1. Pet
5:6-7; Ams 3:5-6; Rm 8:31
Mazmur 121 ini
merupakan "Nyanyian Ziarah". Salah satu Mazmur yang dipakai oleh para
peziarah dalam perjalanan mendaki Gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait
Suci. Hingga hari ini Mazmur ini juga dipakai sebagai mengawali sebuah
perjalanan.
Dalam Mazmur sering
disebutkan bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup. Ada ungkapan
bijak yang mengatakan : "Bukan Kesulitan, pergumulan, penyakit, persoalan,
atau pahitnya hidup yang membuat hidup kita menjadi ketakutan, tapi
Ketakutanlah yang membuat kita semakin sulit,ketakutanlah yg membuat kita
bergumul, ketakutanlah yg membuat kita
semakin merasakan pahitnya hidup. Menjalani kehidupan ini
tanpa disadari seringkali kita menjadi kuatir, kita menjadi cemas, kita menjadi
takut, saat kita diperhadapkan kepada persoalan hidup yang kita hadapi. Ini
yang sering terjadi dalam kehidupan orang percaya. Yang menjadi pertanyaan
adalah kenapa kita menjadi takut bila menghadapi persoalan hidup?. Yang membuat
kita menjadi takut adalah, karena pandangan/focus/pikran kita hanya diarahkan
kepada persoalan hidup yang kita hadapi, dan itulah yang membuat kita merasa
tidak sanggup menghadapinya. Jadi intinya adalah saat
pergumulan/masalah/kesulitan itu datang, semuanya tergantung kepada apa yang
kita pikirkan..
Jika masalah itu
datang, bagaimana hati dan pikiran kita menyikapinya, atau dengan kata lain
berpusat ke arah mana pola pikir atau pandangan kita.. Apakah
berpusat kepada masalah itu sendiri atau berpusat kepada solusi atau jalan
keluar dari masalah itu sendiri ??
Yang
membuat hidup yang sulit semakin sulit,
adalah tatkala kita hanya terfokus kepada kesuilitan, kesulitan dan kesulitan
itu sendiri. Oleh sebab itu, dalam menghadapi persoalan hidup, janganlah
memandang pada apapun persoalan hidup yang sedang kita hadapi saat ini, karena
saat kita memandang kepada persoalan tersebut maka, kita akan takut, dan mata
hati kita akan ditutupi oleh besarnya persoalan itu, sehingga kita tidak dapat
melihat lagi bahwa sesungguhnya apapun persoalan yang kita hadapi, tetap ada
jalan keluarnya. Dalam menghadapi persoalan hidup ini, ubahlah cara pandang
kita. Saat persoalan itu datang, kepada siapa atau kearah mana kita mengarahkan
pandangan.. Pemazmur dalam perikop ini mengarahkan kita untuk terfokus
kepada solusi dan pandangan kita ke arah yang tepat dan benar saat masalah itu
menghampiri kita.
Ayat 1 : Aku
melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang
pertolonganku? Kenapa pemazmur harus ke gunung2 melayangkan mata ??Apakah
hanya sebatas keindahan syair atau bait puisi dari perikop ini?Pemazmur
melayangkan mata ke gunung2… karena saat itu gunung2 lah diyakini bangsa Israel
sebagai tempat kediaman para dewa … makanya hampir disetiap gunung dapat
ditemukan kuil-kuil utk memuja para dewa. Bukan hanya Israel ya, dalam
Mithologi Yunani, orang Yunani juga meyakini bahwa tempat kediaman para dewa
adalah di gunung Oympus .. seperti : Zeus, Poseidon, Hera, Hades, dsb. Orang
Batak juga, Pusuk Buhit, diyakini sebagai tempat mula jadi na bolon.
Ketika Daud mengatakan
bahwa ia melayangkan mata ke gunung2, seolah olah ingin memperbandingan
kekuatan dari dewa2 yang menghuni gunung2 dengan kekuatan daripada Tuhan yang
menciptkan langit dan bumi. Pertanyaan sang pemazmur ini lah yang
juga harus kita miliki sebagai orang percaya. Ketika pemazmur merasakan beban
yang berat… yang seketika ada dalam benaknya adalah : siapa atau dari mana ia
akan mendapatkan pertolongan ? Pertanyaan berikut adalah : kepada siapa kita
minta pertolongan ?? Di ayat 2 ;dengan tegas ia mengatakan bahwa pertolongannya
sematamata adalah daripada Tuhan yang
menjadikan langit dan bumi. Bagi pemazmur , Tuhanlah yang menjadikan langit
dan bumi, maka segala sesuatu yang ada di bumi ini ada dalam kendali Tuhan. Dalam ayat 5 tadi pemazmur mengumpamakan
Tuhan ibarat penjaga Israel. Istilah “penjaga” dalam ayat ini
menggunakan bahasa Ibrani shaw-mar’ Shaw-mar biasanya dikenakan
kepada orang yang : “melindungi; merawat; memperhatikan keperluan dan kebaikan
dari pihak/benda yang dijaga.” Ketika
Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN adalah “penjaga” atau “shamar”, itu berarti
bahwa dalam perjalanan hidup kita, Ia pasti memelihara iman kita sehingga kita
tidak binasa; Ia memelihara kehidupan rohani kita sehingga kita tidak
kehilangan kehidupan kekal kita; dan Ia memelihara dengan memperhatikan apa
yang menjadi keperluan dan kebaikan kehidupan spiritualitas kita. Dalam ayat
5-6 ini, Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN itu naungan kita. Dalam bahasa
Ibraninya, kata “naungan” ini juga berarti “bayangan”. Bayangan yang dimaksud
disini adalah bayangan tempat kita berlindung dari teriknya sinar matahari di
siang hari atau bayangan tempat kita bersembunyi dari cahaya rembulan di malam
hari. Contoh untuk memperjelas adalah sebagai berikut: Di siang hari yang
terik, kita sering berusaha berlindung dari teriknya sinar matahari dengan
berdiri di atas bayangan pohon atau bangunan. Kalau pemazmur dalam
ayat 5 – 6 ini menganggap Allah sebagai naungan tempat berlindung, hal Ini
hendak menunjukkan bahwa Allah akan menjadi teman seperjalanan kita. Ia akan
mendampingi kita dan berdiri di samping kita, sampai kita mencapai tujuan
perjalanan kita, yaitu kehidupan kekal. Menjadi
pengikut Kristus bukan berarti kita lepas dari masalah kehidupan dan kita
dapat hidup nyaman tanpa kesusahan. Justru kita akan diuji dengan berbagai
masalah untuk tetap berpegang erat dan berdiri teguh di atas kebenaran Firman
Tuhan. Pemazmur mengalami berbagai keadaan yang sangat memberatkan hidupnya
sehingga dia mencari pertolongan agar dapat keluar dari masalahnya. Tetapi dia
tidak menemukan satu pihakpun yang dapat menolong dia. Pertolongan yang dapat
dia temukan hanyalah pertolongan dari Tuhan.
Di awal perikop ini, tadi
saya katakana bahwa : "Bukan Kesulitan yang membuat kita takut tapi
Ketakutan yang membuat kita sulit, Oleh karena itu jangan pernah mencoba untuk
menyerah & jangan pernah menyerah untuk mencoba, maka jangan katakan pada
Allah aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah aku punya Allah penolong
yang setia seperti.Filipi 4 : 4 – 6 mengatakan : "Bersukacitalah
senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.
Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun
juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur." Marilah kita Tetap
mengandalkan Tuhan dalam segala perkara. Marilah kita Berharap sepenuhnya
kepada Tuhan. Janji Tuhan adalah ya dan amin. Selama kita menjadikan Tuhan
sebagai penolong hidup kita, maka kita akan melihat penggenapan setiap janji
Firman Tuhan dalam hidup kita. Amin.