Banyak
orang beranggapan bahwa
apa pun yang kita lakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak diketahui Tuhan. Namun Alkitab jelas
menyatakan: "...tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di
hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13).
Ada Ujar2 berkata: Bentaknya 1
Menit;Namparnya 1 Detik; Nyesalnya 10 Jam; Menyembuhkan Lukanya Seumur Hidup. Dalam kitab Maleakhi ini ditunjukkan kepada kita bahwa Tuhan
mendata secara detil semua cara yang dilakukan umatNya untuk menolak kasih yang
telah Allah berikan, dengan ketidaktaatan
mereka. Manusia seringkali tidak menyadari akan pertolongan dan bimbingan
Tuhan dalam hidupnya. Mereka
menganggap bahwa semua yang telah mereka capai selama ini adalah buah dari
kerja kerasnya sendiri, tanpa embel-embel. Namun, pada saat manusia
mengalami kesulitan atau kegagalan, mereka mulai mengkambinghitamkan Tuhan dan
menganggap bahwa Tuhan tidak peduli terhadap dirinya.
"Kamu
berkata: 'Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita
memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian
berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?'" Maleakhi 3:14
Rasul
Paulus menasihati Timotius, "Latihlah dirimu beribadah."
(1 Timotius 4:7b). Mengapa kita harus terus melatih diri dalam hal
ibadah? Karena ibadah itu berguna dalam segala hal dan mengandung janji,
artinya ada berkat-berkat yang luar biasa disediakan Tuhan bagi setiap orang
yang menghormati Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan sungguh.
"Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan
besar." (1 Timotius 6:6). Jadi dibutuhkan sikap dan motivasi
yang benar bagi seseorang untuk mengalami kuasa dan berkat dalam ibadah.
Sudahkah kita
menjadikan ibadah sebagai kebutuhan utama dalam hidup ini? Atau kita berpikir bahwa
beribadah kepada Tuhan itu tidak ada untungnya dan hanya membuang-buang waktu
saja? Alkitab menegaskan, "...dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58b), bahkan
mendatangkan keuntungan besar (baca Amsal 14:23a).
Pertanyaan: seberapa besar kerinduan kita untuk bertemu Tuhan dalam
setiap ibadah? Adakah kita memiliki rasa haus dan lapar akan kebenaran
seperti yang ditunjukkan oleh jemaat gereja mula-mula, sehingga kehidupan
mereka "...disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah
jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." (Kisah 2:47)?
I.
Dosa Israel:
1.
Kata-kata.
Dosa disini mereka
lakukan dengan kata-kata. Ini terlihat dari kata 'bicaramu' dalam ay 13, yang
menunjukkan bahwa Maleakhi menyerang kata-kata mereka. Dosa dengan kata-kata
sudah ada pada Mal 2:17, tapi yang di sini lebih gawat lagi.
Kita
juga sering berdosa melalui kata-kata kita. Karena itu lebih baik tidak
berbicara kalau memang tidak berguna. Ingat akan Amsal 10:19 yang berbunyi:
"Di dalam banyak bicara
pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi". Tuhan mendengar kata-kata kita
(Bil 12:2 Yer 8:6 Maz 139:4).
Seringkali orang
beranggapan bahwa Tuhan hanya memperhatikan tingkah laku kita, tetapi ayat-ayat
di atas itu menunjukkan bahwa Tuhan
juga memperhatikan / mendengarkan segala pembicaraan kita. Yesus
berkata bahwa kita akan dihakimi juga berdasarkan kata-kata kita (Mat 12:36-37). Karena itu jangan hanya
menguduskan diri dalam hal tindakan kita, tetapi juga dalam kata-kata kita!
Penerapan:
Dosa melalui kata-kata
bisa terjadi kalau kita mencaci maki,
mengeluarkan kata-kata kotor, menyebut nama Allah dengan sia-sia, berdusta,
memfitnah, membicarakan kejelekan orang, bersungut-sungut, Benar apa Kata Yak
3:8 TTp Tdk seorgpun yg Berkuasa menjinakkan Lidah. Sdr2 Diantara banyak hal buruk, yg Terburuk adalah Lidah yg
tajam (Fredrik Von Schiller)
2. Kata-kata mereka menentang Tuhan (ay 13).
Ay 13: 'tentang Aku'
seharusnya adalah 'menentang Penerapan:
Seringkah kita mengeluarkan
kata-kata menentang Tuhan? Hal ini bisa terjadi pada waktu kita menyatakan
kepada orang lain betapa tidak adilnya Tuhan itu, atau betapa tidak pedulinya
Tuhan kepada kita, atau betapa tulinya Dia terhadap doa kita, dsb.
3. Kata-kata kurang ajar yang
menentang Tuhan (ay 13).
Apa yang dimaksud
dengan 'kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan' itu?
a. Mereka menganggap bahwa mereka sudah mentaati Firman Tuhan (ay 13b-14).
a. Mereka menganggap bahwa mereka sudah mentaati Firman Tuhan (ay 13b-14).
Bahwa mereka
menganggap bahwa diri mereka sudah mentaati Firman Tuhan, terlihat dari
kata-kata 'memelihara' dan 'berjalan' dalam ay 14, Mungkin ini adalah ketaatan
lahiriah saja (bdk. Mat 15:8-9) atau ketaatan sebagian seperti dalam Yes
58:3-4.
Tetapi yang jelas
adalah bahwa mereka menganggap diri mereka benar!
Penerapan:
Kalau
kita menganggap diri kita benar,
maka dengan itu kita mengucapkan kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan,
karena Tuhan menyatakan diri kita sebagai orang berdosa.
b. Mereka berkata
bahwa ikut / taat Tuhan itu sia-sia / tak ada untungnya (ay 14).
'beribadah' seharusnya
'melayani'.
Mereka menganggap hal
ini sia-sia (ay 14a).
Penerapan:
Apakah kita sering
beranggapan bahwa pelayanan yang kita lakukan untuk Tuhan itu adalah sia-sia?
Kalau ya, bacalah 1Kor 15:58, yang
menyuruh kita untuk giat melayani Tuhan karena jerih payah / pekerjaan yang
kita lakukan dalam Tuhan, tidak akan sia-sia! Ini menunjukkan sikap egois dalam
mentaati Tuhan!
c.
Mereka berkata bahwa orang jahat itu lebih enak (ay 15).
Penerapan:
bahwa jadi orang tidak kristen itu enak karena
bisa melakukan dosa-dosa yang menyenangkan.Bagi Laki2 bisa kawin 2-3 X
maka bukankah
sebetulnya sama saja dengan kita berkata 'berbahagialah orang yang tidak
percaya'?
Penerapan:
Apakah
kita sering iri hati kepada
orang-orang yang berhasil menjadi kaya / makmur dengan menggunakan cara kerja
yang jahat...?
Kata Ibrani yang sama
digunakan dalam Mal 3:10 dan diterjemahkan 'menguji / ujilah'. Dalam Yak 1:13
kata 'mencobai' itu maksudnya mencobai supaya jatuh ke dalam dosa (baca Yak
1:12-15). Jelas dalam arti seperti ini, Allah tidak bisa dicobai oleh siapapun.
Tetapi dalam Mal 3:15 ini kelihatannya arti dari kata 'mencobai' itu adalah
seperti yang diberikan oleh NIV yaitu 'challenge' (= menantang). Dalam
arti seperti ini Allah bisa dicobai.
Kesimpulan:
Dosa
Israel adalah menuduh bahwa Allah itu tidak adil. Mereka merasa bahwa mereka hidup
taat, tetapi menderita, sedangkan orang lain yang hidupnya jahat justru enak.
Maz 73 isinya mirip
sekali dengan tuduhan Israel dalam Mal 3:13-15 ini (bacalah Maz 73 ini!), tapi
toh berbeda! Bedanya adalah:
sikap hati dalam Maz
73 adalah bertanya-tanya, sedangkan dalam Mal 3:13-15 sikap hatinya adalah
memberontak / marah kepada Tuhan. Dalam Maz 73 pemazmur mengutarakan hal itu
kepada Allah (ini terlihat dari Maz 73:18-27 dimana pemazmur itu menggunakan
kata-kata 'Engkau', 'Kau', dan 'Mu' untuk menyebut Allah), sedangkan dalam Mal
3:13-15 mereka berbicara satu kepada yang lain / ngrasani Tuhan (ay 13b).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar