Senin, 18 Juni 2018

Khotbah Kebaktian R. Tangga 5-6 Juni 2018 MENGAKUI KEDAULATAN TUHAN Keluaran 7 : 14 – 25


“Tulah pertama: Air menjadi Darah”
Cara apa yang Tuhan bisa pakai agar orang mengakui kedaulatan-Nya atas hidup mereka? Salah satunya adalah dengan menghancurkan semua yang menjadi pegangan hidup mereka, sehingga mau tidak mau mereka akan berpaling kepada satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka.Tulah pertama dijatuhkan. Tulah air menjadi darah menggerogoti sendi utama kehidupan bangsa Mesir. Sungai Nil, yang selama ini disembah sebagai salah satu dewa utama Mesir, jadi tak berfungsi. Padahal Nil adalah sumber air minum dan sekaligus sumber makanan, karena ikan yang hidup di dalamnya. Inilah awal persoalan dalam nas ini adalah ketika Firaun berkeras hati dan menolak membiarkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Penolakan ini adalah bukti bahwa Firaun tidak takut kepada Allah Israel. Firaun dengan sangat keras hendak mengandalkan kekuatan mantera dan ramalan para dukun yang bekerja untuknya. Oleh karena ramalan dan mantera itu begitu diyakini oleh Firaun, membuat ia berkeras hati untuk tidak memperbolehkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Walaupun sebenarnya sikap Firaun ini adalah suatu kebodohan, karena sikap dari penolakan itu mengakibatkan bangsa Mesir merasakan perbuatan tangan Tuhan seperti dalam Kel.8-10. Nas ini membuktikan dengan jelas, bahwa tidak ada apapun di dunia ini yang dapat diandalkan. Kita hanya berharap kepada kasih sayang-Nya semata.
Tugas besar dari Tuhan kemudian diberikan kepada Musa. Musa datang menjumpai Firaun untuk menyampaikan kepadanya, dari siapa dan untuk apa dia menerima tugas besar itu. Tugas besar yang disertai dengan wibawa dari yang mengutusnya merupakan andalan utama Musa. Musa tidak datang kepada Firaun dari dirinya sendiri, tetapi atas nama Tuhan yang berkuasa atas seluruh ciptaan. Kuasa dan wibawa Tuhan yang secara simbolik dinyatakan dengan tongkat yang ada di tangannya akan dinyatakan kepada Firaun secara khusus dan kepada bangsa Mesir secara umum. Tongkat yang dipakai oleh Musa hendak menyatakan kuasa Allah atas seluruh bumi dan bukti dari keberpihakan Tuhan kepada bangsa Israel. Hal itu dinyatakan dengan tegas dalam ay. 16 “TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.”
Cara apa yang Tuhan bisa pakai agar orang mengakui kedaulatan-Nya atas hidup mereka? Salah satunya adalah dengan menghancurkan semua yang menjadi pegangan hidup mereka, sehingga mau tidak mau mereka akan berpaling kepada satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka. Sungai Nil dipercaya oleh orang Mesir membawa berkat bagi kehidupan mereka. Oleh karena keberadaan Sungai Nil-lah, maka Mesir dapat menjadi suatu negeri yang pertaniannya amat subur dan menjadi kerajaan yang berkembang dengan pesat. Berhubungan dengan fakta bahwa dalam setahun hujan hampir tidak terjadi di Mesir, maka Sungai Nil juga menjadi hampir satu-satunya sumber air minum bagi orang Mesir. Dengan alasan-alasan inilah, orang-orang Mesir sangat mendewakan Sungai Nil. Sungai Nil dipercaya dikuasai oleh seorang dewa bernama dewa Hapi. Hal inilah yang menjadi alasan dari tindakan Firaun yang biasa datang ke Sungai Nil pada pagi hari, yaitu untuk memberikan persembahan atau sesajen kepada dewa sungai Nil untuk memohonkan berkat.
Tuhan menggunakan moment di mana Firaun pada pagi hari datang ke tepi Sungai Nil untuk mempersembahkan persembahan kepada dewa Sungai Nil, untuk menjelaskan kepada orang Mesir bahwa mereka telah salah mengerti. Sungai Nil hanyalah merupakan salah satu alat penyalur berkat Tuhan bagi orang Mesir, dan bukan tuhan itu sendiri. Yang harus disembah, dihormati, dan ditakuti adalah Allah yang memberikan berkat-Nya melalui Sungai Nil, dan bukan sungai Nil itu sendiri yang dijadikan sebagai dewa. Kesuburan Mesir akibat adanya Sungai Nil telah membuat orang Mesir, khususnya Firaun, merasa aman dan tidak merasa perlu takut akan Allah orang Ibrani, serta tidak perlu mengakui keberadaan dari Allah orang Ibrani. Akhirnya, Allah memberikan hukuman dan pengajaran-Nya kepada orang Mesir dengan mengubah air Sungai Nil menjadi darah, untuk menunjukkan siapakah yang menjadi Allah sebenarnya, siapakah yang berkuasa atas Sungai Nil, dan siapakah yang sebenarnya memberikan berkat kesuburan kepada orang Mesir melalui Sungai Nil.
Tanda yang Allah berikan melalui Musa ini harus diperhatikan tujuannya, karena tujuan itu jauh lebih penting dari tanda itu sendiri. Sungai Nil merupakan sumber kehidupan Mesir, oleh karena itu mereka menyembah dewa sungai ini. Ikan-ikan yang hidup di sungai Nil juga merupakan sumber kehidupan bagi Mesir sehingga mereka menyembah dewa-dewa dalam bentuk ikan. Melalui tulah ini, Allah ingin menjelaskan bahwa sumber kehidupan manusia adalah Allah sendiri, bukan sungai atau ikan yang harus disembah orang Mesir. Memang para ahli di Mesir bisa melakukan tanda yang sama, tetapi mereka tidak bisa memulihkan kembali. Ini menunjukkan bahwa kuasa yang menyertai Musa dan Harun lebih dari kuasa yang menyertai para ahli di Mesir.
Melalui tulah itu, Allah memaksa Firaun mengakui bahwa Tuhan orang Israel tidak boleh dibuat main-main. Tulah ini menimbulkan bencana besar bagi penduduk Mesir karena Nil merupakan sumber semua aliran air yang ada di Mesir. Namun ketika para ahli Mesir mampu menghasilkan mukjizat yang serupa, mengubah air menjadi darah, Firaun berkeras menolak mengakui Allah Israel. Ini merupakan kebodohan. Firaun tidak mau menyadari bahwa para ahlinya telah kalah melawan kuasa Allah Israel (ayat 22). Mereka hanya mampu meniru mukjizat yang dilakukan Musa, yang sebenarnya justru menambahkan sengsara bagi rakyat karena semua air jadi tidak dapat digunakan untuk apapun. Kalau memang mampu, seharusnya mereka mengadakan mukjizat yang membalikkan, yaitu dari darah menjadi air yang jernih. Akibatnya harga yang mahal harus dibayar oleh rakyat Mesir karena kebebalan dan kekeraskepalaan Firaun.
Kadang-kadang Tuhan memakai bencana untuk menyadarkan manusia bahwa mereka tidak bisa menolak Allah dalam hidup mereka. Anak-anak Tuhan pun tidak jarang harus dicambuk dengan penderitaan hidup agar mereka sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dalam hidup, bukan kekuatan dan hikmat sendiri. Sebab itu kita perlu belajar mengakui kedaulatan Allah atas hidup kita. Bahkan kita perlu menundukkan diri dan taat pada cara yang Tuhan terapkan dalam hidup kita! Amen


Tidak ada komentar: