Pendahuluan
Hari ini seluruh umat Kristiani di seluruh penjuru dunia memperingati hari
kenaikan Yesus Kristus ke Sorga. Perayaan Hari besar ini tidak begitu meriah
sebagaimana halnya dengan hari Natal yang dirayakan dengan penuh semarak oleh
umat Kristiani .
Perayaan hari kenaikan Yesus ke tidak berbeda
dengan Ibadah pada hari Minggu biasa. Mengapa demikian ? Jawabnya adalah : karena
mungkin anggota jemaat belum memahami dengan baik akan makna dari Kenaikan
Tuhan Yesus ke Sorga yang walaupun hampir setiap kali mengikuti Kebaktian
selalu di ingatkan dan di ikrarkan bersama dalam Pengakuan Iman Rasuli bahwa
....Yesus Bangkit pada hari yang ketiga, naik ke Sorga, duduk disebelah kanan
Allah Bapa .... dan ini menujukkan atau menyatakan KuasaNya.
Memang
bukanlah persoalan semarak atau tidaknya kita dalam memperingati suatu
peristiwa, namun kesadaran akan pentingnya peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke
Sorga itu sendiri hendaknya menjadi sebuah perenungan yang sejatinya dapat
menumbuhkan iman orang percaya. Kesadaran akan kasih Allah dalam Yesus Kristus
yang telah naik ke Sorga dengan membawa kepastian dalam pengharapan yang kokoh
akan Injil Kristus yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16-17).
Ada tiga kebaikan
rohani yang sering
disebutkan bersama oleh Paulus, yaitu iman, pengharapan dan kasih. Dalam a.15-16,
Paulus bersyukur bahwa jemaat di Efesus sudah memiliki iman dan kasih. Kemudian
dia berdoa supaya mereka mengerti pengharapannya. Sepertinya banyak jemaat
sekarang yang berusaha beriman dan mengasihi. Apakah yang dibutuhkan sekarang
adalah doa supaya pengharapan jemaat kuat dan tepat?
Paulus
memulai doanya tentang pengharapan dengan menyebutkan Roh dan pengenalan akan
Allah (a.17). Roh hikmat dan wahyu yang memampukan penerangan mata hati dan
pengertian dalam ayat berikut. Kemudian, pengenalan akan Allah-lah yang
menjadikan hal-hal dalam aa.18-19 indah.
Isi harapan dijelaskan
dalam a.18-19. Dalam
a.18 ada bagian yang ditentukan, alias warisan. Hal itu terkandung dalam
panggilan seorang percaya sebagaimana sudah dijelaskan Paulus dalam a.14, yaitu
dengan percaya kepada Kristus Roh Kudus menjadi jaminan bahwa kita akan memperoleh
seluruh bagian kita dengan menjadi milik Allah. Dalam a.18 Paulus mau
menegaskan bahwa bagian ini mulia dan kaya. Secara tersirat bagian ini dapat
dibandingkan dengan hal-hal yang biasa kita anggap mulia dan kaya, seperti
hormat dan kekayaan. Mata hati yang diterangi oleh Roh Kudus dapat melihat
bahwa warisan Allah jauh lebih mulia dan kaya. Pengharapan yang demikian tentu
akan memenuhi seluruh hidup kita.
Dalam
a.19 Paulus menyebutkan kuasa Allah
sebagai sorotan pengharapan. Maksudnya, pengharapan bukan hanya untuk dunia
baru, tetapi juga untuk sekarang, yaitu bahwa ada kuasa Allah tersedia bagi
kita. Untuk memahami kuasa Allah itu Paulus melihat ke kebangkitan dan kenaikan
Kristus. Artinya bahwa kuasa Allah mampu membawa kehidupan dari maut (a.20a; bnd.
2:5) dan menempatkan Kristus di atas segala kuasa (aa.20b-22), sehingga jemaat
yang juga berada di dalam Kristus turut aman dari segala kuasa yang mengancam
(a.23; bnd. 2:6).
Yang
disebut “pemerintah dan penguasa”
dsb dalam a.21 kemungkinan besar dibaca oleh orang di Efesus sebagai roh-roh
yang menguasai dan mengancam dunia manusia. Ada yang beranggapan bahwa bagi
Paulus kuasa-kuasa seperti pemerintahan, ekonomi dan budaya termasuk di
dalamnya. Saya rasa tidak usah artinya dipersempit. Di dalam Kristus kita
diberi kuasa atas semuanya, dalam artian bahwa warisan kita tidak dapat
terganggu, dan juga bahwa kita dimampukan untuk melakukan pekerjaan baik yang
dipersiapkan Allah (bnd. 2:10).
Jadi,
pengharapan yang dimaksud Paulus adalah pengharapan akan warisan pada zaman
baru yang jauh melampaui segala yang ada dalam zaman ini, dan juga kuasa untuk
bekerja dalam zaman ini sampai semua musuh Allah dikalahkan (a.22). Pengharapan
yang demikian akan berarti jemaat yang tabah dalam iman dan giat dalam kasih.
Semoga kuasa Allah yang diperlihatkan dalam kenaikan Yesus Kristus menjadikan
pengharapan kita kuat dan tepat.
Pendalamam Teks
Surat
Epesus tidak terlalu panjang namun diantara surat-surat Rasul Paulus, surat
inilah yang tergolong paling dalam maknanya, indah uraiannya, luhur dan mulia
tujuannya. Itulah keistimewaannya dimana antara lain dalam surat ini kata
”jemaat” diberi arti Gereja yang Universal bukan satu kelompok lokal. Juga
dalam misteri Tubuh Kristus dikatakan bahwa tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani,
majikan dan budak atau tuan dan hamba (ayat 13). Surat Efesus ini di tujukan
kepada mereka yang telah mencapai kematangan dalam kehidupan rohani dan ingin
meningkatkan kepada pengetahuan dan kehidupan yang dipenuhi didalam Kristus.
Thema
utama pada perikop Efesua 1 : 15 – 23 adalah ”Doa”.
Apabila
kita ingin hidup sehat secara rohani hendaklah mengikuti teladan dari Rasul
Paulus yaitu menyeimbangkan pujian dan
doa. Orang Kristen sering tidak mengakui bahwa Allah telah memberkati
mereka dengan berkat-berkat rohani. Dan pada sisi lain ada juga yang justru
sudah merasa puas dengan segala berkat itu sehingga mereka tidak memiliki
keinginan untuk mengembangkan kehidupan rohaninya melalui pujian dan doanya.
Disini Rasul Paulus terus memuji-muji Allah karena di dalam Yesus Kristus segala berkat rohani sudah dikaruniakanNya. Dia juga terus berdoa agar kepenuhan karunia itu dapat di terima bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi bagi semua orang (ayat 15 – 16).
Disini Rasul Paulus terus memuji-muji Allah karena di dalam Yesus Kristus segala berkat rohani sudah dikaruniakanNya. Dia juga terus berdoa agar kepenuhan karunia itu dapat di terima bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi bagi semua orang (ayat 15 – 16).
Lebih
dari itu agar pembaca surat ini di beri Roh Hikmat dan Wahyu, bukan ramalan
untuk dapat mengenal Tuhan dengan baik dan benar, bukan hanya berdasarkan akal
budi, logika manusia tetapi juga berdasarkan iman dan pengharapan (ayat 17 –
18).
Rasul
Paulus juga mengingatkan dalam doanya bahwa betapa hebatnya Kuasa Allah bagi
orang percaya (ayat 19) dan berharap agar manusia mengerti bukan hanya secara
akal pikiran tetapi berdasarkan iman yang sudah diterangi dengan Roh Kudus.
Pada
ayat 20 – 23 Rasul paulus menyaksikan ke-Maha Kuasaan Tuhan dengan merujuk pada
tiga peristiwa secara berurutan. Pertama: Allah membangkitkan Kristus dari
antara orang mati (ayat 20a), kedua: Allah mendudukkan Kristus di sebelah
KananNya di surga melebihi segala sesuatu (20b-21) dan meletakkan segala
sesuatu dibawah kaki Kristus (ayat 22a). Ketiga: Allah membuat Kristus menjadi
Kepala dari segala yang ada, juga bagi jemaat yang adalah tubuh-Nya (ayat 22b –
23).
Kematian
atau maut adalah musuh yang paling menakutkan manusia namun ketika itu
menyerangnya dengan tak kenal ampun sehingga suka atu tidak manusia akan mati
karena dalam persekutuan dengan Adam-lah maka manusia akan mengalami kematian
(I Kor 15 : 22a). Demikianlah maka manusia itu debu tanah dan akan kembali
kepada debu Firman Tuhan kepada Adam (band Kej 3:19). Namun hanya didalam kuasa
Kebangkitan Kristus dari antara orang mati menjadi jaminan bagi kebangkitan
orang yang percaya kepadaNya (I Kor 15 : 22b). Dalam Kisah 2 : 27 ... orang
kudus-Nya tidak melihat kebinasaan.
Manusia
hanya bisa mengawetkan mayat tetapi yang berkuasa menghidupkan kembali hanya
Kristus sebagai bukti Kuasa Kebangkitan-Nya (Band Lukas 24 : 46).
Peristiwa kenaikkan Yesus ke sorga duduk di sebelah kanan Allah (ayat 20), terjadi setelah Allah membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Dengan kata lain bahwa : Allah mempromosikan Yesus untuk menduduki tempat yang paling terhormat dan kekuasaan tertinggi sehingga musuh-musuhNya pun tidak berdaya dan diinjak-injak menjadi tumpuan kaki-Nya (ayat 22, band Maz 110 :1; I Kor 15 : 25 & introitus) dan Dia telah di mahkotai dengan Kemulaan dan hormat (Ibr 2 : 8,9).
Peristiwa kenaikkan Yesus ke sorga duduk di sebelah kanan Allah (ayat 20), terjadi setelah Allah membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Dengan kata lain bahwa : Allah mempromosikan Yesus untuk menduduki tempat yang paling terhormat dan kekuasaan tertinggi sehingga musuh-musuhNya pun tidak berdaya dan diinjak-injak menjadi tumpuan kaki-Nya (ayat 22, band Maz 110 :1; I Kor 15 : 25 & introitus) dan Dia telah di mahkotai dengan Kemulaan dan hormat (Ibr 2 : 8,9).
Buah
karya kemenangan Yesus atas maut serta kenaikkan-Nya ke sorga telah menjadikan
Kristus sebagai Kepala dari segala yang ada, bukan hanya dunia materi tetapi
atas segala mahluk yang berakal, yang baik dan jahat, malaekat dan setan
sekalipun. Kristus berkuasa atas semuanya. Dengan demikian alam semesta dan
jemaat semuanya tunduk pada Kuasa Kristus yang adalah Kepala.
Kristus
adalah Kepala dan jemaat adalah tubuh-Nya, sama seperti Kristus adalaha
Pempelai Laki-laki dan jemaat adalah mempelai perempuan. Kristus adalah Pokok
Anggur yang benar dan jemaat adalah carang-carangnya, Kristus adalah Gembala
Agung dan jemaat adalah domba-dombaNya.
Sebab
itu hidup jemaat harus dipenuhi oleh Kristus sebagaimana disaksikan dalam Surat
Galatia 2 : 20 ... namun aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku...
Penutup
Dalam merayakan peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke surga marilah kita
Dalam merayakan peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke surga marilah kita
Tetap
setia memuji Tuhan
atas segala kebaikanNya serta taat menaikkan doa padaNya dalam segala hal (I
Tesalonika 5 : 17-18).
Akui
dan tetap yakin bahwa tidak
ada kuasa lain yang dapat menandingi Kuasa Tuhan di dalam Kristus yang
menjadikan kita diberi kuasa untuk memenuhi bumi, mengusahakan dan menaklukan
(band Kej 1 : 28c), dan pada gilirannya akan dipertanggungjawabkan.
Kristus adalah kepala
segala mahluk. Kristus adalah Kepala Rumahtangga, Kepala Kantor tetapi biarlah
hidup, kata dan perbuatan kita dipenuhi oleh Kasih Kristus yang telah mati,
bangkit dari antara orang mati dan naik ke sorga dalam segala kekuasaan-Nya.
Tetaplah
menjadi saksiNya.
(band. Matius 28 : 18 – 20)
Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar