Gempar,Sibuk.Repot.Pada saat Kelahiran Yesus Juru
Selamat itu.
Setiap merayakan Natal
hati kita dipenuhi rasa syukur dan sukacita. Allah berkenan turun ke dunia,
masuk ke dalam hiruk-pikuk kehidupan kita. Allah bertindak memperbaiki situasi
hidup umat-Nya. Berita sukacita itulah yang diserukan oleh Malaikat: “Hari ini
telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11).
Natal menjadi momen di
mana tidak hanya orang Kristen yang merayakan Natal, orang-orang non-Kristen
pun “merayakan” Natal. Caranya, dengan memasang pohon Natal dan aksesoris Natal
lainnya di toko mereka atau menggelar diskon besar-besaran di toko/swalayan/dll
mereka (tidak ada bedanya dengan hari raya lainnya). Natal sepertinya sudah
menjadi tradisi setiap tahun yang tidak ada bedanya dengan hari raya lainnya.
Inti Natal adalah Kristus yang lahir. Jika kita memperhatikan Lukas 2:11, secara konteks, para malaikat Tuhan memberitahukan kepada para gembala di situ bahwa pada hari itu telah lahir bagi mereka Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Para malaikat TIDAK memberitakan bahwa pada hari itu telah lahir bagi mereka: Penolong kaum tertindas, Pembebas mereka yang terbelenggu penjajah, pemberi berkat, dll, seperti konsep “Natal” ala postmodern sekarang. Mengapa para malaikat tidak memberitakan hal tersebut? Karena itu TIDAK penting dan berpusat kepada manusia (antroposentris), sedangkan maksud Kristus diutus adalah menggenapkan kehendak Allah (Theosentris), sehingga yang diberitakan oleh para malaikat adalah berita Theosentris, bukan antroposentris atheis.
Inti Natal adalah Kristus yang lahir. Jika kita memperhatikan Lukas 2:11, secara konteks, para malaikat Tuhan memberitahukan kepada para gembala di situ bahwa pada hari itu telah lahir bagi mereka Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Para malaikat TIDAK memberitakan bahwa pada hari itu telah lahir bagi mereka: Penolong kaum tertindas, Pembebas mereka yang terbelenggu penjajah, pemberi berkat, dll, seperti konsep “Natal” ala postmodern sekarang. Mengapa para malaikat tidak memberitakan hal tersebut? Karena itu TIDAK penting dan berpusat kepada manusia (antroposentris), sedangkan maksud Kristus diutus adalah menggenapkan kehendak Allah (Theosentris), sehingga yang diberitakan oleh para malaikat adalah berita Theosentris, bukan antroposentris atheis.
Mari kita menyelidiki
berita Theosentris tersebut. Ada tiga
jabatan yang langsung dikenakan kepada Tuhan Yesus di dalam Lukas 2:11 ini,
yaitu: Juruselamat, Kristus, dan Tuhan. Mari kita menelusuri ketiga jabatan ini
beserta implikasinya.
Sebagai
Juruselamat,
kelahiran Kristus dan karya-Nya di dunia adalah menyelamatkan umat pilihan
Allah dari dosa-dosa yang membelenggu mereka. Sejak zaman Perjanjian Lama,
bangsa Israel menantikan kedatangan Juruselamat yang dapat membebaskan mereka
dari penjajahan. Konsep mereka tentang Juruselamat adalah konsep antroposentris humanis yang tidak ada
bedanya dengan konsep “Natal” ala postmodern
sekarang. Akibatnya ketika Kristus hadir di tengah-tengah mereka sebagai
Pribadi yang “lemah,” seolah-olah “tidak berkuasa,” tidak berpasukan, dll,
mereka akhirnya banyak yang menolak-Nya. Kedatangan Kristus bukan bermakna
fisik/jasmaniah (membebaskan Israel dari penjajahan), tetapi rohani, yaitu menyelamatkan umat pilihan Allah dari
dosa-dosa yang membelenggu mereka. Hal ini terus ditekankan oleh Tuhan Yesus
kepada para murid-Nya, tetapi sayangnya, menjelang Tuhan Yesus naik ke Sorga,
para murid-Nya masih bertanya, kapan Dia akan memulihkan Kerajaan Israel (Kis.
1:6). Hari ini, di hari Natal, kita diingatkan kembali, bahwa Kristus yang lahir
bagi kita adalah Kristus, Sang Juruselamat, yang menyelamatkan kita dari
belenggu dosa. Sejak kita masih seteru/musuh Allah, Allah telah mengasihi kita
dengan mengutus Kristus sebagai Juruselamat yang mendamaikan Allah yang
Mahakudus dengan kita yang berdosa (Rm. 5:10). Kelahiran Kristus ini memberikan
pengharapan kepada kita bahwa ada jalan keluar dari dosa, yaitu penebusan
Kristus. Dosa manusia tidak bisa diselesaikan dengan cara manusia melalui
perbuatan baik (amal), karena semakin manusia berbuat “baik” (supaya
diselamatkan dan masuk “sorga”), manusia semakin berbuat dosa. Sebagai Kristus,
Ia adalah yang Diurapi oleh Allah (Messiah). Kedua, Tuhan Yesus bukan hanya
sebagai Juruselamat, Ia juga adalah Kristus yang berarti yang Diurapi oleh Allah (anointed). Sebagai
Yang Diurapi oleh Allah, Kristus yang diutus oleh Allah Bapa mengemban mandat
penting yaitu menggenapkan karya penebusan bagi umat pilihan yang berdosa.
Berarti, Kristus sendiri adalah Utusan Allah sekaligus Pribadi kedua Allah Trinitas. Sebagai Tuhan, Ia adalah Tuhan yang harus disembah dan ditinggikan. Setelah para malaikat
mengatakan hal ini, mereka bersama-sama menaikkan puji-pujian yang memuliakan
Allah (baca ayat 14). Jika kita membaca kisah orang-orang Majus dari Timur di
Matius 2, Matius mencatat bahwa di hadapan bayi Kristus, mereka sujud menyembah
dan memberikan persembahan (Mat. 2:11). Semuanya ini membuktikan bahwa Kristus
adalah Tuhan yang harus disembah dan ditinggikan. Kata “Tuhan” yang dipakai di
dalam Lukas 2:11 menggunakan bahasa Yunani kurios yang berarti Tuan (Lord) atau
Master (Guru).
Di
bawah ini saya mengutip
sebuah Doa yang dipanjatkan oleh salah seorang Bapa Gereja yang bernama Francis
De Asisi :
Tuhan, Jadikan aku alat bagi Kedamaian Mu,
Di mana ada kebencian,
biarlah aku menabur Kasih
Di mana ada luka hati, biarlah aku menabur pengampunan
Di mana ada
kebimbangan, biarlah aku menabur iman
Di mana ada
keputus-asaan biarlah aku menabur pengharapan
Di mana ada kegelapan
, biarlah aku menabur terang
Dan di mana ada
kesedihan, biarlah aku menabur suka-cita
Oh Tuhan, tolonglah
agar aku tidak mencari untuk dihibur, tetapi aku ingin menghibur, aku
tidak mencari untuk
dimengerti tetapi mengerti.
Tidak mencari untuk
dikasihi, tetapi mengasihi,
Karena hanya dalam
memberilah, kami menerima; dan mengampunilah kami diampuni. Dalam kematianlah,
kami lahir kehidupan yang kekal. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar