Kamis, 29 Desember 2016

Khotbah Akhir Tahun 31 Desember 2016 Yoh 8;12-19

         “Mengikut Yesus Memperoleh Terang Hidup”
 Puji syukur kita naikkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa sang pencipta langit bumi dan segala yang ada, karena oleh karena kuasa dan kasihNya kita sudah diantar sampai pada penghujung tahun ini. Mari sejenak merenungkan perjalanan kehidupan kita, mungkin ketika mengawali tahun 2016 ada tekad yang mau kita kerjakan, kita sudah menetapkan resolusi dari setiap persoalan yang kita hadapi di tahun 2015, dan saat ini kita mau mengevaluasi seberapa efisen resolusi yang sudah kita lakukan, seberapa banyak tekad kita yang terrealisasi di tahun 2016 ini.
Menjalani tahun 2016 ini kehidupan kita mungkin tidak ada yang mulus, tanpa masalah, suka, duka silih berganti. Perlu kita mengevaluasi semua perjalanan kehidupan kita apakah semua berjalan seperti yang kita “rencanakan?” kalau iya puji Tuhan, tapi kalau tidak, coba kita renungkan apakah lebih baik atau lebih buruk dari yang kita bayangkan. Tetapi menurut saya terlalu kecil kepala kita untuk memikirkan semuanya itu, semua harus kita respons dengan iman, bahwa rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakanan tetapi rancangan damai sejahtera, suka dan duka Tuhan pakai mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihiNya. Buntung atau untung dalam hidup kita, semuanya misteri bagi kita (seperti ilustrasi pak tua punya kuda yang mahal), bagi kita manusia semuanya misteri jika belum segala sesuatu itu berakhir.
Coba bayangkan bila dunia ini gelap gulita, tanpa secercah cahaya sedikit pun.  Pasti tidak akan ada kehidupan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa, dan tidak ada makhluk yang dapat hidup.  Karena itu berfirmanlah Tuhan,  "Jadilah terang. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam."  (Kejadian 1:3-5a).  Tuhan pun melengkapi dengan benda-benda langit:  matahari, bulan dan bintang.  Dengan adanya terang, makhluk hidup dapat bertumbuh dan ada kehidupan, manusia pun dapat melakukan aktivitasnya.  Sungguh, semua orang membutuhkan terang atau cahaya.  Memang, kita memiliki mata yang berfungsi untuk melihat, tetapi apabila tidak ada terang atau cahaya, mata kita pun tidak dapat berfungsi untuk melihat.
     Saat ini dunia masih diliputi oleh kegelapan rohani karena dunia telah dipenuhi oleh segala macam kejahatan dan dosa.  Akibatnya banyak orang mata rohaninya menjadi buta sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran.  Kegelapan inilah yang menuntun manusia kepada kematian kekal.  Itulah sebabnya dunia sangat membutuhkan terang sejati.  Adapun terang sejati itu adalah Tuhan Yesus kristus:  "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."  (ayat nas).  Dua ribu tahun silam Yesus menyinari dunia ini dengan terangNya yang ajaib.  Seluruh waktu, tenaga dan hidupnya Dia curahkan untuk melayani jiwa-jiwa dengan penuh kasih:  mengajar, menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan orang mati.  Bukan hanya itu, ia pun rela menyerahkan nyawaNya, mati di atas Kalvari untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
     Kini Tuhan Yesus menyerahkan tongkat estafet itu kepada kita, anak-anakNya, untuk melanjutkan tugasNya menyinari dunia ini dengan terang sorgawi.  Tuhan Yesus berkata,  "Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."  (Matius 5:14, 16).
Tuhan Yesus adalah Terang Sejati bagi dunia!
 Yesus mengatakan bahwa diriNya adalah Terang dunia.
   Pernyataan Yesus sebagai terang dunia, secara implicit menunjukkan bahwa dunia ini gelap.
·        Gelap berhubungan dengan:
*        bahaya.
*        ketidak-nyamanan.
*        ketakutan.
·        Kegelapan juga merupakan simbol dari macam-macam hal, seperti:
*        Dosa (Ef 5:8-13  1Yoh 1:6).
*        Dosa specific, seperti kebencian (1Yoh 2:11).
*        Keadaan dikuasai oleh setan atau tunduk kepada setan, karena setan dikatakan sebagai pemerintah / penguasa / penghulu dunia yang gelap ini (Ef 6:12).
*        Ketidaktahuan / kebodohan rohani (Ef 4:18).
*        Jalan yang salah / berbahaya (Maz 35:6  Amsal 4:19).
*        Kematian tanpa harapan (1Sam 2:9  Ayub 10:21-22).
*        Neraka (Mat 8:12  22:13  25:30).
Kalau kegelapan dalam 5 arti pertama saudara biarkan dalam diri saudara, maka kegelapan dalam arti ke 6 dan ke 7 akan menyusul! Karena itu janganlah biarkan semua itu, dan datanglah kepada Yesus, yang adalah Terang dunia! Kalau saudara lakukan itu, maka saudara akan bebas dari semua kegelapan itu!
 Yesus adalah Terang dalam arti yang sesungguhnya (bdk. Yoh 1:4-9).
Sebagai orang percaya, kita juga disebut sebagai terang dunia (Mat 5:14-16  Fil 2:15), tetapi dalam arti: Kita hanya memantulkan terang dari Kristus, sama seperti bulan memantulkan terang dari matahari.
Penetrapan;
Apakah saudara meletakkan ‘dunia’ di tengah-tengah diri saudara dan Kristus? Apakah uang / pekerjaan / TV / kesenangan dunia lainnya menyebabkan saudara sering tidak berbakti, belajar Firman Tuhan, bersaat teduh, melayani, ataupun mentaati Tuhan? Kalau ya, bertobatlah! Janganlah seperti Demas yang mencintai dunia ini dan lalu meninggalkan Paulus / pelayanan (2Tim 4:10)!
Kita tidak pernah mau tinggal di suatu tempat yang gelap dan tanpa cahaya. Kita berusaha menghindarinya. Kegelapan membuat kita takut, khawatir, dan gelisah. Kegelapan juga mengingatkan kita pada kejahatan, kekuatan yang merusak, Iblis, dan dosa. Kegelapan dunia memperlihatkan kegelapan hati manusia yang rusak karena dosa. Kekerasan, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan lain-lain menunjukkan kerusakan sosial yang terus meningkat. Iri hati, dengki, dendam, cemburu, marah, serakah, munafik, dan lain-lain juga sering merasuk ke dalam kehidupan kita sendiri.
Disadari atau tidak, manusia merindukan dan mencari “Terang” untuk mengatasi “kegelapan” di dalam dirinya dan di sekitarnya. Mungkin hal ini menegaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dicipta menurut gambar dan rupa-Nya. Pencarian manusia kembali kepada kesadaran yang bermula dari penciptaan. Hal yang pertama-tama Allah lakukan dalam penciptaan adalah menghadirkan terang di dalam dunia karena dunia membutuhkan terang. Gambaran “terang” yang Allah firmankan saat penciptaan adalah memisahkan terang dari kegelapan.
Sejak dari awal Injil Yohanes sudah menyaksikan bahwa Yesus adalah Terang (Yoh. 1). Terang itu adalah Allah. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (1:5). “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia” (1:9). Apa yang diulang kembali di sini adalah Allah sedang menciptakan kembali apa yang sudah rusak karena dosa. Penciptaan pertama diawali dengan hadirnya terang yang memisahkan kegelapan. Penciptaan kembali atau “lahir baru” diawali dengan datangnya Sang Terang ke dalam dunia atau kehidupan manusia (Yoh. 3:3-7; 2Kor. 5:17).
Yohanes dapat bersaksi tentang Sang Terang itu (1:7) karena Sang Terang, dan juga Bapa di sorga, sudah bersaksi tentang diri-Nya (8:18). Kesaksian itu benar adanya karena Saksi menyaksikan tentang diri-Nya yang berasal dari kekekalan sampai pada kekekalan. Kehadiran Sang Terang melampaui mereka yang mendengar kesaksian tersebut. Ada dua sikap bagi penerima kesaksian, apakah seperti Yohanes yang menerima kesaksian tersebut atau orang-orang Farisi yang menolaknya. Karena itu, Ia berhak untuk menghakimi atas mereka yang percaya, mengikuti dan menerima-Nya dan juga atas mereka yang tidak percaya dan menolaknya.
Kita percaya dan menerima Yesus, Sang Terang Dunia, maka kita disebut anak-anak terang (Ef. 5:8). Marilah kita selalu mengingat dan menjalankan ajaran Yesus: “kamu adalah terang dunia” (Mat. 5:14). Amen


Tidak ada komentar: