Kejadian 18: 16-33
Ketika Tuhan mengutus malaikat-Nya
untuk menghancurkan kota Sodom dan Gomorah, Abraham tahu rencana Tuhan ini.
Kalau kita membaca ayat-ayat diatas, “seolah-olah” Abraham sedang tawar-menawar
dengan Tuhan. “Seolah-olah” Abraham mampu mengubah keputusan Tuhan. Namun,
sebenarnya tidaklah demikian. Mengapa “seolah-olah”? Karena kita tidak mengerti
pesan yang tersimpan di dalam ayat yang panjang itu.
Mengapa percakapan itu begitu
panjang? Padahal kesimpulan dari percakapan itu sebenarnya adalah: “Katanya: “Janganlah
kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh
didapati di sana?” Firman-Nya: “Aku tidak akan memusnahkannya karena yang
sepuluh itu”.
Mengapa
Tuhan memulai
percakapan dengan penawaran-penawaran seperti itu? Artinya dari pihak Tuhan
tidak ada masalah, Dia tahu semuanya (Ulangan 29:29). Namun bagi Abraham
ada masalah, dia tidak tahu apa yang dan akan terjadi. Oleh sebab itu Tuhan
memberikan kesempatan bagi dia untuk bergumul. Tujuannya, agar Abraham mengerti
apa yang sedang dijelaskan Tuhan (=lewat tawar-menawar itu). Artinya, setiap
kali Tuhan menyatakan kehendak-Nya selalu ada penjelasan untuk proses hidup
kita. Agar kita mengerti jalan-jalanNya.
Kenapa
kita sulit membaca penjelasan Tuhan untuk mengerti kehendak-Nya?
Kita
pintar menikmati hidup
namun tidak pintar menjalani hidup.
Artinya, kita hanya suka dan senang
menikmati berkat dan kemudahan, namun ketika ada kesulitan dan masalah kita
kecewa dan murung kepada Tuhan. Padahal, kalau kita mampu menyikapi kesulitan
dan masalah dengan sikap yang benar, maka kita sedang berjalan dalam iman yang
semakin dewasa. Ketika kita bisa membaca kehidupan maka kita akan mampu
mengenal kehidupan dan menjalaninya dengan baik.
Karena ego kita lebih besar daripada
kehendak Tuhan.
Akunya
begitu besar. “Pokoknya
saya! Mau saya harus begitu!”. Ego seperti ini akan membuat kita sulit mengerti
kehendak Tuhan.
Tetapi, kalau kita bisa menurunkan
ego kita, maka kita akan bisa mengenal kehendak Tuhan. Selain itu, kita sulit
mengerti kehendak Tuhan karena kita sudah terlebih dahulu berasumsi. Kita
mengasumsikan bahwa hal-hal yang besar dan bagus (= proyek, pelayanan) adalah
kehendak Tuhan. Sebaliknya hal-hal yang kecil kita asumsikan bukan kehendak
Tuhan. Ego kita menyukai hal-hal yang demikian. Ketika ego muncul, maka kita
tidak dapat melihat apa-apa.
Cara
mengenal kehendak Tuhan adalah:
1.Dengan progresif. Kehendak Tuhan
itu dinyatakan secara pelan-pelan, tidak sekaligus, tetapi progresif.
2.Sinyal, tanda-tanda untuk kita
mengerti. Tuhan selalu memberikan tanda sesuai kapasitas kita dan sesuai
perkembangan zaman. Dia tidak hendak mempersulit kita. Tetapi, mengapa sulit
mengerti tanda-tanda ini? Karena orang zaman sekarang mencari tanda-tanda yang
spektakuler (suara, sinar, halilintar), sedangkan yang "biasa" kita
anggap bukan tanda dari Tuhan.
3.Koridor. Ada batas-batas yang Tuhan
tetapkan. Misalnya, jangan berpasangan dengan orang yang berlainan iman
(agama), jangan menipu dll.
Doa syafaat Abraham itu ternyata
menyimpan suatu motivasi, yaitu agar Lot diselamatkan. Rupanya, sekalipun
Abraham tidak mengungkapkan isi hatinya ini, namun Tuhan tahu. Itulah sebabnya
Dia melepaskan Lot. Ketika kita berpikir bahwa Tuhan tidak bekerja (tidak
menjawab doa), padahal pada saat itulah Tuhan sedang merancangkan kebaikan.
Tuhan melihat dan memahami kita. Sebab itu jangan pernah takut. Tetaplah
kerjakan bagian kita, maka Tuhan akan
mengerjakan bagian-Nya.
Kalau
dilihat sepintas, rasanya doa Abraham sia-sia, karena akhirnya Sodom dan Gomora
toh dihancurkan. Tetapi bacalah Kej 19:29! Lot dan kedua anaknya selamat,
karena Tuhan mengingat Abraham. Dengan kata lain, Allah menyelamatkan Lot dan
kedua anak perempuannya sebagai jawaban atas doa Abraham!
Jadi,
sekalipun permintaan asli dari Abraham (keselamatan orang-orang Sodom dan
Gomora) ditolak oleh Allah, tetapi doa Abraham itu tetap dijawab oleh Allah
dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menyelamatkan Lot dan kedua anak
perempuannya! Jelas sekali bahwa doa bukanlah sesuatu yang sia-sia!
Karena itu, maukah
saudara lebih banyak menaikkan doa syafaat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar