Saudara-saudara
yang dikasihi Kristus Yesus, Kemana pun Yesus pergi ke desa-desa, ke
kota-kota atau ke kampung-kampung orang meletakkan orang-orang sakit di pasar
dan memohon kepadaNya supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai
jubahNya. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh”.
SETIAP perjumpaan
dengan Tuhan akan membawa perubahan dalam hidup manusia, baik secara lahir
maupun secara batin. Perjumpaan dengan Yesus yang sungguh-sungguh terjadi dalam
iman.
Dulu orang Yahudi dan
orang Parisi kerap berjumpa dengan Yesus, tetapi tidak terjadi perubahan
apa-apa dalam hidup mereka, karena mereka tidak percaya akan Tuhan Yesus.
Sedangkan orang biasa yang sederhana dan tulus ingin menjumpai Yesus dengan
iman kepercayaan mereka, sehingga seperti dikatakan dalam Injil: Semua orang
yang menjamah jubahNya atau dijamah oleh Yesus menjadi sembuh.
S eluruh perbuatan Yesus adalah pernyataan
diri Allah yang memelihara dan mengarahkan hidup manusia menuju pemenuhan yang
sempurna. TindakanNya tidak sekedar memuaskan tetapi memampukan manusia untuk
mengerti dan mau menunaikan tugas panggilannya di tengah-tengah gejolak
kehidupan. Dia tidak hanya memberi makanan dan minuman sebab hal-hal itu
hanyalah sebahagian dari tanda-tanda kehidupan. Juga mereka tidak perlu putus
asa ketika menghadapi kesulitan hidup bahkan dengan menghadapi serangan dan
siksaan yang paling kejam sekali pun sebagaimana dialami oleh Yohanes pembabtis
yang mati dibunuh dengan kepala dipenggal (ay 27). Seluruh pengalaman hidup itu
membutuhkan pemaknaan dari sudut pandang iman.
Dalam
teks ini diberitakan bahwa para rasul-rasul berkumpul bersama Yesus dan
melaporkan semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Pelayanan itu adalah
penampakan pekerjaan Yesus karena itu harus didiskusikan dengan Yesus. Pelayanan
itu datang dari Yesus oleh sebab itu juga harus dipertanggungjawabkan-pada
Yesus. Pelayan yang benar adalah pelayan yang bertanggungjawab, yang berani
melaporkan seluruh kegiatannya dalam persekutuan dengan Yesus. Pelayanan harus
memiliki fondasi sebagaimana Yesus melakukannya dalam kata dan perbuatan.
Pelayanan itu harus selalu memiliki waktu bertemu dengan Yesus. Bila seluruh
pelayan mau mempertanggungjawabkan perkataan dan perbuatannya di hadapan Yesus
maka tidak ada kekwatiran akan adanya ketidak beresan pelayanan. Laporan itu
amat penting demi keberlanjutan pelayanan. Pelayan yang tidak membuat laporan
sama dengan mempersempit ruang gerak pelayanan bahkan dapat merusak masa depan
gereja. Yesus mengajak para rasul itu ke tempat yang sunyi sebagai bentuk
penguatan sekaligus pernyataan bahwa pergerakan para rasul itu ada dalam
wilayah tanggungjawabnya. Para rasul
diajak untuk bertemu secara khusus sehingga mereka mendapat pemahaman yang
khusus dan lengkap. Para pelayan yang
dekat dekat Yesus akan semakin kuat dan mendapat semangat baru dalam
melayani. Seringkali rasa frustasi
datang bukan karena beratnya beban pelayanan tetapi karena persekutuan dengan
Yesus diabaikan. Yesus mengajak mereka ke tempat khusus tidaklah untuk
menjadikan pelayanan itu menjadi sulit dijangkau atau menjadi eksklusif.
Pelayan tidak perlu mempersulit kedatangan jemaat. Pejabat gereja tidak menjadi
lebih hebat ketika untuk menjumpainya saja teramat sulit atau dipersulit-sulit.
Dalam pertemuanlah pemahaman diluruskan dan maksud baik diteruskan. Yesus
mengajak rasul-rasul itu ke tempat yang sunyi tetapi mudah di jangkau (ay 33:
banyak orang melihat dan mengetahui tujuan mereka). Waktu dan tempat khusus
bagi pelayan adalah kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kemajuan pelayanan. Di
tempat khusus itu justru mereka menggumuli lebih dalam bagaimana intensifikasi
pelayanan dapat djalankan. Waktu dan tempat khusus bagi pelayanan adalah
kesempatan instropeksi dan evaluasi demi perbaikan dan pengembangan. Menurut
Injil Markus ini, rasa ingin berjumpa dari orang banyak itu begitu tinggi.
Mereka bahkan orang banyak itu mampu mendahului rombongan Yesus tiba di tempat.
Kejadian itu mencerminkan antusiasme yang tinggi karena kebutuhan yang
mendesak. Mereka tidak hanya kekurangan dalam berbagai kebutuhan jasmani tetapi
juga mereka kehilangan tuntunan sebab Yesus melihat "mereka seperti domba
yang tidak mempunyai gembala" (ay. 34),
di antara mereka banyak yang sakit (ay. 53). Gambaran ini mencerminkan
hidup manusia yang penuh penderitaan.
Menurut teks ini penderitaan yang paling besar
bukan karena soal makanan (sebab baru pada tindakan selanjutnya di atasi
sebagaimana terbaca dalam ay. 36-44), tetapi lebih mengarah kepada "ketercerai-beraian" sebagai
dampak ketidakhadiran para gembala. Tetapi penulis Injil Markus dalam kaitan
ini lebih menegaskan lagi bahwa prioritas pelayanan gereja bukanlah persekutuan
atau diskusi tentang apa yang pernah Yesus ucapkan tetapi pemberitaan tentang
Allah yang hidup yang menghadirkan berbagai keajaiban dalam situasi konkrit.
Saudara-saudara,
Dalam "pengasingan" itu,
Yesus dan para muridNya diserbu oleh tuntutan kesengsaraan manusia. Manusia
terdesak oleh kebutuhan dan kepentingan dan seringkali tidak menemukan jawaban
bahkan yang sering terjadi malah bertemu dengan pemangsa yang berkedok turut
meringankan beban. Namun Yesus tergerak oleh belaskasihan sebab Dia adalah
Kasih itu sendiri. Dia adalah jawaban atas semua kebutuhan bahkan Dia sanggup
memberikan sukacita yang melampaui harapan manusia. KasihNya menggerakkan semua
berkat tidak saja menyangkut kebutuhan rohani tetapi juga kebutuhan jasmani.
Manusia tidak perlu menggunakan segala cara mempengaruhi Yesus untuk bertindak
sebab Dia tahu apa yang dilakukan bahkan sebelum manusia memintanya. Dia
memberikan berkat-berkatNya bukan karena dipengaruhi manusia seolah-olah karena
permintaan itu yang menggerakkanNya bertindak. Kita meminta sebagai kesungguhan
kita yang membutuhkannya. Jika dalam doa Bapa kami disampaikan "berikanlah
kami makanan..." tidak berarti bahwa makanan dari Allah tidak tersedia
atau ada setelah kita memintanya, tetapi supaya kita juga turut menikmatinya
(bnd. Katekismus Luther).
Injil
Markus menegaskan bahwa cara yang pertama Yesus lakukan mengasihi orang banyak
itu adalah dengan "mengajarkan banyak hal" sebagai penegasan bahwa kebutuhan yang utama bukanlah makanan dan
minuman tetapi "memahami kehidupan" sebagaimana Yesus jalankan.
Sebanyak apapun makanan jika manusia "penuh ketidaktahuan" (bodoh)
maka tidak akan menolong hidupnya bergerak ke masa yang akan datang.
Pengetahuan itu bersumber dari Firman Allah dan itulah yang membebaskan manusia
dari kemiskinan, kebodohan, kekacauan, penyakit dan lainnya. I.L. Nommensen
pernah berkata "Kamu tidak akan
dapat memimpin hidupmu dan orang lain keluar dari kemiskinan dan kebodohan,
kamu harus belajar Firman Allah". Firman Allah adalah hati Allah, semakin
mengerti Firman Allah semakin dekat dengan sumber-sumber kehidupan. Dalam
kaitan ini perlu diingat teori ilmu ukur yang mengatakan bahwa "jarak
terpendek dari dua titik adalah garis lurus yang menghubungkannya".
Semakin mengerti Firman Allah semakin banyak jalan lurus yang terhubung dengan
kegiatan / aktifitas yang menghasilkan berkat yang benar. Serpakin dekat kepada
Yesus semakin banyak terobosan yang mengentaskan kehidupan dari beragam gejolak
yang menggerogotinya. Banyak orang menderita, meskipun tidak semuanya tahu
bagaimana mereka mengatasi masalah-masalah itu. Sebahagian pergi ke dukun atau
meminta kesembuhan dari kuburan nenek-moyang. Masih ada juga yang mencoba
mengatasi penderitaannya dengan menuduh orang lain sebagai kambing hitam.
Penderitaan seakan-akan tidak akan pernah lenyap dari dunia ini bahkan survey
membuktikan semakin banyak penyakit yang timbul dalam ketidaktahuan. Semakin
banyak dokter, semakin banyak pula penyakit yang tak terdiagnosa. Semakin
banyak pakar semakin banyak pula masalah. Jika dahulu kala, ketika zaman
permulaan Yesus datang di dunia ini banyak orang datang kepada Yesus mendapat
kesembuhan, mengapa di jaman modern ini
orang semakin sedikit membawa pergumulan hidupnya kepada Yesus? Rumah-rumah
ibadah lebih sepi dari tempat-tempat hiburan yang gelap. Kegiatan rohani sekain
tak menarik sebab manusia lebih tertarik dengan aktifitas duniawi. Manusia
mengharapkan banyak hal tetapi tidak tahu sumber hidup yang benar. Manusia
mengalami disorientasi kehidupan. Saudara-saudara yang dikasihi Kristus Yesus, Meskipun dunia makin asyik dengan dirinya
dan mencoba mengatasi persoalan hidup dengan kekuatannya, kasih Allah tidak
pernah sepi.
Yesus tetap menjadi
penyembuh dan akan
memulainya dari hal-hal mendasar untuk memulainya; bertolak dari iman. Bila dalam teks ini dinyatakan bahwa hanya
dengan menjamah rumbai jubahNya saja mereka sembuh, tidak berarti bahwa sumber
kekuatan itu ada pada jubah. Bukan jubah itu yang memberi kesembuhan kepada
yang memegangnya seolah-oleh jubah itu punya kuasa magis tetapi seluruhnya
(maupun benda) yang melekat dan mendekat pada Yesus telah menjadi saluran
kuasa. Setiap orang yang imannya melekat pada Yesus adalah juga saluran
berbagai kuasa yang Yesus ijinkan. Yesus tidak terlalu sulit untuk dijangkau
hanya saja hati kita harus lurus dan tulus menghampirinya. Tidak ada usaha yang
terlalu sulit dilakukan sebab Dia tidak mendasarkan tindakanNya pada perbuatan
manusia. "Orang membuka jendela bukan supaya matahari terbit, tetapi
karena matahari terbit jendela dibukakan". Yesus datang maka semua orang
yang ingin mengalami perubahan seharusnya bergegas menyongsong kehadiran Yesus.
Dia mengasihi kita dan kasihNya digerakkan oleh hatiNya. Hati Allah ada dalam FirmanNya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar