menjadi berbagi dengan sesama yang kekurangan, bahkan kepada
mereka yang dulu pernah ia peras dan tipu.
3. Yakub. Meski
awalnya adalah seorang anak yang menipu ayahnya sendiri, Yakub kemudian menjadi diberkati karena sikap pantang
menyerah, integritas, dan kerja keras yang ia tunjukkan terutama saat bekerja
pada Laban. Bukan hanya kekayaan saja yang diberikan Tuhan kepada Yakub, tapi
ia juga diperdamaikan kembali dengan Esau. Itu satu berkat. 4. Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan
lain ( Lukas 8 : 3. Mereka adalah donator bagi pelayanan
Yesus bahkan meski Herodes tidak mendukung Yesus, para wanita ini tetap tahu
apa yan terbaik dalam memanfaatkan kekayaan mereka. Amen.RHLT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar