Rabu, 25 April 2018

Khotbah Minggu 22 April 2018 BNKP Bandung 1 Tes 2:13-20



Apa itu sukacita yang sempurna?
Apakah dengan kita memiliki segala macam yang kita inginkan, kita dapat mengatakan diri kita memiliki sukacita?
Apakah dengan mengatakan bahwa saya tanpa masalah dan hidup ini lancar-lancar saja, saya dapat berkata memiliki sukacita?Tampaknya kata sukacita merupakan kata yang cukup penting dalam sepanjang pemberitaan Firman Tuhan yang disaksikan Alkitab.Kembali pada pertanyaan apa itu sukacita yang sempurna?
Maka, setidaknya ada 3 poin penting yang dapat menjawab akan hal tersebut.
1.Sukacita yang sempurna adalah wujud nyata dari relasi seorang murid dengan Bapa (Allah)
2.Sukacita yang sempurna adalah wujud nyata dari ketaatan untuk menuruti perintah-Nya
3.Sukacita yang sempurna adalah wujud nyata seseorang yang berani untuk membagikan kasihnya kepada orang lain (sesama).
Saat kita Focus Dengan Tujuan Akhir Apapun Pergumulan Yang kita Hadapi Akan kita Jalani Dengan Sukacita,
KITA DICIPTAKAN UNTUK MELAYANI. Bukan Secara Kebetulan kita hidup sampai saat ini, tetapi ada Rencana Tuhan yg besar bagi hidup mu, dan bagi hidupku.
Karena itu Paulus katakan Dlm Efesus 2:10 “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya..”  –
Alkitab menyatakan bahwa, bahkan sebelum Anda dilahirkan, Tuhan sudah membuat rencana pelayanan bagi Anda. Alasan mengapa begitu banyak orang menderita sekarang, mengapa banyak yang ingin bunuh diri, serta merasa hampa adalah karena mereka telah kehilangan tujuan hidup, Kehilangan Sukacita. Bagian ini mengajarkan bahwa Allah menghendaki setiap orang percaya ditengah penderitaan hidup tidak menjadi serupa dengan dunia, tetapi tetap melayani Tuhan dengan benar. Hal seperti inilah yang dijalani oleh rasul Paulus. Ia mengalami penganiayaan (ayat 15-16), tapi ia tidak menjadi tawar hati/serupa dengan dunia ini. Walau dihambat, ia tetap merambat. Ia tetap melayani Tuhan dengan benar. Hal-hal apa saja yang menguatkan setiap orang percaya untuk dapat tetap hidup melayani Tuhan ditengah penderitaannya?
Focus on positive things (ayat 13-16)
Rasul Paulus tidak mau membiarkan perhatiannya terpusat pada orang-orang yang menentang pemberitaan Injilnya. Ia memusatkan perhatiannya pada orang-orang yang terbuka untuk menerima Injil. Hal ini membuat ia tidak mengeluh saat menghadapi perlawanan, melainkan ia dapat bersyukur karena orang-orang yang menerima Injil. Rasul Paulus juga bersyukur untuk orang-orang percaya yang rela menderita bagi kemuliaan Tuhan (ayat 14-16).
Serving with a loving heart (ayat 17-18)
Rasul Paulus tidak hanya asal melayani, melainkan ia melayani dengan hati yang mengasihi. Ia tidak asal melakukan tugas penginjilan namun ia rindu untuk mengunjungi jemaat Tesalonika untuk menguatkan iman mereka. Meskipun iblis melalui orang-orang Yahudi menganiaya dirinya, namun rasul Paulus tetap memperhatikan orang percaya di Tesalonika. Ia berdoa dan menulis surat Tesalonika ini.
Eternal value of the Gospel (ayat 19-20)
Menyadari nilai kekal dari pelayanan Injil merupakan kekuatan bagi setiap orang percaya yang melayani. Pelayanan yang berhubungan dengan keselamatan jiwa adalah bernilai kekal. Semua yang kita usahakan di dunia ini seperti mencari uang, kepandaian, prestasi, yang tidak berkait dengan keselamatan jiwa adalah sementara. Hanya jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Kristus yang akan “menyertai” kita sampai kekekalan. Rasul Paulus bersukacita karena kenyataan ini.
  Membangun hidup di atas Firman Tuhan
Dari ayat 13, kita dapat melihat bagaimana sikap jemaat Tessalonika dalam menerima Firman Tuhan. Rasul Paulus bersyukur atas penerimaan mereka terhadap Firman Tuhan dengan tulus. Walaupun yang memberitakan Injil itu manusia, namun mereka menerima dengan tulus dan berharga sebagai firman Allah. Jika firman Tuhan kita terima seperti seorang yang lapar dan haus, maka firman Tuhan benar-benar bekerja dalam diri kita. Firman Tuhan akan berdampak dalam kehidupan orang yang percaya ketika kita menerima dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Kemurnian dari niat kita menerima firman Tuhan tidak akan terpengaruh tentang siapa yang menyampaikan dan seperti apa cara penyampaiannya, namun kita akan bersungguh-sungguh dengan tuntunan Roh Kudus menemukan sapaan Firman Tuhan untuk kita hidupi.
 Kalau kita perhatikan sebuah bongkahan batu karang yang besar dengan teliti, maka kita akan melihat bahwa sebenarnya bongkahan karang itu terdiri dari rumah binatang kecil yang disebut KORAL. Koral-koral kecil akan mudah terbawa arus dan ombak lautan jika mereka hidup sendiri-sendiri, tetapi sebaliknya ketika koral itu bersatu dan membentuk sebuah gugusan karang maka,sebuah kapal besarpun akan hancur bila menabraknya ! Sungguh sebuah kekuatan yang hebat dari sebuah persatuan dan kebersamaan.
Amsal 17:17 (Silahkan dibaca) Menunjukkan bahwa ini adalah kekuatan sebuah hubungan yang  ditunjukkan dengan saling memperhatikan dan membantu, khususnya dalam keadaan yang sulit. Bagaimana cara kita membangun sebuah kebersamaan dengan orang lain? Berdasarkan bacaan kita pagi ini ada 2 cara supaya kita dapat membangun sebuah kebersamaan yang pada akhirnya membawa kekuatan yang sungguh luar biasa di Gereja kita.
Menerima dan Melakukan Firman Allah (ayat 13-14)
Dampak dari orang yang menerima dan Melakukan Firman Allah adalah Hidup dalam damai sejahtera dengan orang-orang yang ada disekitarnya walaupun mungkin orang lain memusuhinya; dan orang tersebut lebih memilih mengasihi orang lain dalam situasi dan kondisi apapun sebagai wujud nyata bahwa dia sungguh-sungguh mengasihi Allah ( 1 Yohanes 4:20)
Saling Memperhatikan (ayat 17-18)
Wujud nyata dari memperhatikan adalah memliki hubungan yang harmonis, ada kerinduan untuk saling mengunjungi; dengan tindakan itu satu sama lain dapat memahami sifat dan karakter masing-masing.Dalam sebuah kebersamaan pasti menimbulkan sukacita yang luar biasa karena dapat saling menopang kelemahan masing-masing, seperti yang terjadi pada Paulus dan jemaat Tesalonika.
Bagaimana Bpk,Ibu Sdr Apakah Kita Rindu Gereja kita menjadi kuat dan bertumbuh? 2 cara inilah yang di ajarkan kepada kita. AMIN


Tidak ada komentar: