Cerita
kehidupan di dunia seperti sebuah gua yang besar, ketika kita berbicara kita akan mendengar gaungnya. Gaung yang
menunjukkan kehidupan manusia, gaung antara susah dan senang, suka dan tidak
suka, tawa dan tangisan, marah dan kasih mesra. Seperti itu juga sikap Allah
kepada manusia, terkadang keras dan lembut.
Seperti
kehadiran Yesus di Bait Allah membawa perubahan bagi orang-orang yang pada
awalnya merasa Bait Allah tempat untuk berjual beli (Mat. 21:12). Yesus
mambersihkan semua tujuan orang-orang yang salah ketika berada di Bait Allah.
Yesus menegaskan bahwa Bait Allah adalah
rumah doa bukan sarang penyamun. Hal itu terbukti ketika Yesus menyembuhkan
orang-orang timpang dan buta yang datang menjumpai Yesus, dan rasa syukur akan
kasih Yesus ini ditunjukkan dengan pujian yang dinaikkan oleh anak-anak yang
hadir di Bait Allah pada saat itu.
Yesus masuk ke
Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah
(ay.12). Bait Suci adalah rumah doa,
tetapi otoritas di Bait Suci telah menjadikannya sarang penyamun (ay.13,
bandingkan dengan Yesaya 56:7; Yeremia
7:11).Setelah Yesus menyucikan Bait Allah, orang-orang buta dan orang-orang
timpang datang kepada Yesus di Bait
Allah dan mereka disembuhkan (ay.14). Aneh tapi nyata, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat tidak suka melihat Yesus menyembuhkan orang-
Kehadiran
Yesus di Bait Allah menjadikannya bait kesembuhan/pemulihan, bait mujizat dan
bait pujian (ay.14-15).
Roh agamawi dan orang-orang yang dipengaruhinya adalah
penghambat/penghalang bagi pekerjaan Tuhan. Orang-orang semacam itu bukanlah
orang yang tepat untuk dijadikan sebagai tim dalam melayani Tuhan (ay.15-17).
Bait Allah adalah orang-orang beriman yang telah diselamatkan
(1 Korintus 6:19; Ibrani 3:6),
karena itu sebagai orang-orang beriman yang telah diselamatkan, kita harus
memperhatikan praktek dan motivasi ibadah kita. Apakah yang menjadi tujuan
ibadah kita? Siapakah yang kita sembah dalam peribadatan kita?Ibadah yang sejati adalah
mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah (Roma 12:1-2).
Kita harus mewaspadai roh agamawi yang menganggap agama
dan peribadatan hanya sebagai ritual atau tradisi tanpa mau mentaati firman
Tuhan (Markus 7:6-9).
Mari kita undang Tuhan Yesus masuk ke dalam hidup kita,
masuk ke dalam rumah tangga kita, masuk ke dalam komunitas kita (Wahyu 3:20).
Sebab di mana ada Tuhan Yesus, di situ ada
kesembuhan/pemulihan, ada mujizat dan ada puji-pujian bagi
Allah.
Kehadiran Yesus
di dunia diakui orang-orang percaya untuk menunjukkan kasih Allah kepada manusia. Walaupun
masih banyak manusia kurang menyadari itu. Yesus hadir bukan saja dalam hal
kebahagian tapi juga dalam kesusahan. Dan kehadiran Yesus membawa perubahan
yang baik bagi orang-orang percaya. Kuasa Yesus mampu menyelesaikan setiap
perkara manusia, tidak mungkin menurut dunia tapi dihadapan Yesus semua mungkin
adanya. Muzijat-muzijat Yesus tetap terjadi sampai saat ini bagi orang-orang yang
percaya padaNya.
Dalam kehidupan
ini banyak permasalahan dan tantangan. Ketika permasalahan itu semakin mencekam baru kita
sadar untuk menjumpai Yesus Sang Penolong. Seperti orang-orang yang datang
kepada Yesus di Bait Allah untuk disembuhkan Yesus. Walaupun perbuatan Yesus
akhirnya membuat para iman jengkel karena pujian-pujian rasa syukur yang
diserukan oleh anak-anak. Atau selama ini kita yang mengaku sebagai anak-anak
Allah kurang peka terhadap permasalahan orang lain ketika mereka timpang dan buta
dalam arti imannya yang sudah timpang dan perlakuannya sudah dibutakan oleh dunia ini sehingga tidak lagi berjalan dalam
kebenaran Kristus perlu pertolongan penguatan dari kita sebagai orang percaya
atau malahan kita juga yang selalu merasa jengkel ketika kita melihat
orang-orang memuji Allah dengan kesaksian-kesaksian hidupnya. Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar