Rabu, 15 Juni 2016

Khotbah Ibadah Persekutuan Besar Fak. Ekonomi UKI Thema: “Kejujuran” Jumat 17 Juni 2016



Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di surga (Kolose 4:1) Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak apa yg lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (Matius 5:37)
Saudara-Saudara, kejujuran tampaknya telah menjadi sesuatu yang langka dalam kehidupan kita dewasa ini.  Mulai dari pengemis jalanan yang pura-pura sakit, pedagang yang mengurangi timbangan, pelaku bisnis yang main curang, produsen iklan yang menggunakan trik untuk menipu konsumen, hingga para koruptor dari kelas teri maupun kelas kakap, rasanya cukup dapat menjadi gambaran nyata bahwa nilai-nilai kejujuran itu memang sudah pudar.
 Apa itu kejujuran?
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan kejujuran itu?  Kejujuran, seperti yang diuraikan dalam Alkitab, sesungguhnya memiliki makna yang luas.  Mari kita sama-sama membuka Titus 2:7-8,
“Jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.  Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.” 
Dari sini kita melihat bahwa kejujuran itu sesungguhnya bukan hanya berbicara mengenai pemakaian lidah untuk berkata kebenaran, tetapi melibatkan juga cara hidup serta pola pemikiran yang benar sehingga dapat menghasilkan gaya hidup yang patut dipuji dan dihormati.  Kejujuran itu harus meliputi cara hidup kita seluruhnya, yaitu seluruh pembicaraan, pikiran, motivasi, serta tindakan kita; baik ketika kita sedang sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain. 
Jujur didefinisikan juga sebagai (1) Hati yang lurus(Dosen dlm menilai benar2 objektip) tidak berbohong atau berkata apa adanya, (2) Tidak curang atau mengikuti aturan yang berlaku Mahasiswa tdk Contek dlm ujian)(3) Tulus iklas; tidak munafik atau bermuka dua. Jadi, jujur adalah sikap moral yang sejati, yang berasal dari hati yang bersih, lalu diterjemahkan ke dalam tutur kata dan perbuatan. Kejujuran tidak datang dari luar, melaikan datang dari dalam diri manusia ketika seseorang mengakui kebenaran Allah.
Dalam Alkitab, Tuhan telah menetapkan dengan sangat jelas, bahwa berdusta, menipu, dan mencuri itu salah (baca: Kel. 20:15-16; Im. 19:11-13). Tuhan mengulangi ketetapanNya ini sepanjang sejarah. Tuhan menghukum mati Akhan yang tidak jujur (Yosua 7:11), Tuhan juga menghukum mati Ananias dan Safira yang berbohong (KPR 5:3-4). Siapa saja yang tidak jujur melawan Tuhan karena hal itu melanggar ketetapanNya.

Dari perspektif penciptaan, secara teologi manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah - Kejadian 1:26-27. Hal itu menegaskan bahwa manusia sempurna diciptakan oleh Allah. Karena manusia diciptakan sempurna, maka manusia memiliki karakter yang sempurna.
 Salah satu karakter manusia ialah KEJUJURAN/JUJUR. Tetapi, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka karakter manusia menjadi rusak. Manusia menjadi lebih suka bohong dari pada hidup jujur. Mengapa demikian? Karena kalau hidup jujur sudah pasti tidak akan mendapat untung (Ilustrasi: Suami berkata bohong Isterinya sakit,lebih baik dia mati). Sebaliknya, kalau bohong mendapat untung. Inilah paradigma yang sudah terbangun secara umum dalam diri manusia, baik orang non Kristen maupun orang Kristen yang notabene adalah pengikut Kristus.
Menurut Alkitab, bohong itu dosa, sehingga sebenarnya berbohong itu tidak ada untungnya. Iblis telah memutar-balikkan fakta karena memang dia adalah bapa pendusta dari mulanya. Jadi, seharusnya kita memutuskan untuk mulai berhenti berbohong dan berkatalah jujur. Karena, kalau kita jujur dijamin pasti ada untungnya. Pertanyaannya ialah: "Apa untungnya kalau kita hidup jujur? Berikut beberapa keuntungan yang akan kita peroleh, bila kita hidup jujur. Pertama, Kejujuran mendatangkan ketenangan - Mazmur 32:10-11. Orang kalau bicaranya jujur dan hidupnya tulus, pasti mengalami ketenangan. Dan orang yang hidupnya tenang pasti lebih sehat, sehingga orang yang jujur kata Alkitab selalu bersorak-sorak.
 Kedua, Kejujuran membawa hidup yang lebih dekat dengan TUHAN Allah - Amsal 3:32. Orang jujur hidupnya dekat sama TUHAN Allah. Mengapa? Karena di dalam TUHAN Allah tidak ada yang dusta. Di dalam TUHAN Allah tidak ada kemunafikan. Dikatakan demikian karena Dia adalah Allah yang benar dan di dalam Dia tidak ada ketidak-benaran.
Ketiga, Kejujuran mendatangkan berkat yang luar biasa - Yesaya 33:15-16. Orang jujur hidupnya dijamin oleh TUHAN Allah. Di mana ada kejujuran, maka TUHAN Allah akan memerintahkan berkat-berkat-Nya ke dalam perbendaharaan atau ke dalam lumbung-lumbung atau ke dalam pundi-pundi orang-orang jujur. Keempat, Kejujuran pada akhirnya pasti melihat kemenangan besar - Mazmur 140:14; Amsal 2:21-22. Ketika kita bicara jujur dan berjalan dalam ketulusan tentunya kita akan menemui tantangan, hambatan, kesulitan dan sebagainya. Untuk sementara jalan orang jujur berat dan lambat. Kadang kala jalan yang ditempuh oleh orang jujur untuk sementara penuh onak dan duri. Tetapi, hasil akhirnya TUHAN Allah mendatangkan kemenangan yang besar bagi orang-orang jujur. Marilah kita belajar untuk hidup jujur dan dalam ketulusan. Patut diakui bahwa untuk hidup jujur memang tidak gampang. Tetapi, di manapun orang jujur berada mujizat dan kemenangan dari TUHAN Allah menyertainya. Amin
Saudara, saat ini dunia  sangat membutuhkan orang-orang yang jujur.  Dan kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melakukannya?  Setiap kita dipanggil bukan untuk menjadi serupa dengan dunia ini, namun untuk membawa terang, sehingga orang-orang dapat melihat perbedaan di dalam diri kita.  Mungkin tindakan kita memang tidak akan bisa menghentikan praktik-praktik ketidakjujuran yang ada di dalam dunia ini, namun setidaknya kita telah belajar untuk menetapkan standar kejujuran tersebut pada diri kita sendiri.  Setelah itu, kita akan bisa melanjutkannya pula dalam keluarga kita, tempat kerja, bahkan lingkungan sekitar kita. 
Ams 2:7 Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,
Ams 3:32 karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat.
Ams 11:3 Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.
Ams 11:6 Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya.
Ams 14:11 Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.
Ams 15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Ams 15:19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.
Ams 16:13 Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya.

Tidak ada komentar: