Doa merupakan
sarana dimana kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan. Lewat doa kita dapat
menyampaikan semua permohonanan, ucapan syukur, Tapi melalui doa juga dapat
menghadirkan kuasa Allah untuk mengubah suatu keadaan, menyembuhkan yang sakit,
mengusir roh-roh jahat dll. Seperti apa
yang dikatakan oleh Paul Yonggi Choo, "banyak doa banyak kuasa,
sedikit doa sedikit kuasa". Doa dapat menghadirkan kuasa supranatural yang
besar dalam kehidupan orang percaya. Namun ternyata Doa yang memiliki kuasa
atau dampak tidak datang dengan sendirinya ada harga yang harus dibayar untuk
memilikinya.
Doa
pengampunan dosa merupakan item penting dalam setiap ibadah Gereja-Gereja
Lutheran, karena ibadah yang memuji, adalah ibadah yang menyadari kesalahannya
dan yang mengerti bahwa Tuhan lah maha pengampun. Dalam doa pengampunan kita
diarahkan untuk semakin mengarahkan hidup ke arah yang semakin baik yang mau
diubah oleh Roh Tuhan.
Mengapa perlu mohon pengampunan? Hidup manusia penuh dengan
berbagai kekeliruan. Saya selalu
mengibaratkan dosa seperti menyapu rumah. Meski kita menyapu setiap detik,
debu atau sesuatu yang kotor tetap ada. Artinya walaupun setiap saat kita mohon
ampun, tetapi debu dosa selalu hingga di hati kita oleh berbagai hal yang kita
hadapi dalam kehidupan kita. Karena itu kita perlu terus menerus Memohon
Pengampunan kepadaNya melalui Doa..Karena kita sadar:
1)
Allah
Yang Mahakuasa dapat melakukan apa saja, tidak ada yang mustahil bagi Dia (Lukas 1:37).
2)
Allah
Yang Mahakuasa mengundang umat-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Doa kepada Allah
harus dilakukan secara terus menerus (Lukas
18:1), dengan rasa syukur (Filipu
4:6), dalam iman (Yakobus 1:5), dalam kehendak Allah (Matius 6:10), bagi
kemuliaan Allah (Yohanes 14:13-14), dan dari hati yang benar dengan Allah
(Yakobus 5:16).
3) Allah Yang Mahakuasa mendengar doa-doa anak-anak-Nya. Dia
memerintahkan kita untuk berdoa, dan Dia berjanji untuk mendengarkan ketika
kita berdoa. “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada
Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya,
teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya” (Mazmur 18:7).
4) Allah Yang Mahakuasa menjawab doa. “Aku berseru kepada-Mu, karena
Engkau menjawab aku” (Mazmur 17:6). “Apabila orang-orang benar itu
berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala
kesesakannya” (Mazmur 34:18).
Pertemuan Musa dengan Allah menjadi terganggu oleh
rancangan jahat
yang dilakukan bangsa tersebut. Allah telah melihat suatu perlawanan. Allah
menyebut bangsa itu sebagai bangsa yang tegar tengkuk (9). Awal dari dosa ini
adalah ketidak sabaran menanti pertolongan Tuhan. Kalau seseorang mengandalkan
kekuatannya, tentu dia tidak akan mampu menunggu hasil kerjanya. Dia ingin
cepat selesai walau hasil tidak maksimal, sehingga bisa menjadi bumerang bagi
dirinya. Dan sesuatu yang dikerjakan dengan cepat tanpa memakai hikmat dari
Tuhan akan mendatangkan celaka, sehingga dalam Yakobus 1, 5 dikatakan supaya
meminta hikmat dari Allah untuk melewati kehidupan ini, supaya tidak gegabah
dan salah mengambil keputusan, atau menyimpulkan secara salah.
Kekeliruan dan
penyelewengan dalam mengambil keputusan, mendatangkan kemarahan. Allah
marah pada bangsa itu. Dalam ay. 10, dikatakan.....’ supaya murka-Ku bangkit
terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka’. Allah tidak menyukai sikap
hidup yang mengandalkan diri dan kekuatan dunia di tengah persoalan yang kita
hadapi. Tuhan membenci manusia yang
mendua hati, dimana memilih Allah sekaligus mammon secara bersamaan,
padahal orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. (Jak 1, 8).
Maka adalah tepat jika penulis kitab pengkhotbah mengatakan, ‘adalah baik
menanti dengan diam pertolongan Tuhan’. Jangan mencari kuasa lain, jika yang
kita harapkan belum terkabul. Kemarahan Allah akibat ketidaksabaran menanti
pertolongan Tuhan akan membinasakan bangsa tersebut.
Sesuai dengan nama minggu kita, rogate, berdoa, inilah
inti dari khotbah ini,
di mana Musa berdoa (memohon) untuk diberi pengampunan atas dosa dan kesalahan
bangsa itu. Musa mewakili bangsa itu agar dibebaskan dari murka yang akan
datang. Musa memohon ampun untuk sebuah kesalahan besar yang dilakukan bangsa
tersebut, dengan mengingatkan Allah akan janjiNya pada tiga orang leluhur
mereka, yang kepadanya Allah telah berjanji bahwa keturunan mereka akan menjadi
bangsa yang besar (ay 13), sekaligus mengingatkan Allah supaya bangsa Mesir
tidak menghina keputusan Allah yang membawa bangsa itu keluar, tetapi dibiarkan
binasa (12).
Ada enam hal yang kita pahami dalam dialog Musa dengan
Allah atas bangsa ini, yaitu :
1.
Dosa adalah maut. Bila dosa menguasai hati
manusia maka upah dosa adalah maut dan kebinasaan. Melalui perikope ini, kita
sebagai orang berdosa diajak untuk memohon pengampunan dosa supaya murka Allah
berlalu dari kita.
2.
Kasih dan pemeliharaan Tuhan
tidak pernah berhenti.
Saat bangsa yang jahat itu akan dihukum, dibinasakan, bukan membuat kasih Tuhan
tidak mengalir, tetapi mengalihkan aliran ke tempat di mana ada hati yang
merespon. Dalam ay 10b dikatakan: “tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa
yang besar." Kalau kita menolak cinta kasih Allah, kasih itu tidak akan
hilang tapi akan mencari hati lain sebagai tempat beroperasinya kasihNya untuk
menyatakan kabaikan Allah di dunia.
3.
Doa menjangkau banyak hal. Doa berkekuatan mengubah
keputusan Allah. Ketika Allah hendak membinasakan bangsa itu, doa Musa yang
penuh pengharapan dan kerendahan hati membuat Allah tidak konsisten dengan
keputsanNya, tetapi kerendahan hati Musa, menunjukkan bahwa Allah yang disembah
adalah Allah yang konsisten dalam mengasihi umatNya.
4.
Doa bukanlah kemampuan
merangkai kata,
tapi doa adalah hati yang remuk redam yang mengharp pertolongan Tuhan. Bukan
kebaikan Musa dan kesetiaanya pada Tuhan yang ditonjolkan ketika memohon
pengampunan pada Tuhan tetapi ia mengingatkan Allah atas kebaikanNya, atas
kuasaNya yang membawa bangsa itu eluar dari Mesir. Dalam doa tidak ada
penojolan kebaikan atan penonjolan diri, tapi penonjolan akan kebaikan dan
perhatian Allah pada umat.
5.
Doa tidak egois. Doa Musa bukan doa
internal, untuk dirinya sendiri, tetapi keluar dari dirinya, di mana dia berdoa
untuk keselamatan seluruh bangsa itu supaya tidak dibinasakan, supaya
memperoleh kasih setia Tuhan. Maka berdoa tidak hanya memikirkan bagaiman meja
makan kita boleh berisi setiap hari, tapi leboh dari itu bagaimana kita
mengusahakan supaya meja makan orang lain pun berlimpah dari kebaikan Tuhan.
6.
Doa dapat mengubah hati. Doa permohonan yang
dinaikkan Musa mengubah hati Allah dari yang marah menjadi mengampuni. Maka
berdoa tidak sekedar menyampaikan kata-kata permohonan dan pemintaan kita pada
Allah, tapi dalam doa yang kita mohonkan, kita diubah oleh kuasa Roh yang lebih
dahulu mendoakan doa-doa kita.
Hidup orang
yang berdoa adalah hidup yang yakin dan percaya, punya integritas. Sebab
perilaku kita mempengaruhi doa kita. Musa adalah yang berintegritas tinggi,
sehingga doanya berkuasa. Yakobus mengatakan, Doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya (5,16b).
Permohonan
Musa ini menjadi berdaya guna (sangat
besar kuasanya), karena Musa mepunyai perjumpaan yang baik dengan Allah.
Intimitas yang baik secara vertikal akan mengarahkan Musa pada doa yang benar.
Dia menjadi tahu, apa yang baik bagi kehidupan dalam hubungan horizontalnya
dengan sesama. Dalam perjumpaan yang baik akan memimpin orang percaya tahu apa
yang harus didoakan, diminta dan diharapkan dari Allah yang peduli dan membawa
manusia pada kebaikan. Maka ketika ada hubungan yang mesra antara manusia dan
Allah, manusia akan semakin pasti dengan pertolongan tangan Tuhan yang kuat.
Apapun pengalaman manusia dalam kehidupan, hubungan baiknya dengan Tuhan akan
membuat yakin dan percaya; ya dan amin
akan jawaban-jawaban doanya, dan tidak akan membuatnya bimbang dalam
keputusan Allah, baik atau tidak baik waktunya, sebab pilihannya telah jatuh dalam Kristus sebagai Tuhan dan
Juru s’lamat yang membawa kebaikan menuju kekalan. Tuhan menyertai
perjalanan kita. Selamat menjadi pendoa sejati! Amin.
Bagaimana menghadirkan doa yang penuh
kuasa dalam kehidupan kita:
Doa yang
dilakukan oleh orang benar (Yak. 5:16)
Kita sudah
dibenarkan oleh anugerah Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu
salib. Itu bukan usaha kita, itu kebenaran yang dianugerahkan kepada kita
sehingga secara posisi/status menjadi benar di hadapan-Nya. Namun yang
dimaksudkan di atas dengan kata "benar", adalah hidup benar di
didalam pengalaman kehidupan kita sehari-hari, di dalam tindakan kita, di dalam
perkataan kita dan semua keberadaan kita. Yang ditekankan dalam ayat di atas
adalah bagaimana orang percaya di dalam kehidupannya sehari-hari, apakah ia
hidup dalam keinginan daging atau dalam keinginan Roh, mengenakan nilai-nilai
Kristus atau mengenakan nilai-nilai dunia ini. Apa yang dihidupi seseorang di
dalam kehidupannya sangat menentukan kemenangan dan kekalahan seseorang di
dalam kehidupan doanya. Semakin seseorang dapat menundukkan dirinya di bawah
otoritas Firman Tuhan tiap-tiap hari semakin besar manifestasi kuasa Allah di
dlam dirinya.
Doa yang dilakukan oleh orang yang memiliki iman (Yak.
5:15)
Setelah kita
dapat melatih hidup kita untuk menundukkan daging kita dan hidup di dalam
keinginan Roh, di sisi yang lain kita perlu memiliki "iman". Sebab
Firman Tuhan berkata,
"Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama
sekali jangan bimbang,
sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang ambingkan
kian kemari oleh angin." (Kis. 1:6).
Yang
dimaksudkan ayat di atas adalah kita tidak boleh dengan sikap yang ragu-ragu
ketika sedang datang kepada Tuhan untuk berdoa karena orang yang bimbang tidak
memperoleh apa-apa. Untuk itu "iman", perlu kita pelihara, jaga, dan
tingkatkan dengan memberinya makanan "Firman Tuhan".
Doa yang
dilakukan oleh orang yang memiliki kepekaan rohani (Kis. 16:18)
"Kepekaan rohani", sangat diperlukan di dalam
doa.
Sensitivitas rohani tidak datang dengan sendirinya di dalam diri kita. Itu
perlu dilatih dan diasah, seperti Samuel yang mula-mula di dalam pelayanannya
harus belajar bagaimana mendengar "suara Tuhan". Kita perlu tau
terlebih dahulu roh territorial apa yang menguasai wilayah, kelompok atau
seseorang. Dan hal itu diperlukan kepekaan rohani atau kemampuan mendengar
suara Tuhan. Supaya doa kita menjadi lebih efektif dan mengena kepada
sasarannya. Jadi kita perlu melatih kepekaan rohani di dalam doa, puasa, dan
Firman Tuhan setiap hari. Kiita perlu belajar untuk hidup dalam firman Tuhan,
hidup dalam kehendak Roh Kudus dan memiliki iman di dalam berdoa. Amen. RHL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar