Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Kamis, 05 Juli 2012
SIKAP PELAYAN TUHAN (Matius 20:26-28)
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
(2Tim. 4:2)
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa." Yohanes 10:27-29.
PENDAHULUAN :
• Di dalam gereja diperlukan orang-orang yang melayani dan memimpin jemaat dijalankan berdasarkan jiwa seorang pelayan yang memiliki sikap hati melayani orang lain, sama seperti Kristus.
• Selain Yesus, seorang yang dapat menjadi contoh atau teladan dalam hal pelayanan dan kehambaannya adalah Rasul Paulus. Dahulu ia adalah seorang keras, punya otoritas dan memegang kuat hukum Taurat dan adat Yahudi, namun setelah bertemu dengan Tuhan Yesus, ia mengalami perubahan hidup yang radikal, kemudian kita mengenalnya sebagai rasul Paulus, hamba Kristus Yesus (Roma 1:1). Oleh anugerah Tuhan, Paulus melakukan pekerjaan baik (Efesus 2:10) dan melayani jemaat Kristus (2 Korintus 11:23-28) .
I S I : Bagaimana karakteristik seorang pelayan Tuhan? Ada 3 karakteristik pelayan Tuhan :
I. TRANSPARAN (I Korintus 2:1-3)
Saulus yang akhirnya menjadi Paulus sebelum ia bertobat adalah orang yang arogan. Akan tetapi setelah bertobat ia menjadi orang yang apa adanya. Paulus bukanlah seorang yang munafik dan ia tidak menutupi kelemahan-kelemahannya. Di hadapan jemaat Korintus ia mengakui bahwa ia lemah, takut dan gemetar ketika berdiri di hadapan mereka (2 Korintus 10:10).
Paulus adalah seorang hamba Kristus yang transparan. Secara figur ia jauh dari semua harapan, tentang seorang yang hebat di masyarakat modern. Ia bukanlah seorang yang sempurna dan ia menyatakan keadaan dirinya yang sebenarnya. (Galatia 6:11, Roma 7). Rasul Paulus melayani karena kasih karunia Tuhan.
II. RENDAH HATI (I Korintus 2:4-5)
Apabila seorang pemimpin mencari nama besar, maka pemimpin itulah yang akan diagungkan dan dipuja. Dalam pelayanan, rasul Paulus tidak ingin dikenal, ia selalu memperkenalkan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut. Pelayanannya tidak bergantung pada hikmat manusia, tetapi kepada kekuatan Allah. Pelayanan Paulus membawa banyak orang untuk melihat Kristus dan percaya kepada-Nya.
Pemimpin yang rendah hati akan mengagungkan dan mengutamakan Yesus sebagai Tuhan, dia akan berbicara tentang kuasa Tuhan, kasih Tuhan, firman Tuhan, pekerjaan Tuhan dll semua hanya untuk kemuliaan Tuhan.
III. J U J U R (2 Korintus 4:1-2)
Dalam pelayanannya, Tuhan mengajarkan hal tentang kejujuran, sebuah integritas. Banyak orang hanya melihat reputasi, yaitu pandangan orang dari sisi luar tentang kehidupan seseorang, namun Tuhan melihat karakter dalam diri seseorang, yaitu integritas – kejujuran. Pepatah mengatakan: Kita yang sesungguhnya adalah kita pada saat kita sendirian.
Seorang yang memiliki kejujuran akan menjadi pelayan Tuhan yang sejati. Tidak ada motivasi yang lain untuk kepentingan diri sendiri, tidak ada kepura-puraan, tidak ada maksud tersembunyi, tidak ada kemunafikan, tidak ada permainan politik, tidak ada kata-kata yang dibuat-buat, tidak akan memanipulasi orang lain, tidak ada kepalsuan. Kejujuran hati akan memperlihatkan ”keaslian” dan kemurnian.
KESIMPULAN : Sebagai seorang hamba Kristus, kita telah menerima kasih dan anugerah keselamatan dari Bapa, sehingga kita pun ingin banyak orang juga menerima kasih dan anugerah ini. Dalam pelayanan, Kristus Yesus harus menjadi yang utama, bukanlah diri kita; sehingga kita dapat melayani sebagai hamba Kristus yang melayani secara transparan (tanpa kemunafikan), dengan kerendahan hati yang tulus dan kejujuran (kemurnian).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar