Surat ini memuat
nasihat atas kegiatan pemberitaan Injil dan sejumlah wejangan pribadi. Di dalam
pasal 4:12, Paulus menasihatkan Timotius agar melalui perkataan, tingkah laku dan kesetiaannya,
ia dapat menjadi teladan bagi banyak orang. Timotius bisa menjadi seorang
pribadi yang berintegritas baik, setia dan sanggup mengaplikasikan firman Allah dalam hidupnya sehari-hari, sehingga
tidak ada alasan bagi orang lain untuk memandangnya rendah karena dirinya masih
muda.
Meskipun ia muda,
belum banyak pengalaman, belum terlalu dewasa, dan kalau kata orang jaman
sekarang menyebutnya “anak masih bau kencur” tetapi ia dapat menjadi teladan di
dalam perkataan, tingkah laku, kesetiaan, dan kesuciannya sehingga orang lain
atau orang yang lebih tua darinya tidak memandang rendah akan dirinya. Ini yang menjadi Problem sering di tengah2 jemaat Pendeta, Majelis,
Penatua tidak menjadi Teladan baik dalam perbuatan maupun dalam perkataan.
Kalau Pendeta, Penatua tidak punya etika berbicara, mau kemana warga jemaat ini
dibawa.
Sudahkah kita
mengeluarkan perkataan yang membangun orang lain (Amsal 16:24)?
Sudahkah perkataan kita sesuai dengan apa yang Yesus kehendaki untuk kita
miliki? Yakobus 3:5 berkata,
“Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat
memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia
dapat membakar hutan yang besar.”
Marilah kita belajar
menjadi seorang muda yang dapat menjadi teladan di dalam perkataan, tingkah
laku dan kesucian hidup. Kita bisa mulai dari perkataan kita. Milikilah
perkataan-perkataan yang penuh kejujuran, dapat membangun dan dapat dipercaya.
Perkataan seperti ini membangun kepercayaan dan tidak bisa dijadikan alasan
bagi orang lain untuk merendahkan kita.
JADILAH
TELADAN
Dengan demikian maka
orang muda dapat menjadi teladan bagi orang-orang dewasa. Bukan karena
pengalaman, tetapi karena Firman Tuhan
yg tertanam dalam hatinya.
PERKATAAN
“Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;” (1Petrus 4:11).
“Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;” (1Petrus 4:11).
Firman Tuhan itu harus
selalu berada di hati dan di mulut kita senantiasa (Roma 10:8). Setiap kali kita berkata-kata, ingatlah selalu bahwa
Firman Allah telah di taruh Tuhan di mulut kita (Yeremia 1:9). Tidak pantas kita berkata-kata kotor, cabul, dusta
dan fitnah (Efesus 5:3-4). Ingatlah
kita diberi kuasa di mulut kita, jangan sembarang bicara.
“Janganlah ada
perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih
karunia”. (Efesus 4:29)
Orang dibenarkan atau
dihukum bisa karena perkataannya (Matius
12:36-37, Amsal 18:21). Karena itu berhati-hatilah dengan perkataan kita,
biarlah kita selalu ingat bahwa Allah berdiri didepan mulut kita setiap kali
kita berkata-kata (Mazmur 141:3).
TINGKAH
LAKU
“Sebab orang yang tak
berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan
oleh kelalaiannya”. (Amsal 1:32)
Orang muda sering kali
lalai dalam mengerjakan suatu tanggung jawab, tidak jarang mereka sering kali
enggan mengerjakan atau berbuat sesuatu. Pada hal disini kita belajar menjadi
teladan bagi orang-orang dewasa. Kita telah tahu, lewat Firman dan pimpinan Roh
Tuhan saja kita dapat lebih dari mereka yang berpengalaman.
Jangan suka enggan
melakukan sesuatu. Pengkotbah 9:10
mengatakan, “segala sesuatu yang dijumpai tangganmu kerjakanlah itu!” Jangan
suka menunda suatu pekerjaan dan juga jangan takut gagal, sebab jika Tuhan
beserta kita apa saja yang kita kerjakan Tuhan akan buat menjadi indah (1
Samuel 10:6-7, Roma 8:28).
KASIH
“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” (1 Petrus 4:8)
“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” (1 Petrus 4:8)
Jadilah
teladan didalam kasih.
Jangan pernah membenci siapapun yang bersalah kepada kita, orang yang menjahati
kita berbuat jahil ataupun kurang ajar (Matius
5:46-47). Kasih menutupi banyak dosa, bukan menutup-nutupi. Dosa harus
dibereskan, siapa yang bersalah dia yang dihukum (Kolose 3:25), tetapi karena kasih kita “menutupi” dosa tersebut
dengan mengenalkan Kristus kepada mereka, dengan menegur kesalahan mereka agar
bertobat dan berbalik, itu seperti menyelamatkan mereka dari maut (Yudas
1:22-23).
Jadilah teladan dengan
menunjukan kasih kepada semua orang tanpa pilih-pilih. Baik itu teman, saudara,
kerabat maupun musuh kita. Jangan pandang bulu, suku, ras, jenis kelamin, jenis
baju, jenis dompet dll.
KESETIAAN
“Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.” (Amsal 19:22)
“Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.” (Amsal 19:22)
Orang yang setia
dijaman ini sudah susah mencarinya (Amsal
20:6), siapa yang setia? Banyak orang berkianat, banyak orang menipu,
berbohong dan mencelakakan orang lain, bahkan teman baik ataupun saudara. Sudah
hampir dibilang tidak ada orang setia di dunia ini kecuali anak-anak Tuhan.
Jadilah teladan didalam kesetiaan bagi orang-orang dewasa.
KESUCIAN
“Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.” (2 Korintus 6:17)
“Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.” (2 Korintus 6:17)
Jangan bergaul dengan
orang berdosa, jangan ikuti satupun dari jalannya (Amsal 4:14-15, Mazmur 1:1).
Tunjukanlah teladan kita kepada orang-orang dewasa dengan hidup didalam
kesucian. Tidak ikut-ikutan arus dunia ini, mode dunia ini dan segala sesuatu
yang duniawi yang membuat dosa mudah masuk. Ingat pergaulan yang jahat
merusakan kebiasaan yang baik (1 Korintus 15:33).
Tidak
ada seorang manusiapun yang sanggup melawan dosa. Jangan lawan dosa, tetapi
buang jauh-jauh dosa itu, jangan jamah. Kita masih hidup didalam bungkus daging
dan daging ini sangat lemah dan tidak mungkin menang melawan dosa (Roma
7:22-24). Hanya dengan Tuhan Yesus saja kita dapat menang bukan dengan kekuatan
kita melawan keinginan dosa, tetapi karena telah dilepaskan. Karena itu jangan
dilawan tepi jahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar