Pendahuluan
Manusia membutuhkan
makanan dalam hidupnya. Kalau tidak makan ia akan kelaparan dan tidak dapat
bertahan hidup.
Tuhan Yesus tidak
mengabaikan kebutuhan jasmani manusia. Ketika Ia melihat orang banyak yang
sedang lapar, Ia memberi mereka makan. Jumlahnya ada 5000 orang laki-laki,
belum termasuk kaum ibu dan anak-anak. Ia memberi mereka makan dengan lima roti
dan dua ikan yang dipersembahkan seorang anak-anak. Apakah cukup? Lebih dari
cukup, bahkan ada sisa dua belas keranjang. Suatu mujizat telah terjadi.
Pada hari berikutnya
orang banyak itu mengikuti-Nya sampai ke Kapernaum. Ia tahu mengapa mereka
datang. Mereka datang karena perut lapar mereka telah dipuaskan dengan makan
roti, bukan karena mereka memahami Dia yang telah memberi makanan itu (Yoh.
6:26). Tuhan Yesus berkata mereka: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan
dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang
kekal” (Yoh. 6:27).
Manusia perlu makan
untuk hidup, tetapi ia tidak hidup untuk makan. Ada sesuatu yang lebih dari
sekedar makan yang seharusnya dicapai oleh manusia. Pada saat Iblis
mencobai-Nya untuk merubah batu-batu menjadi roti, Ia menjawab: “Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah” (Mat. 4:4).
Orang banyak tertarik
pada roti, tetapi gagal melihat Sang Pemberinya. Inilah yang seringkali menjadi
kegagalan manusia: Mendambakan berkat lebih dari pada Sang Pemberi Berkat.
Masalah inilah yang menjadi awal bagi Tuhan Yesus Kristus untuk membicarakan
tentang roti hidup.
Ia berkata kepada
mereka, “Akulah roti hidup” (Yoh. 6:35). Pernyataan itu sangat mengena bagi
mereka. Mereka datang untuk mencari roti, tetapi roti itu hanya dapat
mengenyangkan untuk sesaat. Ia datang untuk memberi roti hidup, sehingga mereka
mendapat hidup yang kekal (Yoh. 6:39-40).
Apa yang dimaksud
dengan roti hidup itu? Tuhan Yesus berkata, “Akulah roti hidup”. Roti
hidup itu adalah diri Yesus Kristus sendiri, yaitu tubuh-Nya yang disalibkan di
bukit Golgota untuk keselamatan dunia. Orang yang menerima roti hidup itu akan
memiliki hidup yang kekal (Yoh. 6:39).
Bagaimana cara
menerima roti hidup itu? Caranya adalah percaya kepada-Nya (Yoh. 6:40). Roti
hidup itu diperoleh bukan dengan usaha atau perbuatan, tetapi dengan iman.
Menurut Abraham Maslow Tingkat kebutuhan terdiri
dari beberapa hal :
1. Kebutuhan fisiologis (Physiological)
Jenis kebutuhan ini
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan,
minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk
istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika
kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap
penyakit, terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan
selanjutnya dapat terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan
lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan sulit
untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
(Safety and security needs)
Ketika
kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan
rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan
menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa
cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
3. Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa
memiliki (love and Belonging needs)
Ketika
seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai
timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat
terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih,
anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu
seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi,
maka perasaan kesepian akan timbul.
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem
needs)
Kemudian,
setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga
diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower
one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan
higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi,
kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat
timbul perasaan rendah diri dan inferior.
5.
Kebutuhan aktualisasi diri (Self
Actualization)
Kebutuhan
terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi
diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan
mengembangkan potensi diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai
peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami
interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan
bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.
Dari
tingkat kebutuhan yang telah dipaparkan Abraham Maslow diatas menunjukkan bahwa
kebutuhan manusia itu ada beberapa, namun memiliki tingkatan prioritas
tersendiri antara yang satu dengan yang lain. Bagaimana yang dikatakan Firman
Allah tentang itu, terutama tentang makanan jasmani/fisiologis dengan yang
Rohani.
Kajian Reflekstif
Teologis
1. Manusia
lebih Cendrung memperhatikan yang Fisiologis
Terkadang
manusia yang hidup dalam dunia menjadi alasan untuk lebih mementingkan
kebutuhan fisiologis daripada yang rohani. Hidup dan tinggal dalam dunia
diaplikasikan untuk berebut untuk harta duniawi saja tanpa menghiraukan
darimana kehidupannya datang dan untuk apa. Pengenalan terhadap Yesus oleh
orang banyak juga demikian, karena mereka telah diberikan makan roti sehingga
mereka menganggap bahwa Yesus bermisi duniawi. Tentu saja ini telah
mempersempit ke ilahian Yesus sendiri. Demi makanan duniawi mereka mencari
Yesus (24), Tuhan tahu apa yang ada dalam pikiran dan motivasi mereka mencari
Yesus (26).
2. Bertemu Yesus Beroleh Kebenaran
Pada
saat orang banyak itu bertemu denganNya, mereka bertanya “bilamana Engkau tiba
disini” hal ini menunjukkan bahwa mereka keheranan ini adalah bukti bahwa tidak
ada mereka yang menyangka bahwa Tuhan mampu menaklukkan Alam dengan berjalan
diatas air. Pertemuan mereka dengan Yesus memperoleh kebenaran dari Yesus,
mereka telah disadarkan kembali bahwa motivasi mereka salah untuk menemui
Yesus. Seharusnya upaya mereka untuk mencari Yesus dimotivasi oleh Roti Hidup
bukan roti duniawi. Itulah yang disampaikan Yesus agar mereka berusaha/bekerja
untuk Roti yang Kekal.
3. Bukan
Tanda yang di Percayai Namun Pemberi Tanda
Orang
banyak itu meminta tanda dari Yesus sama seperti yang telah diterima nenek
moyang mereka Musa yang telah menerima tanda kasih Allah memlalui Manna
(30-31). Pemahaman ini menunjukkan bahwa mereka masih kurang percaya akan
Yesus. Mereka hanya melihat tanda itu sebagai bukti bahwa Yesus adalah sosok
yang pantas untuk dihormati dan di puji sebagai yang datang dari Allah (29).
Yesus menyatakan yang harus mereka lakukan ialah “percaya kepada Dia yang telah
diutus Allah” itu adalah pernyataan bagi diriNya sebab Dia-lah Tuhan Allah yang
menjadikan dan berkuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Dia-lah yang
membuat tanda-tanda itu, oleh karena itu hanya Yesus yang pantas di Percayai
dan di Puji bukan tanda-tandanya.
4. Roti
Hidup itu ialah Yesus yang Kekal
Yesus menunjukkan
siapa diriNya yakni Roti Hidup (35), Dia adalah Allah yang menjadikan segala
sesuatu termasuk Manna yang disampaikan melalaui Musa. Yesuslah yang seharusnya
dicari dan disembah, bukan hal-hal real berupa makanan. Yesus disebut sebagai
Roti Hidup menunjukkan bahwa Yesus adalah jalan kehidupan yang kekal, oleh
karena itu siapa yang makan Roti Kehidupan itu, yakni Firman itu maka dia akan
hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Roti Hidup itu ibarat makanan yang
berfungsi untuk:
Memberikan Kekuatan:
Iman yang kuat dan teguh dan menjadi kekuatan untuk melaksanakan
tindakan-tindakan iman berupa kasih.
Memberikan Kesehatan :
Roti Hidup itu akan memberikan kesehatan iman bagi yang menerima dan
mengkonsumsinya.
Memberikan ketahanan :
Roti hidup akan memberikan ketahanan iman, yakni iman yang Tahan uji, tahan
terhadap gelombang jaman dan hembusan angin dingin dunia sampai kepada
kehidupan yang kekal.
Aplikasi
Menurut Abraham Maslow
bahwa dari hierarki tingkat kebutuhan manusia itu, jelas bahwa makanan berada
dalam tingkatan dasar. Begitu juga dengan kehidupan orang Kristen, bagaimana
mungkin sesorang dapat melakukan tindakan kasih sayang tanpa Roti Hidup?
Bagaimana beroleh ketenangan/aman tanpa adanya Roti Hidup? Bagaiman melakukan
kasih sayang tanpa Roti Hidup? Bagaimana memiliki harga diri tanpa adanya Roti
Hidu? Sebab hanya roti hidup itulah sumber dari segala sesuatu yang kita
butuhkan dan yang akan kita lakukan dalam hidup yang benar. Oleh karena itu
kita harus pahami bahwa Yesus adalah Roti hidup dan kita dapat mengkonsumsinya
melalui mendengarkan Firman Tuhan, Menghayatinya serta menghidupinya.
khotbah Minggu
ini memberikan
kekuatan kepada kita untuk tetap setia kepada-Nya. Dimana Yesus berkata: "
Akulah roti hidup, barang siapa yang
datang kepadaKu tidak akan lapar selama-lama-Nya. Mungkin juga dunia ini akan
berkata demikian kepada kita, tetapi tidak sebenar apa yang dikatakan Yesus.
Dunia ini menjanjikan makanan dan minuman yang hanya memberikan yang dapat dinikmati sesaat saja, bahkan
kenikmatan itu dapat membahayakan kepada hidup kita. dan biasanya orang selalu
berlomba untuk mendapatkan kenikmatan yang sesaat itu. Tetapi pemberian hidup
yang memiliki kenikmatan selamanya hanya
ada pada Yesus Tuhan kita. Bagaimana caranya? Percaya kanlah hidupmu kepada Allah dan biarlah kamu hidup untuk menjadi berkat dan menjadi
kesukaan Tuhan kita. Berilah hidupmu menjadi puji-pujian di hadapan Allah.
Janganlah hanya memikirkan kenikmatan sesaat tetapi pikirkanlah kenikmatan yang
sesungguhnya yang berasal dari Allah. Siapa saja boleh datang kepada Yesus
untuk menerima kehidupan yang kekal sebab Dia sudah datang untuk menyelamatkan
kota orang berdosa ini sehingga kita mendapat keselamatan. Keselamatan kita
yang sempurna bukan di dunia ini tetapi keselamatan yang sempurna hanya ada di
surga yang sudah disediakan oleh Allah melalui Yesus Kristus. Oleh sebab itu
datanglah kepada Allah sumber kehidupan itu.
Amen Di kutip dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar