Mark 12:41-44 Kualitas
Persembahan
Allah memberikan perintah kepada umatNya, “…tetapi
janganlah orang menghadap ke hadiratKu dengan tangan hampa (Keluaran 23 : 15),
tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan sesuai dengan berkat yang
diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu” (Ulangan 16 :
17). Memberikan persembahan kepada
Tuhan melalui gereja bukanlah bagian dari peraturan gereja, akan tetapi
persembahan adalah ukuran berkat yang diterima dari Tuhan dalam sepanjang hidup
orang percaya. Allah memerintahkan umatNya untuk memberikan persembahan
kepadaNya, bukan karena Allah berkekurangan atau untuk bekal makanan bagi Dia
dari persembahan tersebut. Akan tetapi
persembahan adalah pengakuan dan pengenalan berkat yang diberikan oleh
Allah kepada setiap yang memberikan persembahan tersebut. Persembahan bagi
Tuhan adalah kemuliaan bagi Tuhan dan sebagai wujud penyerahan diri totalitas,
bahwa Tuhan sendirilah yang memperlibatkan bagiNya jalan keselamatan (Mazmur 50
: 14, 23). Dalam nats ini, seorang janda miskin memberi persembahan dalam Bait
Allah, sama seperti yang dilakukan oleh setiap orang yang datang ke Bait Allah,
termasuk ahli taurat, orang Farisi, pejabat dan orang kaya. Hal yang menarik
dalam perikop ini adalah pernyataan Tuhan Yesus yang mengatakan kepada
murid-muridNya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi
lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti
persembahan (ay. 43). Padahal persembahan yang dimasukkan oleh orang-orang kaya
itu ke peti persembahan adalah jumlah yang besar, sementara seorang janda
miskin itu memasukkan “dua peser,” yaitu satu duit. Uang logam seperti ini
disebut “lepton” yang secara harfiah bermakna “uang logam yang tipis.” Dari
semua uang logam yang ada, inilah yang terkecil nilainya. Namun Yesus
mengatakan bahwa persembahannya yang sangat kecil itu, justru bernilai jauh
lebih besar daripada semua persembahan yang lain, karena orang lain memberikan
dengan mudah apa yang dapat mereka sisihkan dan sementara masih banyak lagi
yang tersisa baginya, sedangkan janda miskin itu telah memberikan semua yang ia
miliki. Yesus tidak mempersoalkan besarnya jumlah pemberian, kaya atau miskin,
melainkan pengorbanannya dan kemurahan hati yang memberikannya, bagi orang
Kristen persembahan adalah meneladani perbuatan Kristus yang mempersembahkan
tubuh dan nyawaNya untuk keselamatan orang banyak (1 Yoh 3 : 16 – 17). Persembahan adalah ciri manusia baru,
manusia yang memperoleh penebusan dosa dan keselamatan dari Kristus yang mau
menyerahkan diri dan segala miliknya kepada Kristus. Bila seorang janda miskin
itu mempersembahkan semua miliknya, itu berarti ia mempercayakan hidupnya pada
Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan akan memelihara hidupnya dan memenuhi
kebutuhannya. Bagaimana dengan persembahan kita? Renungkan nyanyian persembahan
kita, “Tuhan karuniaMu, roh dan jiwaku semua, nyawa juga hidupku, harta milikku
semua, kuserahkan padaMu untuk selama-lamanya.” Marilah kita menghadap Allah
dengan membawa persembahan seutuhnya untuk dikuduskan oleh Allah. Hidupmu
adalah persembahan seutuhnya bagi Allah. Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar