Perdamaian sangat dibutuhkan pada jaman ini, bagaimana kita bisa berdamai dengan sesama, dengan Tuhan dan diri sendiri.Semua ini hanya dapat kita peroleh dari Dia dan FirmanNya sebagai Madu Surgawi.
Selasa, 31 Juli 2012
Khotbah Minggu 05 Agustus 2012. "Yohanes 6:24-35 "
I. Pendahuluan
1. Penulis buku Yohanes ini adalah Yohanes anak kedua Zebedeus (Mrk 1:19-20). Ibunya bernama Salome, saudaranya adalah Yakobus. Mereka orang Galilea dari desa Betsaida.
2. Yohannes bertujuan untuk memperkenalkan Yesus dengan sejelas-jelasnya kepada para pembacanya. Berbeda dengan ketiga injil yang lain, Yohannes tidak memperkenalkan Yesus sebagai Yesus sejarah, tetapi di awal tulisannya ia langsung memperkenalkan Yesus sebagai Firman yang telah menjadi manusia, dan selanjutnya ia menyebut Yesus sebagai Anak Domba Allah, Mesias, Raja orang Israel, roti hidup, dan air hidup.
3. Tujuan utama injil ini adalah agar semua orang percaya bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah, agar kita semua mendapat kehidupan yang kekal (Yoh 20:31).
4. Barang siapa yang menaruh kepercayaan kepadaNya akan memperoleh kehidupan yang kekal (Joh. 3: 16) Dan barang siapa yang berjaga-jaga serta siap akan kedatanganNya, dialah yang mendapat tempat di sisiNya (Joh 3:28). Orang yang mempercayainya, secara langsung maupun tidak, diperhadapkan kepada suatu pertanggung jawaban yang Historis dan Religius. Hal ini sangat perlu dan sangat esensial, sebab sampai saat ini juga masih banyak orang yang tidak mempercayaiNya, walaupun sebenarnya sudah menerima Kristus sebagai Juru SelamatNya. Kristus hadir dalam sejarah, dalam konteks kehidupan, kehadiranNya nyata sejak kelahiranNya, dan akan hadir kelak pada kedatanganNya yang kedua kali (parusia)
II. Penjelasan
Nats renungan kita adalah lanjutan dari peristiwa “Yesus memberi makan 5000 orang dan dilanjutkan dengan peristiwa “Yesus berjalan di atas air”, satu rangkaian peristiwa yang luar biasa atau sering dikatakan dengan mujizat . Menurut pandangan Yesus, orang banyak mencari-Nya bukan sungguh-sungguh mencari Yesus tetapi yang mereka cari adalah karena mereka telah makan roti.
Yesus mengingatkan mereka supaya bekerja untuk makanan yang tidak dapat binasa, tetapi untuk makanan yang bertahan sampai pada kehidupan yang kekal, yaitu “Anak Manusia yang telah di meteraikan dan disahkan oleh Bapa Allah.
Mendengar perkataan Yesus, lalu mereka bertanya “Apakah yang harus kami perbuat supaya dapat mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Allah ? Lalu dijawab oleh Yesus “kamu harus ‘Percaya’ kepada Dia yang telah diutus Allah.Disini jelas Yesus mau mengatakan “percayalah kepada-Ku”itulah yang dikehendaki oleh Allah.
Lalu mereka bertanya, tanda apa yang kamu buat supaya kami percaya kepada-Mu, mereka membandingakan Yesus dengan Musa, karena menurut mereka Musa itu jauh lebih besar dari Yesus, karena ketika nenek moyang mereka di padang gurun diberi makan roti sorga.
Lalu Yesus menjawab, bukan Musa yang memberikan roti itu, melainkan Bapa-Ku yang memberikan “kamu” roti yang benar dari sorga. Orang banyak berbicara tentang zaman Musa tetapi Yesus berbicara masa ini, dengan mengatakan “memberikan kamu” (Yesus tidak bercerita tentang nenek moyang Isarel, karena Yesus tidak berbicara tentang “mereka (orang ketiga, nenek moyang Israel) tetapi berbicara kepada orang kedua (kamu)” ini adalah usaha Yesus untuk memusatkan perhatian mereka pada diri-Nya.
Sehingga mereka spontan mengatakan “Tuhan, berikan kami roti itu senantiasa” sebutan “Tuhan” disini adalah ungkapan pengakuan mereka bahwa Yesus jauh melebihi Musa, karena Musa tidak pernah dipanggil dengan sebutan Tuhan.
Yesus mengatakan “Akulah roti hidup” Pernyataan “Akulah Roti Hidup” adalah yang oertama dari tujuh pernyataan “Aku adalah” yang dicatat dalam Injil Yohanes, setiap pernyataan itu menampilkan suatu aspek penting dari pelayanan pribadi Yesus. Pernyataan ini memberitahukan kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara kehidupan rohani. Sehingga setiap orang yang datang kepada-Nya tidak akan lapar lagi. Lapar dan haus adalah situasi “yang paling tidak menyenangkan”, situasi yang sangat menyiksa, dalam Yesus semuanya aman.
III. Aplikasi
1. Apa motivasi kita menjadi seorang kristen (pengikut Kristus), Tuhan ingin mengetahuinya, apakah kita ingin hanya untuk makan minum saja ? Motivasi yang benar mengikuti kristus bukan karena untuk mendapatkan makanan, kesembuhan, atau untuk mendapatkan apa yang kita ingini, tetapi karena Dialah roti kehidupan yang dapat memberikan hidup yang kekal kepada kita. Cintailah Yesus lebih dari pemberian-Nya (berkat-Nya), banyak orang mau mengikut Yesus hanya berfokus ke hal-hal duniawi.
2. Jangan kita sibuk, capek dan lelah oleh karena roti dunia ini, sehingga kita tidak mendapatkan roti yang kekal itu. Dunia ini sedang gencar-gencarnya menawarkan roti/minuman dunia ini (dalam arti bisa dikonsumsi oleh mata, mulut dsb, dengan reklame dan ) Kita harus arif dan bijaksana untuk dapat memilah-milah mana roti dunia dan roti surga itu (Ep 5:10)
3. Orang yang selalu rutin makan makanan roti surgawi, ia akan hidup dengan semangat, gairah dan penuh sukacita, tidak hanya selama berada di dunia ini juga hingga kepada kehidupan yang kekal.
4. Ralph Washington berkata, “ kasih kita kepada Tuhan diuji dengan pertanyaan apakah kita mencari Dia atau mencari pemberianNya”
5. Ketika hidup kita memfokuskan diri kita kepada roti hidup itu (kekekalan) maka otomatis nilai-nilai kita berubah. Kita akan lebih menghargai lebih tinggi pada hubungan dan karakter daripada kepopuleran atau kekayaan atau prestasi atau bahkan kesenangan. Prioritas-prioritas yang kita miliki akan ditata ulang, sehingga mode, trend, nilai-nilai populer dunia ini tidak menjadi hal yang penting lagi bagi kita. Sebagaimana Paulus juga mengalaminya, ketika ia lebih memprioritaskan ‘roti surga’ itu, ia mengatakan, “ Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus”(Flp 3:7-8)
6. Kehidupan yang baik, sukses, penuh sukacita apabila kita mau menerima Yesus selaku roti kehidupan kita. Yesus mutlak sangat perlu bagi kita, seperti perlunya kita makan dan minum. Yesus adalah kebutuhan dasar hidup kita, supaya kita kenyang dan puas dalam hidup ini. Manusia tidak dapat dikenyangkan dan dipuaskan hanya dengan harta, uang, jabatan, hiburan, bakat dsb., kita masih tetap lapar dan haus (ada saja yang kurang, tidak pas/puas, putus asa, ketakutan, stress, sombong, kebencian dsb.) Yesus roti hidp, hanya dalam Dia saja kita ada kepenuhan hidup yang sesungguhnya, bukan kepenuhan hidup yang sementara, Yesus mengatakan dalam Yoh 11:25, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”
Amen. Dikutip dari berbagai sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar