Selasa, 31 Juli 2018

Khotbah Minggu 01 Juli 2018 Mark 16: 14-20 @Memberitakan Injil Kepada Segala Mahluk@ Peneguhan Sidhi


 Firman Tuhan ini mengingatkan kita untuk mengerti tugas kita sebagai gereja. Kita dipanggil menjadi anggota tubuh Kristus atau gereja, semata-mata bukan hanya untuk gereja kita sendiri. Amanat Agung, Firman Tuhan ini mengajarkan kita akan tugas kita sebagai gereja, bahwa misi gereja adalah untuk semua orang dan bangsa. Kalau kita membaca ayat 15 “pergilah ke seluruh dunia beritakan injil kepada segala makhluk”. Seperti salah satu isi dari Amanat Agung bahwa tugas kita adalah harus pergi dan jangkauannya adalah seluruh dunia bahkan dikatakan segala makhluk. Jadi, penting sekali diingat bahwa kita bertanggungjawab untuk pergi memberitakan injil bukan tinggal diam. Dalam teks ini juga satu hal yang menarik adalah bahwa ada ketegasan bagi mereka yang percaya dan dibaptis akan selamat tapi bagi yang tidak percaya akan dihukum. Jadi, pilihannya hanya dua selamat atau hukuman. Ayat 17-18 kita melihat bahwa ada tanda-tanda yang dimiliki oleh orang percaya, memiliki kuasa dan karunia yang dianugerahkan oleh Tuhan bagi masing-masing kita: mengusir setan, berbicara dalam bahasa baru, terlepas dari bahaya maut, bahkan menyembuhkan orang sakit semua itu Tuhan berikan untuk memperlengkapi jemaatNya dalam pemberitaan injil dan pelayanan. Sebagai orang percaya masa kini karunia ini pun Tuhan berikan bagi kita. Apakah kita sudah menggunakannya untuk memberkati dan melayani orang lain.
            Dari teks ini kita belajar sikap dari murid-murid Tuhan Yesus, mereka pun pergilah memberitakan injil ke segala penjuru...(ayat 20). Mereka taat dan segera pergi memberitakan injil seperti yang diperintahkan kepada mereka, dan Tuhan turut bekerja serta tanda-tanda itu menyertai mereka. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita pergi? Atau selama ini kita hanya memikirkan diri sendiri atau hanya memikirkan gereja kita? Pernahkah kita berpikir untuk orang lain dan bangsa yang belum mendengar injil? Bersyukurlah karena hari ini kita dingatkan bahwa  “Misi Gereja untuk semua orang, Segala Mahluk dan bangsa”.
Ada 3 hal yang dapat kita pergumulkan melalui nas ini:
1.      Mempercayai kebangkitan Yesus (ayat 12-14)
Setelah kebangkitan Yesus, berita tentang kebangkitanNya langsung tersiar melalui penampakan Yesus kepada Maria Magdalena dan juga kepada dua orang yang dalam perjalanan. Apa yang mereka saksikan dan rasakan itu pula yang disampaikan pada murid-murid Yesus. Namun mereka tidak percaya akan apa kesaksian dari orang yang telah bertemu dengan Yesus yang hidup.
Bisa muncul pertanyaan “mengapa Yesus tidak langsung memberitakan kebangkitanNya langsung kepada murid-muridNya?” Mengapa Yesus menyatakan kebangkitanNya pertama kepada orang lain? Jawabnya adalah: Tuhan Yesus punya maksud yang dalam disi. Yaitu:
a.      Kebenaran berita tentang kebangkitan Yesus. Bahwa lebih baik orang-orang yang ada di luar murid Yesus yang lebih dahulu mengetahuinya, sebab jika murid-muridNya yang mengetahui lebih dulu, maka berita yang mereka sampaikan nantinya akan sulit dipercayai, karena bisa saja orang lain menganggap murid Yesus sedang berhalusinasi karena kesedihan.
b.      Karena kebangkitan Yesus menjadi inti dari iman para pengikut Yesus, maka sangat penting bagi Yesus benar-benar mempersiapkan murid-muridNya memahami dan mempercayai dengan baik tentang kebangkitan Yesus. Bahwa murid-murid Yesus memang benar-benar teguh meyakini, menyaksikan, melihat dan menggumuli apa yang telah terjadi pada Yesus, bahwa Yesus telah bangkit dari kematian.
Hal ini menjadi sangat penting, sebagaimana kita melihat bagaimana murid-murid Yesus saja yang telah bersama-sama melayani dengan Yesus memperlihatkan ketidakpercayaannya pada hari kebangkitan Yesus, maka pertanyaannya, bagaimana pula dengan kita saat ini, dan bagaimana pula puluhan ribu tahun yang akan datang. apakah pengikut Yesus akan tetap memiliki iman yang teguh tentang kebangkitan Yesus?
Yesus meneguhkan kita, sebagaimana dikatakanNya kepada Tomas: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29).
Maka yang menjadi pertanyaan untuk kita gumuli saat ini adalah: “Apakah kebangkitan Yesus memiliki relevansi dengan hidup kita saat ini?”; “Sejauhmana kebangkitan Yesus itu berdampak pada kita?” Atau jangan-jangan kebangkitan Yesus itu sudah ditelan oleh rutinitas, hanya memperlihatkan kepercayaan yang tidak berdampak apa-apa. Apakah Yesus memang benar-benar hidup pada diri kita?
2.      Amanat Agung (ayat 15-16)penginjilan” adalah “Tugas” dan “tanggung jawab setiap orang “YANG SUDAH MENJADI MURID YESUS DAN SUDAH MENERIMA ROHKUDUS” didalam hidupnya. Dan itu adalah “PERINTAH” Yesus sendiri,tidak mesti melihat apakah dia itu seorang “pejabat-Gerejawi atau jabatan suatu kelembagaan/denominasi tertentu”. Pemaknaan yang lebih tegas tentang arti Penginjilan dapat dipahami dengan: “buah” dan “berbuah” atau “tuaian” dan “menuai”. Lukas 10:2-3,  Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Yohanes15:2,5-6, Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Dari nats tersebut, nyata bahwa: “Penginjilan” adalah “Proses mempersiapkan, menyediakan BUAH-BUAH bagi KerajaanNya”, tidak hanya dalam hal menuai saja, tetapi juga membentuk diri sendiri supaya menjadi “RANTING YANG BERBUAH” dan “BERBUAH-BANYAK”, karena: “SETIAP RANTING YANG TIDAK BERBUAH” (meskipun sudah ada dalam Yesus), akan “dipotongNya”.Sering, penginjilan itu dipahami secara “pemahaman-sempit” dalam arti: “Penginjilan hanya eksternal saja atau hanya bagi mereka yang non Kristiani”. Padahal “INTI-PENGINJILAN” adalah: “MENYAMPAIKAN BERITA KESELAMATAN ITU DAN MEMPERSAKSIKAN KARYA JURUSELAMAT/YESUS DIDALAM HIDUPNYA” kepada orang lain (Siapa saja, dimana saja dan kapan saja), supaya mereka juga: “MENDAPAT KESELAMATAN ITU DARI YESUS”.
Setelah para murid Yesus mempercayai akan apa yang telah terjadi, maka Yesus memberikan amanat. Amanat ini menjadi tugas setiap orang percaya, bahwa setiap orang beriman harus memberitakan kabar baik. Kabar baik itu adalah tongkat estafet yang harus dibawa dan dilanjutkan. Jika kita mempercayai kebangkitan Yesus, maka beritakanlah, saksikanlah. 
Dalam buku Markus ini, amanat agung Yesus memiliki ciri khas, bahwa kabar baik itu harus diberitakan kepada segala mahluk, maka tumbuh-tumbuhan dan binatang bahkan semua alam semesta harus diberitakan tentang kebangkitan Yesus.
Artinya disini bahwa setiap orang percaya harus memakai kehidupannya menjadi hidup yang bersaksi, yang memberitakan firman Tuhan dalam segala lini kehidupan. Dengan penuh keyakinan kita memberitakan bahwa satu-satunya keselamatan bagi dunia ini adalah percaya kepada Yesus, diluar kepercayaan kepada Yesus adalah hukuman. Mau selamat? Ikut Yesus, percaya kepada kebangkitan Yesus. Maka jika dikatakan percaya, beriman kepada Yesus maka harus berbuat - “to do something”.
3.      Orang percaya diberi kemampuan ( ayat 17-18)
Bahwa kebangkitan Yesus telah memberikan kuasa dan kemampuan kepada setiap orang yang percaya. Yaitu kemampuan dan kuasa yang berasal dari luar kemampuan manusia. Jika hanya mengandalkan kemampuan diri kita sebagai manusia tentu kita tidak akan mampu menjadi orang percaya. Tetapi Tuhan memberikan kepada kita kekuatan dan perlindungan Tuhan untuk memampukan untuk dapat hidup dalam iman percaya kita.
Sebagaimana rasul Paulus katakana “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” – Efesus 2: 8. Kita bertekun dalam firman Tuhan, rajin bersekutu dalam ibadah, mendekatkan diri kepada Tuhan dalam kidung pujian dan doa – itu semua adalah penampakan kuasa Tuhan yang bekerja dalam diri kita, bukan karena kekuatan kita mampu berbuat seperti itu, tetapi itu adalah tanda penyertaan Tuhan ada dalam diri kita. Itu bukan kemampuan fisik kita, tetapi itu adalah pemberian Allah yang patut kita syukuri, bahwa kita tetap dapat teguh di dalam keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan. Hanya karena kekuatan dari Tuhan saja kita dapat dan mampu berjalan dalam terang Tuhan.
Itu pula sebabnya Yesus mengatakan “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” – Markus 14:38. Sebab iman kita bisa tertidur dan bahkan mati jika kita membiarkan diri kita ini dikuasai oleh kelemahan kita sebagai manusia. Maka kita membutuhkan kekuatan kepada Tuhan supaya mampu hidup di dalam panggilanNya. Sebagaimana Yesus yang memberikan teladan bagi kita, Dia berdoa di taman Getsemani ketika hendak memasuki penderitaanNya untuk dimampukan menyelesaikan misi dari BapaNya.
Maka kita patut bersyukur, sebagai orang percaya menjalankan tugas panggilan kita sebagai pengikut Yesus, kita dipersiapkan, kita diteguhkan, kita diarahkan dan kita diberikan kemampuan untuk menjadi panggilan kita sebagai seorang Kristen. Bahwa kuasa Allah bekerja dalam diri kita. Amin. RHLT


Tidak ada komentar: