Thema: Allah Yang Murah hati Adil Dan
Benar
Godaan untuk
bermegah dalam diri manusia dan bermegah di dalam Tuhan seperti tarik
tambang. Kecenderungan pemenang tarik tambang bermegah dalam diri manusia dan
bermegah di dalam Tuhan dimenangkan oleh bermegah dalam diri manusia. Rasanya
manusia tidak puas kalau tidak mengagung-agungkan, memperlihatkan, memamerkan,
menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki itu kepada orang lain sebagai
hasil kebijaksanaan atau usahanya belaka. Hasilnya
Mereka lupa bahwa sumber dari apa yang dimiliki itu adalah Tuhan. Dengan
bermegah dalam diri manusia, mereka telah mencuri kemuliaan Allah, menjadi
kemuliaan diri sendiri. Padahal dalam kehidupan kita bagi kemuliaan Allah sebab
Ia sendiri sumber berkat dan kelebihan-kelebihan yang kita miliki.
Apakah kita
merasa ditegur oleh Firman ini? Dan jika kita merasakannya
berarti itu adalah indikasi bahwa kita belum mengenal Allah. Dalam nats ini
Nabi Yeremia sangat bersedih melihat keadaan umat Israel yang kehidupannya sudah sangat jauh dari
ciri-ciri umat yang mengenal Allah, bagaimana tidak bahwa mereka telah membanggakankebijaksanaannya, kekayaannya dan kekuatannya sehingga
melupakan kasih Allah kepada mereka dan kepada nenek moyang mereka. Hal inilah
yang hendak diluruskan oleh Yeremia, bahwa sikap meninggikan diri bukanlah
sikap yang bijak malah itu adalah sikap yang akan membawa kepada penghukuman
Allah. Dalam Hosea 4:6 dikatakan “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”.
Sikap akan pengenalan Allah yang baik
akan membawa kita menemukan harta karun yang tidak akan ternilai harganya. Yang
mengenal Allah akan jauh dari sikap memegahkan diri dan rasul Paulus dalam
suratnya di 1Korintus 1:31 menegaskan kembali pesan yang dituliskan oleh
Yeremia bahwa “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam
Tuhan”, sebab Kristus adalah kekuatan
Allah dan hikmat Allah (1 Kor. 1:24), maka hanya di dalam kekuatan dan
hikmat Allah sajalah kita dapat bermegah. Kita tidak membanggakan apa yang ada
pada kita menurut ukuran dunia akan tetapi biarlah kita membanggakan hikmat dan
kekuatan Allah yang menurut pandangan dunia itu adalah sesuatu kebodohan. Dalam
Yohans 14: 7 dikatakan “sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal
Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”. Kita telah
mengenal Allah di dalam Kristus yang telah memperlihatkan kepada kita dan dunia
ini bahwa Allah adalah Esa satu-satunya yang menguasai kehidupan dunia ini yang
penuh dengan kasih, pengampunan dan kuasa, itulah Allah yang kita percayai dan
kita yakini.
Saudara yang
terkasih, orang yang mengenal Allah adalah orang yang tunduk di bawah salib
Kristus yang
telah memperlihatkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi.
Kristus telah menjadi hikmat bagi kita untuk menjalani hidup sesuai dengan
kasih, keadilan dan kebenaran Tuhan dan bukan menjalani hidup dari hikmat
dunia yang sombong dan angkuh yang selalu ingin menonjokan diri sendiri dan
selalu ingin menjadi tuan bagi sesamanya.
Tuhan ingin
mengajak kita untuk mengenal kasih dan kekuatan Allah dan jangan pernah mengandalkan diri
sendiri ataupun kekuatan yang lain
selain mengandalkan kekuatan Tuhan.
Dalam Hosea 6:6 jelas ditegaskan oleh Firman Allah bahwa
kesukaanNya adalah kasih setia dan pengenalan akan Allah bukan korban bakaran
yang kita berikan.
Tuhan mengajak
kita untuk sungguh-sungguh
mengenal Allah dalam hal tindakan nyata atas iman pengakuan yang kita ucapkan.
Pengakuan iman tidak hanya kata-kata tetapi tindakan nyata. Dalam Hosea 6:3
dikatakan bahwa orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, Ia akan hadir dan
bekerja dalam hidup kita seperti fajar di pagi hari yang membawa harapan dan
masa depan yang cerah dan seperti hujan di akhir musim yang memberikan kelegaan
dan sukacita kepada kita. YANG MAU BERMEGAH, BAIKLAH BERMEGAH KARENA YANG
BERIKUT. Nas : Yer 9:24
Kita tidak
boleh membanggakan pengetahuan duniawi, kemampuan manusia, atau kekayaan
dunia (ayat Yer 9:23); sebaliknya kita hanya boleh bermegah dan bersukacita
karena hubungan pribadi kita dengan Tuhan dan kasih karunia-Nya, yang
memungkinkan kita hidup benar. Semua nilai dunia ini hilang maknanya bilamana
dibandingkan dengan pengenalan akan Allah. Nilai yang sesungguhnya terdiri atas
menyerahkan diri kita kepada Tuhan Allah dan standar-standar-Nya serta
membiarkan Dia memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya.
Berubahlah sebelum dihukumAllah yang kita sembah adalah
Allah yang kudus (1Pet. 1:16). Allah yang kudus tidak mungkin akan membiarkan
umat-Nya terus berbuat dosa tanpa menghukum mereka. Apakah yang harus dilakukan
oleh umat Allah ketika mereka berada dalam penghakiman Allah?Amin
Pdt. R.H.L. Tobing, S.Th.MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar