Jumat, 20 Juli 2012

“KETERTIBAN DI DALAM JEMAAT” 2 Tessalonika 3: 6 – 15

Pendahuluan: Apabila masalah-masalah tidak diselesaikan, maka masalah-masalah itu berkembang dan menjadi lebih gawat. Luka kecil pada jari, jika dibiarkan, mungkin menjadi infeksi dan menimbulkan keracunan yang demikian gawat sehingga memerlukan operasi. Jika kita memberitahu dokter bahwa kita telah menginjak paku berkarat, ia akan segera memberi kita suntikan tetanus walaupun luka pada kaki kita itu kelihatan sepele. Masalah-masalah jemaat sama seperti masalah-masalah fisik : jika dibiarkan tidak terselesaikan, masalah-masalah itu berkembang dan menjadi lebih gawat, dan mempengaruhi lebih banyak orang lagi. Jemaat setempat merupakan tubuh; kuman bagi tubuh jasmani sama seperti dosa bagi tubuh rohani. Ketika Paulus menulis suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, ia memperingatkan orang-orang yang tidak mau bekerja supaya mereka melakukan pekerjaan mereka ( 1 Tes 4 : 11 ). Ia menasihati para pemimpin jemaat supaya mereka menegor “ mereka yang hidup dengan tidak tertib “ ( 5 : 14 ). Ungkapan “ tidak tertib “ berarti “ prajurit yang keluar dari barisan “. Rupanya orang-orang yang menimbulkan kesulitan ini tidak mau bertobat karena Paulus menyinggung lagi masalah ini dalam bagian akhir suratnya yang kedua. Apakah yang menjadi masalah? Beberapa anggota jemaat telah menyalahtafsirkan ajaran Paulus tentang kedatangan Kristus untuk kedua kali. Mereka melepaskan pekerjaan mereka dan hidup dari kemurahan hati jemaat. Mereka menganggur, sedangkan orang-orang lain bekerja. Mungkin sekali bahwa kelompok orang Kristen yang malas ini merupakan sumber ajaran palsu yang disebutkan oleh Paulus dalam II Tesalonika 2 : 2. Mereka juga menyiarkan desas-desus mengenai orang-orang di dalam jemaat. Mereka mempunyai banyak waktu dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak berguna, tetapi mereka membela diri dengan mengatakan, “ Tuhan akan segera datang ! “ Apabila kebenaran-kebenaran Firman Allah ditafsirkan dan di terapkan secara salah, maka timbullah berbagai macam kesulitan. Sejarah mencatat kebodohan orang-orang yang menentukan tanggal, menjual segala milik mereka, dan duduk – duduk di atas gunung untuk menantikan kedatangan Tuhan. Setiap ajaran yang menyebabkan kita menentang ajaran ilahi yang lain pasti bukan ajaran Alkitab. Orang - orang Farisi mencari jalan untuk merampok orang tua mereka tetapi tetap mentaati hukum yang kelima : Jawab-Nya ( Yesus ) kepada mereka, “ Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis, “ Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adapt istiadat manusia. “ Yesus berkata kepada mereka, “ Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adapt istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata, “ Hormatilah ayahmu dan ibumu! “ dan “ Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati, “ Tetapi kamu berkata, “ Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya : Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban yaitu persembahan kepada Allah, “ maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adapt istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan “ ( Markus 7 : 6 – 13 ). Paulus mengharapkan supaya seluruh jemaat bekerja sama dalam memecahkan masalah ini. Jemaat di dalam kasih harus menangani setiap anggota jemaatnya dan berusaha menolong mereka masing – masing untuk mentaati Allah. Untuk menolong mereka dalam tugas ini Paulus mendorong orang-orang Kristen yang sembrono itu supaya berpaling dari dosa mereka dan mulai mencari nafkah lagi. Penjelasan: Ajaran Firman Allah ( 3 : 6 ) Di dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika ( 4 : 2, 11 ) dan juga dalam pasal ini ( ayat 4, 10 dan 12 ), Paulus memakai kata yang berarti perintah : “ perintah militer yang disampaikan oleh seorang atasan kepada bawahannya “. Paulus mengibaratkan jemaat sebagai bala tentara ; dan jika bala tentara tidak mentaati perintah, tidak mungkin ada ketertiban. Sayang, beberapa orang Kristen di Tesalonika “ keluar dari barisan “ ( “ tidak tertib “ dalam 1 Tes 5 : 14 dan 2 Tes 3 : 11 ). Wewenang apa yang dipunyai oleh Paulus untuk mengeluarkan perintah, “ Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan “ ? Ia mempunyai wewenang di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Setidak-tidaknya 20 kali dalam I dan II Tesalonika, Paulus menyebutkan gelar Juruselamat yang lengkap ini. Yesus berarti “ Juruselamat “ dan merupakan nama yang diberikan kepada-Nya sebagai manusia ( Mat 1 : 21 ). Kristus adalah nama ilahi-Nya yang berarti “ Mesias – Yang Diurapi “. Orang-orang lain dapat memakai nama Yesus ( dalam bahasa Ibrani : “ Yosua “ ) dan orang – orang lain dapat mengaku bahwa mereka diurapi, seperti misalnya para nabi, iman dan raja. Tetapi kedua nama ini, Yesus Kristus, ditambah lagi dengan nama Tuhan, “ Tuhan Allah “. Kita tidak lagi mengenal “ Kristus menurut ukuran manusia “ ( 2 Kor 5 : 16 ), tetapi sebagai Anak Allah yang ditinggikan dan yang telah diberikan “ kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada “ ( Ef 1 : 22 ). Ketuhanan-Nya mencakup pekerjaan kita dan urusan keuangan kita. Apakah yang diajarkan Alkitab tentang pekerjaan tangan ( atau pekerjaan pikiran ) ? Yang pasti ialah bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidup manusia sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Allah menugaskan Adam untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden ( Kej 2 : 15 ). Walaupun dosa telah mengubah pekerjaan menjadi jerih payah yang tidak memberi harapan ( Kej 3 : 17 – 19 ), janganlah kita mengira bahwa keharusan bekerja diakibatkan oleh dosa. Teladan Rasul (7-10) Sebagai seorang Rasul, Paulus berhak mengharapkan tunjangan keuangan, tetapi ia tidak menggunakan haknya (lih I. Kor 9 : 6-14). Walaupun sebenarnya setiap pekerja Kristen mempunyai hak untuk mendapatkannya ( Luk 10:7; Gal 6:6; I. Tim 5:17-18). Penguatan hati dari pihak Jemaat ( 11-15) Ay 13 ini adalah merupakan ayat inti, orang Kristen harus terus menerus berbuat baik, agar menjadi tiruan bagi orang lain, khususnya dalam bekerja. Paulus menyebut dosa-dosa kelompok ini, pertama-tama “tidak tertib”, keluar rel, mereka tidak mentaati perintah dan ini menimbulkan kekacauan dan perpecahan didalam persekutuan, lagi pula mereka itu sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna (I. Tim 5:13). Untuk itulah Paulus mengambil langkah dan menasihati mereka (I Tes 5:14), dan memperingatkan mereka bahwa mereka itu salah. Amin

Tidak ada komentar: