Kamis, 28 Maret 2019

Khotbah Keb. PAK 6 Maret 2019 Maz 121:1-8 TUHAN PENOLONG YANG SETIA Menjaga Hidup Kita

1.   Pet 5:6-7; Ams 3:5-6; Rm 8:31
Mazmur 121 ini merupakan "Nyanyian Ziarah". Salah satu Mazmur yang dipakai oleh para peziarah dalam perjalanan mendaki Gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait Suci. Hingga hari ini Mazmur ini juga dipakai sebagai mengawali sebuah perjalanan.
Dalam Mazmur sering disebutkan bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup. Ada ungkapan bijak yang mengatakan : "Bukan Kesulitan, pergumulan, penyakit, persoalan, atau pahitnya hidup yang membuat hidup kita menjadi ketakutan, tapi Ketakutanlah yang membuat kita semakin sulit,ketakutanlah yg membuat kita bergumul, ketakutanlah yg membuat kita semakin merasakan pahitnya hidup. Menjalani kehidupan ini tanpa disadari seringkali kita menjadi kuatir, kita menjadi cemas, kita menjadi takut, saat kita diperhadapkan kepada persoalan hidup yang kita hadapi. Ini yang sering terjadi dalam kehidupan orang percaya. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kita menjadi takut bila menghadapi persoalan hidup?. Yang membuat kita menjadi takut adalah, karena pandangan/focus/pikran kita hanya diarahkan kepada persoalan hidup yang kita hadapi, dan itulah yang membuat kita merasa tidak sanggup menghadapinya. Jadi intinya adalah saat pergumulan/masalah/kesulitan itu datang, semuanya tergantung kepada apa yang kita pikirkan..
Jika masalah itu datang, bagaimana hati dan pikiran kita menyikapinya, atau dengan kata lain berpusat ke arah mana pola pikir atau pandangan kita.. Apakah berpusat kepada masalah itu sendiri atau berpusat kepada solusi atau jalan keluar dari masalah itu sendiri ??
Yang membuat hidup yang sulit semakin sulit, adalah tatkala kita hanya terfokus kepada kesuilitan, kesulitan dan kesulitan itu sendiri. Oleh sebab itu, dalam menghadapi persoalan hidup, janganlah memandang pada apapun persoalan hidup yang sedang kita hadapi saat ini, karena saat kita memandang kepada persoalan tersebut maka, kita akan takut, dan mata hati kita akan ditutupi oleh besarnya persoalan itu, sehingga kita tidak dapat melihat lagi bahwa sesungguhnya apapun persoalan yang kita hadapi, tetap ada jalan keluarnya. Dalam menghadapi persoalan hidup ini, ubahlah cara pandang kita. Saat persoalan itu datang, kepada siapa atau kearah mana kita mengarahkan pandangan.. Pemazmur dalam perikop ini mengarahkan kita untuk terfokus kepada solusi dan pandangan kita ke arah yang tepat dan benar saat masalah itu menghampiri kita.
Ayat 1 : Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Kenapa pemazmur harus ke gunung2 melayangkan mata ??Apakah hanya sebatas keindahan syair atau bait puisi dari perikop ini?Pemazmur melayangkan mata ke gunung2… karena saat itu gunung2 lah diyakini bangsa Israel sebagai tempat kediaman para dewa … makanya hampir disetiap gunung dapat ditemukan kuil-kuil utk memuja para dewa. Bukan hanya Israel ya, dalam Mithologi Yunani, orang Yunani juga meyakini bahwa tempat kediaman para dewa adalah di gunung Oympus .. seperti : Zeus, Poseidon, Hera, Hades, dsb. Orang Batak juga, Pusuk Buhit, diyakini sebagai tempat mula jadi na bolon.
Ketika Daud mengatakan bahwa ia melayangkan mata ke gunung2, seolah olah ingin memperbandingan kekuatan dari dewa2 yang menghuni gunung2 dengan kekuatan daripada Tuhan yang menciptkan langit dan bumi.  Pertanyaan sang pemazmur ini lah yang juga harus kita miliki sebagai orang percaya. Ketika pemazmur merasakan beban yang berat… yang seketika ada dalam benaknya adalah : siapa atau dari mana ia akan mendapatkan pertolongan ? Pertanyaan berikut adalah : kepada siapa kita minta pertolongan ?? Di ayat 2 ;dengan tegas ia mengatakan bahwa pertolongannya sematamata adalah daripada Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Bagi pemazmur , Tuhanlah yang menjadikan langit dan bumi, maka segala sesuatu yang ada di bumi ini ada dalam kendali Tuhan. Dalam ayat 5 tadi pemazmur mengumpamakan Tuhan ibarat  penjaga Israel. Istilah “penjaga” dalam ayat ini menggunakan bahasa Ibrani  shaw-mar’ Shaw-mar biasanya dikenakan kepada orang yang : “melindungi; merawat; memperhatikan keperluan dan kebaikan dari pihak/benda yang dijaga.” Ketika Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN adalah “penjaga” atau “shamar”, itu berarti bahwa dalam perjalanan hidup kita, Ia pasti memelihara iman kita sehingga kita tidak binasa; Ia memelihara kehidupan rohani kita sehingga kita tidak kehilangan kehidupan kekal kita; dan Ia memelihara dengan memperhatikan apa yang menjadi keperluan dan kebaikan kehidupan spiritualitas kita. Dalam ayat 5-6 ini, Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN itu naungan kita. Dalam bahasa Ibraninya, kata “naungan” ini juga berarti “bayangan”. Bayangan yang dimaksud disini adalah bayangan tempat kita berlindung dari teriknya sinar matahari di siang hari atau bayangan tempat kita bersembunyi dari cahaya rembulan di malam hari. Contoh untuk memperjelas adalah sebagai berikut: Di siang hari yang terik, kita sering berusaha berlindung dari teriknya sinar matahari dengan berdiri di atas bayangan pohon atau bangunan.  Kalau pemazmur dalam ayat 5 – 6 ini menganggap Allah sebagai naungan tempat berlindung, hal Ini hendak menunjukkan bahwa Allah akan menjadi teman seperjalanan kita. Ia akan mendampingi kita dan berdiri di samping kita, sampai kita mencapai tujuan perjalanan kita, yaitu kehidupan kekal. Menjadi pengikut Kristus bukan berarti kita lepas dari masalah kehidupan dan kita dapat hidup nyaman tanpa kesusahan. Justru kita akan diuji dengan berbagai masalah untuk tetap berpegang erat dan berdiri teguh di atas kebenaran Firman Tuhan. Pemazmur mengalami berbagai keadaan yang sangat memberatkan hidupnya sehingga dia mencari pertolongan agar dapat keluar dari masalahnya. Tetapi dia tidak menemukan satu pihakpun yang dapat menolong dia. Pertolongan yang dapat dia temukan hanyalah pertolongan dari Tuhan.

Di awal perikop ini, tadi saya katakana bahwa : "Bukan Kesulitan yang membuat kita takut tapi Ketakutan yang membuat kita sulit, Oleh karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah & jangan pernah menyerah untuk mencoba, maka jangan katakan pada Allah aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah aku punya Allah penolong yang setia seperti.Filipi 4 : 4 – 6 mengatakan : "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!  Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!  Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."  Marilah kita Tetap mengandalkan Tuhan dalam segala perkara. Marilah kita Berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Janji Tuhan adalah ya dan amin. Selama kita menjadikan Tuhan sebagai penolong hidup kita, maka kita akan melihat penggenapan setiap janji Firman Tuhan dalam hidup kita. Amin. 

Tidak ada komentar: