Doa adalah komunikasi yang paling ampuh dan tercepat untuk berbicara dengan Tuhan.
Doa adalah napas peredaran kehidupan rohani setiap orang yang percaya.
Kemajuan
teknologi informasi terbukti cukup membantu antar individu maupun institusi
dalam berkomunikasi. Memang efisiensi dan efektifitas menjadi tuntutan dunia
era sekarang ini. Ambil contoh misalnya dengan semakin canggihnya handphone, yang
tidak hanya bisa untuk mengirim pesan atau tulisan yang bisa dibaca maupun
berkata-kata yang bisa didengar, namun bisa juga melihat orang yang sedang
berbicara dengan kita. Namun di tengah kemajuan teknologi informasi ini,
ternyata ada yang hilang dari kemajuan komunikasi ini. Anggapnya serasa sah dan
cukup terwakili komunikasi jarak jauh, dengan slogan “jauh di mata dekat di
hati”.Komunikasi tanpa ”sentuhan” dan kehadiran fisik secara bersama pada
ruang dan waktu yang satu, bisa jadi telah kehilangan orisinalitasnya. Bisa-bisa
terjadi saling memanipulasi fakta baik fisik maupun batin. Di samping itu di
tengah hiruk-pikuk kecanggihan telekomunikasi, hati dan jiwa terasa ”kesepian”
karena ketidak-hadiran fisik secara bersama.
Komunikasi
langsung dalam komunitas kehidupan bersama religius baik secara verbal maupun
spiritual masih relevan untuk dipertahankan. Pun pula dalam hal berdoa bersama.
Di tengah derasnya iklan religius maupun permintaan tentang dukungan doa jarak
jauh untuk sesuatu hal dari pemirsa tayangan televisi maupun dari pendengar
pesawat radio, muncul masalah baru. Tentu menjadi relatif bila dipertanyakan
sejauhmana kuasa doa jarak jauh itu. Namun ada yang hilang dari diri individu
pendoa dan yang didoakan yakni nihilnya kehadiran bersama. Tidak bisa
disalahkan bila semakin banyak pelayanan doa jarak jauh, yang menjadi masalah
adalah bila telah terjadi komersialisasi doa. Apakah sudah menjadi suatu
pemakluman karena zaman? Tentu bagi komunitas komunal tradisional akan
”menggugat” dengan adanya fenomena yang demikian ini. Tidak menutup kemungkinan
masyarakat modern-pun mengalami hal serupa. Kehadiran bersama untuk berdoa
lebih dari sekadar menjawab masalah yang didoakan, sebab ada sentuhan fisik,
ada dukungan moral, yang akan dapat mengalirkan arus hangatnya pertautan batin
dan spiritual.
Keterangan:
Doa
Yesus dalam Yoh 17 dikenal “Doa Tuhan Yesus sebagai Imam Besar” tetapi ada yang
berpendapat “ Doa penyerahan” atau “ Doa Kemenangan” tetapi ini cenderung
adalah nubuat dari Yesus sang Nabi. Yang tercantum di pasal 17 tidak dicatat di
injil sipnotis tetapi Injil Yohanes tidak mencatat doa Yesus di Taman
Getsemani. Jika eksegese bahwa ini adalah nubuatan dari Yesus sang Nabi maka
doa Yesus di Getsemani benar benar hanya dicantumkan di Injil Sinopsis
sedangkan bentuk nubuatan terdapat di Yohanes 17 hal ini disebabkan Yohanes 17
kata ἐρωτῶ bukan berarti berdoa melainkan lebih tepat meminta.
Ayat 1. Seruan telah tiba saatnya
mengigatkan kita bahwa seluruh Injil Yohanes setuju pada salib-Nya. (Yoh 2:4;
7:30; dan 8:20) Yesus bekerja sesuai dengan waktu yang tepat. Saat waktu
mendekat Yesus berkata menyatakan kerelaan-Nya untuk disalibkan dan mengerjakan
tugas-Nya yaitu “Permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau”
Salib adalah kemuliaan sebab melalui salib maka sifat-sifat menjadi nyata
seperti: kasih-Nya kepada manusia, ketaatan kepada kehendak Bapa, kerendahan hati-Nya,
kasih karunia-Nya. Melalui salib manusia mengenal Bapa sehingga Bapa
dipermuliakan.
Ayat 2. Pemuliakanlah Anak-Mu mengigatkan
Allah Bapa bahwa sebelum dunia dan manusia diciptakan, dalam kekekalan yang
lampau. Allah Bapa telah memberikan kepada Tuhan Yesus kuasa atas segala
manusia. Allah Bapa memberikan kuasa itu dengan tujuan supaya Tuhan Yesus
menyelamatkan setiap manusia yang dipilih oleh Allah Bapa. Permohonan agar Dia
dipermuliakan berdasarkan rencana keselamatan yang ditakdirkan dalam masa kekekalan
yang lampau. Tuhan Yesus mempunyai kuasa atas seluruh manusia, namun mereka
yang dipilih Bapa akan menerima keselamatan dari Tuhan Yesus.
Ayat 3. Hidup yang kekal bukan status atau
kualitas manusia. Hidup yang kekal adalah hubungan pribadi antara manusia
dengan Allah. Mengenal Allah bukan saja jalan menuju kehidupan yang kekal,
tetapi pengenalan tersebut adalah kehidupan yang kekal.
Ayat 4. Yesus berkata-kata seolah olah Dia
telah menaati kehendak Bapa dan disalibkan, padahal belum. Apakah Yesus bernubuat?
Apakah Yesus bersikap itu karena penyaliban-Nya sudah pasti? Tuhan Yesus
mempermuliakan Bapa dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada-Nya.
Jalan yang ditempuh Yesus adalah sesuatu yang khusus kepada Tuhan Yesus
sendiri.
Ayat5. Kemuliaan yang Dia minta adalah
kemuliaan surgawi yang Dia nikmati sebelum menjadi manusia, tetapi kemuliaan
ini tidak dapat dipisahkan dengan kemuliaan salib.
Dalam ayat 6-11. Yesus mendoakan murid-murid. Dan
menjadi alasan memohon dan Yoh 11b-16 supaya murid murid dilindungi, serta Yoh
17: 17-19 supaya murid murid dikuduskan. permintaan Yesus adalah sesuatu yang
dikabulkan sehingga identik dengan nubuat.
Ayat 6-9. Mereka itu adalah milik-Mu dua kali
diucapkan dalam waktu berdekatan. di ayat 6 memakai imperfect Tense dan di ayat
9 gunakan present tense. Apakah karena murid-murid adalah milik Bapa menjadi
alas an Yesus meminta permohonan khusus? Alasan yang dikemukakan anara lain:
bahwa Dia telah menyatakan nama Allah kepada mereka, bahwa mereka itu milik
Allah dan Allah telah memberikan mereka kepada Tuhan Yesus, bahwa murid murid
telah menuruti Firman Allah, bahwa iman para murid yang Dia ucapkan semakin
mantab, bahwa murid murid menerima, mengetahui dan percaya Tuhan Yesus datang
dari Allah. Mereka milik Bapa sehingga jadi berkat bagi dunia, karena
murid-murid memberitakan Injil di dunia tetapi dunia tidak dapat diberkati
dengan perkataan seperti ini karena dunia melawan Allah.
Ayat 10-11a. Setiap orang dapat berkata, segala
milik-ku adalah milik-Mu tetapi hanya Tuhan Yesus berkata Milik-Mu adalah
milik-Ku. Yesus akan meninggalkan murid-murid dan kembali ke Bapa sehingga
memohon agar murid-murid dilindungi.
Khotbah:
Injil
Yohanes 17:1-11 (Supaya mereka menjadi Satu)
Setelah
Yesus memberikan petuah kepada para murid agar tetap tegar menghadapi
penceraiberaian menjelang Ia ditangkap untuk disalibkan (Yoh 16:32-33), Ia
berdoa kepada Bapa. Permohonan di hadirat Bapa adalah agar kemuliaan Bapa
memancar kepada-Nya. Bahwa kemuliaan Kristus diwujudkan di dalam kesetiaan
menjalankan pekerjaan penyelamatan bagi dunia. Kemuliaan Yesus Kristus
dipancarkan dengan jalan penyelesaian pekerjaan penebusan dosa dunia.
Doa Yesus dilanjutkan dengan kesaksian bahwa umat telah Ia
terima sebagai milik-Nya karena mau mendengarkan firman yang Ia sampaikan.
Karena keterharuan atas iman percaya serta kesetiaan umat menjalani firman yang
hidup itu, Yesus mengajukan permohonan agar umat yang dipercayakan kepada-Nya,
mendapatkan pemeliharaan iman dan pengharapan. Dengan iman dan pengharapan yang
sama maka umat menjadi satu. Pengakuan akan keesaan Allah ditunjukkan dengan
kebersatuan hati dan perjuangan menjalani kehidupan di dunia yang penuh
penghambatan. Yesus juga berdoa agar umat menjalani kehidupan di dunia dengan
ketekunan membangun iman dan pengharapan yang sama dan yang satu.
Bertekun bersama di dalam doa membutuhkan prasyarat
yakni proses bersekutu dan berdoa bersama tidak kalah pentingnya dari isi
bahkan kuasa doa itu sendiri. Kuasa doa justeru dimaknai dari wujud persekutuan
yang bertekun berdoa. Persekutuan doa tidak berhenti pada level basa-basi atau
hanya formalitas belaka, yakni bahwa semua yang hadir turut menangkupkan kedua
telapak tangan, memejamkan mata dan menundukkan kepala, namun tiada pertautan
hati dan spiritual. Dalam pada itu ada dua dimensi penting yang mesti dihayati
yakni pertama, makna kehadiran fisik
dan hati di antara yang hadir di dalam persekutuan. Kedua, ketekunan berdoa bersama menuntut keseriusan olah spiritual.
Aplikasi:
1. Perkembangan/pertumbuhan
gereja mula-mula tidak terlepas dari Kuasa Doa . Dalam Kisras 1: 6-14
dijelaskan bahwa Para rasul bertekun bersama berdoa di tempat yang dipersiapkan
dengan baik, hal ini menunjukkan kesiapan fisik dan spiritualnya. Hal ini
mengingatkan kita bagaimana mungkin kita bisa bertekun berdoa bila tidak
mempersiapkan fisik yang segar dan hati yang saling rengkuh.
2. Sama
seperti Yesus mendoakan para murid-Nya agar mendapatkan pemeliharaan iman dan
pengharapan di tengah-tengah penceraiberaian oleh dunia melalui persekutuan dan
persaudaraan di antara para murid-Nya. Baiklah kita saling mendukung dalam doa
agar setiap warga jemaat terpeliharan iman dan pengharapan di tengah pergumulan
hidup yang semakin sulit dan berat. Agar di dalam setiap pergumulan itu di
antara kita tidak merasa ”sendirian”, namun ada kekuatan iman karena dukungan
doa bersama.
Akhirnya
marilah kita bertekun di dalam doa bersama dengan beralaskanpersaudaraan kasih,
kesiapan hati, dan pengharapan akan kebaikan Tuhan sehingga masukilah doa
dengan sukacita, serta berdoalah terus karena pergumulan hidup di dunia ini
semakin berat.
Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar