Kamis, 28 Maret 2019

Khotbah Minggu 17 Maret 2019 Reminiscere Ingatlah Segala RahmatMu dan Kasih setiaMu ya Tuhan Ibrani 4: 14-16 Yesus Imam Besar Agung

Tidak sedikit  dari manusia yang sampai saat ini masih mencari jalan menuju keselamatan. Banyak cara digunakan agar mereka beroleh keselamatan. Bukan saja keselamatan di dunia, tetapi juga keselamatan di akhirat nanti. Masalahnya, tak sedikit dari mereka yang terjerumus pada janji-janji kosong tentang keselamatan.
Surat Ibrani mengingatkan kita bahwa firman Allah berisi kebenaran Allah. Firman-Nya sangat tajam melebihi pedang bermata dua. Kebenaran Allah selalu menelanjangi segala perbuatan manusia. Tidak ada seorang pun yang mampu menyembunyikan dirinya dari kemahatahuan Allah. Itulah sebabnya, setiap orang harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan Allah kelak.
Namun Pada saat diminta pertanggungjawaban oleh Allah, kita tidak perlu merasa takut. Sebab kita memiliki Kristus yang adalah Imam Besar Agung. Sebagai Iman Besar Agung, Dia mewakili manusia berdosa memasuki Ruang Mahakudus untuk menghadap Allah dengan membawa kurban pengampunan dosa.
Mengapa Yesus disebut oleh penulis surat Ibrani sebagai Imam Besar Agung? Karena Dia adalah Anak Allah yang Mahatinggi. Hal ini ditandai oleh keimaman-Nya yang sempurna. Sebagai seorang manusia, dia turut merasakan kelemahan kita. Dia pernah dicobai dalam segala hal sama seperti manusia, hanya saja Yesus tidak berbuat dosa. Itu sebabnya Dia memberikan keberanian kepada manusia untuk menghadap Allah, agar Allah mengasihi dan memberkati kita.
Apa jaminan keselamatan bagi kita? Kalau kita mau menyakini dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada Sang Imam Agung yang sempurna. Kita tidak harus mencari ke mana dan dengan cara apa? Cukuplah percaya dan memercayakan hidup kita kepada Yesus, sembari setia melakukan kehendak-Nya.
Yesus adalah Imam Besar Agung kita. Sebagai perantara, Ia membawa Allah kepada manusia dan mewakili manusia di hadapan Allah. Itu sebabnya kita tidak perlu takut datang di hadapan Allah untuk memohon kemurahan-Nya
Imam besar Perjanjian Lama yang terutama adalah mewakili bangsa Israel menyembah Tuhan dan membawa korban dari mereka untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Setahun sekali, imam besar harus membawa korban persembahan bangsa Israel masuk ke Tempat Mahakudus untuk menyembah dan mengakui dosa-dosa mereka. Imam besar harus mempersiapkan diri untuk memasuki Tempat Mahakudus dengan selamat, kalau tidak, ia tidak akan berkenan kepada Tuhan. Karena itu, keberadaan imam besar adalah untuk menjadi perantara Israel dan Tuhan. Ibrani 4:14-16 dan 10:10-14 mencatat bahwa Yesus adalah imam besar karena Dia adalah perantara pemulihan hubungan kita dengan Allah. Sebagai imam besar: Yesus memiliki 3 keistimewan:
Pertama: Dia adalah Imam Besar Agung.
Imam besar dalam Perjanjian Lama mewakili umat berdiri di hadapan Allah, dia harus meninggalkan umat masuk ke dalam ruang Maha Kudus, bersekutu dengan Tuhan dan menyampaikan isi hati umat kepada Tuhan.
Bait suci dalam Perjanjian Lama dibagi menjadi 3 bagian:
1. Pelataran : tempat umat Israel berdiri
2. Ruang Kudus : tempat para Imam melayani
3. Ruang Maha Kudus : tempat Imam besar melayani
Antara ruang Kudus dan ruang Maha Kudus dibatasi oleh tirai, dan pada saat imam besar setahun sekali masuk, dia tidak nampak dari luar. dia berhadapan dengan Tuhan untuk menyampaikan hati umat Israel kepada Tuhan. Tetapi dia tidak dapat selamanya tinggal di dalam ruang Maha Kudus karena Bait Suci hanya suatu simbolis saja, yang dibuat oleh tangan manusia. Tidak demikian halnya dengan Yesus sebagai Imam Besar kita. Yang masuk ke ruang yang Maha Kudus yang bukan buatan tangan manusia, melainkan masuk kedalam surga yang mulia selama-lamanya. Puji Tuhan. Walaupun Dia masuk ke dalam surga yang mulia, tetapi Dia juga Allah yang Imanuel yang selalu beserta kita. Dalam keadaan suka, duka, sehat maupun sakit Dia selalu mendampingi kita, sehingga kita tidak berjalan sendirian.
Karena Yesus adalah Imam Besar Agung yang dapat
memahami keadaan kita; Dia bukan hanya Imam yang
membawa korban kepada Allah, tetapi Dia juga memahami bagaimana kondisi kita karena Dia telah datang ke dunia melalui jalan kehidupan yang berliku-liku. Bahkan pada akhirnya, Ia rela mengalami bagian yang paling menakutkan dari manusia — kematian, tetapi kebangkitan-Nya memberi kita pengharapan kekal. Dia Imam Besar Yang memahami kelemahan-kelemahan kita (Nyanyian Dia Mengerti 36)
Yang dimaksud memahami disini mengandung arti ikut ambil bagian dalam penderitaan kita, bahkan ikut menanggung segala penderitaan kita. Imam Besar ini juga yang selalu mendampingi kita dan memahami sepenuhnya apa yang tengah kita hadapi. Hidup yang tak menentu ini membutuhkan penyerahan diri sepenuhnya untuk setiap kelemahan-kelemahan yang kita miliki yang membuat kita menjauh dari-Nya. Karena itu Maukah kita mempertaruhkan segenap hidup kita ke dalam tangan tangan-Nya. Karena Allah kita adalah Allah yang Perduli (Ny. No 26)
Kedua, Yesus adalah Imam Besar Agung yang
mempersembahkan dirinya sendiri; Ia bukan membawa korban biasa tetapi korban sempurna – Yesus sendiri. Karena Yesus adalah orang yang tidak ada dosa, Namun karena kasih-Nya, Ia telah mempersembahkan diri untuk menjadi korban penghapus dosa yang kekal sehingga kita yang percaya kepada-Nya dapat diselamatkan. Yesus benar-benar tahu bahwa hanya Dia yang bisa menyelamatkan umat manusia, jadi Dia secara pribadi datang ke dunia untuk mati di kayu salib dan menjadi korban yang sempurna.
Ke tiga, Yesus adalah Imam Besar yang duduk berdoa untuk kita;  tidak seperti para imam besar sebelumnya, mereka berdiri menghadap Allah untuk mempersembahkan korban, dan Yesus setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah. Yesus duduk untuk berdoa bagi kita, sebagai perantara, Dia tidak hanya sampai di di surga ada sebelah kanan Allah tetapi Ia berdoa untuk kita juga di sana (7:25).
Calo yang kita kenal sekarang biasanya mencari keuntungan terbesar untuk pekerjaan mereka. Namun, Yesus, perantara di dalam hidup kita, tidak pernah mencari keuntungan bagi diri-Nya sendiri tetapi Ia memberikan seluruh diri-Nya. Yesus sungguh ingin memahami keadaan kita, Ia mempersembahkan diri-Nya dan duduk berdoa untuk kita. Yesus sebagai Imam Besar, Yesus menguntungkan kita lewat kasih-Nya — pengharapan kekal.

Dia juga adalah sebagai Imam Besar kita yang berkuasa dan yang mampu mengampuni dosa kita, dan menyelamatkan kita. Dan Membuat Hidup kita berarti. (Smua Baik No. 18) Amen 

Tidak ada komentar: