Thema:”Pengakuan Dosa Menghasilkan Pengampunan”
Pengantar:
Perbuatan Daud
mengusik kekudusan Allah adalah dosa yang menyakitkan hati Allah. Oleh karena itu Nabi Natan, yang
memberitahukan janji bahwa Kerajaan Daud akan kokoh selama-lamanya (2 Samuel
7:16), kini menyampaikan celaan Tuhan terhadap dia.
Hal itu Natan
sampaikan dengan perumpamaan yang bisa kita lihat 2 Samuel 12 : 1-7:
Perumpamaan itu menggambarkan dimana ada seorang miskin ( Uria ) yang memiliki
hanya seekor domba betina (Batsyeba)
direbut oleh seorang kaya (Daud) ketika “tamunya” ( hawa nafsu ) datang kepada
dia. Gambaran keakraban antara domba dan pemiliknya dalam kehidupan
sehari-hari, mencerminkan kebahagiaan perkawinan yang dirusak oleh egoisme dan
kekejaman Daud. Dan hal itulah yang saya katakana mengusik kekudusan Allah.
“Tamu” yang dimaksud dalam ayat 4, maksudnya adalah hawa nafsu yang datang.
Pada saat kedatangan “tamu” dan hendak meladeni/menjamu “tamunya” itu si Kaya
tidak mengambil domba-dombanya sendiri melainkan merampas domba satu-satunya
dari si Miskin itu. Meskipun dalam perumpamaan itu tidak dikatakan apa-apa
tentang pembunuhan, Daud tiba-tiba menyela dan menyatakan bahwa orang kaya itu
harus mati. Ia juga mengatakan bahwa domba itu harus diganti empat kali lipat.
Apakah ini secara
tidak sengaja ternyata Daud meramalkan sendiri kematian anak-anaknya, yakni
seperti: anak pertamanya dengan Betsyeba, Amnon,
Absalom dan kemudian Adonia.
Ketika menyampaikan
Firman Tuhan, Natan menyebutkan semua kebaikan yang telah Tuhan berikan kepada
Daud; Pemerintahan atas Yehuda-Israel, istri-istri Saul, kenyataan yang
sebelumnya tidak pernah disinggung. Apakah semuanya itu belum cukup? Tuhan
pasti akan menambahkan seandainya Daud memintanya (ayat 8 ). Sebenarnya Tuhan amat
menyayangi Daud. Tetapi, Daud ibarat anak yang bandel, yang tidak bisa
dikendalikan. Ia telah mengkianati kemurahan Tuhan baginya, dengan mengambil
hak orang lain dalam hal isteri Uria itu.
Kisah yang ditulis
dalam pasal sebelumnya dalam 2 Samuel 11 & 12 mencatat kegagalan rohani
yang serius dari Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya.
Pengalaman hidup Daud tersebut bisa kita ambil sebagai suatu contoh. Kisah
dosa-dosa dan aneka kejadian yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga
Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang
percaya, bukan hanya untuk bangsa Israel. Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana
jauhnya seorang dapat jatuh apabila dia berbalik dari Allah dan pimpinan-Nya
dan mulai mengandalkan diri sendiri dalam suatu tindakan.
Khotbah/Penerapan:
Lalu apa pelajaran
yang bisa kita ambil dari Kisah Daud yang diperingatkan oleh Natan diatas.? 1. Jika
kita adalah seorang yang pernah melakukan tindakan yang mengusik kekudusan
Allah, misalnya berzinah, mencuri, mengambil hak orang lain (korupsi, menipu dsb). Kita diingatkan
Allah melalui nats ini. Bahwa siapapun kita, apakah kita adalah : seorang Pendeta,
Penatua, Raja, Presiden, sampai rakyat biasa, jika kita merasa pernah melakukan
hal-hal yang mengusik kekudusan Tuhan
dengan tindakan dosa tersebut maka mari kita sadari dan melihat respon Allah
terhadap dosa yang kita lakukan, datanglah kepadaNya dan mohon ampun.
2. Allah membenci yang
namnya dosa. Allah tidak akan membiarkan orang-orang pilihanNya hidup dalam
dosa. itu sebabnya Allah mengutus nabi Natan kepada Daud. Allah memakai Natan
untuk menegur dosa yang telah dilakukan Daud. Allah tidak pernah berkompromi
dengan hamba-hambaNya yang telah melakukan dosa. Ia akan memberikan teguran
agar mereka dapat bertobat dan kembali pada jalanNya. Sekalipun tidak ada yang
tahu dosa apa yang telah kita lakukan, namun mata Tuhan tidak pernah lepas
memandang kehidupan kita setiap detik dan waktu.
3. Ketika kita berbuat
kesalahan, maka Tuhan maka Tuhan menegor kita lewat 3 cara:
a. Hati Nurani
(Insting) ketika kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan,maka hhati nurani kita merasa tidak enak dan tidak merasa tenang.
b. Pikiran (Intelek)
Kalau kita mengabaikan hati nurani kita, maka Tuhan memakai pikiran kita. Kita
pasti merasa terganggu karena mengetahui bahwa hal itu tidak benar dan tidak
berkenan di hati Tuhan.
c. Bisikan hati (Instuisi) Jika kita mengabaikan ke dua hal
diatas maka Tuhanakan menegor kita lewat FirmanNya atau orang lain (teman, saudara
atau hamba Tuhan).
Terkadang Tuhan
memakai orang lain untuk menegor dan membongkar dosa dan kesalahan yang kita
perbuat. Namun yang terpenting, bagaimana kita merespons tegorang yang
demikian.
Kita lihat sikap Daud
menerima teguran yang cukup keras? Daud tidak mengelak, tidak berbantah, tidak
membuat alasan tetapi Daud memberikan respon yang sangat baik. Ia menerima
teguran dari Tuhan dan mengakui bahwa ia bersalah. Tidak mudah baginya mengakui
bahwa dirinya berdosa dihadapan Tuhan maupun rakyat. Tetapi Daud sungguh
pemimpin yang sejati dan berjiwa besar. Ia tidak takut kehilangan
popularitasnya, pendukungnnya, atau jabatannya karena harus mengakui kesalahan
yang diperbuatnya. Karena Daud tahu betul bahwa posisi dan jabatan,
keberhasilan dan kesuksesan datangnya dari Tuhan. Daud pun menyadari bahwa yang
membangun kerajaanya adalah Tuhan. Daud belajar untuk rendah hati dan tidak
takut kehilangan segala sesuatu yang dia miliki. Sebagaimana Raja Daud Bertobat
dengan sungguh-sungguh dari dosanya. Marilah kita belajar seperti Daud yang
memiliki kerendahaan hati untuk menerima teguran dan mau mengakui kesalahannya.
Banyaknya orang yang akan mengikuti saudara sebagai pemimpin bukan karena
keberhasilan yang saudara raih, tetapi karena berani menerima teguran dan
mengakui kesalahan. Dalam hal ini peringatan Allah melalui Nabi Natan kepada
Daud boleh menjadi sebuah pesan yang memberikan ruang kepada kita untuk SEGERA
bereaksi dengan cepat berbalik kepada Allah dengan sungguh-sungguh dari dosa
kita.
Kita bisa respon Daud
:
Lalu berkatalah Daud
kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada Tuhan." Dan Natan berkata
kepada Daud: "Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan
mati."
(ayat
13). Amin. RHL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar