Seperti apapun seorang
ayah atau ibu
menghukum anaknya, ketika anaknya kembali
kepadanya, pastilah menerima dengan kasih. Itulah gambaran yang dilakukan Tuhan kepada umat-Nya, Israel.
Sedemikian kerasnya hukuman yang dilakukan Tuhan kepada umat-Nya namun Tuhan
kemudian memulihkan mereka. Amos 9:14-15 (TB) Aku akan memulihkan kembali
umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan
mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya;
mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya.
Maka
Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi
dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka," firman TUHAN, Allahmu.
Itulah Tuhan yang tidak pendendam dan tidak mengingat-ingat kesalahan umat-Nya.
Bahkan Tuhan memulihkan keadaan umat-Nya.
Umat Israel di zaman Tuhan Yesus nampaknya tetaplah umat yang tegar tengkuk.
Pernyataan Tuhan diberikan melalui Yohanes pembaptis dan Tuhan Yesus namun
keduanya mereka tolak dengan alasan yang bertolak belakang. Jadi, bagaimana
mesti bersikap? Lukas 7:35 (TB) Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang
yang menerimanya."Ya. Ketika kebenaran dalam hikmat itu diterima dengan
baik, dihayati dengan baik maka siapa yang menerima kabar selamat itulah yang
menerima berkat yang besar, yaitu keselamatan dari Allah.
Sudahkah
kita percaya hikmat yang dari Allah? Atau kita membiarkan begitu saja? "'Sesungguhnya, waktu akan datang,'
demikianlah firman TUHAN, 'bahwa pembajak akan tepat menyusul
penuai dan pengirik buah anggur penabur benih; gunung-gunung akan meniriskan
anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran.'" Amos 9:13
Seorang hamba Tuhan
atau pemberita Injil
adalah sama seperti seorang petani yang sedang membajak tanah. Mengapa tanah harus dibajak lebih dahulu?
Karena tidak semua tanah itu baik dan siap pakai, ada tanah keras, ada pula
yang berbatu. Tujuan membajak adalah untuk menggemburkan tanah atau
melembutkan tanah yang akan ditaburi benih.
Begitu pula tugas pemberita Injil. Sebelum menyampaikan firman atau menabur benih ia harus memersiapkan tanah hati pendengar melalui doa, memohon campur tangan Tuhan, karena hanya kuasa Roh Kudus yang sanggup menjamah, menggerakkan, membasahi, meluluhkan dan melembutkan setiap hati yang keras. "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Tindakan membajak ini harus dilakukan terus-menerus, tidak ada waktu untuk berhenti jika kita mengharapkan tuaian. "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." (Amsal 20:4). Dalam membajak 'tanah' hati seorang pekerja tidak boleh memiliki sikap mudah putus asa, sekalipun ada masalah ketika pekerja mendapati tanah yang dibajaknya adalah tanah yang keras. Sebagian dari mereka merasa lelah, bersungut-sungut dan kemudian berhenti membajak.
Begitu pula tugas pemberita Injil. Sebelum menyampaikan firman atau menabur benih ia harus memersiapkan tanah hati pendengar melalui doa, memohon campur tangan Tuhan, karena hanya kuasa Roh Kudus yang sanggup menjamah, menggerakkan, membasahi, meluluhkan dan melembutkan setiap hati yang keras. "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Tindakan membajak ini harus dilakukan terus-menerus, tidak ada waktu untuk berhenti jika kita mengharapkan tuaian. "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." (Amsal 20:4). Dalam membajak 'tanah' hati seorang pekerja tidak boleh memiliki sikap mudah putus asa, sekalipun ada masalah ketika pekerja mendapati tanah yang dibajaknya adalah tanah yang keras. Sebagian dari mereka merasa lelah, bersungut-sungut dan kemudian berhenti membajak.
Belajarlah kepada Musa, orang
yang diutus Tuhan untuk memimpin umat
Israel yang tanah hatinya sangat keras, di mana Tuhan sendiri menyebut
mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk (baca Keluaran 32:9). Namun Musa mengerjakan tugas
yang dipercayakan Tuhan ini dengan penuh kesabaran dan hati yang lemah
lembut. Jika tidak, Musa pasti akan gagal di tengah jalan. Membajak
tanah hati juga harus fokus dan penuh konsentrasi dengan mata yang mengarah ke
depan. Jangan sampai kita membajak dengan setengah hati,
sebab "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke
belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (Lukas 9:61-62). Jadilah pekerja Tuhan yang terus
bersemangat dan tidak mudah menyerah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar