Rabu, 25 April 2018

Khotbah Keb. PAK 19 Apr 2018 Doa Kita dan Kuasa Doa. Yakobus 5:13-20


Ketika menghadapi berbagai masalah, banyak cara yang mungkin kita lakukan untuk mengatasinya. Namun dari semua cara yang kita tempuh, apakah itu selalu diawali dengan datang lebih dahulu kepada Tuhan untuk memohon hikmat dan kuasaNya dalam mengatasi setiap masalah kita?
Melalui bagian Firman Tuhan ini, kita diberi petunjuk dalam mengatasi setiap masalah sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu selalu datang kepada Tuhan melalui berdoa dan bernyanyi (ay 13).  Hal ini tidak berarti bahwa jika seseorang menderita ia hanya berdoa saja dan tidak menyanyi. Atau sebaliknya seseorang bergembira ia hanya menyanyi saja tetapi tidak berdoa. Hendaknya dalam keadaan menderita maupun bergembira, kita selalu ingat /datang kepada Tuhan (berdoa dan bernyanyi; bdk 1 Sam 2:1-10; Kisah 16:25).
Dalam ayat 14 dilanjutkan mengenai penderitaan yang dialami yaitu sakit/penyakit. Kata ‘sakit’ dalam ayat 14 ini,  dalam bahasa Yunani menggunakan kata asthenei. Kata ini juga digunakan dalam Yoh 5:5 untuk menggambarkan orang yang lumpuh selama 38 tahun.  Jadi sakit di sini menunjukkan penyakit yang cukup berat sehingga dinasehatkan untuk memanggil penatua, bukan datang kepada penatua (ay. 14). Dengan kata lain, kondisi sakit menjadi gambaran tiada pengharapan, kelemahan dan keterbatasan manusia, tetapi doa menjadi cara yang membuat manusia keluar dari pergumulan tersebut atau mendapat kekuatan menghadapinya.
Minyak (ay. 14) pada jaman itu mempunyai arti medis : menyembuhkan. Namun Yakobus tidak menasehatkan agar mengoles orang yang sakit saja dengan minyak, tetapi melakukan lebih dari itu yakni mereka harus berdoa memohonkan pertolongan dari Tuhan dan saling mengaku dosa mereka.
Ayat 14-16 menunjukkan pentingnya doa bagi hidup orang Kristen. Khusus dalam bagian ini doa dihubungkan dengan permohonan untuk kesembuhan dari penyakit. Di sinilah kita melihat makna doa kita dan kuasa Tuhan. Di balik nasihat ini, kita diberi petunjuk untuk memahami Tuhan yang kepadaNya kita berdoa yaitu Tuhan yang Mahakuasa, yang dapat kita harapkan dan andalkan dalam keadaan tidak berdaya sekalipun karena sakit, dan bahkan hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan.  Tuhan yang sedemikian hebat, dapat kita temui dengan cara berdoa memohon kepadaNya. Dan doa itu begitu penting karena itulah cara kita berjumpa dengan Tuhan yang Mahakuasa yang dapat menunjukkan kuasaNya dalam segala pergumulan kita.
Beberapa janji yang saling berhubungan doa kita dan kuasa Tuhan yakni  janji untuk menyembuhkan, membangunkan dan mengampuni dosa (ay 15-16, 19-20).  Sebagai contoh nyata atas campur tangan Kuasa Tuhan dalam setiap pergumulan, Yakobus menggunakan pengalaman Elia yang karena ia berdoa kepada Tuhan yang Mahakuasa, pencipta dan pemilik alam semesta, maka keajaiban terjadi (ay. 17-18; bdk 1 Raja-Raja 17-18).
Saling mendoakan merupakan tugas dan panggilan sesama orang percaya. Ketika kita berdoa bagi orang lain, berarti kita telah menjadi rekan sekerja Allah dalam karya penyelamatan, penyembuhan, penghiburan, dan keadilan-Nya. Allah memang dapat mengerjakan semuanya itu tanpa bantuan kita, tetapi dalam rencana-Nya, Dia memberikan hak istimewa kepada kita agar dapat ikut terlibat dalam karya-Nya melalui doa.
Tentu saja doa kita harus “sesuai dengan kehendak Allah” (1Yohanes 5:14; Bdk. Mrk 14:36). Karena doa bukanlah sebuah tongkat ajaib yang dapat memuaskan segala keinginan kita (Yak 4:3), melainkan suatu kesempatan untuk bekerja sama dengan Tuhan dalam mencapai tujuan-Nya (ay. 16; bdk Doa Paulus bagi jemaat dan beberapa nasehatnya untuk saling mendoakan: Ef 6:18-20; 2 Tes 3:1-2; Ibr 13:18-19; 2 Tim 2:1-6, dll).
Dalam bukunya yang berjudul Prayer (Doa), Olan Hallesby menggambarkan cara kerja doa: “Kuasa ini begitu besar dan bergerak ke segala arah. Karena itu, yang harus kita lakukan saat berdoa hanyalah menunjuk kepada orang atau hal-hal tertentu yang kita ingin kuasa Allah berlaku atasnya. Lalu Dia, Allah yang empunya kuasa akan mengarahkan kuasa-Nya ke tempat yang diinginkan.” Oleh sebab itu, marilah kita dengan rendah hati dan tidak jemu-jemu mendoakan satu sama lain. Dan biarkanlah Kuasa Allah bekerja untuk memberikan  yang terbaik bagi setiap orang yang berseru kepadaNya. Amen


Tidak ada komentar: