Kamis, 28 Maret 2019

Khotbah Minggu 24 Feb 2019 Mal 3:13-18. Ibadah Yang Benar

Banyak orang beranggapan bahwa apa pun yang kita lakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak diketahui Tuhan.  Namun Alkitab jelas menyatakan:  "...tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13). Ada Ujar2 berkata: Bentaknya 1 Menit;Namparnya 1 Detik; Nyesalnya 10 Jam; Menyembuhkan Lukanya Seumur Hidup.      Dalam kitab Maleakhi ini ditunjukkan kepada kita bahwa Tuhan mendata secara detil semua cara yang dilakukan umatNya untuk menolak kasih yang telah Allah berikan, dengan ketidaktaatan mereka.  Manusia seringkali tidak menyadari akan pertolongan dan bimbingan Tuhan dalam hidupnya.  Mereka menganggap bahwa semua yang telah mereka capai selama ini adalah buah dari kerja kerasnya sendiri, tanpa embel-embel.  Namun, pada saat manusia mengalami kesulitan atau kegagalan, mereka mulai mengkambinghitamkan Tuhan dan menganggap bahwa Tuhan tidak peduli terhadap dirinya.
"Kamu berkata: 'Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?'"  Maleakhi 3:14
Rasul Paulus menasihati Timotius,  "Latihlah dirimu beribadah."  (1 Timotius 4:7b).  Mengapa kita harus terus melatih diri dalam hal ibadah?  Karena ibadah itu berguna dalam segala hal dan mengandung janji, artinya ada berkat-berkat yang luar biasa disediakan Tuhan bagi setiap orang yang menghormati Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan sungguh.  "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar."  (1 Timotius 6:6).  Jadi dibutuhkan sikap dan motivasi yang benar bagi seseorang untuk mengalami kuasa dan berkat dalam ibadah.
Sudahkah kita menjadikan ibadah sebagai kebutuhan utama dalam hidup ini?  Atau kita berpikir bahwa beribadah kepada Tuhan itu tidak ada untungnya dan hanya membuang-buang waktu saja?  Alkitab menegaskan,  "...dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58b), bahkan mendatangkan keuntungan besar  (baca  Amsal 14:23a).  Pertanyaan:  seberapa besar kerinduan kita untuk bertemu Tuhan dalam setiap ibadah?  Adakah kita memiliki rasa haus dan lapar akan kebenaran seperti yang ditunjukkan oleh jemaat gereja mula-mula, sehingga kehidupan mereka  "...disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."  (Kisah 2:47)?
I. Dosa Israel:
1. Kata-kata.
Dosa disini mereka lakukan dengan kata-kata. Ini terlihat dari kata 'bicaramu' dalam ay 13, yang menunjukkan bahwa Maleakhi menyerang kata-kata mereka. Dosa dengan kata-kata sudah ada pada Mal 2:17, tapi yang di sini lebih gawat lagi.
Kita juga sering berdosa melalui kata-kata kita. Karena itu lebih baik tidak berbicara kalau memang tidak berguna. Ingat akan Amsal 10:19 yang berbunyi: "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi". Tuhan mendengar kata-kata kita (Bil 12:2 Yer 8:6 Maz 139:4).
Seringkali orang beranggapan bahwa Tuhan hanya memperhatikan tingkah laku kita, tetapi ayat-ayat di atas itu menunjukkan bahwa Tuhan juga memperhatikan / mendengarkan segala pembicaraan kita. Yesus berkata bahwa kita akan dihakimi juga berdasarkan kata-kata kita (Mat 12:36-37). Karena itu jangan hanya menguduskan diri dalam hal tindakan kita, tetapi juga dalam kata-kata kita!
Penerapan:
Dosa melalui kata-kata bisa terjadi kalau kita mencaci maki, mengeluarkan kata-kata kotor, menyebut nama Allah dengan sia-sia, berdusta, memfitnah, membicarakan kejelekan orang, bersungut-sungut, Benar apa Kata Yak 3:8 TTp Tdk seorgpun yg Berkuasa menjinakkan Lidah. Sdr2 Diantara banyak hal buruk, yg Terburuk adalah Lidah yg tajam (Fredrik Von Schiller)
2. Kata-kata mereka menentang Tuhan (ay 13).
Ay 13: 'tentang Aku' seharusnya adalah 'menentang Penerapan:
Seringkah kita mengeluarkan kata-kata menentang Tuhan? Hal ini bisa terjadi pada waktu kita menyatakan kepada orang lain betapa tidak adilnya Tuhan itu, atau betapa tidak pedulinya Tuhan kepada kita, atau betapa tulinya Dia terhadap doa kita, dsb.
 3. Kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan (ay 13).
Apa yang dimaksud dengan 'kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan' itu?
 a. Mereka menganggap bahwa mereka sudah mentaati Firman Tuhan (ay 13b-14).
Bahwa mereka menganggap bahwa diri mereka sudah mentaati Firman Tuhan, terlihat dari kata-kata 'memelihara' dan 'berjalan' dalam ay 14, Mungkin ini adalah ketaatan lahiriah saja (bdk. Mat 15:8-9) atau ketaatan sebagian seperti dalam Yes 58:3-4.
Tetapi yang jelas adalah bahwa mereka menganggap diri mereka benar!
Penerapan:
Kalau kita menganggap diri kita benar, maka dengan itu kita mengucapkan kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan, karena Tuhan menyatakan diri kita sebagai orang berdosa.
b. Mereka berkata bahwa ikut / taat Tuhan itu sia-sia / tak ada untungnya (ay 14).
'beribadah' seharusnya 'melayani'.
Mereka menganggap hal ini sia-sia (ay 14a).
Penerapan:
Apakah kita sering beranggapan bahwa pelayanan yang kita lakukan untuk Tuhan itu adalah sia-sia? Kalau ya, bacalah 1Kor 15:58, yang menyuruh kita untuk giat melayani Tuhan karena jerih payah / pekerjaan yang kita lakukan dalam Tuhan, tidak akan sia-sia! Ini menunjukkan sikap egois dalam mentaati Tuhan!
c. Mereka berkata bahwa orang jahat itu lebih enak (ay 15).
Penerapan:
bahwa jadi orang tidak kristen itu enak karena bisa melakukan dosa-dosa yang menyenangkan.Bagi Laki2 bisa kawin 2-3 X
maka bukankah sebetulnya sama saja dengan kita berkata 'berbahagialah orang yang tidak percaya'?
Penerapan:
Apakah kita sering iri hati kepada orang-orang yang berhasil menjadi kaya / makmur dengan menggunakan cara kerja yang jahat...?
Kata Ibrani yang sama digunakan dalam Mal 3:10 dan diterjemahkan 'menguji / ujilah'. Dalam Yak 1:13 kata 'mencobai' itu maksudnya mencobai supaya jatuh ke dalam dosa (baca Yak 1:12-15). Jelas dalam arti seperti ini, Allah tidak bisa dicobai oleh siapapun. Tetapi dalam Mal 3:15 ini kelihatannya arti dari kata 'mencobai' itu adalah seperti yang diberikan oleh NIV yaitu 'challenge' (= menantang). Dalam arti seperti ini Allah bisa dicobai.
 Kesimpulan:
Dosa Israel adalah menuduh bahwa Allah itu tidak adil. Mereka merasa bahwa mereka hidup taat, tetapi menderita, sedangkan orang lain yang hidupnya jahat justru enak.
Maz 73 isinya mirip sekali dengan tuduhan Israel dalam Mal 3:13-15 ini (bacalah Maz 73 ini!), tapi toh berbeda! Bedanya adalah:
sikap hati dalam Maz 73 adalah bertanya-tanya, sedangkan dalam Mal 3:13-15 sikap hatinya adalah memberontak / marah kepada Tuhan. Dalam Maz 73 pemazmur mengutarakan hal itu kepada Allah (ini terlihat dari Maz 73:18-27 dimana pemazmur itu menggunakan kata-kata 'Engkau', 'Kau', dan 'Mu' untuk menyebut Allah), sedangkan dalam Mal 3:13-15 mereka berbicara satu kepada yang lain / ngrasani Tuhan (ay 13b).



Tidak ada komentar: