“Sampai kita semua
telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak aLlah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan
Kristus…..di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala ke arah Dia, Kristus,
yang adalah kepala.” (Efesus 4:13-15)
Dalam situasi
kehidupan yang telah mengglobal seperti sekarang ini akibat kemajuan teknologi
dan perkembangan pasar bebas antar negara sering kita mendengar istilah Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Kualitas kehidupan. Dalam kehidupan kita sekarang ini
seseorang dikatakan mempunyai sumber daya apabila ia bermanfaat dan berguna
bagi proses produksi suatu barang atau jasa tertentu. Semakin baik, semakin
terampil semua orang mencarinya. Tetapi ketika ia tidak lagi mampu berfungsi
untuk bekerja pada suatu bidang pekerjaan yang menghasilkan uang maka ia akan
dibuang dan dilecehkan. Oleh sebab itulah dalam jaman sekarang ini pandangan
umum terhadap kelompok manusia usia lanjut (manula) dan mereka yang cacat
anggota tubuhnya sering dinilai sudah tidak lagi bersumber daya.
Di dalam kehidupan
sekarang ini juga terjadi perendahan makna kualitas hidup manusia. Hidup
seseorang dikatakan berkualitas hanya jika ia sukses dalam pekerjaan, sukses
pelajaran di sekolah atau kampus, berhasil mendapatkan uang sebanyak mungkin
atau ketika seseorang dapat mengikuti gaya hidup modern, yaitu mampu membeli
dan mengikuti produk-produk keluaran terakhir yang mahal. Beberapa iklan di TV
juga turut mengembangkan pemahaman ini dimana iklan-iklan itu mendorong pembeli
membeli produk-produk tertantu dengan embel-embel supaya hidupnya dinilai
berkualitas. Jika tidak memakai produk yang ditawarkan maka dinilai belum
berkualitas hidupnya.
Apa sebenarnya makna
dan ukuran kualitas hidup kita sebagai orang-orang beriman di tengah dunia yang
terus berubah yang merupakan milik Allah ini?
Alkitab kita tidak
pernah melihat dan memahami kualitas kemanusiaan kita seperti yang menjadi
kecenderungan sekarang ini. Khususnya dalam bacaan kita hari ini, Efesus 4: 11
– 16, kita dapat melihat bahwa Paulus mempunyai pandangan dan penilaian
yang lain dalam menilai kualitas sumber daya dan kulaitas hidup seseorang.
Setidaknya Paulus mengatakan ada tiga hal yang patut kita perhatikan untuk
melihat dan menilai kulaitas hidup kita sendiri dan hidup orang lain. Ketiga
hal itu ialah sebagai berikut:
Pertama, hidup
seseorang dikatakan berkualitas apabila mempunyai kedekatan hubungan pribadi
yang mendalam dengan Tuhan Allahnya. Atau dengan kata lain apakah kita
mempunyai ikatan emosional dengan Tuhan kita. Pengertian emosional disini
jangan diartikan kalau berdoa harus menangis, apabila bernyanyi harus bertepuk
tangan, kalau berdoa harus berteriak-teriak atau tertawa. Tetapi yang
dimaksudkan disini ialah apakah kita merasa begitu dekat dan selalu ingin
menaati segenap perintahNya. Sehingga apabila berdoa itu benar-benar keluar
dari hati kita yang paling dalam, pada saat menyanyi kita menyanyi dengan
sungguh-sungguh dan penghayatan yang penuh. Apa yang kita lakukan tidak
dibuat-buat.
Paulus dalam ayat
berikutnya mengatakan kalau kita mempunyai kedekatan atau hubungan emosional
seperti ini maka kita tidak akan terombang-ambingkan oleh berbagai macam rupa
angin pengajaran yang dapat menyesatkan kita dari hadapan Tuhan. Saudara ada
banyak ajaran baru yang dikemas dengan sangat menarik sehinga orang tertarik.
Tetapi kalau kita teliti maka apa yang mereka ajarkan sebenarnya menyesatkan
kita. Misalnya ada ajaran yang mengatakan bahwa kalau ikut Tuhan semua persolan
beres, tidak akan menemui kesulitan, semua urusan bisnis pasti lancar, kaya dan
berkelimpahan. Tetapi kalau kita tidak mengalami itu semua maka berarti iman
kita belum beres dan belum sungguh-sungguh terima Tuhan sebagai Juruselamat.
Saudara, menarik apa yang diajarkan tetapi sebenarnya menyesatkan. Mengapa?
Sebab dalam firman Tuhan dikatakan bahwa setiap orang mengikut Tuhan pasti
memikul salib. Ini berarti tidak semua urusan akan selalu berjalan mulus. Tidak
selalu sukses dalam dagang dan mungkin suatu saat kita merugi. Tuhan tidak
menjanjikan langit selalu cerah atau matahari selalu bersinar dengan terangnya
bagi para pengikutNya. Yang Tuhan janjikan ialah kekuatan, penghiburan dan
kemampuan dalam menghadapi semua tantangan kehidupan yang kita hadapi.
Di samping itu, mereka
yang mempunyai ikatan emosional dengan Tuhan Allahnya akan melibatkan dirinya
dalam pengembangan gereja. Ia tidak berpikir apa yang dapat gereja berikan
baginya melainkan apa yang dapat dilakukannya bagi pertumbuhan gereja dimana ia
menjadi anggotanya.
Akibat lain apabila
mempunyai hubungan yang emosional dengan Tuhan Allahnya ialah mereka selalu
mengucap syukur dalam segala hal. Dalam susah dan senang mereka tidak melupakan
Tuhannya. Dalam kegagalan mereka tidak undur diri dai hadapan Tuhan melainkan
mencari letas penyebab kegagalannya itu dan berupaya memperbaikinya. Mereka
menyakini bahwa Allah akan turut bekerja dalam setiap tindakan yang mereka
lakukan.
Kedua, hidup seseorang
dikatakan berkualitas apabila memiliki kedewasaan dan kematangan dalam
menjalani kehidupannya. Saudara, sekarang ini tampaknya budaya instant
sudak merasuki kehidupan manusia. Ada kopi instant, susu instant, ijazah
instant dan lain sebagainya. Orang pada umumnya tidak mau repot-repot. Semuanya
ingin serba cepat. Karena itu jangan heran kalau kita melihat atau mendengar
ada orang yang menghalalkan segala cara untuk cepat meraih kedudukan, kekayaan
dan sebagainya. Seseorang yang memiliki kamatangan dan kedewasaan tidak
melakukan hal itu. Sebab ia menyadari bahwa untuk meraih suatu keberhasilan
diperlukan waktu, tenaga, kesabaran, ketekunan dan kerja keras.
Selain itu, seseorang
yang mempunyai kematangan dan kedewasaan dalam hidup menyadari bahwa ia tidak
dapat hidup tanpa kehadiran orang lain. Ia menyadari dirinya tidak berarti
tanpa orang lain berada di sekitarnya. Mereka yang menyadari ini tentu akan
bersikap mau menerima kepelbagaian suku bangsa dan agama seseorang. Ia juga
akan menyadari dan menerima orang lain dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Seperti dirinya sendiri mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Ketiga, hidup
seseorang berkualitas ketika ia mampu mengetahui kebenaran dan melakukan
kebenaran dalam hidupnya. Saudara, apa ukurannya kalau dikatakan bahwa
kita mampu mengetahui suatu kebenaran dan melakukan kebenaran itu? Dalam Yesaya
32: 17 dikatakan, “Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai
sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan, dan ketentraman untuk
selama-lamanya.” Dengan demikian jika apa yang kita pikirkan dan perbuat
itu mendatangkan damai sejahtera, ketenangan dan ketentraman bagi mereka
yang ada di sekitar kita apakah di tengah keluarga, temnpat kerja, sekolah dan
pergaulan lainnya; maka dapat dikatakan bahwa apa yang kita pikirkan dan
perbuat itu adalah sebuah kenaran. Tetapi sebaliknya jika mereka yang ada di
sekitar kita justru merasakan ketakutan, kecemasan, kekuatiran; itu berarti apa
yang kita pikirkan dan lakukan adalah sebuah ketidak benaran.
Dunia kehidupan kita
sedang berubah dan akan terus mengalami perubahan. Ada perubahan yang
mendatangkan kebaikan, misalnya kemajuan teknolgi; tetapi juga ada perubahan
yang tidak baik, yaitu melihat dan menilai kualitas manusia dari sudut fungsi,
manfaat, kesuksesan dan kemwahan. Sebagai umat beriman kita jangan terjebak
dalam pola penilaian seperti itu. Tetapi marilah kita dalam kehidupan
sehari-hari dan khususnya ditengah keluarga kita masing-masing memperlihatkan
sikap yang mempunyai kedekatan hubungan dengan Tuhan, kematangan dan kedewasaan
dalam hidup serta mampu melihat dan melakukan kebenaran. Sehingga mereka yang
berada dekat dengan kita merasakan damai sejahtera, ketenangan dan ketentraman.
Di akhir renungan ini
saya ingin menyampaikan petikan sebuah puisi yang bertutur demikian:
Yang dunia butuhkan
Seorang yang rendah
hati yang menyadari keterbatasannya
Seorang yang yakin
bahwa dirinya akan lumpuh jika tidak ditopang oleh sesamanya
Seorang yang sudi
menjadi penopang sesamanya
Seorang yang lebih
rindu memberi daripada meminta
Seorang yang tetap
tersenyum walau kesuksesan terasa jauh dari hidupnya
Seorang yang dapat
menghargai perbedaan yang ada
Seorang yang tetap
mengasihi sesamanya yang tidak lagi mampu berbuat apa-apa
Dunia membutuhkan
orang yang berkualitas demikian
Tuhan memberkati
Saudara. Amin
1 komentar:
Terima Kasih Opung buat khotbah yang selalu di posting di blogger opung.
Terima Kasih buat penggembalaannya bagi Jemaat Perumnas Helvetia, terutama buat Weyk I.
Terima Kasih Opung..
Jangan pernah lelah buat berkotbah lewat blog ya pung...
Posting Komentar