ALLAH
Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku
berjejak di bukit-bukitku. Habakuk 3:19
Apa yang
terjadi ketika Anda sedang terlilit banyak masalah? Pada umumnya orang
akan mengeluh dan bertindak. Ada orang yang kemudian bertindak
meninggalkan Tuhan dengan berpikir: “Tuhan tidak adil! Kenapa semua ini
diijinkan terjadi dalam hidupku. Kalau Tuhan itu kasih seharusnya tidak
terjadi begini.” Ada juga orang yang justru sebaliknya: berkeluh tetapi
justru semakin memperkuat kepercayaan akan Tuhan yang berdaulat dan menjadi
perlindungan dirinya.
Inilah yang
dilakukan oleh Habakuk di tengah situasi keruntuhan bangsa Israel akibat
penjajahan. Habakuk melihat penglihatan dan pemahaman mengenai apa yang
terjadi di masanya dan masa akan datang. Habakuk menuliskannya dalam
sebuah nyanyian ratapan. Nyanyian ini bukan bernada keputusasaan tetapi
pengharapan akan kekuasaan Tuhan atas semesta.
Ada perbedaan
mendasar antara senang dan bersukacita. Orang yang senang adalah keadaan
emosi di mana ia mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Misalnya seorang
remaja sangat ingin mempunyai sebuah komputer, kemudian setelah beberapa bulan
orang tuanya membelikan sebuah lap top. Remaja ini akan sangat senang.
Orang yang
sukacita adalah keadaan di mana ia menaruh imannya bukan pada apa yang terjadi
di luar dirinya, tetapi apa yang di dalam dirinya, yaitu: bagaimana ia menaruh
harapan kepada Tuhannya. Misalnya seorang ibu yang keguguran kandungan
dan bayinya yang berusia 5 bulan meninggal dunia. Ibu ini sangat sedih
dan berkeluh, tetapi ia tidak berhenti di sana. Ibu ini tetap mempercayai
Tuhan punya maksud dan waktu sendiri. Ia mengharapkan penghiburan
dan kekuatan dari-Nya. Ibu ini mendapatkan penghiburan di dalam kedukaan.
Dukacita itu akan digantikan dengan sukacita karena Tuhan yang menolongnya.
Paulus
ketika menulis surat Filipi yang terkenal dengan nada sukacita justru
ditulisnya pada saat ia berada dalam banyak kesulitan. Paulus menuliskan
surat Filipi di penjara yang gelap; lembab; bau dan saya membayangkan ditemani
dengan kecoak dan tikus-tikus. Pada umumnya orang menyebut keadaan Paulus
adalah dukacita, tetapi justru sukacita yang ada pada Paulus karena Tuhanlah
yang menjadi sandarannya.
Bagaimana
keadaan kita saat ini? Apakah emosi Anda ditentukan oleh kejadian dari
luar dan memperbudak diri Anda? Ada orang yang saling bunuh karena
ketersinggungan perkataan. Ada orang yang meninggalkan Tuhan, gereja dan
tidak pelayanan karena tidak mendapat pekerjaan.
Sedih dan
berkeluh atas peristiwa yang tidak diharapkan adalah wajar, tetapi janganlah
sampai ini membuat kita kehilangan kendali atas hidup ini. Habakuk
bersedih dan berkeluh atas keadaan Israel, tetapi ia tidak membiarkan dirinya
di dalam kekecewaan dan tindakan reaktif. Habakuk justru menaruh
kepercayaan pada Tuhan Penyelamat dan Pemberi Kekuatan. Habakuk memang
berduka, tetapi kemudian ia bersukacita. Ia telah memperkuat iman
percayanya. Ia melanjutkan hidup! Kiranya Tuhan menolong kita
melewati dukacita dan menaruh pengharapan kepada Tuhan yang hidup. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar