Allah yang Menyatakan
Diri
“Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang
dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan
Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu: Akulah TUHAN”
(ayat 7)
Bagaimana
keputusasaan Musa diatasi?
1. Allah mengingatkan Musa tentang Penyataan
DiriNya (6:1-4).
-
Allah mengingatkan penyataan diriNya kepada Musa dengan nama baru : “Akulah
TUHAN” (6:1).
-
Allah mengingatkan penyataan diriNya kepada para leluhur Israel dengan
ikatan perjanjian (6:2-3)
-
Allah mengingatkan bahwa Ia mendengar kesengsaraan umatNya dan mengingat
perjanjianNya (6:4)
2. Allah
memerintahkan Musa melanjutkan tugasnya (6:5-12)Musa harus
mengatakan kepada umat Israel tentang diri Tuhan dan apa yang akan diperbuatNya
bagi mereka (ay 5-7).
Penyataan
“Akulah TUHAN” menegaskan bahwa apa yang dikatakanNya itu juga yang akan
dilakukanNya kepada Israel (ay 5-7). Namun tugas Musa tidak berjalan
mulus. Sebab respons umat Israel kali ini tidak positif. Walaupun sebelumnya
mereka sudah percaya. Namun karena perbudakan yang semakin berat, mereka
menjadi putus asa (6:8).Oleh karena umat tidak mendengarkan Musa, ia merasa
gagal. Ditambah lagi tugas yang sangat berat, yaitu menghadap Firaun untuk
mengatakan agar melepaskan umat Israel pergi dari Mesir (6:9-10, 27-28).
Berangkat dari penolakan (6:8), ia berkeberatan (6:11, 29). Hal ini
memperlihatkan bahwa Musa lebih bersandar pada akal dan kemampuannya dari pada
percaya sepenuhnya kepada Tuhan.
Dalam tugas
Musa yang berat Allah menegaskan beberapa hal:
- Tuhan
menjamin Musa bahwa ia akan mempunyai fungsi yang bersifat ilahi (7:1-2). Musa
diangkat sebagai Allah bagi Firaun, sedangkan Harun diangkat menjadi nabi
baginya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak saja memberi tugas, tetapi
membuatnya berhasil. Allah juga menetapkan Harun mendampingi Musa sebagai juru
bicaranya. Penetapan Allah ini menegaskan bahwa kerja sama dalam pekerjaan
Tuhan merupakan hal yang terbaik karena akan terjadi saling mengisi, saling
melengkapi, dan saling menguatkan.
- Allah
memperlihatkan tanda & mujizat (7: 3-10). Allah sudah melihat bahwa
tugas tersebut akan disambut dengan kekerasan hati Firaun. Pada kenyataannya,
Firaun memang mengeraskan hati walau sudah melihat tanda dan mujizat Allah yang
luar biasa. Akan tetapi, kekerasan hati tersebut bukanlah tembok penghalang
bagi tergenapinya rencana Allah, melainkan batu loncatan bagi Musa untuk
menyaksikan tanda dan kedahsyatan mujizat Allah menaklukkan Firaun. Dengan
perantaraan perbuatan serta ucapan Musa, kehadiran Tuhan akan
menjadi nyata bagi Firaun (Kel 6:5-6). Sebab Allah akan memampukan Musa dan
Harun membuat mujizat (ay 9,10).
Panggilan Allah kepada seseorang untuk menjadi hamba-Nya
bersifat mulia. Dalam menjalaninya, memang berat/sulit sebab berhadapan dengan
kekerasan hati orang-orang yang diikat ilah zaman ini (bdk. 2 Kor 4:4). Akan
tetapi, janganlah takut dan putus asa, ketika menghadapi semuanya itu. Belajar
dari Musa, kita tahu bahwa Allah yang menyatakan diriNya dengan memberitahukan
NamaNya “Akulah TUHAN” adalah jaminan kepastian penggenapan janjiNya kepada
umat-Nya. Dialah TUHAN yang tetap sama, dulu, sekarang, dan sampai
selama-lamanya, akan tetap berkarya dan dan setia membaharui panggilan dan
kepercayaanNya kepada kita untuk melaksanakan tugasNya yang mulia.
Dalam perikop
pagi ini (ayat 4-7) ada tiga kali pernyataan “Akulah TUHAN” dan berulang kali Tuhan menyatakan “Aku akan”. Pernyataan-pernyataan
itu Tuhan nyatakan kepada Musa dalam rangka membangkitkan harapan dalam diri
Musa yang bertubi-tubi dihujat oleh orang-orang Israel. Musa diteguhkan
bahwa Tuhan tidak lupa akan perjanjian-Nya dengan Abraham tentang Kanaan (bdk.
Kej. 15:18-21, Kej. 17:8). Tuhan juga menyatakan bahwa Ia mendengar
erangan Israel, mengatakan bahwa Ia mengingat perjanjian-Nya dengan para
leluhur Israel (ayat 4b).
Pernyataan
“Akulah TUHAN” dan “Aku akan” hendak
menyadarkan Musa dan Israel bahwa
Tuhan Allah bagi Israel seharusnya bukanlah Tuhan Allah yang mati (yang sering
digantikan oleh umat Israel dengan patung baal, patung lembu emas dll),
melainkan Tuhan Allah yang hidup,
yang bekerja, yang penuh dengan dinamika. Kehadiran-Nya mewujud dalam
tindakan, karya-karya nyata. Israel akan mengenal Tuhan Allah dari
karya-karya-Nya bagi Israel.
Di sepanjang
sejarah umat Israel menyaksikan bahwa Tuhan Allah menyatakan dan memperkenalkan
diri-Nya dengan karya-karya-Nya. Hal itu menjadi semakin jelas dan
terbuka melalui kehadiran dan karya-karya Yesus Kristus bagi manusia dan dunia
ini.
Bukankah
kitapun mengenal dan percaya kepada “Yesus Kristus” karena tindakan dan karya keselamatan serta teladah kasih yang
disaksikan-Nya? Dan semua itu yang kita layankan dan saksikan kepada
sesama dan dunia.
Dengan demikian tujuan dari peristiwa Keluaran adalah supaya umat mengenal
Tuhan dengan akrab yang adalah Allah mereka, yang membebaskan mereka dari
belenggu Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Kiranya tujuan peristiwa
Keluaran terjadi juga dalam hidup kita, yaitu semakin akrab dengan Tuhan, yang
membebaskan kita dari dosa. Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar