“Yesus cinta
semua bangsa,
semua bangsa di dunia, kuning, putih dan hitam, semua di cinta Tuhan, Yesus
cinta semua bangsa di dunia..” Lirik lagu yang sederhana ini, kembali
mengingatkan kita akan makna cinta Tuhan
yang universal. Tidak membedakan bangsa, warna kulit, bahasa atau perbedaan
lainnya. Semua orang sama di hadapan Tuhan dan kepada siapa pun kabar
keselamatan harus dinyatakan dan disaksikan. Tidak ada perbedaan di hadapan
Tuhan, menjadi sebuah pemahaman yang akan mendorong kita untuk lebih mengasihi sesama dan mewartakan cinta kasih Tuhan yang
telah kita nikmati. Namun, dalam kenyataan hidup sering kali manusia terjebak
dalam sikap pengkotak-kotakan,
pemisahan berdasarkan kepentingan masing-masing pribadi atau kelompok. Sehingga
tanpa disadari kekristenan dan gereja pun dapat terancam sikap tertutup melakukan misi Kristus, yakni
beritakan Injil sampai ke ujung dunia. Bagaimana Firman Tuhan
menyaksikannya bagi kita dan memampukan untuk melakukannya?Kisah Para Rasul menjadi rangkaian kesaksian bagaimana Roh Kudus
yang diutus Tuhan menjadi penolong bagi manusia, bekerja di atas orang-orang
yang percaya. Jemaat mula-mula terdiri dari orang-orang yang melihat langsung
sebagai saksi karya Yesus di dunia dan ada pula yang mendengar lalu percaya
sehingga mereka menjadi pengikut Kristus. Tugas orang yang percaya, tidak hanya
mendengar tetapi juga memperdengarkan kabar keselamatan tersebut. Tentunya hal
ini tidak mudah dilakukan. Kita mengingat bagaimana para murid Yesus saat
pertama kali melihat Yesus telah mati di kayu salib? Tentu pada awalnya mereka
menjadi takut dan gentar. Tantangan memberitakan kabar keselamatan datang dari
dalam dan luar diri sendiri. Termasuk pembatasan sosial antara Yahudi dan bukan
Yahudi menjadi salah satu tantangan pada saat itu.Ketika Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan turun ke atas mereka pada
hari Pentakosta (Kis 2), hal berbeda mulai terlihat. Para murid yang berkumpul di Yerusalem mulai menyaksikan tentang
karya Allah yang tidak hanya dimengerti orang Yahudi. Melalui khotbah Petrus,
banyak orang yang memberi diri untuk bertobat dan dibabtis. Perjalanan
pemberitaan Injil menyaksikan Roh Kudus bekerja melalui orang percaya dan dalam
kehidupan jemaat mula-mula yang menembus tembok-tembok pemisah. Roh Kudus
memakai banyak orang dari berbagai suku bangsa untuk turut menyaksikan kabar
keselamatan.Kisah Para Rasul 10
mencatatkan tentang Injil yang diberitakan kepada bangsa lain, bukan
Yahudi. Kornelius merupakan seorang perwira Romawi di Kaisarea yang mendapat
penglihatan dari Tuhan (Kis 10:1-8). Kornelius dan seisi rumahnya taat kepada
Allah dalam doa dan persembahan. Tuhan memerintahkannya untuk pergi ke Yope dan
menjemput Simon Petrus. Sebelum mereka bertemu, Tuhan juga memberikan Petrus
penglihatan hingga tiga kali, tentang perintah Allah memakan apa yang selama ini
dianggap makanan haram bagi orang Yahudi (Kis 10:9-16). Hal ini memberikan
pengertian kepada Petrus bahwa pemberitaan keselamatan dari Tuhan dibukakan
bagi semua orang, tidak hanya orang Yahudi (menentang larangan seorang Yahudi
bergaul dengan orang yang bukan Yahudi).
Allah tidak
membeda-bedakan orang yang mau
percaya dan melakukan FirmanNya. Pada saat itu orang-orang percaya yang
berkumpul di rumah Kornelius menerima karunia Roh Kudus. Roh Kudus yang
dicurahkan bagi bangsa-bangsa lain juga menjadi saksi bahwa semua orang yang
membuka hati menerima Tuhan akan menyaksikan kemuliaanNya (ay 44-46). Setelah
menerima curahan Roh Kudus dan babtisan, mereka meminta Petrus untuk tinggal
beberapa hari lagi dan menyampaikan pengajaran tentang Kristus.
Tantangan yang kita hadapi sebagai orang percaya yang
mau setia melakukan dan memberitakan Injil, akan menjadikan doa sebagai
kekuatan kita. Invocatio (Kolose 4:2) merupakan peneguhan bahwa doa akan
menguatkan hati kita agar semakin berserah kepada Tuhan dalam pujian dan
persembahan. Roh Kudus memampukan kita juga bersekutu dan saling menopang di
dalamNya sehingga kesaksian hidup orang yang berdoa dan melakukan, akan menjadi
kekuatan pemberitaan Firman. Hal yang harus kita lakukan adalah:
Bertekunlah dalam doa. Sebab di dalam doa, Tuhan akan
berbicara tentang apa yang harus kita lakukan sebagai orang percaya.
Memberitakan keselamatan. Sikap hidup yang berdoa dan
bersaksi akan menjadi pemberitaan Firman yang hidup. Oleh sebab itu lakukan
Firman dalam sikap hidup kita sebagai orang percaya.
Doakan dan beritakan kepada semua orang. Persekutuan
dalam doa dan pemberitaan Firman akan menjangkau banyak orang. Karena kita
melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan Roh Kudus memampukan dan tidak akan
diam, melainkan bekerja menggerakkan hati banyak orang.
Keselamatan dari Tuhan melalui Kristus, tidak tertutup
bagi beberapa orang saja, melainkan harus dinyatakan kepada semua orang. Dalam
minggu ini kita semakin dikuatkan untuk membawa setiap doa dan pergumulan
pribadi dan pemberitaan Injil bagi banyak orang, dalam namaNya. Karena sungguh
besar kuasanya doa menyatakan keselamatan bagi semua orang, tanpa perbedaan
dihadapanNya. Amin.
Karya Roh dalam Kehidupan Umat
Janji
Tuhan Yesus kepada para murid dan umat percaya bilamana Ia wafat dan naik ke
surga adalah akan mengutus Parakletos, yaitu Roh Kudus. Di Yohanes
14:17-26, dan Yohanes 16: 13-14 Roh Kudus yang diutus oleh Kristus akan
berkarya:
1.Ia
akan menyertai mereka senantiasa (Yoh. 14:16)
2.Ia
akan tinggal di dalam diri mereka (Yoh. 14:17).
3.Kehadiran-Nya
tidak dapat dilihat oleh dunia (Yoh. 14:17).
4.Ia
akan mengajar mereka segala sesuatu (Yoh. 14:26).
5.Ia
akan membantu mereka untuk mengingat semua hal yang telah diajarkan Yesus (Yoh.
14:26).
6.Ia
akan memimpin mereka dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13).
7.Ia
akan memuliakan Kristus (Yoh. 16:14).
Alkitab mengajar kita bahwa Roh Kudus dapat
menginsafkan kita akan dosa. Dan hanya melalui pekerjaan roh Kudus saja, kita
dapat dilahirkan kembali dan dijadikan 'manusia baru'. Dengan pertolongan Roh
Kudus kita kita menanggalkan dan mematikan 'manusia lama' yang ada dalam diri
kita. Peranan Roh Kudus dalam kehidupan kita, rumah tangga dan pekerjaan kita
membuat kita betul-betul mengikuti petunjuk-petunjuk Firman Tuhan untuk
menyenangkan hati Tuhan dan sesama.
Melalui cara kerja Roh
yang semakin meluas, menjadi sebuah kesaksian yang hidup bagi
Petrus dan teman sebangsanya, bahwa setiap yang percaya pada Nama Tuhan akan
menerima pengampunan dan keselamatan penuh. Roh
Kudus mendorong setiap orang percaya bersaksi tentang Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Ada panggilan kudus untuk bersaksi dan dorongan untuk
menyaksikan Yesus tanpa takut. Petrus dengan penuh keberanian bersaksi tentang
Yesus meskipun dia harus menentang eksklusivisme bangsanya, bahkan dalam
tekanan apapun tidak ada yang menghalangi orang percaya menyaksikan perkerjaan
Tuhan, oleh karena dorongan Roh Kudus.
Kornelius tidak
mempunyai metode membujuk hati Allah supaya dia dan
sahabatnya diterima sebagai bagian dari penerima anugerah Tuhan, melainkan
Allah sendiri yang bertindak memberi kasih karunia. Perbuatan baik manusia
tidak pernah dapat menyelamatkan dirinya, tetapi iman pada Allah otomatis
membuat manusia berbuat baik, karena perbuatanNya ditujukan pada Tuhan bukan
pada manusia. itulah yang disaksikan Petrus, keuniversalitasan Allah dalam Roh
Kudus.
Ketulusan kita sebagai
umat membuat orang lain terbuka menerima keberadaan kita, meskipun kita memliki
latar belakan yang berbeda. Ketulusan Kornelius mempercayai Tuhan dan ketulusannya
berbuat baik pada sesama, membuat Petrus dan orang Yahudi yang bersunat tidak
ada alasan menolaknya, sebaliknya menganjurkan agar mereka dibaptis dalam Nama
Yesus Kristus. Kornelius telah menjadi Israel baru, yang diperbaharui oleh
Tuhan sehingga bagi Petrus, dia bukan orang asing tetapi sesama umat Allah.
Kornelius dan orang yang ada di rumahnya telah memperlihatkan hidup yang
dikuasai Roh, di mana di tengah persekutuan itu terdengar dari antara mereka
puji-pujian dan bahasa Roh.
Roh sangat berkuasa mempengaruhi cara pandang kita
terhadap orang lain dalam membangun persekutuan yang baik dan hidup. Dengan Roh
Tuhan kita dapat memahami kekurangan orang lain, sebab Roh membuat kita
sekarakter dengan Yesus. Dalam bahasa Yunani karakter berarti cap atau stempel,
maka dengan pemenuhan Roh dalam diri manusia, manusia dapat
menjadi stempel kristus di dunia. Kristus yang terbuka kepada semua orang
mewariskan sikap yang sama pada capNya. Karena adalah sumber pengertian (Yesaya
40, 12-14).
Roh (Nus) daya berpikir. Bila Roh Allah ada
dalamku, maka Roh itu akan menuntun kita merancang masa depan, memberi daya
pikir untuk memahai kehidupan bersama. Dengan Kuasa Roh Kudus kita dimampukan
Memuliakan Allah Bapa. Sebab Tuhan yang turun ke dunia ini, atas semua umatNya
adalah Roh pemersatu, Roh yang mengikat satu dengan lain dalam persekutuan yang
kudus dan am. Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar