"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat
melakukannya?" Matius 9:28
Injil Matius menjelaskan
bahwa Yesus orang Nazareth ini mempunyai kuasa atas sakit-penyakit, dan juga punya kuasa atas
kebutaan secara phisik. Oleh karena itu, Yesus dengan belas kasih-Nya
mencelikkan mata kedua orang buta, dan terjadilah demikian. Yang menyebabkan
mereka dapat melihat adalah iman mereka.
Keduanya percaya bahwa Yesus itu bukan hanya sekedar Anak Daud, sebagai orang
yang terpandang di antara raja-raja Israel. Kuasa Yesus adalah kuasa Allah.
Sementara itu,
inspirasi bathin yang dapat kita tarik dari Injil Matius hari ini antara lain
bahwa kita sebagai umat beriman
barangkali tidak buta secara phisik. Namun apa yang terjadi? Kita memang
punya mata, tetapi ternyata tidak
melihat, dan kita juga punya
telinga, tetapi tidak mendengar. Tentu ini harus diartikan secara rohani.
Dengan kata lain pula, bahwa di balik kesembuhan jasmani, kesembuhan rohani
juga sangat penting. Memiliki hidup rohani yang baik, akan menjadikan seseorang
memiliki phisik yang sehat pula. “Mens sana in corpore sano”, jiwa/pikiran yang
sehat dalam tubuh yang sehat”. Artinya bahwa dalam menjalani hidup ini, baik
jasmani dan rohani harus dipelihara dengan baik.
Bagaimana
keadaan Saudara hari ini? Mungkin Saudara sedang terbaring lemah di
tempat tidur karena sakit-penyakit? Atau mungkin Saudara sudah merasa putus
asa karena dokter sudah mengangkat tangan sebagai pertanda ketidaksanggupan
menangani sakit yang Saudara derita? Jangan
berputus asa, karena bagi orang percaya pengharapan itu selalu ada!
Berserulah kepada Tuhan Yesus dan mohon belas kasihan-Nya, karena Dia
adalah Allah yang menyembuhkan. "Dialah yang memikul
kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17). Ini merupakan penggenapan dari nubuatan yang
disampaikan oleh nabi Yesaya, "Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita
mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah." (Yesaya
53:4) dan "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah
sembuh." (1 Petrus 2:24b).
Seseorang beroleh kesembuhan dari Tuhan
bukan karena ia baik dan layak, atau karena ia adalah seorang keluarga
pendeta, orang kaya, orang berpangkat, terkenal, melainkan
semata-mata oleh karena belas kasihan dari Tuhan. Selain karena belas
kasihan Tuhan, yang menjadi kunci untuk mendapatkan mujizat dari Tuhan adalah
iman kita, karena "Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1), tanpa iman tak
seorang pun berkenan kepada Tuhan dan Ia "...memberi upah
kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11:6).
Dua kisah
orang buta yang berteriak minta pertolongan Yesus, yang hari ini diceritakan
dalam Injil adalah kisah cerita dua manusia yang berani meminta bantuan. Dua
orang buta mengikuti Yesus dan berseru-seru mohon disembuhkan. Orang buta itu
tak berdaya. Secara fisik, mereka tidak bisa berbuat banyak. Banyak hal
bergantung pada kemurahan hati orang lain. Melihat upaya dan mendengar seruan
mereka, dan setelah bertanya kepada mereka, Yesus kemudian menyentuh mata kedua
orang itu dan sembuhlah mereka. Dua orang buta ini bisa menjadi guru bagi kita
dalam mengarungi kehidupan sehari-hari. Mereka yakin bahwa dalam nama Yesus
segala sesuatu bahkan yang tampaknya tidak mungkin menjadi mungkin. Buta
menjadi melek. Tuli bisa mendengar. Kusta menjadi tahir. Yang mati
dibangkitkan.
Banyak orang percaya pada Yesus, pada sabda, pada pengajaran dan pada
karya-Nya, tetapi tidak mengimani pribadi dan sabda-Nya tersebut. Sebab mereka
mengikuti Yesus masih dengan penuh perhitungan untung rugi, nyaman dan tidak
nyaman. Maka marilah kita menghayati
iman dalam hidup sehari-hari, dengan dan dalam iman kita hidup dan
bertindak. Kesengsaraan, kemiskinan, kesulitan, tantangan dan hambatan
merupakan media bagi kita untuk semakin beriman, semakin terbuka pada
Penyelenggaraan Ilahi, karya Roh Kudus. Melalui mukjizat Yesus yang
menyembuhkan dua orang buta, yang berteriak-teriak,“Yesus, Anak Daud,
kasihanilah kami!” Yesus mengajarkan agar kita tidak lekas menyerah dalam
doa permohonan kita. Maka hadapilah semuanya itu dengan rendah hati dan dalam
doa serta kasih karunia Roh Kudus.Imanlah
yang dituntut. Dari manakah iman kita
dapatkan? "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran
oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Semakin kita banyak
mendengar firman Tuhan dan tinggal di dalam firman-Nya iman kita akan semakin
bertumbuh dan apa yang kita imani akan menjadi sebuah kenyataan!"Dan doa yang lahir dari iman akan
menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia;"
Yakobus 5:15. Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar