Minggu, 04 Mei 2014

Khotbah Kenaikan Tuhan Yesus 29 Mei 2014 Epesus 1 : 15 – 23 Thema : “Kristus yang Bangkit adalah kepala dari segala sesuatu”

Pendahuluan
Hari ini seluruh umat Kristiani di seluruh penjuru dunia memperingati hari kenaikan Yesus Kristus ke Sorga. Perayaan Hari besar ini tidak begitu meriah sebagaimana halnya dengan hari Natal yang dirayakan dengan penuh semarak oleh umat Kristiani .
 Perayaan hari kenaikan Yesus ke tidak berbeda dengan Ibadah pada hari Minggu biasa. Mengapa demikian ? Jawabnya adalah : karena mungkin anggota jemaat belum memahami dengan baik akan makna dari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga yang walaupun hampir setiap kali mengikuti Kebaktian selalu di ingatkan dan di ikrarkan bersama dalam Pengakuan Iman Rasuli bahwa ....Yesus Bangkit pada hari yang ketiga, naik ke Sorga, duduk disebelah kanan Allah Bapa .... dan ini menujukkan atau menyatakan KuasaNya.
Memang bukanlah persoalan semarak atau tidaknya kita dalam memperingati suatu peristiwa, namun kesadaran akan pentingnya peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke Sorga itu sendiri hendaknya menjadi sebuah perenungan yang sejatinya dapat menumbuhkan iman orang percaya. Kesadaran akan kasih Allah dalam Yesus Kristus yang telah naik ke Sorga dengan membawa kepastian dalam pengharapan yang kokoh akan Injil Kristus yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16-17).
Ada tiga kebaikan rohani yang sering disebutkan bersama oleh Paulus, yaitu iman, pengharapan dan kasih. Dalam a.15-16, Paulus bersyukur bahwa jemaat di Efesus sudah memiliki iman dan kasih. Kemudian dia berdoa supaya mereka mengerti pengharapannya. Sepertinya banyak jemaat sekarang yang berusaha beriman dan mengasihi. Apakah yang dibutuhkan sekarang adalah doa supaya pengharapan jemaat kuat dan tepat?
Paulus memulai doanya tentang pengharapan dengan menyebutkan Roh dan pengenalan akan Allah (a.17). Roh hikmat dan wahyu yang memampukan penerangan mata hati dan pengertian dalam ayat berikut. Kemudian, pengenalan akan Allah-lah yang menjadikan hal-hal dalam aa.18-19 indah.
Isi harapan dijelaskan dalam a.18-19. Dalam a.18 ada bagian yang ditentukan, alias warisan. Hal itu terkandung dalam panggilan seorang percaya sebagaimana sudah dijelaskan Paulus dalam a.14, yaitu dengan percaya kepada Kristus Roh Kudus menjadi jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh bagian kita dengan menjadi milik Allah. Dalam a.18 Paulus mau menegaskan bahwa bagian ini mulia dan kaya. Secara tersirat bagian ini dapat dibandingkan dengan hal-hal yang biasa kita anggap mulia dan kaya, seperti hormat dan kekayaan. Mata hati yang diterangi oleh Roh Kudus dapat melihat bahwa warisan Allah jauh lebih mulia dan kaya. Pengharapan yang demikian tentu akan memenuhi seluruh hidup kita.
Dalam a.19 Paulus menyebutkan kuasa Allah sebagai sorotan pengharapan. Maksudnya, pengharapan bukan hanya untuk dunia baru, tetapi juga untuk sekarang, yaitu bahwa ada kuasa Allah tersedia bagi kita. Untuk memahami kuasa Allah itu Paulus melihat ke kebangkitan dan kenaikan Kristus. Artinya bahwa kuasa Allah mampu membawa kehidupan dari maut (a.20a; bnd. 2:5) dan menempatkan Kristus di atas segala kuasa (aa.20b-22), sehingga jemaat yang juga berada di dalam Kristus turut aman dari segala kuasa yang mengancam (a.23; bnd. 2:6).
Yang disebut “pemerintah dan penguasa” dsb dalam a.21 kemungkinan besar dibaca oleh orang di Efesus sebagai roh-roh yang menguasai dan mengancam dunia manusia. Ada yang beranggapan bahwa bagi Paulus kuasa-kuasa seperti pemerintahan, ekonomi dan budaya termasuk di dalamnya. Saya rasa tidak usah artinya dipersempit. Di dalam Kristus kita diberi kuasa atas semuanya, dalam artian bahwa warisan kita tidak dapat terganggu, dan juga bahwa kita dimampukan untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah (bnd. 2:10).
Jadi, pengharapan yang dimaksud Paulus adalah pengharapan akan warisan pada zaman baru yang jauh melampaui segala yang ada dalam zaman ini, dan juga kuasa untuk bekerja dalam zaman ini sampai semua musuh Allah dikalahkan (a.22). Pengharapan yang demikian akan berarti jemaat yang tabah dalam iman dan giat dalam kasih. Semoga kuasa Allah yang diperlihatkan dalam kenaikan Yesus Kristus menjadikan pengharapan kita kuat dan tepat.
Pendalamam Teks
Surat Epesus tidak terlalu panjang namun diantara surat-surat Rasul Paulus, surat inilah yang tergolong paling dalam maknanya, indah uraiannya, luhur dan mulia tujuannya. Itulah keistimewaannya dimana antara lain dalam surat ini kata ”jemaat” diberi arti Gereja yang Universal bukan satu kelompok lokal. Juga dalam misteri Tubuh Kristus dikatakan bahwa tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, majikan dan budak atau tuan dan hamba (ayat 13). Surat Efesus ini di tujukan kepada mereka yang telah mencapai kematangan dalam kehidupan rohani dan ingin meningkatkan kepada pengetahuan dan kehidupan yang dipenuhi didalam Kristus.
Thema utama pada perikop Efesua 1 : 15 – 23 adalah ”Doa”.
Apabila kita ingin hidup sehat secara rohani hendaklah mengikuti teladan dari Rasul Paulus yaitu menyeimbangkan pujian dan doa. Orang Kristen sering tidak mengakui bahwa Allah telah memberkati mereka dengan berkat-berkat rohani. Dan pada sisi lain ada juga yang justru sudah merasa puas dengan segala berkat itu sehingga mereka tidak memiliki keinginan untuk mengembangkan kehidupan rohaninya melalui pujian dan doanya.
Disini Rasul Paulus terus memuji-muji Allah karena di dalam Yesus Kristus segala berkat rohani sudah dikaruniakanNya. Dia juga terus berdoa agar kepenuhan karunia itu dapat di terima bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi bagi semua orang (ayat 15 – 16). 
Lebih dari itu agar pembaca surat ini di beri Roh Hikmat dan Wahyu, bukan ramalan untuk dapat mengenal Tuhan dengan baik dan benar, bukan hanya berdasarkan akal budi, logika manusia tetapi juga berdasarkan iman dan pengharapan (ayat 17 – 18).
Rasul Paulus juga mengingatkan dalam doanya bahwa betapa hebatnya Kuasa Allah bagi orang percaya (ayat 19) dan berharap agar manusia mengerti bukan hanya secara akal pikiran tetapi berdasarkan iman yang sudah diterangi dengan Roh Kudus.
Pada ayat 20 – 23 Rasul paulus menyaksikan ke-Maha Kuasaan Tuhan dengan merujuk pada tiga peristiwa secara berurutan. Pertama: Allah membangkitkan Kristus dari antara orang mati (ayat 20a), kedua: Allah mendudukkan Kristus di sebelah KananNya di surga melebihi segala sesuatu (20b-21) dan meletakkan segala sesuatu dibawah kaki Kristus (ayat 22a). Ketiga: Allah membuat Kristus menjadi Kepala dari segala yang ada, juga bagi jemaat yang adalah tubuh-Nya (ayat 22b – 23).
Kematian atau maut adalah musuh yang paling menakutkan manusia namun ketika itu menyerangnya dengan tak kenal ampun sehingga suka atu tidak manusia akan mati karena dalam persekutuan dengan Adam-lah maka manusia akan mengalami kematian (I Kor 15 : 22a). Demikianlah maka manusia itu debu tanah dan akan kembali kepada debu Firman Tuhan kepada Adam (band Kej 3:19). Namun hanya didalam kuasa Kebangkitan Kristus dari antara orang mati menjadi jaminan bagi kebangkitan orang yang percaya kepadaNya (I Kor 15 : 22b). Dalam Kisah 2 : 27 ... orang kudus-Nya tidak melihat kebinasaan.
Manusia hanya bisa mengawetkan mayat tetapi yang berkuasa menghidupkan kembali hanya Kristus sebagai bukti Kuasa Kebangkitan-Nya (Band Lukas 24 : 46).
Peristiwa kenaikkan Yesus ke sorga duduk di sebelah kanan Allah (ayat 20), terjadi setelah Allah membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Dengan kata lain bahwa : Allah mempromosikan Yesus untuk menduduki tempat yang paling terhormat dan kekuasaan tertinggi sehingga musuh-musuhNya pun tidak berdaya dan diinjak-injak menjadi tumpuan kaki-Nya (ayat 22, band Maz 110 :1; I Kor 15 : 25 & introitus) dan Dia telah di mahkotai dengan Kemulaan dan hormat (Ibr 2 : 8,9).
Buah karya kemenangan Yesus atas maut serta kenaikkan-Nya ke sorga telah menjadikan Kristus sebagai Kepala dari segala yang ada, bukan hanya dunia materi tetapi atas segala mahluk yang berakal, yang baik dan jahat, malaekat dan setan sekalipun. Kristus berkuasa atas semuanya. Dengan demikian alam semesta dan jemaat semuanya tunduk pada Kuasa Kristus yang adalah Kepala.
Kristus adalah Kepala dan jemaat adalah tubuh-Nya, sama seperti Kristus adalaha Pempelai Laki-laki dan jemaat adalah mempelai perempuan. Kristus adalah Pokok Anggur yang benar dan jemaat adalah carang-carangnya, Kristus adalah Gembala Agung dan jemaat adalah domba-dombaNya.
Sebab itu hidup jemaat harus dipenuhi oleh Kristus sebagaimana disaksikan dalam Surat Galatia 2 : 20 ... namun aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku...
Penutup
Dalam merayakan peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke surga marilah kita
Tetap setia memuji Tuhan atas segala kebaikanNya serta taat menaikkan doa padaNya dalam segala hal (I Tesalonika 5 : 17-18).
Akui dan tetap yakin bahwa tidak ada kuasa lain yang dapat menandingi Kuasa Tuhan di dalam Kristus yang menjadikan kita diberi kuasa untuk memenuhi bumi, mengusahakan dan menaklukan (band Kej 1 : 28c), dan pada gilirannya akan dipertanggungjawabkan.
Kristus adalah kepala segala mahluk. Kristus adalah Kepala Rumahtangga, Kepala Kantor tetapi biarlah hidup, kata dan perbuatan kita dipenuhi oleh Kasih Kristus yang telah mati, bangkit dari antara orang mati dan naik ke sorga dalam segala kekuasaan-Nya.
Tetaplah menjadi saksiNya. (band. Matius 28 : 18 – 20)
Amen


Tidak ada komentar: