Selasa, 03 April 2018

Khotbah Minggu 28 Januari 2018 Yeremia 9: 23-26



Thema: Allah Yang Murah hati Adil Dan Benar

Godaan untuk bermegah dalam diri manusia dan bermegah di dalam Tuhan seperti tarik tambang. Kecenderungan pemenang tarik tambang bermegah dalam diri manusia dan bermegah di dalam Tuhan dimenangkan oleh bermegah dalam diri manusia. Rasanya manusia tidak puas kalau tidak mengagung-agungkan, memperlihatkan, memamerkan, menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki itu kepada orang lain sebagai hasil kebijaksanaan atau usahanya belaka. Hasilnya Mereka lupa bahwa sumber dari apa yang dimiliki itu adalah Tuhan. Dengan bermegah dalam diri manusia, mereka telah mencuri kemuliaan Allah, menjadi kemuliaan diri sendiri. Padahal dalam kehidupan kita bagi kemuliaan Allah sebab Ia sendiri sumber berkat dan kelebihan-kelebihan yang kita miliki. 
Apakah kita merasa ditegur oleh Firman ini? Dan jika kita merasakannya berarti itu adalah indikasi bahwa kita belum mengenal Allah. Dalam nats ini Nabi Yeremia sangat bersedih melihat keadaan umat Israel yang kehidupannya sudah sangat jauh dari ciri-ciri umat yang mengenal Allah, bagaimana tidak bahwa mereka telah membanggakankebijaksanaannya, kekayaannya dan kekuatannya sehingga melupakan kasih Allah kepada mereka dan kepada nenek moyang mereka. Hal inilah yang hendak diluruskan oleh Yeremia, bahwa sikap meninggikan diri bukanlah sikap yang bijak malah itu adalah sikap yang akan membawa kepada penghukuman Allah. Dalam Hosea 4:6 dikatakan “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”.
Sikap akan pengenalan Allah yang baik akan membawa kita menemukan harta karun yang tidak akan ternilai harganya. Yang mengenal Allah akan jauh dari sikap memegahkan diri dan rasul Paulus dalam suratnya di 1Korintus 1:31 menegaskan kembali pesan yang dituliskan oleh Yeremia bahwa “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan”, sebab Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (1 Kor. 1:24), maka hanya di dalam kekuatan dan hikmat Allah sajalah kita dapat bermegah. Kita tidak membanggakan apa yang ada pada kita menurut ukuran dunia akan tetapi biarlah kita membanggakan hikmat dan kekuatan Allah yang menurut pandangan dunia itu adalah sesuatu kebodohan. Dalam Yohans 14: 7 dikatakan “sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”. Kita telah mengenal Allah di dalam Kristus yang telah memperlihatkan kepada kita dan dunia ini bahwa Allah adalah Esa satu-satunya yang menguasai kehidupan dunia ini yang penuh dengan kasih, pengampunan dan kuasa, itulah Allah yang kita percayai dan kita yakini.
Saudara yang terkasih, orang yang mengenal Allah adalah orang yang tunduk di bawah salib Kristus yang telah memperlihatkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi. Kristus telah menjadi hikmat bagi kita untuk menjalani hidup sesuai dengan kasih, keadilan  dan kebenaran Tuhan dan bukan menjalani hidup dari hikmat dunia yang sombong dan angkuh yang selalu ingin menonjokan diri sendiri dan selalu ingin menjadi tuan bagi sesamanya. 
Tuhan ingin mengajak kita untuk mengenal kasih dan kekuatan Allah dan jangan pernah mengandalkan diri sendiri ataupun kekuatan yang lain selain mengandalkan kekuatan Tuhan.
Dalam Hosea 6:6 jelas ditegaskan oleh Firman Allah bahwa kesukaanNya adalah kasih setia dan pengenalan akan Allah bukan korban bakaran yang kita berikan. 
Tuhan mengajak kita untuk sungguh-sungguh mengenal Allah dalam hal tindakan nyata atas iman pengakuan yang kita ucapkan. Pengakuan iman tidak hanya kata-kata tetapi tindakan nyata. Dalam Hosea 6:3 dikatakan bahwa orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, Ia akan hadir dan bekerja dalam hidup kita seperti fajar di pagi hari yang membawa harapan dan masa depan yang cerah dan seperti hujan di akhir musim yang memberikan kelegaan dan sukacita kepada kita. YANG MAU BERMEGAH, BAIKLAH BERMEGAH KARENA YANG BERIKUT. Nas : Yer 9:24
Kita tidak boleh membanggakan pengetahuan duniawi, kemampuan manusia, atau kekayaan dunia (ayat Yer 9:23); sebaliknya kita hanya boleh bermegah dan bersukacita karena hubungan pribadi kita dengan Tuhan dan kasih karunia-Nya, yang memungkinkan kita hidup benar. Semua nilai dunia ini hilang maknanya bilamana dibandingkan dengan pengenalan akan Allah. Nilai yang sesungguhnya terdiri atas menyerahkan diri kita kepada Tuhan Allah dan standar-standar-Nya serta membiarkan Dia memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya.
Berubahlah sebelum dihukumAllah yang kita sembah adalah Allah yang kudus (1Pet. 1:16). Allah yang kudus tidak mungkin akan membiarkan umat-Nya terus berbuat dosa tanpa menghukum mereka. Apakah yang harus dilakukan oleh umat Allah ketika mereka berada dalam penghakiman Allah?Amin
Pdt. R.H.L. Tobing, S.Th.MA


Tidak ada komentar: