Rabu, 24 April 2019

Khotbah Keb. R. Tangga 23-24 Apr 2019 Maz 21: 1-7 Memiliki iman kepada Allah


Nats kita ini berbicara tentang kemenangan Raja Daud. Berbagai kejayaan dan kesuksesan ia peroleh, sehingga ia menjadi raja yang besar dalam sejarah bangsa Israel. Namun, ia sangat sadar bahwa kemenangannya datang dari Tuhan (ayat 2). Oleh karena itu, ia mengembalikan semua kemuliaan hanya bagi Tuhan. Hasilnya, ia bersukacita. Bukan karena kemenangannya, melainkan karena kesadaran yang ia miliki tentang siapa yang memberi kesuksesan tersebut, yakni Tuhan. Dari mazmur ini kita belajar tentang cara menyikapi kesuksesan. Pertama, kita harus selalu menyadari bahwa kita sukses bukan melulu karena kita hebat, tetapi lebih utama karena anugerah Tuhan. Dalam rencana-Nya, Allah memercayakan berkat yang lebih kepada kita. Karena itu kita tidak boleh menjadi sombong. Kedua, kesuksesan bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk disalurkan kepada sesama. Sama seperti segala berkat yang lain, Tuhan ingin kesuksesan kita dipakai untuk memberkati orang lain dan memuliakan nama-Nya. Dengan demikian, kita akan menjadi orang sukses yang bahagia 
Ketika Daud ada dipuncak kejayaannya, ia menyadari bahwa ia ada di sana bukan karena kemampuannya semata-mata, tetapi karena dia percaya kepada Tuhan (ayat 8). Hal itu bukan berarti tidak perlu berusaha untuk berhasil. Tetapi Daud sadar bahwa kemampuannya menjadi berarti karena dia percaya kepada Tuhan sehingga ketika dia berhasil bukan menjadi sebuah beban yang menyusahkan dirinya seperti kebanyakan orang yang sukses di dunia ini.
Menyadari bahwa sukses itu adalah karena Anugerah 
Memang Daud memiliki senjata, dan pasukan serta kecakapan untuk berperang. Tetapi dia menyadari penuh bahwa kemenangan-kemenangan yang dia raih semata-mata karena anugerah Allah (ayat 2).
                Memang kerja keras dibutuhkan untuk sukses, tetapi ingatlah bahwa kerja keras bukanlah segalanya. Kalau bukan Tuhan yang menganugerahkan keberhasilan itu pada kita, maka sekuat apapun kita berusaha kita tidak akan pernah berhasil. Lihatlah kenyataan bahwa banyak orang yang kerja keras tetapi tidak berhasil.
 Jadi Hanya ALLAH SUMBER DAMAI SEJAHTERA RAJA: MAZMUR 21
Judul Mazmur ini dalam Alkitab kita ialah “Nyanyian syukur karena kemenangan raja.” Jadi tampak suatu kaitan tematis dan isi dengan mazmur terdahulu. Memang mazmur ini adalah nyanyian ucapan syukur, sebuah “eucharistia.” Maka tidak mengherankan bahwa nada-nada syukur itu terasa dari awal hingga akhir, dari ayat ke ayat.
Secara tertentu mazmur ini boleh juga disebut sebagai “mazmur politik,” karena ia membicarakan tentang legitimasi kekuasaan raja. Di sini digambarkan bahwa raja adalah penguasa atas tatanan dan realitas politik, dengan cakupan batas-batas wilayah geografis tertentu. Kekuasaan raja itu mempunyai beberapa legitimasi, justifikasi, dan pendasaran. Seluruh mazmur ini sebenarnya mencoba melukiskan legitimasi teologis kekuasaan seorang raja atau penguasa politis tertentu. Inti legitimasi itu dapat dilukiskan secara singkat sbb: Raja dapat berkuasa karena Allah berkenan kepadanya. Dengan kata lain, raja dapat berkuasa karena kuasa itu diberikan dari atas kepadanya. Kalau tidak, maka ia tidak dapat berkuasa. Raja bersukacita karena kuasa yang berasal dari atas atau dari Allah. Raja bersorak kegirangan karena Tuhan memberinya kemenangan (ayat 2). Ayat 3 melukiskan pengalaman doa yang terkabulkan.
Jalan pikiran ini dilanjutkan dalam ayat 4-6. Diyakini bahwa raja mendapat berkat, mendapat mahkota, mendapat rahmat hidup dan umur panjang (dalam bahasa perjanjian lama itulah beberapa unsur “shalom” Allah bagi manusia), dari Allah semata-mata, bukan dari sumber-sumber lain. Raja mendapat kemuliaan besar dari Allah karena kemenangan. Pada gilirannya, raja mampu menjadi berkat atau shalom bagi yang lain. Kemampuan menjadi berkat atau shalom bagi yang lain itulah yang bisa melestarikan kekuasaan sang raja: ia mampu menjadi “summum bonum” bagi rakyat. Bukan malah menjadi pembawa bencana bagi rakyat (ayat 7) seperti yang sedang terjadi pada kita saat ini, di mana pemerintah sepertinya tidak berdaya lagi mendatangkan kesejahteraan sosial bagi rakyat. Dalam konteks seperti ini legitimasi kekuasaan biasanya semakin merosot dan itulah pertanda awal bencana bagi mereka.
Dalam ayat 8 dilukiskan pendasaran teologis kekuasaan raja. Dikatakan secara singkat bahwa Raja kokoh dan makmur karena imannya dan karena kasih karunia (charis) dari Allah semata-mata. Ayat 9-13, melukiskan pengalaman itu secara negatif. Artinya kalau kini sang raja kokoh dalam kekuasaanya, hal itu tidak lain karena Allah mengalahkan musuh-musuhnya. Dengan kata lain, dalam gugusan ayat-ayat ini dilukiskan apa yang dibuat atau dikerjakan Allah kepada atau atas musuh-musuh raja. Perhatikan baik-baik bahwa semua kata kerja dalam gugusan ayat-ayat ini hanya melukiskan satu hal, yaitu sang raja berjaya karena dan intervensi (campur tangan) Allah dalam percaturan politik kekuasaan sang raja (Band JOKOWI)Dgn PRABOWO 3X Calon ngak pernah Menang.. Atas dasar pengalaman dan keyakinan itu maka si pemazmur dalam ayat 14 bisa berseru dengan lantang kepada Allah: “Bangkitlah, ya TUHAN, di dalam kekuasaanMu! Kami mau menyanyikan dan memazmurkan keperkasaanMu.” Semoga anda tidak asing dengan kutipan ayat ini sebab inilah salah ayat mazmur yang diangkat sebagai lagu mazmur antar bacaan: Bangkitkanlah ya Tuhan kegagahanMu, dan datanglah menyelamatkan kami. Amen
Kitab yg penuh Mujijat; Ironi dan Sulit utk diterima akan 40 Penulis; 1600 Thn
Nubuatan Kebangkitan: Maz 16:8-11;Dari mulai Kelahirannya Kej 3:15; Gal. 4:4; Dilahirkan di Betlehem Mika 5:1;Luk 2:4-6; Akan dilahirkan dari seog perawan Yes 7: 14; Luk 1:26; Taida ttg Kematiannya.  Tangan akan ditusuk Zak 12:10; Membuang Undi atas pakaiannya Maz 22:18; Tulang2 tdk dipatahkan Kel 12:46; Matinya dgn Penjahat2 Yes 53:9






Tidak ada komentar: