Tidak sedikit dari manusia yang sampai saat ini masih
mencari jalan menuju keselamatan. Banyak
cara digunakan agar mereka beroleh keselamatan. Bukan saja keselamatan di
dunia, tetapi juga keselamatan di akhirat nanti. Masalahnya, tak sedikit dari
mereka yang terjerumus pada janji-janji
kosong tentang keselamatan.
Surat Ibrani
mengingatkan kita bahwa firman Allah berisi kebenaran Allah. Firman-Nya sangat tajam melebihi pedang bermata dua.
Kebenaran Allah selalu menelanjangi segala perbuatan manusia. Tidak ada seorang
pun yang mampu menyembunyikan dirinya dari kemahatahuan
Allah. Itulah sebabnya, setiap orang harus mempertanggungjawabkan segala
perbuatannya di hadapan Allah kelak.
Namun Pada saat
diminta pertanggungjawaban oleh Allah, kita
tidak perlu merasa takut. Sebab kita memiliki
Kristus yang adalah Imam Besar Agung. Sebagai Iman Besar Agung, Dia
mewakili manusia berdosa memasuki Ruang Mahakudus untuk menghadap Allah dengan
membawa kurban pengampunan dosa.
Mengapa Yesus disebut
oleh penulis surat Ibrani sebagai Imam Besar Agung? Karena Dia adalah Anak
Allah yang Mahatinggi. Hal ini ditandai oleh keimaman-Nya yang sempurna.
Sebagai seorang manusia, dia turut merasakan kelemahan kita. Dia pernah dicobai
dalam segala hal sama seperti manusia, hanya saja Yesus tidak berbuat dosa. Itu
sebabnya Dia memberikan keberanian kepada manusia untuk menghadap Allah, agar
Allah mengasihi dan memberkati kita.
Apa
jaminan keselamatan bagi kita?
Kalau kita mau menyakini dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada Sang Imam
Agung yang sempurna. Kita tidak harus mencari ke mana dan dengan cara apa? Cukuplah percaya dan memercayakan hidup
kita kepada Yesus, sembari setia
melakukan kehendak-Nya.
Yesus adalah Imam
Besar Agung kita. Sebagai perantara, Ia membawa Allah kepada manusia dan
mewakili manusia di hadapan Allah. Itu sebabnya kita tidak perlu takut datang
di hadapan Allah untuk memohon kemurahan-Nya
Imam besar Perjanjian
Lama yang terutama adalah mewakili bangsa Israel menyembah Tuhan dan membawa
korban dari mereka untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Setahun sekali, imam besar harus membawa korban
persembahan bangsa Israel masuk ke Tempat Mahakudus untuk menyembah dan
mengakui dosa-dosa mereka. Imam besar harus mempersiapkan diri untuk memasuki
Tempat Mahakudus dengan selamat, kalau tidak, ia tidak akan berkenan kepada
Tuhan. Karena itu, keberadaan imam besar adalah untuk menjadi perantara Israel
dan Tuhan. Ibrani 4:14-16 dan 10:10-14 mencatat bahwa Yesus adalah imam besar
karena Dia adalah perantara pemulihan
hubungan kita dengan Allah. Sebagai
imam besar: Yesus memiliki 3 keistimewan:
Pertama:
Dia adalah Imam Besar Agung.
Imam besar dalam
Perjanjian Lama mewakili umat berdiri di hadapan Allah, dia harus meninggalkan
umat masuk ke dalam ruang Maha Kudus, bersekutu dengan Tuhan dan menyampaikan
isi hati umat kepada Tuhan.
Bait
suci dalam Perjanjian Lama dibagi menjadi 3 bagian:
1.
Pelataran : tempat umat Israel berdiri
2.
Ruang Kudus : tempat para Imam melayani
3.
Ruang Maha Kudus : tempat Imam besar melayani
Antara
ruang Kudus dan ruang Maha Kudus dibatasi oleh tirai, dan pada saat imam besar setahun
sekali masuk, dia tidak nampak dari luar. dia berhadapan dengan Tuhan untuk
menyampaikan hati umat Israel kepada Tuhan. Tetapi dia tidak dapat selamanya
tinggal di dalam ruang Maha Kudus karena Bait Suci hanya suatu simbolis saja,
yang dibuat oleh tangan manusia. Tidak demikian halnya dengan Yesus sebagai Imam Besar kita. Yang masuk ke ruang yang Maha
Kudus yang bukan buatan tangan manusia, melainkan masuk kedalam surga yang
mulia selama-lamanya. Puji Tuhan. Walaupun Dia masuk ke dalam surga yang mulia,
tetapi Dia juga Allah yang Imanuel yang selalu beserta kita. Dalam keadaan
suka, duka, sehat maupun sakit Dia selalu mendampingi kita, sehingga kita tidak
berjalan sendirian.
Karena Yesus adalah Imam Besar Agung yang dapat
memahami keadaan kita; Dia bukan hanya Imam yang
membawa korban kepada
Allah, tetapi Dia juga memahami
bagaimana kondisi kita karena Dia telah datang ke dunia melalui jalan
kehidupan yang berliku-liku. Bahkan pada akhirnya, Ia rela mengalami bagian
yang paling menakutkan dari manusia —
kematian, tetapi kebangkitan-Nya memberi kita pengharapan kekal. Dia Imam Besar
Yang memahami kelemahan-kelemahan kita (Nyanyian
Dia Mengerti 36)
Yang dimaksud memahami
disini mengandung arti ikut ambil bagian dalam penderitaan kita, bahkan
ikut menanggung segala penderitaan kita. Imam Besar ini juga yang selalu
mendampingi kita dan memahami sepenuhnya apa yang tengah kita hadapi. Hidup
yang tak menentu ini membutuhkan
penyerahan diri sepenuhnya untuk setiap kelemahan-kelemahan yang kita
miliki yang membuat kita menjauh dari-Nya. Karena itu Maukah kita mempertaruhkan
segenap hidup kita ke dalam tangan tangan-Nya. Karena Allah kita adalah Allah
yang Perduli (Ny. No 26)
Kedua, Yesus adalah Imam Besar Agung yang
mempersembahkan
dirinya sendiri; Ia
bukan membawa korban biasa tetapi korban sempurna – Yesus sendiri. Karena Yesus adalah orang yang tidak ada dosa, Namun
karena kasih-Nya, Ia telah
mempersembahkan diri untuk menjadi korban penghapus dosa yang kekal
sehingga kita yang percaya kepada-Nya dapat diselamatkan. Yesus benar-benar
tahu bahwa hanya Dia yang bisa menyelamatkan umat manusia, jadi Dia secara
pribadi datang ke dunia untuk mati di
kayu salib dan menjadi korban yang sempurna.
Ke tiga, Yesus adalah Imam Besar yang duduk berdoa untuk
kita; tidak seperti para imam besar sebelumnya, mereka berdiri
menghadap Allah untuk mempersembahkan korban, dan Yesus setelah mempersembahkan
hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah
kanan Allah. Yesus duduk untuk berdoa
bagi kita, sebagai perantara, Dia tidak hanya sampai di di surga ada
sebelah kanan Allah tetapi Ia berdoa untuk kita juga di sana (7:25).
Calo
yang kita kenal sekarang
biasanya mencari keuntungan terbesar untuk pekerjaan mereka. Namun, Yesus, perantara di dalam hidup kita,
tidak pernah mencari keuntungan bagi diri-Nya sendiri tetapi Ia memberikan
seluruh diri-Nya. Yesus sungguh ingin memahami keadaan kita, Ia mempersembahkan
diri-Nya dan duduk berdoa untuk kita. Yesus sebagai Imam Besar, Yesus
menguntungkan kita lewat kasih-Nya — pengharapan kekal.
Dia juga adalah
sebagai Imam Besar kita yang berkuasa dan yang mampu mengampuni dosa kita, dan menyelamatkan kita. Dan Membuat Hidup
kita berarti. (Smua Baik No. 18) Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar