Selasa, 03 April 2018

Khotbah Minggu 11 Feb 2018 ESTOMIHI. Kejadian 12:1-9



(Jadilah Bagiku Gunung Batu Tempat Perlindungan:Sai Ho Ma Gabe Dolok Batu Partanobatoan di Au)
Diberkati Untuk Menjadi Berkat

"Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;  dan engkau akan menjadi berkat."  Kejadian 12:2
Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu” – janji ini menggerakkan langkah Abram untuk meninggalkan kehidupannya yang nyaman bersama Ayahnya. Tanah Ur yang makmur dan modern harus dia tinggalkan menuju tanah yang di janjikan oleh Tuhan.
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat” – Abram menerima rencana Tuhan atas hidupnya yang walaupun hal itu masih jauh dari kenyataan. Namun Abram menaruh imannya pada janji Tuhan atas hidupnya.
“Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” –Abram bergerak menuju janji Tuhan bukan dengan tangan kosong. Dia bukan sedang menuju medan pertempuran tanpa senjata, melainkan Tuhan memperlengkapinya dengan “berkat penyertaan Tuhan” untuk membuka jalan baginya walau seberat apapun halangan yang ada di depan.
Yesus Kristus adalah berkat di atas segala berkat. Dari semua yang ada pada kita, hanya ada satu berkat yang terbesar dan terindah dan juga yang akan kekal selamanya yaitu Yesus Kristus yang kita imani. Yesus Kristus adalah rencana besar Tuhan pencipta kehidupan. Dalam mewujudkan rencanaNya, Abram di panggil oleh Tuhan memulai langkah awal mewujudkan bangsa yang besar, yaitu bangsa yang di berkati oleh Tuhan. Sehingga patutlah kita bersyukur oleh iman kepada Yesus Kristus telah menjadi bagian dari orang-orang yang diberkati oleh Tuhan sebagaimana janji berkat yang di sampaikan kepada Abram.
Dalam iman kita kepada Tuhan Yesus, kita di perhadapkan pada panggilan Abram dalam mengambil keputusan atas panggilan Tuhan, yaitu “melangkah dengan iman”. Menjadi pengukut Yesus berarti mengambil keputusan berjalan dengan iman kepada Yesus. Tidak ada yang harus di ragukan akan apa yang akan terjadi di depan, tetapi mengimani janji Tuhan atas “berkat penyertaanNya”.
Sehingga kita di ingatkan oleh Firman Tuhan untuk memandang kehidupan ini dengan iman. Orang percaya tidak asal hidup, tidak asal bekerja, tidak asal berbuat dan bertindak. Hidup orang Kristen bukan hidup yang ‘asal-asalan’tetapi hidup yang di dasari oleh kepastian: “Tuhan yang memanggil” – “Tuhan yang menyertai” – “Tuhan yang menggenapi janjiNya”.
Perjalanan hidup kita adalah perjalanan yang di tuntun oleh Tuhan, perjalanan hidup yang hanya mengandalkan berkat Tuhan. Saatnya kita meninggalkan zona nyaman kita hidup yang hanya mengandalkan kekuatan dan pikiran, dan kita menerima panggilan Tuhan untuk menerima hidup yang hanya bergantung pada berkat dan petunjuk Tuhan.  
Panggilan Tuhan atas Abraham dapat menjadi contoh panggilan Tuhan atas kehidupan orang percaya.  Sebagaimana Tuhan berjanji untuk memberkati Abraham, Dia juga akan memberkati kita.  Tujuan Tuhan memberkati kita adalah supaya kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.  "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan."  (2 Korintus 9:8).
     Panggilan terhadap Abraham merupakan langkah awal yang dikerjakan Tuhan untuk menggenapi maksud dan rencanaNya menyelamatkan umatNya.  Dari Abraham inilah Tuhan menghendaki munculnya suatu keluarga yang taat dan hidup benar di hadapanNya, suatu bangsa pilihan yang memiliki kehidupan yang  'berbeda'  dari bangsa-bangsa lain di dunia ini.  "Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."  (Kejadian 18:19).  Melalui garis keturunan Abraham pula hadirlah Yesus Kristus, Sang Juruselamat manusia. 
     Adapun panggilan Tuhan terhadap Abraham ini tidak hanya terdiri atas berbagai janji berkat, tetapi juga terdiri atas tugas dan kewajiban.  Tuhan menghendaki Abraham hidup taat, berjalan menurut jalan-jalannya agar ia memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepadanya.  Ketika Tuhan berjanji bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar, sekalipun realisasi dari janji-janji tersebut nampak mustahil secara akal manusia, Abraham tetap percaya.  "...TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: 'Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.' Maka firman-Nya kepadanya: 'Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.'  Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."  (Kejadian 15:5-6).  Janji Tuhan pun digenapiNya, bahkan berkatNya bukan hanya berlaku bagi keturunan Abraham secara lahiriah saja, namun juga bagi semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pemazmur menegaskan bahwa  "Janji Tuhan adalah janji yang murni bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.  Engkau, Tuhan, yang akan menepatinya,"  (Mazmur 12:7-8a).  Janji Tuhan adalah ya dan amin, tidak ada yang tidak ditepatiNya.  Tuhan tidak hanya berjanji akan memberkati Abraham secara melimpah, tapi juga berjanji hendak menjadikannya berkat bagi bangsa-bangsa, dan janji itu pun tergenapi.  Bahkan setiap kita yang beriman kepada Yesus Kristus disebut sebagai keturunan Abraham dan kita pun berhak menerima janji Allah  (baca  Galatia 3:29).
     Kehidupan Abraham sampai pada masa tuanya diberkati Tuhan secara luar biasa.  Sungguh nyata benar apa yang tertulis dalam Yesaya 46:4 bahwa,  "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.  Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus;  Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  Mengapa Abraham mengalami dan menikmati berkat-berkat yang luar biasa dari Tuhan?  Apa yang telah diperbuat olehnya?  Ketika diperintahkan Tuhan untuk pergi dari negerinya dan juga dari sanak saudaranya ke suatu negeri yang belum diketahui secara pasti, Abraham taat:  "...pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya,"  (Kejadian 12:4).
     Setiap kita yang rindu masuk ke dalam rencana Tuhan, baik dalam hidup di dunia ini maupun untuk yang akan datang, biarlah kita mau belajar dari apa yang sudah dilakukan oleh Abraham.  Mari kita belajar taat karena ketaatan adalah kunci mengalami terobosan baru!  Namun sebelum memberkati, Tuhan meminta milik Abraham yang paling berharga dan yang terbaik, yaitu anak semata wayangnya.  FirmanNya,  "Ambillah anakmu yang tungal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."  (Kejadian 22:2).  Abraham tidak kecewa, mengeluh atau membantah dengan Tuhan, dipersembahkanlah Ishak kepada Tuhan.  Sudahkah kita memberi yang terbaik dari hidup kita  (waktu, tenaga, talenta, materi)  untuk Tuhan.
Saudara ingin mengalami terobosan dalam hidup ini?  Belajarlah untuk taat dan persembahkanlah yang terbaik bagi Tuhan.
Pdt. R.H.L. Tobing, S.Th.MA

Tidak ada komentar: