“Mengikut Yesus Memperoleh
Terang Hidup”
Puji
syukur kita naikkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa sang pencipta langit bumi
dan segala yang ada, karena oleh karena kuasa dan kasihNya kita sudah diantar
sampai pada penghujung tahun ini. Mari sejenak merenungkan perjalanan kehidupan
kita, mungkin ketika mengawali tahun
2016 ada tekad yang mau kita kerjakan, kita sudah menetapkan resolusi dari
setiap persoalan yang kita hadapi di tahun 2015, dan saat ini kita mau
mengevaluasi seberapa efisen resolusi yang sudah kita lakukan, seberapa banyak
tekad kita yang terrealisasi di tahun 2016 ini.
Menjalani tahun 2016
ini kehidupan kita
mungkin tidak ada yang mulus, tanpa masalah, suka, duka silih berganti. Perlu
kita mengevaluasi semua perjalanan kehidupan kita apakah semua berjalan seperti
yang kita “rencanakan?” kalau iya puji Tuhan, tapi kalau tidak, coba kita
renungkan apakah lebih baik atau lebih buruk dari yang kita bayangkan. Tetapi
menurut saya terlalu kecil kepala kita untuk memikirkan semuanya itu, semua
harus kita respons dengan iman, bahwa rancangan Tuhan bukan rancangan
kecelakanan tetapi rancangan damai sejahtera, suka dan duka Tuhan pakai
mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihiNya. Buntung atau untung dalam
hidup kita, semuanya misteri bagi kita (seperti ilustrasi pak tua punya kuda
yang mahal), bagi kita manusia semuanya misteri jika belum segala sesuatu itu
berakhir.
Coba
bayangkan bila dunia ini gelap gulita,
tanpa secercah cahaya sedikit pun. Pasti tidak akan ada kehidupan karena
manusia tidak bisa melakukan apa-apa, dan tidak ada makhluk yang dapat
hidup. Karena itu berfirmanlah Tuhan, "Jadilah terang.
Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu
dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang,
dan gelap itu malam." (Kejadian 1:3-5a). Tuhan pun melengkapi
dengan benda-benda langit: matahari, bulan dan bintang. Dengan
adanya terang, makhluk hidup dapat bertumbuh dan ada kehidupan, manusia pun
dapat melakukan aktivitasnya. Sungguh, semua orang membutuhkan terang atau
cahaya. Memang, kita memiliki mata yang berfungsi untuk melihat, tetapi
apabila tidak ada terang atau cahaya, mata kita pun tidak dapat berfungsi untuk
melihat.
Saat ini dunia masih diliputi oleh kegelapan rohani karena dunia telah dipenuhi oleh segala macam
kejahatan dan dosa. Akibatnya banyak orang mata rohaninya menjadi buta
sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran. Kegelapan inilah yang
menuntun manusia kepada kematian kekal. Itulah sebabnya dunia sangat
membutuhkan terang sejati. Adapun terang sejati itu adalah Tuhan Yesus
kristus: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak
akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup." (ayat nas). Dua ribu tahun silam Yesus menyinari
dunia ini dengan terangNya yang ajaib. Seluruh waktu, tenaga dan hidupnya
Dia curahkan untuk melayani jiwa-jiwa dengan penuh kasih: mengajar,
menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan orang mati. Bukan hanya
itu, ia pun rela menyerahkan nyawaNya, mati di atas Kalvari untuk menebus dosa
seluruh umat manusia.
Kini Tuhan Yesus menyerahkan tongkat
estafet itu kepada kita, anak-anakNya, untuk melanjutkan tugasNya menyinari
dunia ini dengan terang sorgawi. Tuhan
Yesus berkata, "Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14, 16).
Tuhan
Yesus adalah Terang Sejati bagi dunia!
Yesus mengatakan bahwa diriNya adalah Terang
dunia.
Pernyataan Yesus sebagai terang dunia, secara implicit menunjukkan bahwa dunia
ini gelap.
· Gelap
berhubungan dengan:
* bahaya.
* ketidak-nyamanan.
* ketakutan.
· Kegelapan
juga merupakan simbol dari macam-macam hal, seperti:
* Dosa
(Ef 5:8-13 1Yoh 1:6).
* Dosa specific,
seperti kebencian (1Yoh 2:11).
* Keadaan
dikuasai oleh setan atau tunduk kepada setan, karena setan dikatakan sebagai
pemerintah / penguasa / penghulu dunia yang gelap ini (Ef 6:12).
* Ketidaktahuan
/ kebodohan rohani (Ef 4:18).
* Jalan
yang salah / berbahaya (Maz 35:6 Amsal 4:19).
* Kematian
tanpa harapan (1Sam 2:9 Ayub 10:21-22).
* Neraka
(Mat 8:12 22:13 25:30).
Kalau kegelapan dalam
5 arti pertama saudara biarkan dalam diri saudara, maka kegelapan dalam arti ke
6 dan ke 7 akan menyusul! Karena itu janganlah biarkan semua itu, dan datanglah
kepada Yesus, yang adalah Terang dunia! Kalau saudara lakukan itu, maka saudara
akan bebas dari semua kegelapan itu!
Yesus adalah Terang dalam arti yang
sesungguhnya (bdk. Yoh 1:4-9).
Sebagai orang percaya,
kita juga disebut sebagai terang dunia (Mat 5:14-16 Fil 2:15),
tetapi dalam arti: Kita hanya memantulkan terang dari Kristus, sama seperti
bulan memantulkan terang dari matahari.
Penetrapan;
Apakah saudara
meletakkan ‘dunia’ di tengah-tengah diri saudara dan Kristus? Apakah uang /
pekerjaan / TV / kesenangan dunia lainnya menyebabkan saudara sering tidak
berbakti, belajar Firman Tuhan, bersaat teduh, melayani, ataupun mentaati
Tuhan? Kalau ya, bertobatlah! Janganlah seperti Demas yang mencintai dunia ini
dan lalu meninggalkan Paulus / pelayanan (2Tim 4:10)!
Kita
tidak pernah mau tinggal di suatu
tempat yang gelap dan tanpa cahaya. Kita berusaha menghindarinya. Kegelapan membuat kita takut, khawatir, dan
gelisah. Kegelapan juga mengingatkan kita pada kejahatan, kekuatan yang
merusak, Iblis, dan dosa. Kegelapan dunia memperlihatkan kegelapan hati manusia
yang rusak karena dosa. Kekerasan,
pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan lain-lain menunjukkan kerusakan
sosial yang terus meningkat. Iri hati, dengki, dendam, cemburu, marah, serakah,
munafik, dan lain-lain juga sering merasuk ke dalam kehidupan kita sendiri.
Disadari atau tidak, manusia merindukan dan mencari “Terang”
untuk mengatasi “kegelapan” di dalam dirinya dan di sekitarnya. Mungkin hal ini
menegaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dicipta menurut
gambar dan rupa-Nya. Pencarian manusia kembali kepada kesadaran yang bermula dari
penciptaan. Hal yang pertama-tama Allah lakukan dalam penciptaan adalah
menghadirkan terang di dalam dunia karena dunia membutuhkan terang. Gambaran
“terang” yang Allah firmankan saat penciptaan adalah memisahkan terang dari
kegelapan.
Sejak
dari awal Injil Yohanes sudah menyaksikan bahwa Yesus adalah Terang (Yoh. 1).
Terang itu adalah Allah. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan
itu tidak menguasainya” (1:5). “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap
orang, sedang datang ke dalam dunia” (1:9). Apa yang diulang kembali di sini
adalah Allah sedang menciptakan kembali apa yang sudah rusak karena dosa.
Penciptaan pertama diawali dengan hadirnya terang yang memisahkan kegelapan.
Penciptaan kembali atau “lahir baru” diawali dengan datangnya Sang Terang ke
dalam dunia atau kehidupan manusia (Yoh. 3:3-7; 2Kor. 5:17).
Yohanes
dapat bersaksi tentang Sang Terang itu (1:7) karena Sang Terang, dan juga Bapa
di sorga, sudah bersaksi tentang diri-Nya (8:18). Kesaksian itu benar adanya
karena Saksi menyaksikan tentang diri-Nya yang berasal dari kekekalan sampai
pada kekekalan. Kehadiran Sang Terang melampaui mereka yang mendengar kesaksian
tersebut. Ada dua sikap bagi penerima kesaksian, apakah seperti Yohanes yang
menerima kesaksian tersebut atau orang-orang Farisi yang menolaknya. Karena
itu, Ia berhak untuk menghakimi atas mereka yang percaya, mengikuti dan
menerima-Nya dan juga atas mereka yang tidak percaya dan menolaknya.
Kita
percaya dan menerima Yesus, Sang Terang Dunia, maka kita disebut anak-anak
terang (Ef. 5:8). Marilah kita selalu mengingat dan menjalankan ajaran Yesus: “kamu adalah terang dunia” (Mat. 5:14). Amen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar