Senin, 18 Juni 2018

Khotbah Minggu 17 Juni 2018 2 Petrus 3 : 1 – 13 Menantikan Hari Tuhan Dengan Setia


Surat II Petrus ini mengingatkan kita kepada kedatangan janji Tuhan yang dinamakan juga dengan Parusia. Kapankah kedatangan Tuhan yang disebut dengan Parusia itu? Konsep waktu TUhan dengan manusia berbeda. Di dalam ayat 8 dikatakan bahwa seribu tahun sama dengan 1 hari atau 1 hari sama dengan 1 tahun di mata Tuhan (Mzm 90:4). Karena mengenai waktu kapan kedatangan Tuhan itu adalah merupakan otoritas ataupun kuasa Allah. Tapi yang penting atau perlu di dalam khotbah kita pada saat ini adalah kita menunggu dengan sabar, setia dan tekun kapan waktu saja. Walaupun banyak orang berfikir dan beranggapan bahwa Tuhan itu lupa atau lambat memenuhi janjinya tapi Tuhan itu sabar dan punya rencana supaya setiap orang dapat bertobat dan selamat. Manusia diberi mengevaluasi dirinya untuk bertobat, berubah sikap dari yang tidak baik menjadi baik. Dapat kita lihat bahwa bagaimana Tuhan memberikan waktu dan kesempatan bagi kita manusia. Gambaran kedatangan Tuhan itu juga digambarkan seperti kedatangan pencuri, waktunya kita tidak tahu karena Tuhan tidak mengumumkannya atau memberitahukannya terlebih dahulu. Langit akan lenyap. BUmi dan segala yang ada di atasnya akan hilang dan lenyap. Apakah yang dibuat oleh orang yang beriman kepada Tuhan? Rasul Petrus mengatakan,” Kamu harus hidup tidak bercela dan berkenan di hadapan Tuhan, bersih dan tidak bercela di hadapanNya”.Tujuan Petrus menyampaikan surat ini adalah agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus. Selain itu Petrus juga ingin menolak dan menentang tindakan para nabi palsu di kalangan gereja Asia Kecil yang mencoba meruntuhkan kebenaran Injil. Petrus menasihatkan agar orang percaya senantiasa waspada supaya mereka tidak terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tidak mengenal hukum. Petrus ingin agar mereka bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat, Yesus Kristus. Khusus dalam pasal 3 ini, Petrus menentang keraguan para nabi palsu akan kedatangan Kristus yang kedua kalinya dan memastikan bahwa Yesus akan datang untuk keduakalinya untuk mengadakan penghakiman kepada segenap umat manusia.
1.      Tuhan Tidak Pernah Lalai dengan Yang Dijanjikan-Nya Pasal 3:1-7 Petrus menjelaskan bagaimana situasi kehidupan manusia sebelum masa Hari Tuhan itu datang. Para guru-guru palsu dan para pengejek-pengejek yang hidup menurut hawa nafsunya akan tampil untuk menggoyang iman percaya orang Kristen. Mereka akan mengatakan, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” Mereka sebenarnya sudah tahu bahwa hari Tuhan itu ada, namun karena tak kunjung datang, maka mereka tidak lagi percaya akan hari Tuhan, sebab jauh sebelum mereka lahir, tentang hari Tuhan telah dikumandangkan oleh para nabi. Untuk itu Petrus menegaskan kembali agar segenap orang Kristen tidak tidak tergoda oleh perkataan-perkataan itu. Hendaklah mereka senantiasa setia dalam penantian dengan tetap melakukan apa yang berkenan di hadapan Tuhan. Sehingga ketika hari Tuhan itu benar-benar datang, maka hari itu menjadi hari sukacita bagi mereka, namun kebinasaan bagi yang melawan kehendak Tuhan. Petrus mengingatkan agar orang percaya tidak perlu menghitung-hitung hari untuk menentukan kapan Tuhan Yesus datang untuk keduakalinya. Karena kedatangan Tuhan itu tidak dapat diperhitungkan atau diprediksi dengan perhitungan hari-hari manusia. Sesungguhnya di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
2.      Hari Tuhan (ay. 10 – 13)
Akan tetapi kedatangan hari Tuhan itu akan benar-benar menyentak semua orang. Petrus mengumpakan-Nya seperti kedangan pencuri. Tentu pencuri biasanya datang ketika semua orang terlelap menikmati tidurnya, demikian Allah akan datang dengan tiba-tiba saat manusia menikmati hidupnya. Yang menikmati hidup dalam Tuhan akan bersukacita, sementara orang yang masih asyik menikmati hidup dalam kesibukan dan dosa-dosanya akan tersentak karena tidak ada lagi waktu keduakalinya untuk berbalik dan bertobat. Yang ada adalah hukuman kekal yang akan menyiksanya. Hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan lenyap. Untuk itu Petrus mengajarkan agar mereka tetap mempertahankan kesucian dan kesalehan hidup mereka selama masa penantian Tuhan datang. Hidup orang percaya harus dipusatkan pada Allah dan pengharapan akan menerima hidup baru di dalam-Nya. Kedatangan Tuhan yang diibaratkan sebagai pencuri juga diungkapkan oleh Paulus, “karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1 Tes. 5 : 2). Selain itu, di Wahyu 3 : 3, “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah!
3.      Tugas & Tanggungjawab Orang Percaya (ay. 14 – 15)
Petrus tidak hanya mengingatkan dan meneguhkan iman orang percaya, namun juga mengajarkan mereka apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab mereka dalam menanti hati Tuhan itu. Petrus mengajarkan mereka agar mereka tidak berdiam diri dan berpangku tangan dalam menanti kedatangan hari Tuhan. Petrus katakan, “....sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia”. Meskipun kedatangan hari Tuhan itu tidak pasti kapan, namun Petrus mengajar mereka agar senantiasa berusaha dan tetap hidup dalam kebenaran sehingga kapanpun hari Tuhan itu datang, tidak menimbulkan keterkejutan.Seluruh perikop ini membahas mengenai kedatangan Kristus. Ada dua istilah yang digunakan di sini, yaitu “kedatangan Kristus” (parousia, ay. 4) dan “hari Tuhan” (ay. 10). “Hari Tuhan” ditemukan juga dalam Kitab Wahyu dengan sebutan “hari Allah” (Why. 16:14). “Hari Allah” akan ditandai dengan hancurnya ‘langit’ oleh api dan mencairnya ‘unsur-unsur langit’. Kita tidak tahu secara pasti bagaimana proses itu terjadi, tetapi hal tersebut jelas disebabkan oleh “hari Allah” dan bukan merupakan bencana alam atau sesuatu yang disebabkan oleh kecerobohan manusia. Allah akan mengangkat langit dan bumi yang lama dan mempersiapkan jalan untuk langit dan bumi yang baru (Why. 21:1; 2Ptr. 3:13). Rasul Petrus tidak bermaksud menakut-nakuti orang Kristen, dengan apa yang dipaparkannya ini, melainkan untuk mengingatkan bahwa segala sesuatu yang mereka perbuat di bumi ini bersifat sementara. Hanya hidup dalam ketaatan kepada Allah akan memberikan hidup kekal (1 Yoh. 2:17). “Hari Allah” merupakan saat di mana mereka menerima ganjaran tersebut.Kita sedang berada dalam masa penantian datangnya hari Tuhan. Kita harus terus rnengingatnya, dan menata hidup untuk hari itu. Kesadaran akan hari Tuhan itu akan menentukan cara atau pola hidup kita. Artinya, keyakinan seseorang mengenai kedatangan Kristus akan menentukan cara hidupnya. Jika manusia memiliki pengharapan hidup seperti dikehendaki oleh Petrus, maka mereka akan menjalani kehidupan yang kudus apapun konsekuensinya. Itulah sebabnya Petrus dengan penuh kesungguhan menasihatkan, “Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup”.Jika sekarang Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita, sebelum Hari Tuhan itu terjadi, artinya Tuhan masih berpanjang sabar terhadap kita. Dia tidak ingin “seorang pun binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Maka itu kita harus segera bertobat dan menjalani hidup kudus sehingga berkenan di hadapan Allah sampai kepada akhir dunia ini. Memang kita tidak tahu kapan hari Tuhan itu terjadi, tetapi hari itu pasti datang. Kita diberi waktu untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya. Mari kita bertanya: sudahkah hidup saya diarahkan untuk menyambut hari Tuhan tersebut? Apakah kita sudah menggunakan waktu dengan baik untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus kedua kali?Petrus telah membuat kita tercengang. Di satu pihak, bayangan kita akan bumi yang dilahap oleh bola api bersama seluruh hasil karya dan budayanya mengguncangkan jiwa karena kita merupakan bagian dari zaman ini. Di pihak lain, pandangan bahwa hidup yang kudus dapat mempercepat kedatangan Kristus dan dengan demikian mempengaruhi seluruh alam semesta membangkitkan perasaan bahwa kita memiliki hak istimewa yang menakjubkan. Petrus berharap bahwa secara bersama-sama kedua pandangan di atas akan mendorong orang Kristen untuk menanti-nantikan kedatangan Kristus dan menjalani kehidupan kudus dengan penuh kesungguhan hati.Ya, kita menanti hari itu dengan kesungguhan hati sambil berjaga-jaga. Kita berjaga-jaga bukan saja terhadap perubahan alam yang akan terjadi tetapi juga terhadap orang-orang yang dapat menggoyahkan pengharapan kita. Seperti dikatakan Petrus, “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” …(ay. 3-4). Banyak orang tidak dapat bertahan terhadap orang-orang seperti, membuat banyak dari kita yang berpaling…. Berjaga-jagalah!
Nats ini 1.        mengingatkan kita, bahwa kita  sama sekali tidak perlu merasa takut dan khawatir akan kedatangan akhir dunia. Sebaliknya, umat Kristiani sebarusnya merindukan kedatangan Yesus Kristus untuk kalinya, sebagai sebuah peristiwa pembebasan/ pelepasan penuh bagi kita, akhir dari semua ikatan, kemenangan final Tuhan Yesus Kristus.
2.        Setidaknya ada 4 hal pokok yang perlu kita miliki dalam menyongsong kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya. Pertama, Hidup dan Percaya. Kedua, Berbalik dan Bertobat. Ketiga, Menjalin Hubungan dan Komunikasi dengan Tuhan dalam Doa.Keempat, Taat dan Mau Diatur (Firman ) Tuhan. Keempat prinsip dasar ini akan menuntun orang percaya untuk senantiasa sabar dalam pengharapan menanti Hari Tuhan sembari melakukan apa yang berkenan di hadapan-Nya. Amen. RHL

Tidak ada komentar: