Bagi
bangsa Israel, kota Yerikho adalah salah satu penghalang untuk mencapai tanah
Perjanjian. Yerikho adalah gambaran masalah yang besar. Pada waktu
itu Yosua sedang berada dekat kota itu. Dengan kata lain Yosua sedang
dekat dengan permasalahan.
Meski berada dalam masalah besar Yosua
tidak berkecil hati dan takut, mata rohaninya tetap tertuju kepada
Tuhan. Dengan penuh keyakinan ia berpegang kepada janji
Tuhan: "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu
Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa."
(Yosua 1:3).
Setelah menyeberangi
sungai Yordan, dan memasuki Kanaan, Kota pertama yang harus mereka hadapi adalah Kota Yerikho. Kota itu dengan tembok
yang kokoh telah menutup rapat-rapat semua akses
keluar masuk (6: 1) karena telah mengetahui rencana penyerangan bangsa
Israel. Sebelum melakukan penyerangan tentu ada strategi dalam penyerangan, dan
diberitakan ketika Yosua dekat Yerikho, dia melayangkan pandangannya yang
mungkin untuk mengetahui cara untuk memasuki Yerikho.
Namun,
didepannya dilihat seorang laki-laki dengan pedang yang terhunus di tangannya. Reaksi
Yosua adalah mencari tahu orang itu siapa, dengan bertanya“Kawankah engkau atau lawan”. Namun jawab orang itu bukan
kedua-duanya, tetapi dia adalah Panglima Balatentara Tuhan.
Saat berada di dekat Yerikho
(masalah) ini Yosua justru mengalami
perkara-perkara yang ajaib, di mana ia bertemu dengan Panglima Balatentara
Tuhan. "Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah
dan berkata kepadanya: 'Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya
ini?'" (ayat 14b). Yosua belajar untuk peka akan suara Tuhan,
dan ia juga belajar taat melakukan kehendakNya. "'Tanggalkanlah
kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.' Dan Yosua berbuat
demikian." (Yosua 5:15).
Ketika dalam permasalahan yang berat kita seringkali tidak peka akan suara Tuhan dan memilih untuk
tidak taat kepadaNya karena kita merasa bahwa perintah Tuhan itu tidak masuk di akal dan aneh. Telinga
kita pun tidak kita arahkan kepada Tuhan, tapi kepada suara Iblis yang membuat
kita makin takut, kuatir dan cemas, padahal Tuhan telah
berjanji, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau." (Ibrani 13:5b). Dalam keadaan yang demikian
akhirnya ada banyak orang memilih untuk meninggalkan Tuhan Yesus dan
menggadaikan keselamatan demi mendapatkan materi/kekayaan yang berlimpah,
jabatan, pasangan hidup atau pertolongan instan dari kuasa-kuasa gelap.
Padahal kita tahu bahwa semua yang ada di dunia ini adalah sementara
belaka. Apa pun bentuknya, perintah Tuhan itu demi kebaikan kita.
Ketika Yosua taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, janji Tuhan itu pun
digenapiNya. Yerikho akhirnya dapat ditaklukkan, artinya kemenangan besar
menjadi milik Yosua dan bangsa Israel.
Yang
dimaksud Panglima bala tentara TUHAN/ The Commander of the army of the
LORD , adalah Malaikat YHVH (lihat ayat 15 untuk menunjuk
kekhusussannya).
Malaikat YHVH adalah Malaikat khusus yang
dibedakan dengan Malaikat biasa. Karena itu ada beberapa penafsiran yang
mengatakan bahwa Malaikat YHVH adalah bentuk teofani dari
Allah yang Esa yang
mempunyai fungsi menyatakan diri kepada manusia dan sering menyatakan diri
dalam bentuk malaikat ataupun rupa manusia.
Sebagaimana YHVH telah
berbicara kepada Yosua untuk mempersiapkan dirinya terhadap peristiwa besar
yang pertama – yaitu penyeberangan sungai Yordan, demikian pula Dia kini tampil
kepada Yosua untuk memberikan kepastian serta petunjuk gua menghadapi peristiwa
besar yang kedua, yaitu penaklukan Kanaan. Menyadari pentingnya penaklukan
Yeriko bagi orang Israel (sebab mereka tidak mungkin mundur lagi) Yosua
berkeputusan untuk mengintai sendiri benteng kota tersebut (silahkan baca
selengkapnya Yosua 5-13 s/d 6:5).
Pelajaran apa yang dapat kita dalami dari nas ini?
Pelajaran apa yang dapat kita dalami dari nas ini?
1. Sebelum
Yosua dan pasukannya melakukan penyerangan atas kota Yerikho, Tuhan sudah
terlebih dahulu tampil di depan dengan
pedang yang sudah siap melakukan pertempuran. Yosua diingatkan oleh Tuhan,
bahwa Tuhan adalah panglima perang yang akan menuntun mereka meraih kemenangan.
Mereka diyakinkan, bahwa Tuhan sudah siap tampil di depan memberikan
kemenangan. Seberat apapun Permasalahan Hidup kita...Percayalah Tuhan Yesus
Selalu Tampil di depan asal kita Percaya. Amsal
3:5; 1 Pet 5: 6-7.
2.Dalam
menjalani hidup ini,
adalah wajar sebelum melakukan sesuatu kita membuat strategi dan rencana yang matang. Namun kita harus percaya, sehebat
apapun kita berencana dan melakukan berbagai strategi dalam kehidupan ini,
tetap rancangan Tuhan adalah rancangan terbaik dalam hidup ini. Karena belum
tentu yang kita rancangkan itu adalah yang terbaik bagi diri kita, sebagaimana
tertulis di Amsal 16: 9 “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi
Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya”.
Kita harus yakin dan
percaya bahwa dalam setiap apapun yang akan kita hadapi dan jalani, Tuhan sudah
terlebih dahulu tampil di depan yang menuntun langkah kita, dan kita percaya
apapun rencana Tuhan adalah yang terbaik bagi hidup kita.
3. Mempelajari kekuatan dan kelemahan
tentu hal yang wajar untuk strategi mendapatkan kemenangan. Namun Tuhan
meneguhkan Yosua tidak terfokus pada lawan yang akan dihadapinya, tetapi focus pada penyertaan dan kuasa
Tuhan yang besar. Rm 8:31
Terkadang dalam
menghadapi persoalan hidup, kita hanya berfokus pada masalah, sehingga yang
terjadi adalah menyerah sebelum berperang, menimbulkan keragu-raguan ataupun
terlalu menganggap sepele pada setiap persoalan.
Saat ini, kita hendak
diingatkan oleh firman Tuhan, bahwa sebesar atau sekecil apapun persoalan yang
hendak kita hadapi tetaplah
mempercayakan hidup kita kepada kuasa penyertaan Tuhan. Mempercayakan diri
pada pimpinan dan bimbingan Tuhan adalah sikap yang bijaksana. Sebesar apapun
masalah, takutlah akan Tuhan,
sujudlah kepada Tuhan bukan sujud dan takut pada masalah.
Amen RHL. Tobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar