Surat II Petrus ini mengingatkan kita kepada kedatangan janji
Tuhan yang dinamakan juga dengan Parusia.
Kapankah kedatangan Tuhan yang disebut dengan Parusia itu? Konsep waktu TUhan dengan manusia berbeda. Di dalam ayat 8
dikatakan bahwa seribu tahun sama dengan 1 hari atau 1 hari sama dengan 1 tahun
di mata Tuhan (Mzm 90:4). Karena mengenai waktu kapan kedatangan Tuhan itu
adalah merupakan otoritas ataupun kuasa Allah. Tapi yang penting atau perlu di
dalam khotbah kita pada saat ini adalah kita menunggu dengan sabar, setia dan
tekun kapan waktu saja. Walaupun banyak
orang berfikir dan beranggapan bahwa Tuhan itu lupa atau lambat memenuhi
janjinya tapi Tuhan itu sabar dan punya rencana supaya setiap orang dapat bertobat dan selamat. Manusia
diberi mengevaluasi dirinya untuk bertobat, berubah sikap dari yang tidak baik
menjadi baik. Dapat kita lihat bahwa bagaimana Tuhan memberikan waktu dan
kesempatan bagi kita manusia. Gambaran kedatangan Tuhan itu juga digambarkan
seperti kedatangan pencuri, waktunya kita tidak tahu karena Tuhan tidak
mengumumkannya atau memberitahukannya terlebih dahulu. Langit akan lenyap. BUmi
dan segala yang ada di atasnya akan hilang dan lenyap. Apakah yang dibuat oleh
orang yang beriman kepada Tuhan? Rasul Petrus mengatakan,” Kamu harus hidup
tidak bercela dan berkenan di hadapan Tuhan, bersih dan tidak bercela di
hadapanNya”.Tujuan
Petrus menyampaikan surat ini adalah agar mereka dengan tekun mengejar
kesalehan dan
pengenalan yang benar akan Kristus. Selain itu Petrus juga ingin menolak dan
menentang tindakan para nabi palsu di kalangan gereja Asia Kecil yang mencoba
meruntuhkan kebenaran Injil. Petrus menasihatkan agar orang percaya senantiasa
waspada supaya mereka tidak terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tidak
mengenal hukum. Petrus ingin agar mereka bertumbuh dalam kasih karunia dan
dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat, Yesus Kristus. Khusus dalam pasal
3 ini, Petrus menentang keraguan para nabi palsu akan kedatangan Kristus yang
kedua kalinya dan memastikan bahwa Yesus akan datang untuk keduakalinya untuk
mengadakan penghakiman kepada segenap umat manusia.
1. Tuhan
Tidak Pernah Lalai dengan Yang Dijanjikan-Nya Pasal 3:1-7 Petrus menjelaskan
bagaimana situasi kehidupan manusia sebelum masa Hari Tuhan itu datang.
Para guru-guru palsu dan para pengejek-pengejek yang hidup menurut hawa
nafsunya akan tampil untuk menggoyang iman percaya orang Kristen. Mereka akan
mengatakan, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak
bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada
waktu dunia diciptakan.” Mereka sebenarnya sudah tahu bahwa hari Tuhan itu
ada, namun karena tak kunjung datang, maka mereka tidak lagi percaya akan hari
Tuhan, sebab jauh sebelum mereka lahir, tentang hari Tuhan telah dikumandangkan
oleh para nabi. Untuk itu Petrus menegaskan kembali agar segenap orang Kristen
tidak tidak tergoda oleh perkataan-perkataan itu. Hendaklah mereka senantiasa
setia dalam penantian dengan tetap melakukan apa yang berkenan di hadapan
Tuhan. Sehingga ketika hari Tuhan itu benar-benar datang, maka hari itu menjadi
hari sukacita bagi mereka, namun kebinasaan bagi yang melawan kehendak Tuhan.
Petrus mengingatkan agar orang percaya tidak perlu menghitung-hitung hari untuk
menentukan kapan Tuhan Yesus datang untuk keduakalinya. Karena kedatangan Tuhan
itu tidak dapat diperhitungkan atau diprediksi dengan perhitungan hari-hari
manusia. Sesungguhnya di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan
seribu tahun sama seperti satu hari.
2. Hari Tuhan (ay. 10
– 13)
Akan tetapi
kedatangan hari Tuhan itu akan benar-benar menyentak semua orang. Petrus
mengumpakan-Nya seperti kedangan pencuri. Tentu pencuri biasanya datang ketika
semua orang terlelap menikmati tidurnya, demikian Allah akan datang dengan
tiba-tiba saat manusia menikmati hidupnya. Yang menikmati hidup dalam Tuhan
akan bersukacita, sementara orang yang masih asyik menikmati hidup dalam
kesibukan dan dosa-dosanya akan tersentak karena tidak ada lagi waktu
keduakalinya untuk berbalik dan bertobat. Yang ada adalah hukuman kekal yang
akan menyiksanya. Hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan
unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api dan bumi dan segala yang ada di
atasnya akan lenyap. Untuk itu Petrus mengajarkan agar mereka tetap
mempertahankan kesucian dan kesalehan hidup mereka selama masa penantian Tuhan
datang. Hidup orang percaya harus dipusatkan pada Allah dan pengharapan akan
menerima hidup baru di dalam-Nya. Kedatangan Tuhan yang diibaratkan sebagai
pencuri juga diungkapkan oleh Paulus, “karena kamu sendiri tahu
benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1 Tes. 5
: 2). Selain itu, di Wahyu 3 : 3, “Karena itu ingatlah, bagaimana
engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah!
3. Tugas &
Tanggungjawab Orang Percaya (ay. 14 – 15)
Petrus tidak
hanya mengingatkan dan meneguhkan iman orang percaya, namun juga mengajarkan
mereka apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab mereka dalam menanti hati Tuhan
itu. Petrus mengajarkan mereka agar mereka tidak berdiam diri dan berpangku
tangan dalam menanti kedatangan hari Tuhan. Petrus katakan, “....sambil
menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak
bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan
Dia”. Meskipun kedatangan hari Tuhan itu tidak pasti kapan, namun Petrus
mengajar mereka agar senantiasa berusaha dan tetap hidup dalam kebenaran sehingga
kapanpun hari Tuhan itu datang, tidak menimbulkan keterkejutan.Seluruh perikop ini membahas mengenai
kedatangan Kristus. Ada dua istilah yang digunakan di sini, yaitu
“kedatangan Kristus” (parousia, ay. 4) dan “hari Tuhan” (ay. 10). “Hari Tuhan” ditemukan juga dalam Kitab
Wahyu dengan sebutan “hari Allah” (Why. 16:14). “Hari Allah” akan ditandai
dengan hancurnya ‘langit’ oleh api dan mencairnya ‘unsur-unsur langit’. Kita
tidak tahu secara pasti bagaimana proses itu terjadi, tetapi hal tersebut jelas
disebabkan oleh “hari Allah” dan bukan merupakan bencana alam atau sesuatu yang
disebabkan oleh kecerobohan manusia. Allah akan mengangkat langit dan bumi yang
lama dan mempersiapkan jalan untuk langit dan bumi yang baru (Why. 21:1; 2Ptr.
3:13). Rasul Petrus tidak bermaksud menakut-nakuti orang Kristen, dengan apa
yang dipaparkannya ini, melainkan untuk mengingatkan bahwa segala sesuatu yang
mereka perbuat di bumi ini bersifat sementara. Hanya hidup dalam ketaatan
kepada Allah akan memberikan hidup kekal (1 Yoh. 2:17). “Hari Allah” merupakan
saat di mana mereka menerima ganjaran tersebut.Kita sedang berada dalam masa penantian datangnya hari Tuhan. Kita
harus terus rnengingatnya, dan menata hidup untuk hari itu. Kesadaran akan hari
Tuhan itu akan menentukan cara atau pola
hidup kita. Artinya, keyakinan seseorang mengenai kedatangan Kristus akan
menentukan cara hidupnya. Jika manusia memiliki pengharapan hidup seperti
dikehendaki oleh Petrus, maka mereka akan menjalani kehidupan yang kudus apapun
konsekuensinya. Itulah sebabnya Petrus dengan penuh kesungguhan menasihatkan,
“Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup”.Jika sekarang Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita, sebelum
Hari Tuhan itu terjadi, artinya Tuhan masih berpanjang sabar terhadap kita. Dia tidak ingin “seorang pun binasa, melainkan
supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Maka itu kita harus segera bertobat
dan menjalani hidup kudus sehingga berkenan di hadapan Allah sampai kepada
akhir dunia ini. Memang kita tidak tahu kapan hari Tuhan itu terjadi, tetapi
hari itu pasti datang. Kita diberi waktu untuk mempersiapkan diri menyambut
kedatangan-Nya. Mari kita bertanya: sudahkah hidup saya diarahkan untuk
menyambut hari Tuhan tersebut? Apakah kita sudah menggunakan waktu dengan baik
untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus kedua kali?Petrus telah membuat kita tercengang. Di satu pihak, bayangan
kita akan bumi yang dilahap oleh bola api bersama seluruh hasil karya dan
budayanya mengguncangkan jiwa karena kita merupakan bagian dari zaman ini. Di
pihak lain, pandangan bahwa hidup yang kudus dapat mempercepat kedatangan
Kristus dan dengan demikian mempengaruhi seluruh alam semesta membangkitkan
perasaan bahwa kita memiliki hak istimewa yang menakjubkan. Petrus berharap
bahwa secara bersama-sama kedua pandangan di atas akan mendorong orang Kristen
untuk menanti-nantikan kedatangan Kristus dan menjalani kehidupan kudus dengan
penuh kesungguhan hati.Ya, kita menanti
hari itu dengan kesungguhan hati sambil berjaga-jaga. Kita berjaga-jaga
bukan saja terhadap perubahan alam yang akan terjadi tetapi juga terhadap orang-orang yang dapat menggoyahkan
pengharapan kita. Seperti dikatakan Petrus, “Yang terutama harus kamu
ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek
dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
Kata mereka: “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” …(ay. 3-4). Banyak
orang tidak dapat bertahan terhadap orang-orang seperti, membuat banyak dari
kita yang berpaling…. Berjaga-jagalah!
Nats ini 1. mengingatkan
kita, bahwa kita sama sekali tidak perlu merasa takut dan khawatir akan
kedatangan akhir dunia. Sebaliknya, umat Kristiani sebarusnya merindukan
kedatangan Yesus Kristus untuk kalinya, sebagai sebuah peristiwa pembebasan/
pelepasan penuh bagi kita, akhir dari semua ikatan, kemenangan final Tuhan
Yesus Kristus.
2. Setidaknya
ada 4 hal pokok yang perlu kita miliki dalam menyongsong kedatangan Tuhan Yesus
yang keduakalinya. Pertama, Hidup dan Percaya. Kedua, Berbalik dan
Bertobat. Ketiga, Menjalin
Hubungan dan Komunikasi dengan Tuhan dalam Doa.Keempat, Taat dan Mau Diatur (Firman )
Tuhan. Keempat prinsip dasar ini
akan menuntun orang percaya untuk senantiasa sabar dalam pengharapan menanti
Hari Tuhan sembari melakukan apa yang berkenan di hadapan-Nya. Amen. RHL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar